I'LL Teach You Marianne

Hadiah



Hadiah

0Brak!     

Aaron memukul meja makan dengan keras saat Daniel menceritakan kalau baru bertemu dengan Anne dijalanan utama perumahannya tadi pagi.     

"Kenapa kau tak memberitahuku sejak awal brengsek," pekik Aaron dengan penuh emosi.      

"Bukankah tadi pagi aku sudah memberitahukan padamu kalau aku membawa kabar baik, tapi kau tak mau mendengarnya. Lalu dimana salahku," jawab Daniel tanpa rasa bersalah.     

"Akhh kau benar-benar brengsek Daniel, tak bisa membedakan kabar penting dan kabar super penting seperti ini," ucap Aaron kesal sambil bangun dari kursinya dan berjalan dengan cepat menuju ke arah pintu keluar.     

"Tunggu, Tuan aku belum selesai makan!!!"pekik Daniel dengan keras sambil memasukkan potongan lobster ke mulutnya.     

Aaron tak mendengarkan perkataan Daniel, ia terus saja melangkahkan kakinya menuju ke halaman depan dimana mobilnya terparkir. Sementara itu Daniel yang mulutnya masih penuh makanan nampak berlari mengikuti Aaron dari belakang, ia menggerutu sendiri karena selalu saja mengalami nasib sial seperti ini setiap ikut makan dirumah Aaron.      

"Jangan bawa mobil dengan mulut penuh dengan makanan seperti itu brengsek, aku tak mau mobil kesayanganku kotor," hardik Aaron dengan suara meninggi melarang Daniel masuk ke dalam mobil.     

"Aku tau, jangan berisik," jawab Daniel singkat sambil terus mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.     

"Benar-benar tak jelas kau Daniel," ucap Aaron kesal sambil berusaha menghubungi Anne yang belum tersambung juga sama seperti tadi malam.     

Tak lama kemudian semua makanan yang ada dalam mulut Daniel berhasil terkunyah dan masuk semuanya ke dalam perut, setelah meminum sedikit air yang dibawakan seorang pelayan yang mengikutinya sejak tadi Daniel kemudian masuk kedalam mobil dan berangkat menuju kantor sembari mencoba menyisir keberadaan Anne. Sebenarnya Aaron yang bisa saja pergi ke kampus untuk menemui Anne, namun karena pagi ini ia ada rapat penting alhasil ia menunda niatnya itu untuk datang ke kampus UAL. Sehingga yang bisa ia lakukan saat ini adalah meminta Daniel untuk memperlambat laju mobilnya sembari mencari keberadaan Anne di sekitar kompleks perumahan, walaupun kecil kemungkinannya untuk bisa bertemu dengan Anne.      

"Kau tak sedang berusaha menghindariku bukan Anne," ucap Aaron lirih sambil mengirimkan pesan pada Anne untuk yang kesekian kalinya.     

Dari kaca spion Daniel hanya bisa tersenyum tipis melihat kepanikan Aaron, baru kali ini ia melihat Aaron segelisah itu karena seorang gadis yang tak ada hubungan apa-apa. Padahal selama ini ia yang selalu dikejar-kejar para gadis cantik, seperti dugaan Daniel sebelumnya bahwa mereka pasti tak akan menemukan jejak keberadaan Anne. Karena selain hari sudah semakin siang dan jalanan juga semakin ramai, Anne juga pasti sudah tak ada di sekitar komplek The Boltons.      

"Ya sudah Daniel kita ke kantor saja, aku tak boleh telat untuk meeting pagi ini," ucap Aaron dingin memerintahkan Daniel untuk pergi kekantor, berputar-putar di sekitar komplek The Boltons selama tiga puluh menit membuat Aaron menyerah.     

"Baik Tuan," jawab Daniel singkat sembari menginjak gas mobilnya menuju ke kantor Connery Corporation.     

Sementara itu di restoran cepat saji Jack masih mencoba menjelaskan alasannya kepada Anne, kenapa ia tak memberitahukan identitas dirinya yang sebenarnya kepada Anne.      

"Kenapa kau diam Anne?" tanya Jack penasaran, pasalnya sejak tadi Anne hanya diam tanpa suara.     

"Lalu aku harus bagaimana," jawab Anne dengan cepat.     

"Kau tak marah padaku bukan?" tanya Jack kembali.      

"Entahlah, aku juga masih bingung dengan semuanya. Ya sudah kalau begitu aku permisi, hari sudah semakin siang. Aku harus ke kampus, aku tak mau telat," ucap Anne pelan sambil berusaha bangun dari kursi.     

