I'LL Teach You Marianne

New Anne



New Anne

0Setelah mengungkapkan semua isi hatinya kepada Nyonya Delila dan nyonya Riley di laundry koin milik kedua wanita itu Anne pun kembali ke apartemennya, pada awalnya kedua wanita baik itu meminta Anne untuk menginap di rumah mereka namun Anne menolaknya. Anne memilih untuk pulang karena besok ia ada kuliah pagi.      

"Hati-hati sayang, ini sudah jam sebelas malam,"ucap nyonya Delila pelan, ia terlihat khawatir pada Anne.     

"Iya Anne, apakah tidak lebih baik kau menginap dirumah kami saja?"tanya nyonya Riley menambahkan perkataan nyonya Delila.     

"Iya Nyonya, saya akan baik-baik saja. Lagipula ini belum terlalu malam, jalanan masih cukup ramai. Anda berdua tak usah khawatir, saya pasti akan sampai dengan selamat di apartemen," jawab Anne pelan sambil tersenyum pada kedua wanita paruh baya yang sedang mencengkram tangannya itu.     

"Sampai di apartemen jangan lupa mengabari kami sayang," pinta nyonya Riley dengan cepat.      

"Iya Nyonya, ya sudah kalau begitu aku pulang, Selamat istirahat dan terima kasih untuk hari ini, aku benar-benar bersyukur memiliki kalian berdua," jawab Anne kembali dengan mata berkaca-kaca.     

Nyonya Riley dan nyonya Delila hanya tersenyum mendengar perkataan Anne, mereka berdua lalu memeluk Anne dengan erat. Tak lama kemudian Anne lalu melepaskan pelukan kedua wanita itu karena harus segera pulang, ia tak mau membuat kedua wanita baik hati itu tidur terlalu malam karena hari ini mereka sudah lelah bekerja.      

Anne lalu masuk ke dalam mobilnya dan segera memacu mobilnya pergi dari depan rumah sederhana milik nyonya Riley dan nyonya Delila menuju jalan raya untuk pulang ke apartemennya, ia sudah kenyang karena sebelum pulang dan mengantar nyonya Riley dan nyonya Delila mereka bertiga sempat makan malam terlebih dahulu. Setelah mobil Anne tak terlihat lagi nyonya Delila dan nyonya Riley pun masuk kedalam rumah mereka berdua, merasa senang hari ini karena bisa bertemu dan memeluk Anne kembali. Bertemu dengan Anne merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi mereka, karena mereka sudah menganggap Anne sebagai anaknya.      

Di dalam mobilnya Anne berkonsentrasi mengendarai mobilnya, kalau tadi sore ia sangat sedih karena Jack tak bisa dihubungi kini ia merasa jauh lebih baik. Dinasehati oleh nyonya Delila dan nyonya Riley membuatnya lebih tenang, Anne kini fokus untuk menjalani hidupnya dan melakukan apapun yang membuatnya bahagia. Seperti yang dikatakan oleh nyonya Delila sebelumnya bahwa ia kini akan menutup telinganya dan tak memperdulikan omongan orang lain lagi, ia harus bahagia menjalani hidupnya sekarang.     

Setelah berkendara selama hampir empat puluh menit Anne akhirnya tiba di apartemennya, karena malam sudah larut Anne agak kesulitan mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya. Beruntung ada seorang security yang melihatnya terus berputar-putar di area parkir, dengan sigap security itu memandu Anne menuju ke sebuah tempat parkir kosong yang masih tersedia. Para security yang berjaga di gedung apartemen Anne sudah hafal dengan mobil milik Anne, sehingga mereka langsung sigap ketika melihat Anne sedikit kesulitan. Kebaikan yang ditanam oleh Anne benar-benar sudah membuat para security itu lebih menghargai dirinya dua kali lipat, dibanding para penghuni lainnya yang biasanya acuh kepada para security yang dianggap adalah pekerja rendahan.      

"Terima kasih atas bantuannya pak, saya tak tau apa yang terjadi kalau tadi bapak tidak membantu. Mungkin saya masih berputar-putar seperti itu terus di area parkir," ucap Anne dengan tulus.     

"Ini bukan apa-apa nona, ini adalah bagian dari tugas kami jadi anda tak perlu sungkan seperti itu," jawab sang security yang bernama Greg dengan sopan.     

