I'LL Teach You Marianne

Obat penenang Aaron



Obat penenang Aaron

0Aaron dan Daniel duduk di sofa bersebelahan menatap Eleanor yang sedang bercerita panjang lebar tentang apa yang terjadi dengan hubungannya dengan sang tunangan yang berakhir tadi pagi, dimana ia membuang cincin berlian dari Steven Dawkins karena melihat tunangannya itu tidur bersama wanita lain.     

"Thomas sudah tau?"tanya Aaron pelan.     

"Belum kak, kalau kakak tau maka aku pasti akan dibunuh olehnya hiks hikss," jawab Elea dengan masih terus menangis.     

"Kau harus memberi tahu kakakmu Elea, walau bagaimanapun Thomas harus tahu apa yang terjadi. Kau tak bisa begini selamanya, kau memiliki kakak yang bisa diajak untuk berbicara dan berbagi. Aku tak bisa membantumu banyak karena aku adalah orang lain, aku bukan keluarga Hoover. Walaupun kita dekat aku tak bisa berbuat banyak kepada Steven," ucap Aaron lembut menolak permintaan Elea yang sebelumnya untuk memenjarakan Steven dan wanita selingkuhannya.     

Brakkk     

Alih-alih mengiyakan perkataan Aaron yang lembut itu Elea justru membuang vas bunga yang ada diatas meja dan langsung membuat vas bunga hancur berantakan di lantai.     

"Papaku sudah banyak membantu perusahaanmu dulu saat hampir bangkrut, lalu sekarang saat aku minta tolong kau tak mau membantuku. Kau benar-benar tak tau balas budi Aaron!!!" Elea berteriak keras membentak Aaron, kedua matanya memerah dan terbuka lebar saat bicara seperti itu pada Aaron.     

"Aku tau, paman Samuel sudah banyak membantuku dulu Elea. Tapi tetap saja aku tak bisa berbuat banyak, ini masalah keluarga kalian Elea. Aku hanya orang luar, aku tak bisa langsung mengambil tindakan seperti itu. Aku gak mau dianggap melangkahi paman Samuel dan Thomas kakakmu," jawab Aaron pelan mencoba sabar.     

"Sudahlah Aaron kau terlalu banyak bicara, kalau kau memang tak mau membantuku jangan banyak alasan. Aku membencimu!!"teriak Elea dengan keras.     

Setelah berkata seperti itu Elia kemudian berlari meninggalkan ruang kerja Aaron, ia langsung masuk ke dalam lift tanpa membalas sapaan dari para karyawan Aaron yang kebetulan berpapasan dengannya di depan lift.      

Daniel hanya menggelengkan kepalanya perlahan melihat tingkah Elea, ia benar-benar tak menyangka kalau adik Thomas bisa bersikap seperti itu. Padahal selama ini Elea yang ia kenal adalah seorang gadis yang lembut baik dan penurut, namun kali ini semua bayangan tentang kebaikan Elea itu langsung hilang saat melihat sikapnya yang kasar.     

"Elea terlalu dimanjakan sejak kecil dan jadi wajar saja kalau sifatnya seperti itu," ucap Aaron pelan sambil tersenyum kearah Daniel seolah ia tau apa yang sedang dipikirkan oleh Daniel saat ini.     

"Hebat kau bisa tau apa isi kepalaku      

Tuan,"jawab Daniel dengan cepat.     

"Dari raut wajahmu saja aku sudah bisa membaca apa yang ada dalam pikiranmu, jadi jangan pernah memikirkan hal buruk tentangku. Karena aku bisa tau tanpa harus bertanya langsung kepadamu," sahut Aaron pelan.     

Daniel hanya tertawa mendengar perkataan Aaron, ia tau kalau sebenarnya yang dikatakan Aaron hanyalah sebuah gurauan namun ia senang saat Aaron sudah mulai menyombongkan dirinya seperti itu.      

"Apa yang akan kau lakukan bos?"tanya Daniel penasaran saat melihat Aaron meraih ponselnya, kadang saat sedang berdua saja Daniel suka memanggil bos kepada Aaron namun jika banyak orang ia akan memanggil tuan kepada Aaron walaupun sebenarnya Aaron lebih suka Daniel memanggil namanya tanpa embel-embel apapun.     

"Aku harus bicara pada Thomas, dia harus tau apa yang terjadi pada Elea dan Steven," jawab Aaron singkat sambil menunjukkan ponselnya yang sedang memanggil Thomas, mereka sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.      

"I see." Daniel menganggukan kepalanya sambil tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Aaron.     

