I'LL Teach You Marianne

Call me Jack



Call me Jack

0Meskipun hari ini adalah hari yang mengecewakan untuk Jack, namun ia senang karena bisa menghabiskan sisa harinya bersama Anne.      

"Begitu aku pergi kau langsung mandi, tidur lalu mimpikan aku,"ucap Jack pelan ketika sedang berdiri di depan kamar apartemen Anne.      

"Dua hal itu pasti, tapi untuk yang terakhir aku tak bisa menjaminnya,"jawab Anne dengan cepat tanpa rasa takut.     

Jack menaikkan satu alisnya dan bersiap masuk kembali ke dalam apartemen Anne, seraya berkata, "Kalau kau tak mau memimpikan aku maka aku tak mau pulang."     

"Iya iya aku akan memimpikanmu, sudah sana kau pulang. Aku benar-benar lelah dan sudah sangat mengantuk Jack,"sahut Anne panik berusaha menahan Jack agar tak masuk ke dalam apartemennya lagi, karena jika hal itu terjadi maka akan sulit baginya meminta Jack untuk pulang lagi.      

Sebuah senyum akhirnya mengembang di wajah tampan Jack, ia puas mendengar perkataan Anne yang akan memimpikan dirinya. Dengan lembut Jack mendaratkan sebuah kecupan di kening Anne.      

"Good night, aku harap aku bisa secepatnya mengucapkan selamat malam padamu diranjang. Tidak dengan cara seperti ini Anne, jadi tolong pertimbangkan lagi permintaanku sebelumnya,"bisik Jack lirih ketika sudah melepaskan ciumannya pada Anne.     

"Jack, jangan paksa aku. Jangan bebani aku dengan hal itu, bukankah kita sudah sepakat untuk mengikuti semuanya. Membiarkan semua ini mengalir tanpa air tanpa ada intimidasi yang saling memaksa satu sama lain,"jawab Anne lembut, Anne mencoba untuk mengingatkan Jack perihal kesepakatan yang mereka buat sebelumnya.     

Karena tak mau membuat masalah Jack akhirnya menyudahi perdebatannya dengan memberikan sebuah pelukan pada Anne, sebagai ucapan selamat tidur. Anne baru masuk kedalam kamarnya saat Jack sudah menghilang di balik lift yang akan membawanya turun ke parkir bawah tanah dimana mobilnya berada, karena sudah sangat lelah dan mengantuk Anne mempercepat aktivitasnya. Anne yang biasa mandi lebih dari lima belas menit saat akan tidur, kali ini hanya memakan waktu lima menit saja. Kedua matanya sudah tak bisa diajak kompromi lagi, tanpa memakai skincare rutin sebelum tidur Anne lalu membanting tubuhnya diatas ranjang empuknya dengan masih memakai handuk kecil yang masih melingkar di kepalanya.      

Jack yang langsung pulang pun tersenyum saat masih mencium aroma parfum vanilla Anne yang tersisa di dalam mobilnya, karena sudah tak sabar ingin menghubungi Anne lagi untuk memastikan ia sudah tidur atau belum Jack menambah kecepatan mobilnya menembus dinginnya malam.      

Setelah menempuh perjalanan selama hampir lima puluh menit, Jack akhirnya tiba di komplek rumah mewahnya. Ia tak mencurigai apapun saat melihat ada sebuah mobil mewah yang tak ia kenal sedang terparkir di depan rumahnya, karena tak memiliki dugaan apapun Jack langsung menerobos masuk saat pintu gerbang rumahnya terbuka. Ia langsung masuk menuju ke basement untuk memarkirkan mobilnya, ia menjadi curiga ketika melihat beberapa orang bodyguard langsung mendatanginya saat ia turun dari mobil.     

"Apa yang terjadi?"     

"Itu Tuan, ini agak sedikit…"     

"Jack...Jacky, kau sudah pulang!!"      

Suara seorang perempuan yang sangat familiar di telinga Jack memotong perkataan seorang bodyguard yang sedang menyambut kedatangan Jack, secara reflek Jack menoleh menatap ke arah sumber suara dan cukup terkejut saat melihat sosok wanita yang sudah ia coba lupakan selama tiga tahun terakhir ini.     

"Shopia,"gumam Jack lirih saat melihat mantan kekasihnya sedang berjalan dengan cepat menuju tempatnya berada saat ini.      

Shopia hampir saja memeluk Jack kalau tidak dihentikan oleh Erik yang sudah berhasil menahan tindakannya.      

"Maaf saya telat Tuan,"ucap Erick pelan.     

"It's ok,"jawab Jack singkat, seolah tak melihat Shopia yang berdiri di depannya Jack memilih melangkahkan kakinya naik ke lantai satu melalui tangga yang tak jauh dari tempatnya berada saat ini.      

Melihat Jack mengacuhkan dirinya Shopia pun panik, ia berteriak histeris saat melihat Jack semakin berjalan jauh menaiki anak tangga meninggalkan dirinya di basement yang sudah menunggu kedatangan Jack lebih dari dua jam.     

