I'LL Teach You Marianne

Memulai pertempuran



Memulai pertempuran

Setibanya di rumah Jack sudah disambut oleh Erick dan Alice yang berdiri berkacak pinggang menatapnya tanpa berkedip di area parkir, tepat di depannya menghentikan mobil.     

"Kalian berdua baik-baik saja?"tanyanya pelan tanpa rasa bersalah pada asisten dan sekretaris pribadinya.     

"Kami menunggu anda disini lebih dari empat jam tuan, anda kemana saja. Saya sudah melewatkan serial drama Netflix favoritku, sudah melewatkan makan malam yang berharga bersama ibuku dan…"     

"Bulan ini gajimu kunaikkan lima persen Alice." Jack memotong perkataan Alice dengan cepat sambil berlalu pergi dari hadapan Alice dan Erick tanpa rasa bersalah.     

Glek     

Alice langsung menelan ludahnya perlahan mendengar perkataan Jack, kenaikan gaji lima persen membuat gajinya bertambah banyak dan hal ini langsung membuat kemarahannya langsung hilang seketika.     

"Hei, kenapa diam? Bukankah tadi kau bilang mau marah pada tuan?"Erick bertanya pelan membuyarkan lamunan Alice yang sedang menghitung gajinya pasca dinaikkan oleh Jack.      

"A-aku itu aku sedang berpikir bahwa kita tak boleh marah pada bos, Erick. Walau bagaimana pun dia atasan kita, jadi kita tak boleh marah. Ya sudah ayo masuk ke dalam, lama-lama diluar aku bisa mati beku Erick." Alice menjawab pertanyaan Erick dengan cepat, beruntung ia berhasil dengan cepat menguasai keadaan. Jadi ia tak terlihat seperti sedang melamun di hadapan Erick, tanpa bicara lagi Alice pun langsung masuk kedalam rumah menyusul Jack.      

Sementara itu Erick yang masih kesal tak percaya melihat perubahan sikap Alice yang sangat drastis, ia tak percaya Alice akan semudah itu berubah. Padahal sebelumnya yang marah-marah adalah Alice dan ia hanya terpancing oleh Alice akan tetapi kini Alice justru biasa saja dan seolah tak terjadi apapun.     

"Dasar wanita, kalian adalah benar-benar mahluk yang tak dapat dipahami!!" ucap Erick kesal sambil menendang tumpukan salju yang ada di depannya kakinya, karena ia sudah cukup lelah Erick pun memutuskan untuk segera ikut masuk kedalam rumah. Ia harus mendapatkan file penting dari Jack secepatnya, untuk dipelajari sebelum pergi meeting besok pagi di klien besar yang sudah diincar oleh Jack selama beberapa minggu terakhir ini.     

Erick kembali harus bersabar karena Jack saat ini sedang mandi, setelah lima belas menit berlalu Jack terlihat berjalan turun dari lantai dua sambil membawa file yang berisi berkas penting di tangannya.      

"Ini ada dua rangkap, kalian baca dengan baik. Aku tak mau ada kesalahan sekecil apapun besok pagi, ingat klien baru ini adalah orang paling kaya di Inggris. Kita harus berhasil mendapatkan tender ini, karena jika kita berhasil menyakinkan orang itu menginvestasikan dananya di perusahaan kita maka aku yakin Muller Finance Internasional yang ada di London akan sebesar kantor pusat di Swiss,"ucap Jack panjang lebar saat meletakkan berkas dihadapan Erick dan Alice.      

"Kami mengerti Tuan."Erick dan Alice menjawab kompak perkataan Jack, saat membahas tentang pekerjaan kedua orang itu langsung serius meskipun sebelumnya sedang marah sekalipun.     

Karena meeting dadakan mereka sudah selesai, Erick lalu berpamitan pada Jack. Ia harus mengantar Alice pulang karena hari sudah cukup malam. Padahal sebenarnya Alice akan pulang bersama driver, akan tetapi Erick bersikeras ingin mengantarnya pulang. Ia ingin memastikan Alice benar-benar sampai ke rumah tidak pergi ke bar, ia khawatir Alice akan pergi ke bar dan acara meeting besok pagi akan kacau jika hal itu terjadi. Pasalnya sejak sore tadi Erick mendengar Alice berbicara dengan beberapa teman-temannya yang mengundang dia ke bar untuk merayakan hari ulang tahun salah satu teman kuliahnya, karena itulah Erick ingin mengantar Alice pulang.     

Alice yang sebenarnya ingin pergi bersama teman-temannya lahirnya tak bisa menolak Erick, apalagi saat ini ada Jack diantara mereka. Alhasil mau tak mau Alice membatalkan acaranya malam ini karena ia diantar pulang oleh Erick.     