Melihat Anne bangun dan berjalan pergi membuat Jack menghela nafas panjang, ia lalu berlari menyusul Anne yang sudah hampir sampai di pintu keluar.     

"Setidaknya berikan nomor ponselmu, atau beritahu aku dimana kau tinggal," pinta Jack dengan cepat sambil memegang tangan Anne.     

"Kita masih dalam tahap penyesuaian diri dan belum sampai ke tingkat saling bertukar nomor ponsel Jack, aku harap kau paham itu," jawab Anne pelan lalu melepaskan tangan Jack yang mencengkram tangannya.     

Mendengar perkataan Anne membuat Jack terdiam, ia tak bisa berkata apa-apa lagi karena apa yang dikatakan Anne adalah fakta. Mereka belum bisa berbagi nomor ponsel setelah apa yang terjadi kepada mereka dalam beberapa bulan terakhir ini. Melihat Anne pergi menggunakan mobilnya membuat Jack tersenyum, ia senang karena Anne sudah bisa jauh lebih mandiri. Saat akan melangkahkan kakinya menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempat Anne memarkirkan mobilnya yang sebelumnya,  tiba-tiba ponsel yang ada di dalam saku bajunya bergetar. Dengan cepat Jack meraih ponselnya itu dan tersenyum ketika melihat nama Erick muncul di layar ponselnya.      

"Yes Erick," sapa Jack singkat saat sudah tersambung dengan Erick.     

"Semuanya sudah siap Tuan, saya sudah memilih sebuah gedung terbaik di London yang akan menjadi kantor baru kita. Sehingga secepatnya Muller Finance Internasional bisa secepatnya beroperasi di London, saat ini saya juga sedang dalam perjalanan menuju ke bandara untuk menyusul anda ke London bersama beberapa orang tim. Kami akan mempersiapkan segalanya untuk kantor baru di London sesuai permintaan anda yang sebelumnya Tuan," ucap Erick to the poin di ujung telepon.     

"Good job Erick, berikan alamat gedung yang akan menjadi kantor baru kita. Aku akan datang untuk melihatnya terlebih dahulu,"pinta Jack penuh semangat dengan senyum yang tersungging lebar.     

"Siap Tuan, sampai bertemu nanti malam," jawab Erick sopan sebelum menutup panggilan teleponnya.     

Setelah sambungan teleponnya dengan Erick terputus Jack kemudian mempercepat langkah kakinya menuju mobil, senyumnya merekah saat mendapatkan pesan dari Erick yang berisi alamat gedung yang akan menjadi kantor barunya.     

"Kau tak akan bisa lari lagi dariku Anne," ucap Jack pelan saat di dalam mobilnya saat pergi menuju alamat yang baru diberikan oleh Erick sang tangan kanan, sejak mengetahui kalau Anne ada di London Jack langsung menghubungi Erick.      

Jack menugaskan Erick untuk mencari sebuah gedung baru untuk kantor baru Muller Finance Internasional agar ia bisa bekerja di London tanpa harus bolak-balik ke Swiss, Jack tak mau kehilangan jejak Anne lagi.      

Anne yang sudah sampai di kampus terlihat sudah duduk di ruang kelasnya, ia duduk dengan tenang seorang diri menunggu kedatangan Linda dan yang      

lainnya. Anne kembali mengingat perkataan Jack sebelumnya di restoran cepat saji, dimana Jack mengatakan alasan dibalik ia menyimpan rapat jati dirinya selama bekerja sebagai barista di coffee shop.      

Jack mengatakan ia terpaksa melakukan itu karena tak ingin ada orang yang mengetahui kalau ia sedang berada di Inggris untuk menenangkan diri setelah peristiwa menyakitkan yang menimpanya, satu minggu sebelum Jack datang ke Newcastle Upon Tyne ia baru saja mendapatkan penghianatan dari tunangannya yang memilih kabur bersama pria lain disaat mereka sudah akan menikah. Mengingat nasib buruk yang menimpa Jack membuat Anne merasa prihatin, ia bisa tau rasanya ada dalam posisi Jack yang dikhianati oleh pasangan. Pasalnya ia sendiri pun juga mengalami hal serupa, bahkan lebih menyakitkan karena ia juga bisa melihat Leon dan Steffi bercinta di depan matanya.      

Deg! Jantung Anne berikut dengan sangat cepat ketika mengingat Leon dan Steffi.      

