I'LL Teach You Marianne

Mulai terasa



Mulai terasa

0Setelah selesai membeli buah Jack lalu mengantar Anne ke toko bunga sesuai tujuan awal mereka, Jack membeli dua kantung besar berisi buah-buahan segar. Satu untuknya dan satu untuk Anne tentu saja, walau pada awalnya Anne menolak buah-buahan itu namun akhirnya ia menerimanya juga karena Jack mengancam akan terus mengganggunya hari ini kalau tak menerima buah-buahan itu.     

"Ok, kau sudah sampai." Jack menghentikan laju mobilnya saat mereka sudah sampai di toko bunga milik Anne.     

"Terima kasih, aku turun ya. Aku harus cepat membuka toko sebelum Linda datang," jawab Anne pelan sembari melepas sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya.     

"Perlu bantuanku Anne?"tanya Jack pelan.     

Anne menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Jack, ia lalu membuka pintu mobil Bugatti Veyron milik Jack untuk turun. Beruntung belum banyak toko buka sehingga tak ada yang tau kalau dirinya baru turun dari supercar mewah itu, Anne hampir saja melupakan soal jantung buahnya kalau saja tak diingatkan oleh Jack.      

"Ya sudah sana pergi, bye." Anne mengusir Jack secara halus.     

"Bye," jawab Jack singkat, setelah itu Jack kembali memacu mobilnya pergi dari pertokoan itu menuju jalan raya untuk pergi ke kantor barunya.     

Melihat Jack pergi Anne lalu tersenyum, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju toko bunga. Senyumnya tersungging saat melihat mobilnya masih terparkir cantik didepan toko, setekah meletakkan kantung yang berisi buah-buahan di kursi terlebih dahulu Anne lalu membuka kunci toko bunganya. Dengan cekatan Anne melakukan persiapan, ia lalu membuka lebar pintu tokonya membiarkan udara berganti sambil membersihkan kaca mobilnya.      

Setelah hampir dua puluh menit ada di toko terlihat Linda datang setelah ia turun dari sebuah bus, senyumnya merekah saat berjalan menuju toko dimana Anne sedang berada di meja kasir untuk memeriksa pesanan yang masuk melalui akun media sosial toko. Setibanya di toko Linda langsung meletakkan barang bawaannya dan mulai bekerja bersama Anne, toko yang tadinya sepi kini sudah penuh tawa karena lelucon yang dibuat oleh Linda saat ia melihat Anne merangkai bouquet bunga pesanan pembeli.      

Sementara itu di Northampton Aaron dan Daniel baru saja pergi meninggalkan hotel tempat mereka menginap, sebelum berangkat ke London ia sempat datang ke BlueStar Ltd untuk  berpamitan pada tuan Bob.      

"Rasanya kembali ke London setelah meeting tak pernah semenyenangkan ini Daniel," ucap Aaron pelan sambil mengunyah permen karet.     

"Bagiku sama saja, tak ada yang berbeda," jawab Daniel singkat.     

"Dasar kau menyebalkan, oh ya aku mau ke kampus Anne terlebih dahulu. Aku ingin mengunjunginya sebelum pulang, jadi bangunkan aku ketika sudah memasuki kota London." Aaron berpesan pada Daniel sang tangan kanan sambil memejamkan kedua matanya di kursi mobil.     

Daniel hanya diam tak merespon perkataan Aaron, ia tau kalau tuannya itu memiliki perasaan berbeda pada Anne walau mereka belum terlihat hubungan. Karena tak mau mencari masalah Daniel lalu berkonsentrasi mengemudikan mobilnya di jalan tol, ia tak ingin mengganggu tidur sang tuan yang sudah bersandar di kursi. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam tiga puluh menit mobil yang dibawa Daniel akhirnya masuk ke kota London, seperti permintaan Aaron sebelumnya ia kini mengarahkan laju mobilnya ke kampus UAL. Saat tiba di kampus seni itu Daniel merasa aneh karena suasana kampus yang jauh lebih sepi dari hari terakhir ia datang ke kampus itu, karena penasaran Daniel turun dari mobil dan berjalan pelan mendekati gerombolan mahasiswa yang sedang berkumpul tak jauh dari tempatnya menghentikan mobil.     

"Maaf mengganggu, mau bertanya. Kenapa kampus ini terlihat sepi sekali ya?"tanya Daniel pelan pada para mahasiswa yang ada dihadapannya.     

"Oh iya pasti sepi, tiga jurusan favorit di kampus ini sedang pergi berlibur ke Irlandia selama tiga hari. Yang kami dengar mereka mendapatkan hadiah dari salah satu CEO perusahaan besar yang kemarin datang sewaktu pergelaran, sangat menyebalkan karena kami tak pernah mendapatkan kesempatan seperti itu," jawab seorang mahasiswi dengan ketus.     

