I'LL Teach You Marianne

Setelah dua tahun



Setelah dua tahun

0Connery Corporation     

Karena dua hari yang lalu Aaron tidak masuk bekerja, alhasil kemarin dan hari ini Aaron terlihat sangat sibuk di kantornya bersama Daniel yang terlihat sedang mempersiapkan berkas-berkas yang harus dibawa ke kampus UAL. Berkas itu adalah formulir pendaftaran untuk para mahasiswa UAL yang mendapatkan kesempatan untuk melamar bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh Aaron saat ini. Namun ada syarat yang harus dipenuhi oleh mereka sebelumnya, yang diperbolehkan melamar adalah mahasiswa yang mendapatkan penilaian terbaik dari Aaron sendiri sebagai pemimpin dan dari rekomendasi kampus.     

"Ini gara-gara Tuan kemarin tidak berangkat bekerja alhasil dua hari ini kita benar-benar bekerja keras untuk menyelesaikan berkas-berkas ini," celetuk Daniel ketus sambil melanjutkan pekerjaannya.      

"Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kalau aku ada urusan yang sangat penting yang tak bisa aku tinggal, jadi bukan salahku kalau aku tidak bekerja kemarin. Lagipula aku sudah mengirimkan semua pekerjaan kepadamu, seharusnya kau bisa menyelesaikan ini dengan baik," jawab Aaron santai tanpa rasa bersalah.      

"Tetap saja tidak bisa maksimal Tuan, karena anda harus membaca berkas yang saya sudah buat itu. Walau bagaimanapun sebagai pimpinan harus mengetahui isi kontrak yang baru itu sebelum dibagikan kepada para mahasiswa yang akan melamar itu, aku juga tidak bisa mengambil keputusan sendiri karena aku bukanlah seorang pimpinan aku hanya seorang pesuruh yang mudah dibodohi oleh pimpinanku itu," sahut Daniel dengan cepat menyindir Aaron.     

Mendengar perkataan Daniel membuat Aaron tertawa terbahak-bahak, ia senang sekali kalau melihat Daniel sudah marah-marah seperti itu. karena waktu yang ditentukan sudah hampir tiba Aaron dan Daniel pun berangkat menuju kampus UAL dengan membawa sebuah koper yang berisi surat perjanjian yang harus ditandatangani para mahasiswa yang ingin melamar bekerja di perusahaan Aaron atau lebih tepatnya disebut magang. Namun magang di perusahaan Aaron juga mempunyai level yang lebih tinggi, pasalnya mereka berkesempatan untuk tetap bisa bekerja part time di perusahaan Aaron selama masih kuliah. Jadi kontrak itu benar-benar sangat penting karena itu bukan hanya kontrak magang biasa seperti yang dikatakan Daniel sebelumnya, Aaron benar-benar harus membacanya dengan sangat detail supaya tidak membuat kesalahan dan tidak membuat kecemburuan di antara para pekerja lainnya di perusahaan Aaron.     

Dalam perjalanan menuju ke kampus UAL Aaron terus tersenyum ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Anne kembali, walaupun tadi malam ia selesai mengobrol dengan Anne sampai jam satu malam melalui video call namun Aaron merasa bahwa obrolannya dengan Anne dari sore hari itu belumlah memuaskan dirinya. Ia memang selalu merasa masih kurang saja waktunya jika berbicara dengan Anne, kemarin setelah terbangun paska ia dan Anne ketiduran kembali dari rumah sakit Aaron meminta nomor telepon Anne untuk berjaga-jaga jika hal-hal seperti malam sebelumnya terjadi kembali. Jadi Anne bisa langsung menghubungi Aaron jika ada hal darurat seperti itu lagi dan Anne pun memberikan nomor ponselnya dengan senang hati kepada Aaron, padahal selama ini tak ada seorang pria manapun yang mendapatkan nomor telepon barunya itu kecuali para dosen.     

Sementara itu suasana di kampus UAL sudah sangat ramai sekali, para mahasiswa sedang melakukan persiapan akhir sebelum pertunjukan dimulai para pemain utama dan pemain pendukung sudah nampak bersiap di atas panggung. Petugas yang lainnya pun sudah ada di posisinya masing-masing mereka benar-benar sudah siap untuk melakukan pertunjukan.      

"Aku grogi Anne," bisik Linda pelan.     

"Tenanglah semuanya akan baik-baik saja, lagipula pula kau tak tampil sendirian banyak temannya," jawab Anne lembut sambil merapikan riasan di wajah Linda.     

