I'LL Teach You Marianne

Feeling yang tak pernah salah



Feeling yang tak pernah salah

0Hari yang sudah dinantikan oleh Jack selama beberapa hari terakhir akhirnya tiba, ia sudah sangat bersemangat sekali sejak bangun pagi. Karena jika berhasil memenangkan tender kali ini maka ia akan membuat Muller Finance Internasional semakin kokoh di London dan ia akan bisa fokus pada Anne setelah membuat perusahaannya kokoh.      

"Pagi Tuan,"sapa Erick dengan tersenyum lebar saat Jack tiba di meja makan.     

"Kau sudah siapkan semuanya kan Erick?"tanya Jack pelan saat meraih gelas kopinya diatas meja.     

"Semuanya siap Tuan, saya mempersiapkan semuanya dengan baik sekali."Alice yang baru datang langsung menjawab pertanyaan Jack.      

Melihat Alice datang membuat Jack tersenyum, namun tidak dengan Erick. Ia merasa kesal pada Alice yang menyerobot dirinya, Erick tidak suka jika pertanyaan dari Jack diserobot olehnya.      

Tak lama kemudian mereka bertiga melakukan briefing terakhir sebelum berangkat ke kantor Matthew Moretz orang terkaya di Inggris, orang yang diincar oleh Jack selama beberapa hari terakhir. Karena tak mau menunda waktu terlalu lama, Jack akhirnya mengajak Erick dan Alice berangkat. Meskipun waktu meeting yang ditentukan masih lama, namun Jack memilih berangkat lebih awal supaya tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan di jalan. Prinsipnya lebih baik menunggu orang daripada ditunggu, apalagi jika ia sedang ingin menemui orang penting seperti kali ini.     

Senyum tegang Jack memudar saat ia memainkan ponselnya di dalam mobil, saat ini ia sedang tersenyum saat membaca pesan dari Anne. Anne mengatakan kalau tadi malam ia tertidur sehingga tak membalas pesan darinya dan saat ini ia juga sudah dalam perjalanan menuju kantor Leon menggunakan bus, pasalnya mobilnya saat ini dipakai Linda yang pulang ke kampung halamannya bersama Paul. Ia ingin mengenalkan Paul kepada kedua orangtuanya, Linda benar-benar ingin menjalin hubungan serius dengan Paul karena itu ia berniat membawa Paul bertemu dengan seluruh keluarganya. Maka dari itu Anne mengalah, ia membiarkan Linda memakai mobilnya untuk pulang. Anne tak tega membiarkan Linda naik angkutan umum ke kampung halamannya disaat sedang musim seperti ini.      

"Kau benar-benar malaikat Anne, aku tak salah mencintaimu." Jack bergumam lirih saat membaca pesan dari Anne yang menceritakan perihal Linda yang membawa mobilnya pulang kampung bersama Paul.     

Alice dan Erick yang mendengar perkataan Jack hanya bisa diam dan saling pandang satu sama lain, mereka tak mau merusak mood sang tuan dan memilih fokus pada file yang sedang mereka baca. Setelah menempuh perjalanan selama hampir empat puluh lima menit, Jack dan orang-orang terbaiknya pun tiba di kantor Matthew Moretz. Namun baru menginjakkan kaki di kantor orang terkaya nomor satu di Inggris itu tiba-tiba Jack merasa ada sesuatu yang aneh, sebuah perasaan yang sangat ia hafal. Namun karena tak mau membuat orang orangnya merasa grogi dan tidak nyaman akhirnya Jack berusaha untuk menyembunyikan perasaannya itu, ia terus bicara pada dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Walaupun sebenarnya Jack sudah memiliki firasat jelek akan pertemuan ini, sebagai seorang pengusaha yang sudah bertahun-tahun ia hafal betul dengan instingnya. Maka dari itu ia yakin pasti akan ada sesuatu yang tak beres terjadi.      

