I'LL Teach You Marianne

Obat penenang



Obat penenang

0Connery Corporation     

Aaron yang satu hari ini full kegiatan dikantor tak menyentuh ponselnya sama sekali, banyak pekerjaan yang harus ia urus secepatnya karena itu berhubungan dengan tender-tender baru perusahaannya yang baru saja tanda tangan kontrak dengan perusahaan yang lain. Oleh karena itu ia benar-benar harus fokus ada di kantor bersama dengan Daniel yang menemaninya sejak pagi.     

"Sudah jam tuju malam Tuan, anda harus segera makan malam," ucap Daniel pelan sambil menoleh ke arah jam yang ada di di atas meja kerja Aaron.     

"Sebentar Daniel, aku masih menunggu file dari tuan Bob," jawab Aaron singkat.     

"Iya saya paham, tapi alangkah lebih baiknya anda makan dulu. Ingat apa yang sudah dikatakan dokter Robin sebelumnya, bahwa anda tidak boleh telat makan lagi karena anda juga baru saja keluar dari rumah sakit Tuan," sahut Daniel putus asa, ini adalah kali kelimanya ia meminta Aaron untuk makan.      

"Ambilkan saja jus pisangku di kulkas, aku minum itu saja dulu Daniel," ucap Aaron pelan.     

Mendengar perkataan Aaron membuat Daniel menggelengkan kepalanya perlahan, ia lalu bangun dari sofa dan berjalan menuju kulkas yang ada di ruangan pribadi Aaron itu. Saat baru membuka kulkas tiba-tiba pintu ruangan Aaron terbuka dengan paksa dari luar dan masuklah Amanda, anak salah satu rekan bisnis Aaron yang banyak sekali memiliki project yang sama dengannya.  Sudah beberapa hari terakhir ini Aaron tak membalas satupun pesan yang dikirimkan olehnya, oleh karena itu dirinya pun marah dan langsung mendatangi Connery Corporation untuk bicara langsung dengan Aaron. Namun tadi saat baru keluar dari lift beberapa orang bodyguard yang sedang berjaga, menahan dirinya untuk tidak menemui Aaron. Pasalnya para bodyguard itu sudah diberikan pesan oleh Aaron untuk tak membiarkan siapapun mengganggunya bekerja hari ini, namun karena Amanda adalah seorang gadis yang sangat manja dan pemarah alhasil ia bisa menembus pertahanan para bodyguard di depan ruangan Aaron. Dengan penuh emosi ia langsung membuka pintu ruangan Aaron tanpa mengetuknya terlebih dahulu sehingga membuat Aaron dan Daniel kaget.     

"Amanda…"     

"Keluar kau Daniel, aku perlu bicara empat mata dengan Sean!!" pekik Amanda dengan keras sehingga membuat Aaron tak dapat menyelesaikan perkataannya.     

"Tapi nona kami sedang…"     

"Get out Daniel!!!"teriak Amanda kembali.     

Tanpa bicara lagi Daniel pun menutup kulkas kembali dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Aaron, ia gak mau lagi berurusan dengan Amanda sang putri tunggal dari tuan Yoseph Carter yang merupakan bos besar perusahaan perhiasan yang sedang naik daun saat ini.     

Setelah Daniel pergi Amanda lalu mengunci pintu ruangan Aaron dan menutup rolling blind yang terpasang di jendela kaca ruangan Aaron, melihat apa yang dilakukan oleh Amanda membuat Aaron kaget.      

"What are you doing Amanda?!!" hardik Aaron dengan suara meninggi.     

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Aaron yang sangat keras itu tiba-tiba Amanda merobek blouse yang ia pakai sehingga payudaranya yang tertutup dengan strapless bra terekspos jelas, karena Amanda menggunakan strapless bra dengan mudah ia melepasnya dalam sekali tarikan saja.     

"Amanda, are you kidding me!!" pekik Aaron tak percaya saat melihat Amanda kini sudah melepaskan bra satu-satunya kain yang melindungi tubuhnya sehingga membuat payudaranya yang sudah ditambah silikon itu terlihat jelas di depan mata Aaron dengan puting payudaranya pun terlihat sangat menantang.     

"Fuck me Sean, fuck me please," ucap Amanda dengan cepat tanpa rasa malu.     

