I'LL Teach You Marianne

Penantian Aaron



Penantian Aaron

0Setelah mengantar Linda ke tempat kerja paruh waktunya Anne kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke sebuah taman bunga yang ada di pinggiran kota London milik serorang petani bunga yang biasa memasok bunga ke toko-toko di kota, Anne mendapatkan alamat petani bunga ini dari Tuan August. Walaupun sebenarnya sang petani bunga mengatakan kalau ia masih akan tetap memasok bunga ke toko milik Tuan August yang sudah berpindah tangan pada Anne namun Anne tetap ingin bertemu langsung dengan sang pemasok, ia merasa harus tetap berkenalan secara langsung. Anne ingin membuat hubungan baik dengan sang petani bunga itu sebagai bentuk sopan santunnya, setelah mengendarai mobilnya selama hampir satu jam akhirnya Anne pun tiba di tempat tujuan.     

"Akhh indahnya taman bunga ini," ucap Anne takjup saat melihat hamparan luas berbagai bunga indah ada dihadapannya.     

Tanpa menunggu lama Anne kemudian memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang sudah ditentukan, setelah memastikan mobilnya parkir dengan baik Anne kemudian melangkahkan kakinya menuju sebuah rumah kayu sederhana yang ada didekat ladang bunga itu. Kedatangan Anne langsung disambut baik oleh nyonya Mary sang pemilik ladang bunga itu, mereka lalu berbicang di sebuah kursi yang tak jauh dari rumah kayu yang jadi tempat persinggahan sementara nyonya Mary dan suaminya Tuan Albert jika sedang berkebun.     

Anne pun mengatakan tujuannya datang ke ladang bunga itu pada sepasang petani yang sudah tak muda lagi itu, nyonya Mary dan suaminya tersenyum mendengar perkataan Anne. Mereka senang sekali masih ada anak muda yang memiliki sopan santun seperti Anne yang mau datang jauh-jauh dari London demi bertemu dengan mereka, setelah hampir bercengkrama selama hampir satu jam akhrinya Anne berpamitan karena hari sudah hampir senja. Ia tak mau terlalu malam ada dijalan karena belum terlalu hafal dengan jalan, ia beruntung bisa sampai ditempat tujuannya dengan berbekal gps.     

"Sekali lagi terima kasih tuan dan nyonya jamuannya, saya sangat beruntung sekali mendapat sambutan yang luar biasa dari anda berdua," ucap Anne pelan sambil meraih tangan nyonya Mary.     

"Kami yang senang anak muda sepertimu masih bersedia datang jauh-jauh ketempat ini untuk bertemu kami secara langsung, ternyata yang dikatakan Tuan August sebelumnya benar. Pemilik toko bunga baru milikny adalah seorang gadis yang sopan dan baik hati," sahut nyonya Mary sambil tersenyum hangat.     

"Iya nona Anne, kami lah yang beruntung bisa bertemu anak muda seperti anda. Jangan khawatir bunga-bunga yang akan kami kirim pasti bunga dengan kualitas terbaik di ladang ini, jadi anda tak usah takut," imbuh tuan Albert ramah menimpali perkataan sang istri.     

Anne tersenyum mendengar perkataan sepasang suami istri yang ada dihadapannya itu, tak lama kemudian Anne pun pergi meninggalkan tempat indah itu menuju jalan raya dengan menggunakan mobilnya. Matahari yang akan tenggelam memberikan pemandangan yang sangat indah dan menyejukkan hati Anne yang sedang mengendarai mobilnya di jalan tol menuju London seorang diri, dengan alunan lagu dari boyband favoritnya Anne menikmati perjalanannya.     

"Untung saja tadi nyonya Mary menyuguhi banyak makanan sehingga aku tak perlu mencari makanan lagi di jalan," ucap Anne penuh syukur sambil menatap satu kotak makanan yang ada di sampingnya, selain memberinya makanan nyonya Mary juga membawakannya beberpa makanan.     

Pada awalnya Anne ingin menolak namun karena nyonya Mary memaksa akhirnya Anne pun menerimanya, ia merasa malu karena sudah makan sebelumnya dan merasa tak enak kembali dibawakan bekal untuk perjalan pulang menuju London. Anne memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi saat jalanan cukup sepi, ia merasa tak tenang berada di jalan tol sendirian di waktu senja seperti ini. Karena tak ada mobil lain yang menuju London Anne tak mendapatkan hambatan apapun di jalan tol, beruntung di area ladang bunga milik Nyonya Mary dan Tuan Albert tadi Anne sudah mengisi mobilnya dengan bahan bakar dengan full sehingga ia tak perlu mengisi bahan bakar lagi dijalan.     

Sementara itu di dalam mobilnya Aaron nampak sabar menunggu mundulnya Anne, ia berhenti di area parkir komplek apartemen yang ia dapatkan alamatnya dari seorang dosen di UAL. Walaupun alamat yang diberikan sang dosen belumlah dipastikan kebenarannya namun ia tak perduli, dengan sabar Aaron menunggu Anne didalam mobilnya sambil menikmati burger dan kentang gorengnya yang ia beli sebelumnya datang ke apartemen milik Anne.     

"Jangan buat aku sia-sia menunggumu selama hampir dua jam di tempat Anne, kau harus muncul di hadapanku," ucap Aaron lirih sambil menyeka bibirnya menggunakan tissue saat sudah selesai menikmati junk food sebagai makan malamnya.     

