I'LL Teach You Marianne

Rencana Jack



Rencana Jack

0Karena hari sudah larut malam Anne akhirnya memutuskan untuk pulang, ia sudah berada di toko lebih dari enam jam sejak tadi siang pulang lebih cepat dari kampus. Niatnya untuk memasang iklan lowongan pekerjaan pun terpaksa ia tunda karena malam semakin larut, setelah merapikan barang-barang ketempat semula Anne lalu meraih tas dan ponsel utamanya yang sedang tersambung ke listrik karena sedang di charge. Terlihat jelas kalau Anne sedang menyeting mode pesawat pada ponselnya yang sedang ia charge itu, sehingga otomatis tak akan ada orang yang bisa menghubungi atau mengirim pesan kepadanya.     

Saat Anne sedang mengunci pintu tokonya terlihat beberapa pemilik toko yang lain juga sedang menutup toko mereka masing-masing, seperti yang sedang dilakukan oleh Anne. Setelah memastikan toko bunganya terkunci dengan baik Anne lalu berjalan menuju mobilnya yang terparkir di depan toko, sebenarnya tanpa menggunakan mobil pun Anne bisa pulang ke apartemennya karena jarak toko bunga dan apartemennya tidak terlalu jauh. Namun karena tadi siang ia dari kampus menggunakan mobil, jadi ia terpaksa naik mobil untuk pulang menuju apartemennya. Angin malam yang bertiup cukup keras membuat dedaunan beterbangan pertanda kalau sebentar lagi akan turun hujan dan itu membuat Anne menambah sedikit kecepatan mobilnya, ia tak mau ada diluar saat hujan turun.     

Lima menit mengendarai mobilnya Anne akhirnya tiba di apartemennya dengan selamat, setelah memarkirkan mobilnya dengan apik Anne lalu bergegas masuk ke dalam gedung. Pasalnya tetesan air dari langit sudah mulai berjatuhan menyentuh bumi.      

"Akhh untung saja bisa tepat waktu sampai dirumah," ucap Anne penuh syukur saat berhasil masuk ke dalam kamarnya yang gelap gulita.      

Blarrr!     

Kilat pun turun menghantam bumi sehingga membuat cahaya yang sangat terang di sekitarnya, termasuk kamar Anne yang sedang gelap menjadi terang seketika. Tak lama kemudian terdengar suara petir yang menggelegar menyusul.      

Anne yang kaget langsung berlutut sambil menutupi kedua telinganya, ia benar-benar belum bisa mengatasi rasa takutnya akan kilat dan petir.      

"Kapan trauma ini akan hilang Tuhan," ucap Anne lirih sambil berusaha bangun dari lantai dan meraba tombol saklar di tembok, ia harus menyalakan lampu secepatnya. Anne sangat benci dengan kegelapan disaat hujan turun seperti ini, walaupun biasanya ia tidur dalam keadaan semua lampu mati. Namun ia memiliki pengecualian ketika sedang turun hujan seperti ini, ia ingin kamarnya tetap terang sehingga ketika ada kilat ia tak perlu terlalu kaget.      

Tak lama setelah semua lampu di kamarnya menyala, dengan cepat Anne masuk ke dalam kamar mandi setelah ia meletakkan barang bawaannya diatas sofa. Anne harus segera membersihkan tubuhnya sebelum tidur, Anne tak mau melihat kilat lagi. Biasanya saat akan tidur Anne membutuhkan waktu lima belas sampai dua puluh menit untuk mandi, namun kali ini ia hanya mandi selama sepuluh menit saja. Dengan menggunakan handuk besar yang melilit tubuhnya, Anne berjalan dengan hati-hati menaiki tangga menuju lantai dua dimana ranjangnya berada.     

