I'LL Teach You Marianne

Goes to Irlandia



Goes to Irlandia

0Hari yang dinantikan oleh semua mahasiswa yang terlibat dalam pertunjukan beberapa hari yang lalu akhirnya tiba, mereka semua diminta berkumpul di kampus karena akan melakukan sesi dokumentasi terlebih dahulu dengan Leonardo Ganke dan istrinya Steffani Ganke yang menjadi sponsor utama dalam liburan kali ini. Para mahasiswa terlihat sangat antusias sekali menunggu kedatangan sang pengusaha kaya itu, mereka pun sibuk dalam kegiatannya masing-masing. Beberapa gadis nampak mengambil foto secara berkelompok berganti-gantian dan tertawa bersama, sehingga membuat suasana di aula utama university of the Arts London itu sangat ramai.     

"Kau yakin bukan kalau Anne akan ikut dalam liburan ini?" tanya Edward berkali-kali kepada Austin salah satu mahasiswa yang bertugas mendata para mahasiswa yang akan ikut berlibur ke Irlandia.      

"Iya, kemarin aku sudah menanyakan kembali pada Gabriela. Dia mengatakan kalau teman satu kelasnya ikut semua," jawab Austin dengan cepat.      

"Syukurlah," sahut Edward lega.     

Pada awalnya Edward tak ingin ikut acara ini, namun saat ia mendengar kalau Anne ikut maka ia membatalkan kegiatannya bersama keluarga pergi ke Italia untuk menonton konser musik salah satu pianis terbaik di Italia. Bahkan Sarah mantan kekasih Edward yang pada awalnya tak mau ikut akhirnya ikut di detik-detik terakhir pendataan yang dilakukan oleh Austin, ia memutuskan untuk ikut pergi ke Irlandia setelah mengetahui Edward akan ikut. Sarah benar-benar belum bisa move on dari Edward dan berusaha untuk mendekati Edward lagi, namun ia lupa bahwa seorang Edward sangat anti sekali kembali kepada mantan kekasihnya menurutnya barang yang sudah dibuang tak layak untuk dipakai lagi begitu juga untuk para wanita yang sudah ia campakkan.      

Tak lama kemudian terlihat sebuah mobil Limosin memasuki area kampus, mobil itu membawa Leonardo Ganke dan istrinya Steffani. Begitu melihat sang tamu datang Profesor Gilbert langsung berlari menyambutnya dengan senyuman ramah, ia senang karena berhasil menarik salah satu CEO dari perusahaan besar di Jerman untuk menjadi rekan kampus seni itu. Sehingga kedepannya ia tak akan kesulitan mencari perusahaan yang akan dijadikan tempat magang untuk para mahasiswanya lagi, oleh karena itu ia memasang nama perusahaan Leonardo Ganke dengan satu halaman penuh di situs resmi university of the arts London itu.     

"Selamat datang Tuan, Nyonya," sapa profesor Gilbert ramah kepada Leon dan Steffi yang baru turun dari mobil.      

"Apakah semuanya sudah berkumpul Prof ?"tanya Leon dengan cepat sambil melirik kearah mahasiswa yang sudah berkumpul, ia berusaha mencari sosok Anne yang yang sudah ia rindukan selama dua hari terakhir ini.      

"Sepertinya semuanya sudah siap Tuan, tadi mahasiswa saya sudah mendata satu persatu kembali dan jumlahnya pun sesuai dengan jumlah yang tertera di daftar peserta liburan ini Tuan," jawab Profesor Gilbert dengan cepat.      

"Baguslah kalau begitu, jadi kita bisa langsung berangkat ke bandara saat ini Prof," ucap Leon dengan tersenyum lebar.     

"Bisa Tuan, tapi sebelumnya kita akan melakukan sesi dokumentasi terlebih dahulu untuk dimasukkan ke situs kampus sebagai kegiatan tahunan." jawab Profesor Gilbert ramah.     

"Baiklah kalau begitu kita berfoto terlebih dahulu," sahut Leon kembali.     

Tak lama kemudian Profesor Gilbert memerintahkan beberapa mahasiswa, untuk memberitahukan teman-temannya berkumpul karena akan melakukan seksi dokumentasi terlebih dahulu sebelum berangkat ke bandara. Para gadis tercantik di masing-masing jurusan terlihat saling unjuk kemolekan dengan menggunakan riasan dan pakaian terbaiknya, mereka pun berpose di paling depan di samping Profesor Gilbert supaya wajah mereka tertera jelas di halaman website kampus. Edward yang biasanya tak pernah berfoto nampak mengalah dan ikut berfoto dengan yang lainnya, ia berdiri di barisan kedua tepat dibelakang profesor Gilbert disamping anak buahnya yang terlihat senang karena akan berlibur ke Irlandia.      