Aaron melirik ke arah jam Audemars Piguet yang memiliki harga 83.300 USD salah satu dari sekian banyak jam berharga fantastis koleksinya, Aaron masih mencoba sabar menunggu Anne. Ini adalah pertama kalinya seorang Aaron Sean Connery menunggu seorang wanita hampir lebih dari dua jam tanpa kepastian, tanpa tau nomor ponselnya.     

"Sabar Aaron kau sudah menunggunya berbulan-bulan, dua jam itu sebentar. Jadi jangan menyerah huaahhh ini kenapa aku jadi mengantuk," gumam Aaron pelan sambil menutup mulutnya, tiba-tiba rasa kantuk mulai menyerang Aaron yang baru saja selesai makan. Ia kemudian menyandarkan tubuhnya ke kursi setelah ia atur sedemiakian rupa supaya membuatnya nyaman untuk memejamkan mata sejenak.     

Setelah mengendari mobil dengan kecepatan tinggi Anne akhirnya menurunkan kecepatan mobilnya saat sudah memasuki pusat kota London, Anne yang tak menghentikan mobilnya sama sekali itu akhirnya bisa tenang saat sudah sampai dikota.     

"Terima kasih Tuhan sudah menjagaku," ucap Anne penuh syukur sambil menghentikan mobilnya di depan sebuah toko roti yang ramai.     

Perlahan Anne meraih botol air mineral yang ada disampingnya dan menenggaknya dengan cepat tanpa menyisakan satu tetes pun, berkendara selama hampir dua jam nonstop membuatnya sangat haus.     

"Sepertinya lain kali aku harus mengajak seseorang saat pergi ketempat itu lagi, rasanya menakutkan sekali ada dijalan sendirian," ucap Anne lirih sambil membuka bekal yang diberikan nyonya Mary, cacing-cacing diperutnya sudah berdemo minta makan sejak di tol satu jam lalu sebenarnya. Namun karena ia takut berhenti akhirnya Anne menahan rasa laparnya sampai satu jam berikutnya.     

Setelah menghabiskan bekal yang diberikan nyonya Mary sang pemilik kebun bunga Anne lalu kembali meneruskan perjalannya lagi menuju apartemen, rasa kantuknya tiba-tiba datang saat perutnya sudah terisi makanan.     

"Aku harus secepatnya sampai di apartemen, rasa kantuk ini sudah tak tertahankan," ucap Anne lirih sambil mengemudikan mobilnya menuju apartemen dengan hati-hati, beradu dengan lampu dari mobil lain yang ada didepannya membuat kedua matanya cepat lelah dan bertambah mengantuk.     

Tiga puluh menit kemudian Anne akhirnya sampai di apartemennya, senyumnya tersungging saat melihat kamarnya sudah terlihat didepan mata. Setelah memarkirkan mobilnya dengan baik Anne lalu turun dan melangkahkan kakinya menuju apartemennya, namun baru melangkahkan kaki dua langkah dari mobil Anne langsung berhenti saat ada yang menyentuh pundaknya dari belakang.     

"Anne..." panggil seorang pria dengan lembut.     

Deg     

Jantung Anne berdetak sangat cepat saat mendengar namanya disebut, suara pria yang memangilnya itu juga terasa tak asing baginya. Perlahan Anne menoleh kebelakang untuk melihat orang yang memanggil namanya itu, Anne langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya saat melihat sosok pria yang ada dihadapannya.     

"Kau..."     

"Iya ini aku..."     

"Aaron...kau Aaron kan?!"pekik Anne dengan keras memotong perkataan Aaron.     

"Iya aku Aaron," jawab sang pria misterius yang ternyata adalah Aaron itu sambil tersenyum.     

"Ya Tuhan Aaron, bagaimana bisa kita bertemu lagi di London. Oh iya maafkan aku waktu itu pindah tak mengabarimu," ucap Anne penuh sesal.     

Aaron tersenyum mendengar perkataan Anne, ia lalu meraih wajah Anne yang tertunduk menggunakan jemarinya dengan lembut.     

"Aku yakin kau pasti punya alasan tersendiri waktu itu, jadi aku tak marah Anne. Justru sekarang aku senang sekali bisa bertemu lagi denganmu seperti ini Anne," ucap Aaron lembut.     

"Kau tak marah padaku?"tanya Anne singkat.     

"Untuk apa aku marah, yang penting kau baik-baik saja. Itu sudah cukup bagiku Anne," jawab Aaron pelan sambil tersenyum, kedua mata Aaron terpancar kebahagiaan yang sangat besar saat bisa bertemu lagi dengan Anne. Ia ingin sekali memeluk Anne saat ini juga namun Aaron menahannya agar Anne tidak marah padanya.     

Senyum Anne tersungging mendengar perkataan Aaron, rasa canggungnya pada Aaron pun hilang seketika.     

Blarrr     

Tiba-tiba saja kilatan petir datang dan membuat keadaaan terang seketika yang membuat Anne kaget dan melompat ke arah Aaron yang ada didepannya.     

"Its ok, itu cuma kilat Anne," bisik Aaron lembut sambil memeluk Anne.     

"Aku takut petir,"jawab Anne lirih dengan suara bergetar.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.