"No Amanda, jangan maju. Tetap berdiri di tempatmu, bicara saja dari situ dan tutuplah payudaramu itu," sahut Aaron panik mencoba menghentikan Amanda yang akan berjalan menuju ke tempatnya sambil memencet tombol darurat yang ada dibawah meja.     

"Aku mencintaimu Sean, aku tak mau menikah dengan orang lain. Daddy dia mencoba menikahkan aku dengan pria lain yang tak pernah aku cintai, aku menolaknya Sean. Aku hanya ingin menikah denganmu Sean, aku ingin menjadi istrimu," tangis Amanda terdengar keras.     

Aaron yang tak pernah memiliki perasaan sedikitpun kepada Amanda semakin hilang respect kepada gadis cantik itu, walaupun Amanda adalah seorang gadis yang cukup terkenal di kota karena status keluarganya dan gaya hidupnya yang mewah. Namun ia tak pernah memiliki perasaan sedikitpun pada gadis itu, hal ini bukan tanpa sebab. Amanda terkenal akan sifat arogannya dan tak pernah bisa menghargai orang, melihat Amanda yang sudah hampir telanjang di depan matanya ini bukan membuat Aron bernafsu akan tetapi ia sangat jijik melihat Amanda.     

"Semua itu bisa dibicarakan dengan baik-baik Amanda tanpa kau harus melakukan hal seperti ini, bukankah kau adalah orang yang terpelajar dan dari keluarga terpandang. Sangat tidak pantas seorang gadis sepertimu datang ke kantor orang lain, lalu membuka pakaianmu seperti ini dan berteriak minta disetubuhi," jawab Aaron dengan tegas.      

"Semua ini aku lakukan karena aku mencintaimu Sean, sejak pertama melihatmu di acara makan malam waktu itu aku sudah tak bisa lagi menghilangkan namamu dari pikiranku. Aku benar-benar tak bisa membuang namamu dari dalam hatiku Sean, aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama kali kita bertemu. Oleh karena itu aku menolak dijodohkan Daddy dengan pria lain dan akhirnya kabur kesini untuk menemuimu," sahut Amanda lirih dengan air mata yang mengalir deras.     

Mendengar perkataan Amanda membuat Aaron menggaruk kepalanya yang tak gatal, baru kali ini ia melihat ada gadis senekat Amanda yang berani datang ke kantornya dan berbuat tidak senonoh di depan kedua matanya. Tak lama kemudian terdengar suara beberapa orang di depan pintu ruangan Aaron yang sedang berusaha mendobrak masuk ke dalam karena mereka mendapatkan intruksi dari around untuk masuk, menyadari tubuh Amanda terekspos dengan sempurna Aron lalu meraih sebuah selimut yang ada di sofa. yang mana selimut itu biasa ia pakai ketika sedang bekerja lembur di malam hari. Tanpa banyak bicara Aron lalu meraih tubuh Amanda dan memakaikan selimut itu ke tubuhnya supaya tak ada orang yang melihatnya, tepat setelah Aaron membungkus tubuh Amanda pintu ruang kerjanya berhasil didobrak oleh tiga orang bodyguard yang memanggil dua orang sekuriti untuk membawa Amanda pergi.      

Daniel yang berdiri di belakang para bodyguard itu langsung menyeruak masuk, mendekati Aaron yang berdiri tepat di depan Amanda yang sedang duduk berselimut di sofa.      

"Anda baik-baik saja Tuan?" tanya Daniel dengan panik pasalnya ia bisa mendengar jelas perkataan Amanda sebelumnya karena ia menempelkan telinganya di pintu.      

"Im fine, bawa Amanda pergi dari ruanganku sekarang juga dan hubungi orang tuanya. Aku tak mau kejadian ini terjadi, putuskan kerjasama perusahaan kita dengan perusahaan Yoseph Carter. Aku tak mau berurusan dengannya," jawab Aaron dengan suara meninggi sesaat setelah Amanda dibawa keluar.     

"Tapi kalau kita memutuskan kerja sama dengan perusahaan milik tuan Yoseph, maka kita akan mendapatkan kerugian besar Tuan. Pasalnya kontrak kerjasama kita masih akan berlangsung satu setengah tahun lagi, hal ini akan sangat merugikan perusahaan jika kita memutuskan kontrak secara sepihak," ucap Daniel dengan cepat.      

"Shittt, aku benar-benar sudah tak mau lagi bertemu dengan Amanda. Gadis itu benar-benar sudah gila," sahut Aaron dengan kasar mengumpat Amanda yang tadi hampir membuka seluruh pakaiannya.      