Wajah Anne langsung memerah saat mengingat pertemuan pertama mereka setelah dua tahun tak bertemu.      

"Rupanya keinginanmu untuk menjadi istri Leon tercapai Steffi," ucap Anne lirih saat mengingat betapa mesranya Steffi menggandeng Leon kemarin.     

"Wooooyy!!!"      

Suara Linda yang sangat keras membuat Anne langsung tersadar dari lamunannya.      

"Linda!!!!! jangan lakukan itu, aku bisa mati kena serangan jantung Linda," pekik Anne tak kalah keras sambil menatap tajam kearah Linda yang baru saja mengagetkannya.     

"Hahahaha makanya jangan melamun pagi-pagi begini, aku sudah datang dari tadi dan memanggilmu berkali-kali tapi kau tak merespon. Jadi jangan salahkan aku bila langsung berteriak seperti tadi," jawab Linda tanpa rasa bersalah sambil mengeluarkan dua susu kotak berukuran kecil untuknya dan Anne dari goddie bag yang ia bawa.     

"Benarkah kau datang dari tadi?" tanya Anne tak percaya.      

"Demi Tuhan Anne, aku bahkan sudah pergi ke kantin untuk membeli susu dan sandwich ini setelah meletakkan tas disampingmu itu," jawab Linda kesal sambil menunjukkan kantung kertas yang ia dapatkan di kantin.      

Tanpa rasa bersalah Anne kemudian membuka kotak susu yang diberikan oleh Linda dan langsung meminumnya dengan cepat, ia bahkan mengeluarkan sandwich yang ada di dalam goodie bag dan langsung memakannya tanpa rasa bersalah.     

"Enak Anne?" tanya Linda kesal.     

"I love you Linda, you are best friend ever," jawab Anne dengan mulut penuh makanan, walaupun ia baru saja memakan kentang dan hamburger di restoran cepat saji bersama Jack namun rasanya perutnya masih lapar.      

"Dasar mulut manis, pintar sekali merayu. Apa yang kau pikirkan sampai melamun seperti itu dan tak menyadari kedatanganku Anne?" tanya Linda kembali sambil ikut memakan sandwich yang ia beli.      

"Aku sedang berfikir keras dan merasa aneh, kenapa kita masih dikumpulkan lagi seperti ini padahal kemarin kita baru saja menyelesaikan pertunjukan. Bukankah seharusnya kita libur ya," jawab Anne bingung.     

"Nah aku juga berpikir sama denganmu, aku juga merasa kesal kenapa kita harus masih berangkat ke kampus di saat kemarin kita baru saja melakukan pertunjukan. Setahuku setelah kita selesai melakukan pertunjukan seperti itu seharusnya kita libur untuk istirahat satu hari," ucap Linda kesal, ia kaget saat membaca pesan dari Profesor Gilbert tadi pagi yang meminta semua mahasiswa dan mahasiswi yang kemarin ikut dalam pertunjukan masuk lagi.     

"Pasti ada hal lain yang terjadi, aku yakin itu Linda," celetuk Anne lirih saat melihat para mahasiswa lain yang kemarin ikut pertunjukan mulai berdatangan ke kelas fashion designer, rupanya kelas Anne masih dijadikan satu dengan kelas disamping sehingga semua mahasiswa dari jurusan musik dan design grafis bisa bergabung lagi.     

"Aku juga berfikir seperti itu Anne," jawab Linda pelan sambil menyeka bibirnya menggunakan tissue.      

Setelah semua mahasiswa yang ikut dalam pertunjukan kemarin masuk ke kelas, tak lama kemudian Profesor Gilbert terlihat berjalan masuk dan berdiri di tengah-tengah ruang kelas dengan tersenyum lebar.      

"Saya yakin kalian semua pasti kaget kenapa apa minta datang kembali ke kampus setelah pertunjukan selesai kemarin sebenarnya hal ini bukan tanpa alasan, kalian dikumpulkan karena mendapatkan tiket liburan ke Irlandia selama tiga hari dari salah satu tamu kehormatan kita kemarin," ucap profesor Gilbert dengan lantang.     

Mendengar perkataan Professor Gilbert kelas mendadak ramai, tepuk tangan dan teriakan dari semua mahasiswa terdengar sangat keras. Isabella dan Gabriella saja terlihat sangat girang mendengar perkataan Profesor Gilbert.      

"Tenanglah anak-anak, sebelumnya mari kita sambut tamu kehormatan kita yang sudah memberikan hadiah menyenangkan ini. Mari silahkan masuk tuan…"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.