Mendengar perkataan sang security membuat Anne tersenyum, saat sudah berjalan empat langkah menuju ke gedung apartemen tiba-tiba Anne teringat akan keberadaan barang bawaannya yang ada di dalam mobilnya. Dengan cepat Anne berbalik dan membuka mobilnya kembali untuk meraih goodie bag yang ia sengaja siapkan untuk para security berjaga malam.      

"Ambil ini pak," ucap Anne lembut.      

"Apa ini nona?"tanya security yang bernama Greg bingung.     

"Itu berisi kopi dan cemilan yang bisa bapak nikmati bersama bapak-bapak lainnya malam ini, maaf kalau kopinya sudah dingin. Tadi setelah membelinya saya mengantar teman pulang terlebih dahulu pak, jadi sampai apartemen mungkin sudah dingin tidak sepanas sebelumnya," jawab Anne dengan cepat.       

"Anda tak perlu seperti ini nona, anda sudah sering sekali memberikan kami banyak makanan seperti ini. Kami merasa tidak pantas untuk mendapatkan semua ini, karena yang kami lakukan adalah bagian dari pekerjaan kami nona," ucap Greg pelan.     

"Jangan seperti itu pak, saya kan juga tidak tiap hari memberikan kalian kopi seperti ini. Lagi pula itu hanya kopi bukan sesuatu yang mahal, jadi tak perlu sungkan. Ya sudah kalau begitu saya maksud dulu ya pak saya sudah sangat mengantuk besok pagi harus berangkat kuliah lagi, permisi," pamit Anne pelan sambil menepuk pundak sang security sambil tersenyum, setelah berkata seperti itu Anne kemudian melangkahkan kakinya menuju gedung apartemen.     

Saat Anne masuk ke dalam gedung apartemen ia tersenyum ramah pada dua orang security yang sedang berjaga di mejanya, seperti biasa ketika Anne ingin masuk lift pasti salah satu dari security akan langsung sigap menekan tombol lift untuk Anne.      

"Terima kasih," ucap Anne pelan pada security buang sedang berdiri di depan lift.      

"Sama-sama Nona, selamat istirahat," jawab sang security yang rambutnya mulai memutih.     

Anne menganggukkan kepalanya perlahan, tak lama kemudian pintu lift pun tertutup dan lift itu langsung membawa Anne naik ke lantai sepuluh. Tepat setelah Anne naik, Greg seorang security yang membantu Anne parkir tadi masuk kedalam gedung. Ia menghampiri ketiga temannya yang berjaga dengan membawa kantong pemberian Anne, ketiga security yang berjaga di lobby pun sudah bisa menebak kalau itu pemberian Anne.      

"Benar-benar gadis yang baik nona Anne," ucap seorang security yang sebelumnya menekan tombol lift untuk Anne sebelumnya.     

"Iya, dia tak hanya cantik diwajah saja. Hatinya pun cantik, sangat jarang ada penghuni apartemen yang masih peduli pada kita yang pegawai rendahan ini," sahut Greg dengan cepat.     

Ketiga security lainnya hanya mengangguk pelan merespon perkataan Greg, tak lama kemudian mereka lalu menikmati kopi dan croissant yang dibelikan oleh Anne. Mereka benar-benar bersyukur bisa mendapatkan makanan seperti itu dari Anne.      

Anne yang sudah sampai di kamarnya nampak sedang melepas pakaian yang masih melekat di tubuh semampainya di depan kaca yang ada di kamar mandi, menangis hampir dua jam di laundry membuat kedua matanya sembab. Beruntung hari sudah malam sehingga orang yang bertemu dengannya tak akan mungkin menyadari kalau dirinya habis menangis, apalagi ia memakai kacamata juga.      

Saat berdiri didepan kaca dan memandang tubuh telanjangnya yang belum disentuh laki-laki Anne terdiam beberapa saat, ia baru menyadari kalau tubuhnya sangat indah. Pinggangnya yang kecil dan pinggulnya yang tak terlalu besar membuatnya seksi, apalagi kedua payudaranya pun membulat indah di dada. Ia benar-benar cantik tanpa harus berurusan dengan pisau bedah, ketika menyentuh rambut panjangnya tiba-tiba Anne terlintas sesuatu      

"Ok Anne, karena kau sudah berjanji ingin menjadi Anne yang baru mungkin kini saatnya kau merubah sedikit penampilanmu," ucap Anne pelan sambil meraih gunting yang ada di dalam box penyimpanan di sampingnya dan mengarahkannya ke rambut brunette panjangnya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.