"Oh jadi begitu, yang ikut pertunjukan saja yang pergi ya. Ok terima kasih infonya, selamat pagi." Daniel mengucapkan terima kasih dengan tulus dengan sebuah senyum di wajahnya pada mahasiswi yang menjawab pertanyaan, tak lama kemudian ia berjalan kembali menuju mobil dimana Aaron sudah bangun dan sedang berdiri di luar mobil.     

"Ada apa Daniel, kenapa kau berhenti diluar?"tanya Aaron dengan cepat saat Daniel sudah ada dihadapan.     

"Rupanya para mahasiswa yang ikut pertunjukan kemarin pergi ke Irlandia Tuan, mereka semua berlibur kesana selama tiga hari Tuan," jawab Daniel singkat.      

"Liburan ke Irlandia tiga hari! Bagaimana mungkin!" Aaron kaget tak percaya mendengar perkataan Daniel dengan kedua matanya membulat sempurna.     

"Itu yang aku dengar tadi dari mahasiswa yang sedang…"     

Daniel tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Aaron tiba-tiba masuk ke dalam mobil, tak lama kemudian ia pergi mengendarai mobilnya untuk pergi ke apartemen Anne meninggalkan Daniel. Daniel yang tak bisa melakukan apa-apa hanya bisa pasrah saat ditinggal oleh Aaron, dengan langkah gontai Daniel berdiri di pinggir jalan untuk menghentikan taksi.     

Sepanjang jalan menuju apartemen Anne sudah tak terhitung berapa kali Aaron menghubungi Anne, memang selama mengerjakan proyek besar dengan BlueStar Ltd Aaron jarang menghubungi Anne hal ini karena ia ingin konsentrasi pada pekerjaannya agar cepat selesai. Karena itu ia tak tau apa-apa dengan kabar berliburnya para mahasiswa UAL ke Irlandia selama tiga hari, Aaron pun tak mengetahui kalau Jack sudah membuka kantor di London. Ia benar-benar sangat fokus pada pekerjaannya selama beberapa hari terakhir ini.      

"Anne, angkat Anne. Kau tak pergi ke Irlandia bukan," ucap Aaron lirih sambil mencoba menghubungi Anne kembali untuk kesekian kalinya.      

Karena tak sabar Aaron akhirnya memilih untuk tak menghubungi Anne, ia menambah kecepatan mobilnya untuk menuju apartemen Anne. Aaron mencoba untuk tenang dan berkonsentrasi mengendarai mobilnya, ia ingin datang dan memastikan sendiri apakah Anne ikut pergi atau tidak ke Irlandia. Saat sudah hampir dekat dengan tujuannya Aaron memperlambat laju mobilnya karena daerah itu banyak pejalan kaki, Aaron yang sedang konsentrasi dengan setir tiba-tiba menginjak rem mobilnya saat melihat mobil milik Anne terparkir tak jauh dari tempatnya berada saat ini. Tanpa pikir panjang Aaron langsung mencari area kosong untuk memarkirkan mobilnya, dengan rasa penasaran yang besar Aaron keluar dan mendekati mobil Honda Civic warna hitam itu. Keyakinannya semakin besar saat melihat ada boneka beruang yang memakai baju bermotif bendera Inggris di atas dashboard.      

"Aaron!"��     

Suara seseorang yang cukup familiar terdengar memanggil namanya sehingga ia langsung menoleh ke arah sumber suara dan tertegun ketika melihat si empunya suara sedang berdiri sambil membawa bouquet bunga mawar di tangannya.     

"Anne," desis Aaron lirih saat melihat sosok yang ia cari saat ini sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berada.     

Dengan senyum tersungging Anne berjalan mendekati Aaron yang berdiri di samping mobilnya.     

"Apa yang kau lakukan disini Aaron?"tanya Anne pelan.     

"Seharusnya aku yang bertanya itu padamu Anne, kenapa kau ada disini." Aaron melontarkan pertanyaan yang sudah Anne tanyakan kepadanya.     

"Aku bekerja disini, itu tempat kerjaku,"jawab Anne singkat sambil menunjuk toko bunga miliknya.      

Kedua mata Aaron menyipit melihat kearah toko bunga yang sedang sepi itu.     

"Toko bunga, kau bekerja di toko bunga itu?"tanya Aaron tak percaya.     

"Iya, nanti aku jelaskan. Aku harus mengantarkan bouquet bunga ini sebentar, pemiliknya baru sampai itu." Anne menjawab perkataan Aaron sambil berjalan mendekati sebuah mobil berwarna putih yang baru saja berhenti tepat di belakang mobil Anne.      

Dengan hati-hati Anne menyerahkan bouquet bunga mawar buatannya kepada pemiliknya, tak lama kemudian mobil itu pun pergi dari hadapan Anne yang tersenyum puas melihat pembelinya senang atas hasil karyanya. Aaron yang sedang berdiri disamping mobil Anne melipat wajahnya saat melihat Anne tersenyum pada pria lain, ada rasa kesal dan tak suka bergemuruh di dalam dadanya saat ini.     