Daniel hanya diam tak mengucapkan apa-apa mendengar perkataan Aaron, ia merasa bersalah pada Aaron. Pasalnya dialah yang mengenalkan Yoseph Carter kepada Aaron beberapa tahun yang lalu, sampai akhirnya kini mereka bekerja sama dalam sebuah proyek besar pembangunan apartemen baru di daerah Newham London.     

Saat suasana sedang hening tiba-tiba Aaron meraih kunci mobil yang ada di atas meja dan meninggalkan pekerjaannya begitu saja, ia keluar dari ruangannya menuju lift tanpa berbicara apapun. Para staf yang lain pun tak ada yang berani menegur Aaron, mereka tahu kalau sang Tuan sedang marah atas apa yang baru saja terjadi. Daniel yang yang masih ada di ruangan kerja Aaron langsung terduduk di sofa ia memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.      

"Amanda...Amanda kenapa kau harus segila ini, kau tau bukan kalau Tuan itu sangat membenci gadis yang tidak tau malu sepertimu. Aku benar-benar tak menyangka kalau kau akan berbuat senekat ini Amanda," ucap Daniel lirih sambil memejamkan kedua matanya, ia memikirkan pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini juga. Pasalnya besok pagi mereka harus melakukan presentasi di kantor Tuan Bob yang ada di daerah Northampton untuk melakukan penawaran kerjasama di proyek yang sedang mereka canangkan ini.      

Akhirnya Daniel pun meminta tim yang lain untuk membantunya mengerjakan sisa pekerjaan yang ditinggalkan oleh Aaron, mereka pun terpaksa untuk lembur kali ini karena harus menyelesaikannya secepatnya karena jika tidak selesai maka kerjasama ini akan gagal dan hal itu akan memberikan nama buruk bagi Aaron. Karena Daniel cerdas ia tak mengalami sedikit kesulitan dalam mengerjakan sisa pekerjaan yang ditinggalkan oleh Aaron, tim yang ia panggil pun sangat membantunya untuk mengerjakan beberapa proposal yang akan mereka ajukan besok pagi di perusahaan Tuan Bob.     

Sementara di dalam mobilnya Aaron terlihat berkali-kali memukul setir, ia sangat kesal kepada Amanda yang berani berbuat senonoh padanya. Hanya satu tujuannya saat ini untuk menenangkan diri, dengan menahan lapar Aaron memacu mobil Rolls-Royce Phantom Drophead kesayangannya lebih cepat. Ia ingin segera sampai di tujuannya, setelah mengendarai mobilnya selama tiga puluh menit. Tak lama kemudian Aaron pun tiba di komplek apartemen yang sering ia datangi, komplek apartemen yang menjadi tempat tinggal Anne.      

Setelah melepas sabuk pengamannya Aaron segera keluar dari mobilnya dan berjalan dengan cepat menuju apartemen Anne, beruntung saat ia sampai di lobby lift sedang turun ke lantai satu sehingga ia tak perlu menunggu lama. Dengan cepat Aaron menekan tombol angka sepuluh yang merupakan tempat dimana kamar Anne berada, karena ia berada seorang diri di dalam lift alhasil Aaron tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di lantai sepuluh. Ketika lift berhenti Aaron langsung keluar dari lift dan melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar yang ada di ujung lorong dimana kamar Anne berada.      

Ting     

Ting     

Aran menekan bel di kamar Anne berkali-kali, ia sudah gak bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Dengan keringat dingin yang mengucur Aaron kembali menekan tombol bel dikamar Anne. Setelah percobaan keempat akhirnya pintu kamar Anne terbuka.     

"Aaron, apa yang kau lakukan semalam ini?" tanya Anne kaget saat melihat Aaron berdiri di depan kamarnya pukul sepuluh malam, beruntung ia baru saja bangun karena ingin buang air kecil. Jika tidak mungkin ia tak akan mendengar suara bel yang ditekan Aaron.     

"Anne…"     

"Kau sakit Aaron? wajahmu pucat!!!" pekik Anne dengan keras saat menyadari wajah Aaron yang sudah memucat.     

"Aku tak sakit, aku hanya…"     

"Hanya apa!!!Lihatlah wajahmu seputih kertas Aaron," ucap Anne kembali memotong perkataan Aaron untuk yang kesekian kali     

"Aku lapar,"      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.