Setelah ia selesai memakai piyama tidurnya Anne lalu membanting dirinya di atas ranjang kesayangannya dengan cepat tanpa memakai skincare terlebih dahulu, padahal biasanya sebelum tidur ia akan memberikan sedikit perawatan untuk wajahnya. Namun kali ini Anne tak memiliki mood untuk melakukan itu, setelah berbaring di ranjang Anne lalu meraih selimut yang ada di ujung tempat tidur untuk menyelimuti tubuhnya dengan. Walaupun sudah ada di dalam rumah Anne masih bisa mendengar suara petir yang cukup keras yang didahului sebuah kilatan cahaya yang menyilaukan, tanpa pikir panjang Anne lalu berusaha mengosongkan pikirannya sembari memejamkan kedua matanya berusaha untuk tidur.      

"Kapan musim ini berganti Tuhan, aku sangat membenci musim ini," ucap Anne dalam hati sambil menarik nafas panjang, tak lama kemudian Anne pun sudah berlayar di alam mimpinya.      

Walaupun di Inggris memiliki empat musim namun pada saat musim dingin hujan akan sering turun seperti saat ini, musim dingin di Inggris ditandai oleh cuaca dingin dan sering hujan. Rata-rata suhu tertinggi antara Desember dan Februari adalah 9 ° C dan suhu terrendah adalah 5 ° C. Suhu ini tidak terlalu dingin karena adanya pengaruh Gulfstream (arus Teluk) yang hangat. Namun, suhu dibawah nol yang disertai salju juga sering terjadi. Biasanya musim dingin terjadi antara Januari-Februari, setelah musim dingin berlalu akan datang musim semi. Musim Semi adalah transisi dari musim dingin ke musim semi. Pada musim ini, bunga mulai bersemi dan daun yang gugur di tanaman mulai tumbuh lagi. Cuaca dapat bervariasi dari hangat dan cerah ke dingin dan hujan. Pada Musim Semi suhu tertinggi harian berkisar dari 12 ° C hingga 18 ° C, dengan suhu terendah antara 6 ° C dan 13 ° C.       

Dan musim semi adalah musim favorite Anne, karena biasanya di musim itu banyak sekali tanaman yang tumbuh. Seperti sebuah kehidupan baru menurutnya, namun untuk sampai ke musim semi Anne harus melewati musim hujan terlebih dahulu yang sangat ia takuti itu terlebih dahulu. Oleh karena itu setiap musim hujan tiba Anne memilih untuk tak banyak beraktivitas di luar, seperti yang ia lakukan dua tahun lalu di Newcastle Upon Tyne. Dimana biasanya saat hujan turun Anne memilih untuk tetap ada didalam apartemennya dan mempercayakan coffee shopnya kepada Jack.     

Di sebuah bar yang ada di hotel bintang lima yang ada di London, nampak dua orang pemuda tampan sedang berbicara di sebuah ruangan pribadi di mana di atas meja sudah terdapat banyak sekali botol minuman keras. Mereka sudah ada di ruangan itu selama hampir dua jam dan belum ada tanda-tanda ingin menyudahi obrolan.      

"Maafkan aku karena harus menghubungimu secara mendadak seperti ini Aaron," ucap Jack pelan sambil menuangkan minuman ke dalam gelas Aaron yang sudah kosong.     

"Its ok, lagipula aku juga sedang tak ada kegiatan apapun," jawab Aaron singkat sambil tersenyum dan meraih gelasnya yang kembali terisi wiski.     

"Aku ingin mengajakmu bersaing secara sehat, terang-terangan tanpa ada harus bermusuhan," imbuh Jack kembali mengutarakan maksudnya mengajak Aaron bertemu.     

"Bersaing bagaimana? Perusahan kita adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda, Muller Finance Internasional adalah sebuah perusahaan pembiayaan dana besar sedangkan Connery Corporation adalah perusahaan pengembang properti. Dua usaha bisnis kita saja sudah berbeda Jack, lalu bagaimana kita mau bersaing hahahaha...kau lucu Jack," sahut Aaron sambil tertawa lebar.      

Jack tersenyum mendengar perkataan Aaron, saat ia akan membuka mulutnya kembali untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Tiba-tiba ia melihat sosok pria yang sangat tidak asing lagi bagi dirinya, sosok pria yang selama dua tahun ini selalu ia benci. Walaupun belum pernah bertemu secara langsung, ia adalah Leonardo Ganke mantan suami Anne. Tak jauh dari tempat Jack dan Aaron berada saat ini terlihat Leon sedang menikmati minumannya di meja bar bersama dua orang gadis seksi, terlihat jelas bagaimana tangan Leon tengah meraba-raba bokong kedua gadis seksi itu. Sebuah pemandangan yang sangat membuat Jack ingin muntah.      