"Ahhh kau kan tak ikut tampil makanya bisa bicara seperti itu," sahut Linda dengan nada meninggi.      

"Aku tetap ikut dalam acara ini Linda, aku malah langsung bertemu dengan para tamu undangan. Sebenarnya kalau mau dibilang lebih grogi siapa,  lebih grogi aku karena aku langsung bertemu mereka nanti di depan. Face-to-face Linda," ucap Anne pelan mencoba membela diri.     

"Kalau bertemu seperti itu siapa pun juga bisa, kau tidak tampil Anne jadi tak tau bagaimana rasanya. Aku benar-benar tak bisa berakting Anne tapi kini aku harus berakting di depan mereka, kau tau sendiri aku sangat tidak bisa melakukan hal-hal seperti ini," gerutu Linda putus asa.     

"Anggap saja ini sebagai pertunjukan akhir tahun Linda jadi kau tak terbebani atau anggap para tamu yang datang nanti adalah rerumputan yang ada di peternakan keluargamu, jadi kau bisa merasa tenang dan bisa menjadi dirimu sendiri," bisik Anne lirih ke telinga Linda.     

Alis Linda terangkat satu mendengar perkataan Anne, ia masih belum mengerti dengan arah pembicaraan Anne. Anne pun kemudian menjelaskan secara perlahan pada Linda, tak lama kemudian wajah Linda terlihat lebih bersemangat. Sebuah senyum percaya diri pun tersungging di wajah cantiknya yang sudah dirias oleh Anne. Sebenarnya peran Linda tidaklah terlalu berat karena ia hanya akan muncul di dua scene saja, setelah itu pertunjukan akan kembali fokus kepada Edward, Isabel dan Gabriella yang merupakan pemeran utama dari pementasan ini. Namun tetap saja Linda merasa grogi karena ia tak pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya, pasalnya pada waktu saat pertunjukan akhir tahun di sekolahnya dulu ia hanya berperan sebagai pohon yang tak membutuhkan kemampuan akting seperti sekarang ini.      

Akhirnya waktu pertunjukan pun akan dimulai, semua para pemeran pendukung diminta ke posnya masing-masing termasuk Anne yang harus standby di meja tamunya yang ada di depan bersama seorang mahasiswi lainnya yang sudah ditunjuk. Mereka harus bersiap walaupun para tamu undangan belum duduk kursinya masing-masing, tapi Profesor Gilbert sudah memberitahukan bahwa para tamu kehormatan itu sudah hampir tiba oleh karena itu semua pemain diminta untuk bersiap.     

"Wajahmu kenapa Agnes?" tanya Anne pelan pada Agnes yang duduk disampingnya.      

"Aku grogi Anne," jawab Agnes jujur.     

"Kenapa kau harus grogi bukankah kita tidak ikut tampil dalam acara pertunjukannya, kita hanya sebagai penerima tamu saja Agnes," ucap Anne lembut sambil tersenyum.     

"Tetap saja Anne, tetap saja aku grogi. Walau bagaimanapun tamu yang akan datang ini adalah orang-orang penting dan aku belum sanggup untuk berhadapan dengan mereka secara langsung," lirih Agnes dengan wajah yang semakin memucat.      

Anne tersenyum mendengar perkataan Agnes, ia lalu berusaha untuk menenangkan Agnes dengan memberikan kata-kata motivasi yang sama seperti yang sudah ia katakan sebelumnya kepada Linda di balik panggung. Saat Anne sedang menyeka keringat dingin yang keluar dari kening Linda tak lama kemudian terlihat iring-iringan mobil mewah mulai memasuki area kampus UAL, tanpa ada rasa curiga sama sekali Anne pun bersiap. Ia nampak merapikan baju kemeja yang ia pakai supaya terlihat lebih rapi, karena m tidak memakai riasan lengkap apapun di wajahnya alhasil ia tak memerlukan cerita seperti yang dilakukan oleh Agnes saat ini. Agnes berbalik badan ke arah Anne sambil merapikan riasan di wajahnya menggunakan bedak yang sudah ia genggam dari tadi, melihat apa yang dilakukan oleh Agnes membuat Anne tersenyum.      