Setelah sesi foto selesai semua perhatian para mahasiswa itu teralihkan kepada dua orang mahasiswi yang sedang berjalan dengan santai dari kantin, mereka nampak sedang menikmati es krim di tangan kanannya sambil tertawa bersama menuju ke area parkir.     

"Anne," desis Edward lirih saat berhasil mengenali dua orang mahasiswi yang sedang berjalan bersama di lapangan itu.      

Leon yang juga mengenali Anne langsung memberikan ekspresi yang tak kalah kagetnya dengan Edward.      

"Bukankah mereka berdua juga ikut dalam pertunjukan kemarin Prof, lalu kenapa mereka sekarang berjalan ke area parkir bukan berkumpul bersama kita disini?" tanya Leon dingin, Steffi yang sedang melayani sesi foto dengan para mahasiswa lainnya tak mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya.      

"Oh iya, Marianne dan Belinda memutuskan untuk tidak ikut dalam liburan kali ini karena mereka harus bekerja. Saya sebagai dosen pun tak bisa memaksakan kehendak kepada para mahasiswa kalau memang mereka memiliki kegiatan lain yang tak bisa ditinggalkan, apalagi ini berhubungan dengan pekerjaan mereka. Selain sebagai mahasiswa mereka juga bekerja paruh waktu di tempat kerjanya masing-masing oleh karena itu saya memberikan izin kepada mereka untuk tidak ikut dalam acara liburan kali ini Tuan," jawab Profesor Gilbert dengan cepat sambil tersenyum.      

Mendengar perkataan sang profesor membuat Leon kecewa, niatnya ingin mendekati Anne kembali saat mereka di Irlandia nanti akhirnya pupus. Bukan hanya Leon yang kecewa namun Edward pun terlihat sangat kesal sekali saat mengetahui ternyata Austin dibohongi oleh Gabriela, pasalnya saat Agustin bertanya apakah semua mahasiswa dari jurusan fashion design ikut atau tidak Gabriella hanya asal bicara  sehingga ia tak tau kalau sebenarnya Anne ternyata tidak ikut. Yang dari awal tau siapa yang tidak ikut dan siapa yang ikut adalah Profesor Gilbert dan Edward menyesali keteledorannya untuk tidak bertanya kepada sang profesor.     

Karena sesi foto sudah selesai akhirnya Profesor Gilbert meminta para mahasiswa untuk naik ke bis masing-masing yang akan membawa mereka ke bandara, begitupula dengan Leon dan Steffi yang bergabung dengan para mahasiswa dan Profesor Gilbert. Saat rombongan bus itu melewati pintu keluar terlihat jelas Anne sedang berdiri di area parkir bersama Linda, mereka masih menghabiskan es krimnya sambil bercengkerama di depan mobil Anne. Edward tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari n yang dapat ia lihat dengan jelas, pagi ini Anne memakai celana jeans yang memiliki beberapa sobekan di bagian lutut dan betis bagian depan sehingga membuatnya terlihat lebih swag. Tampilan Anne terlihat makin sempurna karena t-shirt oversize warga putih yang memberikan kesempurnaan penampilannya, belum lagi dengan gaya rambut ekor kudanya yang diikat secara asal-asalan. Entah mengapa dalam gaya berpakaian seperti itu Anne justru terlihat makin menarik dimata Edward, bahkan bukan hanya Edward yang terkagum akan gaya berpakaian Anne. Beberapa mahasiswa lainnya pun memberikan komentar baik pada penampilan Anne kali ini.     

"Tak kusangka si Anne itu bisa swag sekali,"     

"Kau benar, dia sangat berbeda dengan gadis lainnya yang berlomba-lomba dengan pakaian mewah. Gaya pakaian Anne seperti itu justru menurutku jauh lebih keren dari para gadis lain,"      

"Kan benar, bukan hanya aku yang mengatakan kalau Anne itu berbeda. Kini kalian ikut mengaguminya bukan,"      

"Aku kira dulu gadis tercantik adalah gadis seperti Isabel dan Gabriella, tapi kini mereka justru terlihat tak ada apa-apanya dibanding dengan Marianne yang berpakaian dengan sederhana namun sangat berkarisma itu,"      

"Akh sayang sekali Anne tak ikut berlibur, kalau dia ikut pasti acara ini semakin menyenangkan,"     

"Hahahahha kau benar, tempat yang menyenangkan akan semakin menyenangkan jika ditambah gadis cantik,"      

Mendengar perkataan para mahasiswa itu membuat darah Edward mendidih, ia tidak suka Anne dibicarakan dengan gaya bahasa frontal seperti itu yang menurutnya sangat keterlaluan. Karena tak mau membuat masalah Edward akhirnya memilih bangun dan meraih tas yang ada dikursi sebelahnya, ia lalu berjalan menuju ke arah depan di mana Profesor Gilbert sedang duduk bersama Leon dan istrinya tepat di belakang supir.      