"Anne, kau berhutang penjelasan kepadaku!!"ucap Aaron dingin tiba-tiba berdiri disamping Anne.     

"Berhutang penjelasan, maksudnya apa?"tanya Anne bingung.     

Alih-alih menjawab pertanyaan dari Anne, Aaron justru meraih tangan Anne dan menariknya berjalan menuju toko bunga.      

"Ini, apa maksudmu dengan bekerja di toko bunga ini Anne." Aaron menjawab dengan ketus pertanyaan dari Anne.      

"Oh ini, iya aku bekerja disini lebih tepatnya aku membuka usaha ini Aaron. Aku tak mungkin hanya diam saja setelah kuliah, oleh karena itu aku memutuskan untuk membuka usaha toko bunga di di tempat ini sebenarnya aku ingin meneruskan bisnis coffee shop seperti di Newcastle Upon Tyne namun aku tak memiliki kenalan barista di London. Maka dari itu aku memutuskan untuk membuka usaha yang baru saja, kebetulan pemilik lama toko bunga ini sangat aku kenal. Beliau menjualnya dengan harga yang cukup terjangkau dan seperti yang kau lihat sekarang aku memiliki toko bunga untuk meneruskan hidupku dan membiayai pengeluaran ku selama aku kuliah dan tinggal di London. Kau tau sendiri bukan biaya tinggal di kota ini sangat mahal," ucap Anne panjang lebar menjelaskan pada Aaron.     

"Jadi kau pemilik toko bunga ini, lalu apakah kau bekerja seorang diri? Bukankah sangat merepotkan merangkai bunga dan melayani pembeli seperti tadi kalau kau hanya seorang diri mengurus toko bunga ini?" tanya Aaron kembali.      

"No, aku mengajak Linda bekerja disini. Karena Linda merasa sudah tidak nyaman bekerja di tempat kerja lamanya akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dan mau membantuku mengurus toko bunga, jadi aku tak kesulitan sama sekali. Sekarang saja Linda sedang pergi mengantarkan pesanan ke sebuah kantor yang tak jauh dari tempat ini," jawab Anne sambil tersenyum.      

"Linda…"      

"Akh iya, kau pasti tak tahu siapa Linda Jadi Linda adalah teman satu jurusanku. Seharusnya kau sudah melihatnya, kemarin pada saat pertunjukan ia ikut tampil sebagai ibu tiri dari pemeran utamanya,"ucap Anne penuh semangat.      

Mendengar perkataan Anne membuat Aaron terdiam seketika, pasalnya saat pertunjukan itu ia maju ke panggung dan sempat berjabat tangan dengan beberapa pemain utama yang tampil. Ia juga diperkenalkan Profesor Gilbert sebagai CEO dari Connery Corporation di mana sampai saat ini ia belum mengatakan pekerjaan sebenarnya kepada Anne. Mengingat hal itu membuat Aaron merasa tak tenang, ia tak ingin Anne mengetahui siapa dirinya sesungguhnya dari orang lain.     

"Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu ya Anne. Aku harus kembali bekerja, nanti aku hubungi lagi. Oh ya dimana ponselmu?"tanya Aaron dengan cepat.      

"Di Meja kasir," jawab Anne singkat.     

"Tolong bawa selalu ponselmu, jangan biarkan aku menghubungimu berkali-kali Anne. Aku jadi berpikir yang aneh-aneh kalau teleponku tak kau angkat." Protes Aaron dengan nada meninggi, ia tak suka dengan kebiasaan Anne yang tak langsung mengangkat panggilan masuk di ponselnya.     

"Iya Aaron maaf, saat bekerja aku sering memasang mode silent di ponselku,"ucap Anne pelan dengan rasa bersalah.     

Melihat perubahan ekspresi Anne membuat Aaron merasa bersalah, perlahan ia merapikan rambut Anne yang berantakan karena terkena angin.     

"Ya sudah lah tak apa, aku tak marah padamu Anne. Kalau begitu aku pergi ya, selamat bekerja bos dan semoga banyak pembeli yang datang hari ini." Aaron mencoba untuk mencairkan suasana dengan melucu menyebut Anne dengan sebutan bos.     

"Amin, ya sudah sana pergi. Nanti kau dimarahi atasanmu," ucap Anne pelan dengan senyum manis tersungging di wajahnya.     

Jantung Aaron berdetak dengan kencang, melihat Anne tersenyum seperti itu kepada dirinya benar-benar membuatnya tak tenang. Baru kali ini ia merasakan kegelisahan seperti ini saat melihat seorang gadis tersenyum, karena tak mau berlama-lama di tempat itu Aaron kemudian melangkahkan kakinya menuju mobil yang terparkir tepat di seberang mobil Anne. Setelah membunyikan klakson Aaron kemudian memacu mobilnya pergi meninggalkan toko bunga Anne menuju jalan raya, satu tangannya masih memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.      

"Apa yang terjadi padaku Tuhan,"ucap Aaron lirih.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.