Tak lama kemudian Aaron pun akhirnya tersambung dengan Thomas yang saat ini sedang berlibur ke Italia bersama wanita-wanitanya, Aaron menceritakan apa yang baru saja terjadi di ruang kerjanya dimana Elea menangis dan menceritakan perihal kegagalan hubungannya dengan Steven. Thomas yang sebenarnya sedang bercinta dengan dua model yang sedang ia sponsori langsung bangun dari tubuh para model itu, ia duduk di sofa dan mendengarkan semua penjelasan Aaron. Ia terlihat sangat marah ketika mengetahui ternyata adik kesayangannya dikhianati oleh tunangannya.     

"Aku akan kembali ke London siang ini, jemput aku dibandara Aaron," ucap Thomas dingin sesaat setelah Aaron bercerita panjang lebar.     

"Ok, beritahukan saja jadwal keberangkatan pesawatmu," jawab Aaron singkat.      

Aaron lalu meletakkan ponselnya kembali di atas meja dan merebahkan tubuhnya diatas kursi kerjanya lagi sambil memejamkan kedua matanya, mengetahui hal buruk sudah terjadi pada Elia membuat Aaron benar-benar tak tenang. Ia tak mungkin bisa diam saja ketika melihat Elea mendapatkan perlakuan yang tidak adil seperti itu dari Steven, oleh karena itu langsung menghubungi Thomas sahabatnya untuk menceritakan apa yang terjadi pada Elea. Aaron sudah menganggap Elea sebagai adiknya sendiri, terlahir sebagai anak tunggal membuat Aaron benar-benar menyayangi Elea yang tumbuh besar bersama sejak kecil bersama Thomas sebelum keluarga mereka pindah ke Newcastle upon Tyne saat Aaron dan Thomas masuk ke sekolah menengah tingkat pertama.     

"Sambil menunggu Tuan Thomas sampai di London lebih baik kita makan siang terlebih dahulu bos, ingat kau punya maag yang tak bisa dianggap enteng," ucap Daniel pelan mengingatkan Aaron untuk makan siang karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu siang.     

"Aku tak nafsu makan Daniel, ada saja masalah yang datang. Benar-benar memusingkan kepalaku," jawab Aaron singkat.     

Daniel langsung bangun dari kursinya dan mendekati Aaron, ia lalu meraih tangan sang tuan dan menariknya paksa untuk bangun. Satu hal yang sudah dihafal oleh Daniel adalah ketika Aaron memiliki masalah maka ia tidak akan memiliki nafsu makan, oleh karena itu ia langsung bertindak cepat karena tak mau Aaron kembali masuk rumah sakit. Aaron yang sudah ditarik paksa oleh Daniel hanya bisa pasrah, ia pun berjalan pelan di belakang Daniel menuju lift. Biasanya untuk menghemat waktu Aaron akan memilih untuk makan di kantin perusahaan, berbaur dengan para karyawan yang lain. Namun kali ini ia tak makan di kantin, pasalnya Daniel mengajaknya pergi keluar. Aaron pergi menggunakan mobil menuju ke sebuah tempat yang tak ia tau, karena Daniel lah yang mengendarai mobil.      

Rupanya Daniel mengajak Aaron pergi ke sebuah restoran cepat saji untuk membeli beberapa burger dan kentang goreng serta sandwich, namun anehnya mereka tidak makan ditempat. Daniel meminta pada karyawan restoran itu untuk membungkusnya dan hal ini membuat Aaron bingung, pasalnya tak ada pembahasan sebelumnya untuk makan di tempat lain. Namun karena ia tahu Daniel sedang kesal kepadanya akhirnya Aaron hanya bisa menutup mulutnya dan membiarkan apapun yang ingin dilakukan oleh Daniel, saat naik ke mobil Aaron pun hanya menikmati kentang gorengnya membiarkan Daniel mengendarai mobil sesuka hatinya. Setelah berkendara selama hampir empat puluh lima menit akhirnya mobil yang dibawa Daniel pun berhenti di depan toko bunga Anne, Aaron yang sudah menghabiskan satu porsi kentang goreng dan satu burger ukuran kecil nampak kaget saat Daniel membawanya ke tempat Anne.     

"Jangan tanya kenapa dan bagaimana aku bisa tau tentang toko bunga nona Anne, yang jelas saat ini kita sudah sampai ditujuan. Ayo turun dan ajal nona Anne makan siang bersama," ucap Daniel dengan cepat sambil membuka sabuk pengaman yang masih terpasang di tubuhnya.      

Setelah berkata seperti itu Daniel kemudian meraih tiga kantong kertas besar berisi makanan yang sudah ia pesan sebelumnya di restoran cepat saji, Ia lalu turun dari mobil dan berjalan menuju toko bunga milik Anne.      

"Ayo tuan," panggil Daniel keras mengajak Aaron turun.     

"I-iya," sahut Aaron tergagap sambil melepaskan sabuk pengamannya dan turun dari mobil mewahnya dan berlari menyusul Daniel yang sudah disambut oleh Anne dan Linda.      

