I'LL Teach You Marianne

The Boltons



The Boltons

0Di kamar hotelnya Jack tengah sibuk didepan laptop, ia sedang berbicara serius dengan Erick sang tangan kanan yang ada di Jenewa Swiss. Walaupun hari sudah semakin malam namun Jack sepertinya memiliki tenaga tambahan sehingga ia tak merasakan lelah sama sekali, barulah setelah hampir 2 jam berbicara dengan tangan kanannya itu Jack menyudahi panggilannya. Ia kemudian merebahkan tubuhnya diatas ranjang super besar yang ada di kamar president suite itu.     

"Kau tak bisa lari lagi dariku Anne," ucap Jack pelan sambil menguap, Jack sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi karena waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi.      

Disaat Jack baru mulai tidur orang-orang di luar sana sudah mulai beraktifitas kembali untuk melanjutkan pekerjaannya, termasuk Anne yang sudah bangun lebih pagi. Ia harus pergi ke toko bunga secepatnya untuk merangkai pesanan pelanggan yang sudah membayar lunas pesanannya termasuk ongkos kirimnya sejak tadi malam, Anne langsung bergegas untuk bersiap berangkat ke toko. Dengan memakan selembar roti tawar Anne mengendarai mobilnya menuju toko bunganya yang tak jauh dari apartemen, saat Anne sampai di toko bunganya toko lainnya masih tertutup rapat. Bahkan security yang sedang berjaga di sekitar komplek pertokoan itu pun nampak kaget ketika melihat mobil Anne sudah datang.      

"Pagi sekali nona,"sapa sang security kepada Anne dengan ramah.      

"Iya pak, ada pesanan bunga satu buket mawar  merah ukuran besar untuk acara lamaran. Jadi harus disiapkan sejak pagi," jawab Anne jujur sambil tersenyum.     

"Wah lamaran, sungguh menyenangkan. Baiklah kalau begitu selamat bekerja nona, kalau ada yang dibutuhkan panggil saja menggunakan telepon. Saya ada di pos," pamit sang security.     

"Siap pak, terima kasih," sahut Anne dengan cepat sembari menganggukan kepalanya.      

Tak lama kemudian sang sekuriti pun meninggalkan Anne untuk melanjutkan pekerjaannya, jam kerjanya masih sampai jam tujuh pagi. Ia harus memastikan keadaan pertokoan itu aman sampai jam kerjanya habis, sementara itu Anne langsung masuk ke dalam tokonya. Ia lalu mulai bekerja merangkai lima puluh tangkai mawar mawar yang sudah dipilih, dengan menggunakan kertas wrapping warna putih Anne membungkus bunga mawar merahnya itu dengan hati-hati. Anne menggunakan pita warna merah yang senada dengan warna bunga mawarnya. Anne hanya diajari satu kali oleh Nyonya Mary waktu ia datang berkunjung satu minggu yang lalu, namun hasil karya Anne sudah nampak indah seperti dibuat oleh para florist handal.     

"Indahnya," ucap Anne senang saat melihat hasil karyanya yang sudah diletakkan di sebuah vas khusus.     

Karena berpacu dengan waktu Anne lalu mengambil ponselnya untuk mengambil gambar bouquet mawarnya, saat berhasil mengambil ponselnya dari dalam tas wajah Anne memerah seketika ketika menyadari ponselnya masih dalam mode pesawat. Hal pertama yang ia ingat adalah janji yang ia buat bersama Aaron yang isinya adalah ia harus membuatkan makan malam untuk Aaron.     

"Anne kenapa kau seceroboh ini," ucap Anne lirih sambil mengaktifkan ponselnya.      

Anne memejamkan matanya sesaat ketika berhasil mengubah mode ponselnya, setelah merasa cukup siap untuk melihat ponselnya Anne lalu membuka kedua matanya dengan perlahan.     

"300 pesan, aduh Anne kau cari masalah saja," gumam Anne pelan saat menatap layar ponselnya yang menunjukkan pesan dari nomor Aaron.     

Karena penasaran Anne kemudian membuka tiga ratus pesan masuknya itu, semua isinya hampir sama. Aaron menanyakan keberadaan dirinya dan mengeluh kelaparan, bahkan ada lima puluh pesan berurut yang hanya berisi ejaan huruf dari namanya saja tiap pesan.     