"Lalu bagaimana menurutmu dengan pria itu Aaron…"     

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Aaron sudah meletakkan kepalanya di atas meja dengan memejamkan kedua matanya, dari bibirnya pun keluar sebuah perkataan yang tak jelas menandakan kalau Aaron sudah mabuk. Dengan perlahan Jack meraih tubuh Aaron dan ia sandarkan ke sofa agar Aaron bisa duduk dengan nyaman, karena tak mau membuat masalah Jack lalu meraih ponsel Aaron yang ada diatas meja. Tanpa pikir panjang ia kemudian mencari kontak keluar di mana terlihat nama Daniel di paling atas, ia lalu menghubungi Daniel sang asisten pribadi Aaron yang sudah ia kenal juga sebelumnya.      

Setelah berbicara selama lima menit dengan Daniel untuk memberitahukan apa yang terjadi pada Aaron saat ini, Jack kemudian meletakkan kembali ponsel Aaron di dalam saku kemejanya kembali. Dua puluh menit kemudian terlihat Daniel datang dengan terburu-buru bersama seorang pria yang ternyata adalah supir pribadi Aaron.      

"Terima kasih Tuan Muller, anda sudah bersedia menjaga Tuan mudaku dengan baik sampai aku datang," ucap Daniel penuh syukur kepada Jack.     

"Ini bukan apa-apa Daniel, aku hanya merasa bertanggung jawab saja pada Tuan Connery," jawab Jack sambil tersenyum.     

"Sebenarnya Tuan muda sedang dalam keadaan tidak fit tuan, dua hari yang lalu beliau baru masuk rumah sakit karena maag kronis-nya kambuh dan sebenarnya beliau masih diminta untuk beristirahat di rumah. Namun karena banyaknya pekerjaan yang tak bisa ditunda seperti acara tadi siang di kampus UAL maka dari itu tuan muda masih beraktivitas," imbuh Daniel kembali memberitahukan kondisi Aaron yang sebenarnya pada Jack.     

"Oh my God, Tuan Connery sakit?!" tanya Jack tak percaya dengan suara meninggi.     

"Iya Tuan, tapi sudah tak ada masalah. Beliau memang memiliki maag yang cukup mengganggu, namun itu sudah ditangani dengan baik oleh dokter pribadinya Tuan," jawab Daniel sambil tersenyum.     

"Maaf, aku benar-benar tak tau kalau Tuan Connery baru keluar dari rumah sakit. Seandainya aku tau, tak mungkin aku mengajaknya pergi minum seperti ini," ucap Jack penuh sesal.      

"Sudahlah Tuan anda tak perlu seperti itu, Tuan muda baik-baik saja. Memang ia kadang seperti ini jika sedang tidak fit, namun saat kondisinya baik ia pasti bisa menemani anda minum sampai puas. Kalau begitu kami permisi tuan, sekali lagi terima kasih karena sudah menghubungi saya," sahut Daniel ramah berpamitan pada Jack.     

"Aku yang berterima kasih padamu Daniel, tolong sampaikan maafku pada tuan Connery jika beliau bangun besok pagi," pinta Jack dengan tulus.     

Daniel menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan Jack, ia kemudian meneruskan langkahnya bersama-sama driver memapah tubuh Aaron  meninggalkan Jack sendian di ruang VIP itu.      

Setelah Daniel menghilang di balik lift Jack kemudian kembali duduk di sofa sambil menikmati wiski langsung dari botolnya, ia masih tak berkedip menatap ke arah Leon yang kini duduk di sofa bersama dua wanita seksi sebelumnya yang saat ini sudah duduk di pahanya. Mengingat apa yang dilakukan Leon kepada Anne membuat emosi Jack kembali naik, namun karena ia tak memiliki masalah apapun dengan Leon dirinya harus memutar otak untuk mencari cara menghancurkan pria yang ia benci selama dua tahun itu.      