"Apa yang kau lakukan Edward, duduklah dikursimu, bus akan segera berangkat," ucap Profesor Gilbert pelan.     

"Saya ingin…"     

"Ya sudah kalau kau ingin pindah tempat duduk tak apa, sini duduk disebelah bapak," sahut profesor Gilbert kembali memotong perkataan Edward seraya meraih tangan Edward dan membuatnya langsung duduk tepat kursi kosong yang ada disebelahnya.     

Edward akhirnya membatalkan niatnya untuk turun dari bus, ia memilih untuk tetap ikut pergi ke Irlandia karena ingin memberikan sedikit pelajaran pada para mahasiswa yang sebelumnya membicarakan Anne di kursi belakang. Tak lama kemudian tiga bus besar itu pun akhirnya meninggalkan area kampus menuju jalan raya setelah dibantu oleh para security untuk keluar dari area kampus untuk menuju bandara.     

Mobil para mahasiswa yang sebelumnya ditahan dan tak boleh keluar dari kampus pun kini diperbolehkan untuk keluar, termasuk mobil Anne yang ikut tertahan di area parkir.     

"Akhirnya bisa keluar juga dari kampus," ucap Linda dengan kesal sambil menatap tiga bus yang membawa teman-temannya pergi menuju bandara.      

"Ya sudahlah tak usah dibahas lagi Linda, yang penting kini kita sudah bisa keluar dari area parkir. Lagi pula yang dilakukan oleh para security itu benar Linda, kita harus menunggu mobil besar itu keluar terlebih dahulu dari area kampus kalau tidak maka kita akan kesulitan juga untuk keluar," jawab Anne pelan mencoba untuk menenangkan Linda yang sejak tadi marah-marah.     

"Akh kau itu terlalu baik Anne, seharusnya kan kita bisa keluar lebih dulu tadi. Secara mobil-mobil itu saja masih lama sekali di depan lobby, sedangkan kita kan sudah ada di area parkir dan tinggal keluar saja kenapa kita harus menunggu mobil-mobil itu keluar terlebih dahulu sangat membuang waktu," sahut Linda ketus.      

Anne hanya tersenyum mendengar celotehan Linda, sebenarnya ia juga kesal karena harus menunggu lama di area parkir yang panas itu. Namun karena para security itu tidak hanya menahan mobilnya saja akhirnya Anne menerima dengan ikhlas, walaupun sebenarnya yang dikatakan Linda itu benar. Pasalnya tadi mereka menunggu selama lebih dari dua puluh menit di area parkir agar tiga bus besar itu keluar terlebih dahulu dari area kampus. Anne lalu menambah kecepatan mobilnya untuk pergi ke toko bunga, mulai hari ini Linda akan bekerja di toko bunga menjadi karyawannya. Linda akhirnya mengundurkan diri dari tempatnya bekerja karena merasa peraturan di restoran itu semakin tidak masuk akal, sudah jelas ia bekerja di restoran itu sebagai pegawai paruh waktu karena kuliah namun ternyata manajer yang baru di restoran itu mewajibkan dirinya untuk masuk setiap sabtu dan minggu. Sedangkan selama ini Linda menggunakan hari itu untuk beristirahat dan mengerjakan tugasnya sebagai mahasiswa, karena alasan itulah Linda akhirnya mengundurkan diri dari restoran tempatnya bekerja selama tiga bulan terakhir ini dan menerima tawaran Anne bekerja di toko bunga.      

Setelah mengemudi mobilnya selama hampir empat puluh lima menit Anne akhirnya tiba di toko bunga, Linda yang sudah memegang kunci toko bunganya langsung keluar dari mobil terlebih dahulu. Sementara Anne masih merapikan tasnya terlebih dahulu, ia juga memeriksa ponsel keduanya yang khusus untuk toko bunganya. Saat akan turun dari mobil Anne dikagetkan oleh Linda yang tiba-tiba masuk kembali ke dalam mobil dengan ketakutan.     

"Ada apa?"tanya Anne bingung saat melihat Linda panik dan ketakutan.     

"Banyak pria berbadan besar di depan toko Anne, mereka terlihat marah saat aku akan membuka pintu tadi," jawab Linda terengah-engah karena baru saja berlari dari toko.     

Mendengar perkataan Linda membuat penasaran, ia lalu melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil untuk mencari tahu siapa pria berbadan besar yang dimaksud oleh Linda sebelumnya.      

"Siapa kalian, kenapa berdiri di depan toko bungaku seperti ini?"tanya Anne pelan mencoba untuk memberanikan diri.     

"Haruskah anda segalak ini pada pembeli nona?" tanya seseorang balik pada Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.