Saat masuk ke dalam gedung kantor milik Matthew Moretz mereka disambut seorang wanita cantik yang membimbing mereka menuju ke ruang meeting yang ada di lantai dua belas, pasalnya saat ini Matthew Moretz masih ada meeting dengan klien nya di lantai tiga belas. Maka dari itu mereka diarahkan pergi ke lantai dua belas tempat meeting utama yang dimiliki oleh kantor delapan belas lantai itu, saat berada di dalam lift perasaan Jack semakin tak tenang. Feeling-nya pun bertambah kuat, namun lagi-lagi karena tak mau membuat anggota teamnya kecewa ia berusaha membodohi dirinya sendiri dengan mengatakan semuanya baik-baik saja pada dirinya sendiri.     

"Silahkan tunggu disini, sebentar lagi tuan Matthew datang. Sebelumnya saya sudah memberitahukan kedatangan anda semua pada tuan Matthew,"ucap wanita cantik yang merupakan seorang resepsionis itu dengan sopan.     

"Terima kasih atas bantuannya nona,"jawab Alice ramah.     

Tak lama kemudian resepsionis cantik itupun pergi meninggalkan rombongan Jack dan anak buahnya menuju ke meja kerjanya kembali yang ada dilantai satu, Erick dan Alice pun mulai mempersiapkan semuanya. Mereka berdua kembali memberikan briefing kepada anggota tim yang lain mengenai meeting yang akan dimulai beberapa saat lagi itu, Erick ingin benar-benar memastikan tidak ada kesalahan sedikitpun dalam meeting kali ini.     

"Semua siap Tuan,"ucap Erick pelan pada Jack yang sejak tadi diam.     

"Ok Erick, terima kasih,"jawab Jack singkat tanpa ekspresi.     

Erick yang sudah mengenal Jack sangat lama merasa ada yang aneh. "Apa semuanya baik-baik saja Tuan?"     

"Entahlah Erick, aku tak mau banyak bicara terlebih dahulu. Yang pasti aku minta padamu untuk memberikan presentasi terbaik dihadapan taun Matthew Moretz,"jawab Jack pelan.     

"Siap Tuan,"sahut Erick singkat.     

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekati ke arah ruang meeting, Erick pun langsung bersiap begitu pula dengan Jack yang langsung berdiri. Dan benar saja begitu Jack bangun, pintu ruang meeting dibuka dari luar dan masuklah Matthew Moretz bersama beberapa anak buahnya.      

"Tuan Jackson Muller, maaf sudah membuat anda menunggu lama."Matthew Moretz langsung mengulurkan tangannya ke arah Jack dengan ramah.     

Jack yang sudah bersiap langsung meraih tangan pria nomor satu di Inggris itu dengan cepat. "Tidak Tuan, saya juga baru sampai Tuan. Saya justru ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada anda, yang sudah bersedia menyisihkan sedikit waktu untuk bertemu dengan kami."     

"Anda benar-benar anak muda yang hebat tuan Muller, saya sudah banyak mendengar nama anda. Perusahaan anda di Swiss sangat luar biasa sekali dan saya cukup terkejut saat mengetahui anda membuka kantor anda di London, benar-benar sebuah kemajuan pesat,"ucap Matthew Moretz jujur memuji Jack yang memang memiliki nama besar di Swiss, negaranya.     

"Saya merasa sangat tersanjung dipuji oleh anda Tuan, sebuah kehormatan besar bagi saya bisa bertemu langsung dengan pria sehebat anda tuan Moretz,"jawab Jack sopan.     

"Anda pintar sekali merendah Tuan Muller, saya suka sekali dengan anak muda seperti anda yang mau keluar dari zona nyaman dan melebarkan sayap di tempat lain. Benar-benar luar biasa,"sahut Matthew Moretz kembali.      

Setelah berbasa-basi tak lama kemudian meeting pun dimulai, Erick pun mulai melakukan presentasi di depan Matthew Moretz bersama teamnya. Saat sudah selesai melakukan presentasi dan sedang serius tiba-tiba pintu ruangan meeting terbuka dari luar dan masuklah seorang pria yang sangat dikenal oleh Jack.     

"Maaf paman, aku tak tahu kalau sedang ada meeting disini."     

"Aaron, aku kira kau ada jadi datang hari ini,"ucap Matthew Moretz dengan tersenyum lebar pada Aaron yang berdiri bersama asistennya Daniel di depan pintu meeting yang terbuka.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.