Kebetulan Anne  dan Linda pun akan pergi ke keluar untuk mencari makan sebenarnya, namun mereka belum sempat pergi karena harus melayani satu pesanan bunga lagi yang harus segera dirapikan  secepatnya karena sang pembeli sudah sampai di toko bunga.     

"Kami tak mengganggu bukan?"tanya Aaron pelan pada Anne yang baru selesai merangkai buket bunga.      

"No, duduklah di kursi itu," jawab Anne singkat sambil menunjuk meja dan kursi yang ada di dalam toko bunganya.     

Tanpa bicara Aaron dan Daniel pun duduk di kursi yang Anne maksud, karena sebenarnya Daniel juga sudah lapar akhirnya ia mengeluarkan semua makanan yang sudah ia pesan sebelumnya dan ia tata di atas meja dengan rapi. Linda yang masih terkejut karena melihat CEO dari Connery Corporation ada di toko bunga nampak salah tingkah, ia hanya diam di samping meja kasir dimana Anne sedang menerima pembayaran dari pembeli bunga.     

Setelah selesai melayani pembeli Anne lalu mengajak Linda untuk bergabung dengan Aaron dan Daniel, mereka pun akhirnya makan bersama tanpa rasa canggung. Linda pun terlihat sudah nyaman setelah Anne mengatakan kalau Aaron adalah temannya, Anne sudah melupakan perkataan Aaron tadi malam yang mengajaknya menikah. Anne menganggap apa yang dikatakan Aaron hanyalah sebuah lelucon saja karena ia tau Aaron adalah orang yang humoris, seperti tebakan Daniel sebelumnya. Rencananya mengajak Anne makan siang bersama membuat Aaron lebih jauh lebih lahap dari sebelumnya, ia bahkan menghabiskan dua burger ukuran besar saat makan di toko bunga dan hal ini membuatnya senang karena melihat langsung makan sang tuan kembali normal.      

"Akh perutku." Daniel memegangi perutnya yang sudah full dengan makanan, ia baru saja menghabiskan dua burger ukuran jumbo dan tiga porsi kentang goreng serta setengah porsi salad yang ia bagi dua dengan Linda.      

"Dasar kau ini, jaga sikapmu Daniel. Ini ditempat orang," ucap Aaron pelan sambil menahan Daniel yang sedang meraba-raba perutnya yang sudah membuncit.     

"Biarkan saja, Daniel sedang kekenyangan. Terima kasih sudah datang kesini dan membawakan banyak sekali makanan, aku benar-benar sangat beruntung sekali bisa menghemat uang makanku bersama Linda karena kalian membawakan makanan sebanyak ini," sahut Anne dengan cepat sambil tertawa.      

"Ini bukan apa-apa Anne, kebetulan kami tak jauh dari toko. Jadi kami sekalian lewat dan menumpang makan disini," jawab Aaron berbohong.     

Tak lama kemudian Aaron pun pergi meninggalkan toko bunga karena Anne kedatangan kiriman bunga dari nyonya Mary, ia tak mau mengganggu Anne yang sedang sibuk.     

"Bye Anne, maaf tak membantu," ucap Aaron pelan saat sudah ada di dalam mobil.     

"It's fine, ini tugasku dan Linda. Hati-hati dijalan dan sekali terima kasih makanannya Aaron," jawab Anne cepat dengan lesung pipinya yang terlihat jelas karena tersenyum.     

Jantung Aaron bener-benar tak bisa diajak kompromi, ia merasa sesak saat melihat Anne tersenyum seperti itu. Karena tak kuat berlama-lama di dekat Anne akhirnya Aaron meminta Daniel untuk pergi. Anne pun melambaikan tangannya ke arah mobil Aaron, ia lalu kembali melanjutkan pekerjaannya menata bunga-bunga yang baru saja diturunkan dari mobil.     

"Tak sia-sia aku memberikan gaji besar padamu Daniel, ternyata kau pintar," ucap Aaron pelan memuji Daniel.     

"Tentu saja, kalau begitu berikan aku satu mobilmu sebagai hadiah. Aku mau mobil Ferrari yang…"     

Plakk     

Daniel tak dapat menyelesaikan perkataannya karena kepalanya dipukul oleh Aaron dengan cukup keras.     

"Jangan mimpi, itu mobil kesayangaku Daniel hahaha." Aaron tertawa lebar setelah ia memukul Daniel.      

Sementara itu Daniel hanya bisa meringis kesakitan sambil terus memacu mobilnya pergi kembali ke kantor, ia senang karena hari ini bisa membuat Aaron kembali tersenyum. Daniel pun yakin kalau Aaron benar-benar menyukai Anne.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.