"Lebih baik anda pulang Nona, Tuan muda sepertinya sudah sangat lelah,"ucap Erick pelan mencoba untuk menenangkan Shopia yang terus menerus memanggil nama Jack.     

"Aku sudah menunggunya lebih dari dua jam disini Erick dan sekarang saat ia sudah pulang kau memintaku untuk pergi? Apa kau gila!!"pekik Shopia Higgins tanpa rasa malu, padahal dulu saat ia meninggalkan Jack ia terlihat sangat arogan. Namun sekarang, ia datang menemui Jack dengan memaksa.      

"Seperti yang saya katakan sebelumnya tadi, bahwasanya Tuan muda sangat lelah nona Higgins. Saya yakin ia pasti tak memiliki tenaga lagi untuk bertemu dengan anda, kalau anda ingin bertemu dengannya bisa mengatur jadwal terlebih dahulu Nona,"jawab Erick sopan.     

"Erick!!! Jaga ucapanmu, kenapa aku harus membuat jadwal jika ingin bertemu dengan Jacky? Kau lupa siapa aku? Aku adalah kekasihnya, aku adalah calon istrinya. Kami akan menikah Erick, jadi kau tak berhak bicara seperti itu padaku. Pada calon Nyonya yang akan kau layani." Shopia Higgins menggila, ia marah besar pada Erick yang dianggap sudah merendahkan dirinya.      

Erick yang sudah hafal dengan Shopia Higgins tak kaget ketika dibentak seperti itu, ia terlihat tanpa beban saat Shopia bicara sekasar itu padanya. Mengenal Shopia lebih dari dua tahun membuatnya cukup hafal dengan sikap arogannya itu.     

Dengan sopan Erick berkata, "Maaf Nona, tapi itu prosedurnya. Tak sembarang orang bisa menemui tuan muda, apalagi di hari yang sudah selarut ini. Tuan muda membutuhkan waktu untuk istirahat Nona dan saya rasa anda juga perlu istirahat, silahkan anda kembali ke hotel. Driver hotel tempat anda menginap sudah siap membawa anda kembali ke hotel Nona Higgins."     

"Erick Jonnes, bukankah aku sudah mengatakan sebelumnya padamu bahwa aku bukanlah sembarang orang. Aku adalah kekasih Jack, aku adalah…"     

"Orang yang menghianatiku." Jack memotong perkataan Shopia dengan cukup keras, rupanya sejak tadi ia masih berada di balik pintu dan belum melangkah pergi dari tempat itu. Sehingga ia bisa mendengar semua perkataan Shopia yang mengaku kalau ia adalah kekasihnya.      

Mendengar suara Jack yang cukup keras Shopia langsung menoleh mencari keberadaan Jack yang saat ini berdiri di anak tangga, menatapnya tajam dengan tatapan tak bersahabat.      

"Jacky, baby…"     

"Stop, jangan panggil aku dengan panggilan menjijikan itu. Namaku Jackson Patrick Muller, panggil dengan nama itu. Bukan dengan Jacky. Aku tak bersedia dipanggil dengan sebutan itu dan satu lagi yang harus kau ingat Nona Higgins, kau adalah orang lain yang tak berkepentingan jadi lebih baik kau ikuti peraturan yang ada di rumah ini. Jika nanti suatu saat kau menerobos masuk ke dalam rumahku lagi, maka jangan salahkan aku jika aku akan memanggil polisi untuk menyeretmu pergi dari rumahku,"sahut Jack dengan cepat memotong perkataan Shopia tanpa jeda.      

Shopia yang tak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu terlontar dari bibir Jack terlihat shock, ia diam membisu tanpa suara dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Mungkin kalau Shopia menunjukkan sikap seperti ini pada Jack tiga tahun yang lalu, Jack akan luluh padanya. Namun tidak untuk saat ini, disaat Jack sudah menghapus nama Shopia Higgins dari dalam hidupnya.     

Jack membalikkan tubuhnya dan bersiap masuk kembali kedalam rumah, namun baru melangkahkan kakinya satu langkah Jack berhenti dan berkata. "Pastikan Nona ini tak bisa masuk lagi ke rumahku, aku tak mau wanita ini memberikan hawa buruk di rumahku."     

"Baik Tuan." Sekitar lima belas pria berbadan kekar menjawab kompak perkataan Jack.      

Setelah Jack benar-benar naik kedalam rumah, Erick memerintahkan para penjaga untuk membawa Shopia pergi sesuai perintah sang tuan.     

"Aku tak akan menyerah Jacky, kau adalah milikku. Kau sangat mencintaiku, kau hanya boleh mencintaiku Jacky. Aku Shopia Higgins adalah wanitamu, satu-satunya wanita yang akan menyandang gelar Nyonya Muller." Shopia berteriak keras saat diseret keluar dari rumah mewah Jack menuju mobil hotel yang sudah menunggunya di depan pintu gerbang rumah Jack.      

Jack yang masih bisa mendengar perkataan Shopia menyunggingkan senyum sinisnya dan berkata," Wanita tak tahu malu."      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.