"Pastikan dia benar-benar pulang ke rumahnya Erick, kalau perlu pastikan apakah wanita yang dipanggil ibu olehnya nanti adalah benar-benar ibunya atau bukan,"ucap Jack pelan berkelakar menggoda Alice.     

"Tuan…"     

"Hahahaha, ya sudah sana pulang. Hati-hati dijalan Erick, segera pulang setelah mengantarnya,"sahut Jack kembali memotong perkataan Alice.     

"Iya Tuan, saya akan langsung pulang." Erick menjawab singkat perkataan Jack.     

Jack menganggukan kepalanya perlahan saat mobil yang dikendarai Erick perlahan pergi meninggalkan kediamannya, menuju jalan raya. Karena ia sudah lelah Jack akhirnya masuk kembali kedalam rumahnya, hari ini ia sangat senang karena bisa menghabiskan waktu berdua bersama Anne lebih lama. Bahkan wangi tubuh Anne pun masih bisa ia rasakan, apalagi saat menyesap bibir tipis Anne. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Anne bener-bener membuat Jack gila, Jack akhirnya tertidur sesaat setelah ia mengirimkan pesan selamat tidur pada Anne yang sudah bersedia menjadi istrinya itu. Meskipun ia belum melamar Anne secara formal tapi Jack sudah tenang karena sudah mendengar jawaban dari bibir Anne, jawaban Anne itu baginya lebih dari cukup.      

Kini yang perlu ia lakukan adalah bersabar dan menyusun langkah selanjutnya, meski Anne belum mau menikah dalam waktu dekat tapi ia akan menyiapkan semuanya dengan baik. Jack berharap dalam waktu dekat Anne akan berubah pikiran dan mau langsung menikah dengannya, Jack tertidur dengan tersenyum lebar. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Anne membuat Jack bahagia, belum pernah ia tidur dalam senyum bahagia seperti ini. Bahkan ketika dulu saat ia memiliki Shopia Higgins dalam hidupnya, Jack tak pernah tersenyum dalam tidurnya.      

Sementara itu Aaron yang sudah ada di ruang kerjanya bersama Daniel sedang sangat sibuk, ia meminta Daniel mencari tahu apa yang akan dilakukan oleh Jack.      

"Aku harus tahu apa rencana Jackson Muller untuk perusahaannya Daniel, dengan aku mengetahui rencananya maka mudah bagiku untuk merusaknya,"ucap Aaron kesal penuh dendam, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah secepatnya menyingkirkan Jack dari kehidupan Anne.      

"Sebentar bos, aku membutuhkan waktu sedikit lama lagi untuk meretas sistem keamanan Muller Finance Internasional." Daniel yang sedang sibuk dengan laptopnya menjawab cepat perkataan Aaron, Daniel memiliki sedikit keterampilan dalam dunia cyber dan hal ini jugalah yang membuat Aaron meminta Daniel untuk tetap berada disampingnya.      

"Ok, aku percaya padamu. Yang penting kau bisa mendapatkan hasil yang aku mau Daniel,"sahut Aaron dengan cepat     

Daniel yang masih sibuk mencoba meretas sistem keamanan kantor Jack terlihat sedikit kesulitan, ternyata sistem keamanan Muller Finance Internasional sudah sangat hebat. Ia tak berhasil menembusnya, karena tak mau membuat Aaron kecewa pada dirinya. Akhirnya Daniel mencoba meretas akun media sosial orang terdekat Jack, sasarannya adalah sekertaris pribadinya. Daniel yakin sebagai sekretaris pribadi Jack, ia pasti memiliki informasi yang tak kalah penting juga. Karena itulah Daniel berusaha meretas akun media sosial milik Alice, tak lama kemudian sebuah senyum tersungging di wajah Daniel saat berhasil membajak akun media sosial Alice. Karena begitu ia berhasil membajak akun media sosial Alice, maka ia juga berhasil membuka email yang terhubung dengan akun media sosial itu. Alhasil kini Daniel bisa mengetahui jadwal yang dibuat Alice untuk Jack selama beberapa hari ke depan.     

"Lihat ini bos,"ucap Daniel pelan sambil menunjukkan jadwal pertemuan penting Jack dengan beberapa klien penting.     

"Bagus Daniel, sekarang bagianku. Aku yang akan menghubungi paman Matthew untuk membatalkan pertemuannya dengan Jackson Patrick Muller." Aaron berkata lirih dengan senyum penuh kemenangan saat melihat nama salah satu orang yang ia kenal ada dalam jadwal milik sekretaris pribadi Jack yang berhasil diretas Daniel.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.