Keputusan Anne untuk tidak menggunakan riasan di wajahnya adalah sebuah keputusan yang tepat, karena hari ini matahari sedang bersinar lumayan terik dan membuat siapapun pasti akan langsung berkeringat apalagi jika orang itu menggunakan makeup yang tebal. Anne hanya menggunakan sebuah lipgloss yang akan berubah warna merah jika dioleskan ke bibir si pemakainya, sebuah lipgloss kesayangan yang ia dapatkan dari temannya yang tinggal di Seoul. Anne juga hanya memakai maskara secara tipis untuk membuat bulu matanya terlihat lebih tebal, kemerahan di wajah Anne pun terjadi secara alami karena ia duduk dibawah sebuah kanopi yang cukup besar      

Saat sebuah mobil Jeep Wrangler warna hitam berhenti sudah berhenti, Anne pun sudah siap menyambutnya. Namun ketika melihat sosok yang turun dari mobil itu mendadak Anne kehilangan kata-kata, ia hanya bisa diam sambil mengunci bibirnya rapat sampai akhirnya pria itu berdiri tepat di hadapannya dan Agnes.      

"Hai Anne," sapa pria itu pertama kali pada Anne sambil tersenyum.     

"Selamat datang tuan, silahkan isi data diri terlebih dahulu di kolom ini," jawab Agnes dengan cepat sambil tersenyum ramah ke arah pria yang baru datang itu.      

"Tolong isikan data diriku saja nona, namaku Jack. Jackson Patrick Muller," ucap sang tamu pertama yang ternyata adalah Jack sang barista yang sangat Anne kenal.     

"Baik, anda dari mana tuan?" tanya Agnes kembali.      

"Swiss," jawab Jack singkat sambil terus menatap Anne yang membisu tanpa berkedip.     

"Maksudnya nama perusahaan anda apa Tu…"      

"Muller Finance Internasional," ucap Jack dengan cepat memotong perkataan Agnes.     

"Oh jadi Anda adalah CEO dari perusahaan pembayaran yang berasal dari Swiss itu Tuan, sebuah kehormatan besar bagi saya untuk bisa bertemu dengan anda Tuan Muller," pekik Agnes dengan keras saat menyadari pria yang ada di hadapannya ini adalah orang penting yang berasal dari Swiss.     

"Terima kasih nona, saya yang beruntung bisa datang ke kampus ini," jawab Jack pelan sambil tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari Anne yang masih juga tak mau membuka bibirnya sama sekali.     

Dari kejauhan terlihat Profesor Gilbert berlari ke arah mereka, ia datang bersama seorang dosen lainnya bersiap menyambut kedatangan Jack yang ternyata tiba terlebih dahulu di kampus. Setelah berbasa-basi akhirnya Jack pun berjalan menuju ke tempat acara bersama Profesor Gilbert, ia pergi meninggalkan Anne yang masih terdiam membisu. Jack yang kaget melihat keberadaan Anne di kampus UAL hampir berteriak kegirangan tadi, namun niatnya itu ia terpaksa batalkan karena menyadari kalau posisinya saat ini adalah sebagai tamu kehormatan di UAL. Saat berjalan bersama Profesor Albert cek terlihat menoleh beberapa kali ke arah in yang masih diam membisu duduk menghadap ke depan tanpa berbicara apa-apa.      

"Pantas saja si brengsek itu membuat kerjasama di kampus ini, ternyata dia sudah tahu kalau kau ada disini. Ok itu tak masalah yang penting akhirnya akulah yang akan mendapatkanmu Anne," ucap Jack dalam hati penuh keyakinan.     

Saat kekagetan Anne belum hilang karena melihat Jack yang tiba-tiba muncul dihadapannya, tak lama kemudian nafas Anne pun kembali berpacu dengan sangat cepat saat melihat sepasang manusia yang sangat ia kenal tiba-tiba berjalan ke arahnya.      

Prankk     

Gelas kopi yang dipegang oleh sang wanita yang berjalan disamping pria yang dikawal para bodyguard itu tiba-tiba terjatuh dari tangannya saat sampai didepan Anne, wajahnya pun memucat seketika. Begitu pula dengan sosok pria yang ada disampingnya, ia bahkan masih membuka mulut ya lebar saat melihat Anne.     

"Selamat datang tuan dan nyonya Ganke," ucap Anne lembut menyapa dua orang manusia yang sangat ia benci itu sambil tersenyum.     

"Anne kau mengenal mereka?" tanya Agnes kaget sambil berbisik.     

"Tentu tau, ini adalah tuan Leonardo Ganke dan istrinya nyonya Steffani Ganke," jawab Anne lantang sambil tersenyum manis menatap dua sosok yang masih sangat terkejut melihatnya.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.