Setelah memastikan tak ada pesan lain kecuali pesan dari Aaron dan luar biasa itu, Anne lalu melanjutkan pekerjaannya. Ia mengambil beberapa foto dari bouquet mawar buatannya untuk dijadikan arsip sebelum di posting ke media sosial lotus florist, karena waktu sudah semakin siang Anne lalu merapikan sisa-sisa peralatan untuk merangkai bunga ke dalam kotak penyimpanan agar memudahkan dirinya untuk mencarinya lagi. Anne adalah salah satu orang yang apik, ia sangat teliti dalam menyimpan barang sehingga tak heran jika toko bunga yang semalam berantakan saat ia merangkai pesanan pelanggan pagi tadi sudah tak terlihat kotoran apapun. Pasalnya sebelum pulang tadi malam Anne sudah merapikannya dengan baik.     

Karena keperluannya sudah selesai di toko Anne kemudian keluar dari tokonya dengan memeluk buket bunga mawar buatannya dengan hati-hati, ia masuk ke dalam mobil setelah mengunci pintu toko bunga. Dengan berbekal alamat yang sudah diberikan tadi malam oleh sang pelanggan Anne memacu mobilnya menyusuri jalanan kota London yang masih sangat sepi dan jarang sekali kendaraan yang melintas, namun hal ini justru membuat Anne senang karena ia bisa lebih leluasa dan hati-hati dalam berkendara.      

"Benar-benar orang kaya," ucap Anne lirih saat memasuki kawasan pemukiman The Boltons, ia mengendarai mobilnya dengan perlahan karena mencari rumah pelanggan yang sesuai dengan alamat di ponselnya.      

Karena komplek The Boltons sangat besar anne membutuhkan waktu hampir tiga puluh menit sampai akhirnya ia menemukan alamat yang dituju pasca sang pelanggan berdiri di depan rumahnya memandu Anne.     

"Maaf tuan Felix, saya telat," ucap Anne penuh sesal.     

"Tidak nona, ini justru aku baru mau bersiap. Terima kasih bunganya, sangat indah dan luar biasa. Kekasihku pasti akan menyukainya," jawab sang pelanggan yang bernama Felix dengan cepat mengagumi bouquet mawar buatan Anne.     

"Sama-sama tuan, kalau begitu saya permisi," pamit Anne dengan cepat.      

"Tunggu nona, ini tipsnya," panggil Felix dengan cepat sambil mengeluarkan uang pecahan 50 poundsterling.     

"Tidak usah tuan terima kasih, uang yang anda kirimkan tadi malam itu sudah sangat banyak dan melebihi dari harga bouquet bunga ini. Jadi saya tak bisa menerima uang anda lagi, sekali lagi terima kasih. Permisi Tuan," jawab Anne sopan menolak uang dari pelanggannya, setelah berkata seperti itu Anne kemudian masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah sang pelanggan.     

Anne merasa sangat tidak nyaman sekali ada di komplek mewah itu, berada di sebuah komplek perumahan mewah membueat Anne teringat akan rumah Leon di Jerman. Ketika Anne keluar dari jalanan yang kecil menuju jalan utama perumahan mewah itu tiba-tiba sebuah mobil mewah berkali-kali menyalakan lampu tembak dari belakang dan membunyikan klakson padanya, karena merasa tak melanggar aturan Anne tetap mengemudi dengan baik. Ia hanya mempercepat laju mobilnya untuk segera keluar dari komplek perumahan itu.      

"Apakah orang kaya selalu terburu-buru seperti itu," gumam Anne lirih saat berhenti dan menepi di pinggir jalan yang sepi untuk memberikan jalan pada mobil yang baru saja mengganggunya itu.     

Dug Dug Dug!      

"Akhhh….tolong!!!"      

Anne menjerit keras di dalam mobil saat menyadari ada seseorang yang tak terlihat wajahnya sedang memukul-mukul kaca mobilnya.      

Dug Dug Dug     

"Ampunnn aku tak berbuat salah tolong, ayah tolong huhuuuu.."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.