Saat Jack sedang memejamkan kedua matanya tiba-tiba masuklah seorang wanita seksi ke dalam ruangan VIP tempat Jack berada saat ini, rupanya wanita itu sudah sejak tadi memperhatikan dirinya ketika masih bersama dengan Aaron.      

"Apakah anda butuh teman untuk minum Tuan?" tanya seorang wanita seksi dengan perlahan pada Jack yang masih memejamkan kedua matanya.      

Mendengar suara seorang wanita tiba-tiba ada disampingnya membuat Jack membuka kedua matanya, saat ia membuka kedua matanya terlihat jelas seorang wanita cantik dengan payudara besar menyembul dibalik pakaian ketatnya tengah duduk di sampingnya dengan tersenyum.     

"Paula Tuan, nama saya Paula," ucap wanita cantik itu memperkenalkan dirinya pada Jack.      

"Nama yang bagus sesuai pemiliknya," jawab Jack singkat.     

Mendengar perkataan Jack membuat Paula tersenyum lebar, ia lalu meraba paha Jack sampai ke ujung bagian pangkal paha Jack. Namun saat hampir akan menyentuh gundukan kecil di antara ujung pangkal paha itu tiba-tiba Jack menahan tangan Paula dengan gerakan cepat.     

"Not now Paula," sahut Jack pelan.     

"Kenapa Tuan, apa aku kurang menarik?" tanya Paula merasa sedih, saat bicara ia sengaja menunduk sehingga Jack bisa melihat jelas bagian lain dari payudara Paula yang masih tersembunyi di balik pakaiannya.     

"Kau lihat pria itu," jawab Jack singkat mengalihkan pembicaraan sambil menunjuk ke arah Leon yang sedang meraba-raba payudara seorang gadis yang seksi yang duduk di pangkuannya, dimana gadis itu sudah mengeluarkan payudaranya dari balik pakaian minimnya sehingga Leon bisa bebas memainkannya.     

Paula yang sedang menunduk langsung mengangkat wajahnya dan menatap ke arah yang sedang Jack tunjuk, wajahnya seketika sumringah saat melihat apa yang dilakukan oleh pria yang sedang ditunjuk oleh Jack.     

"Anda ingin Paula melakukan itu Tuan, Paula bisa melakukan itu jauh lebih baik dari kedua teman Paula itu Tuan," ucap Paula dengan cepat sambil menarik dress seksinya dalam satu gerakan sehingga kedua payudara besarnya terlihat jelas didepan Jack.      

"Bukan itu Paula, aku ingin kau mendekati pria itu untukku. Aku ada pekerjaan penting yang harus…"     

"Maaf Tuan, di bar ini sudah ada peraturan tak tertulis bahwa kami tak boleh merebut klien teman sendiri Tuan," sahut Paula dengan cepat memotong perkataan Jack sambil meremas-remas payudaranya dihadapan Jack disertai ekspresi yang menggoda.     

Melihat apa yang dilakukan Paula membuat Jack tersenyum, ia lalu meraih dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan 100 dolar di pangkuan Paula.     

"Nice to meet you Paula, tapi maaf aku tak sedang bernafsu untuk bercinta," bisik Jack pelan sambil meraih ponselnya yang ada di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan Paula sendiri yang masih memegang kedua payudaranya.     

"Tuan…"     

Jack hanya melambaikan tangannya ke udara merespon panggilan Paula, ia lalu melangkahkan kakinya pergi menuju lift sambil menatap ke arah Leon yang sedang menikmati servis kedua wanita malam itu di sofa gelap yang ada di ruangan VIP lainnya. Dimana satu gadis nampak sedang memberikan blow job dan gadis lainnya sedang merelakan payudaranya dilahap dengan rakus oleh Leon.     

"Beruntung kau menceriakan Anne, karena kalau tidak hidup Anne pasti akan sangat menyedihkan memiliki suami bajingan sepertimu Leon," ucap Jack pelan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.