I'LL Teach You Marianne

Jack promises



Jack promises

0Anne duduk manis dalam mobil Jack, ia sangat marah pada Linda dan Paul yang sengaja membiarkan dirinya berdua dengan Jack. Tadi saat Jack mengajak Linda dan Paul ke rumahnya, dengan cepat sepasang kekasih itu langsung menolak ajakan Jack. Mereka beralasan ingin pergi ke suatu tempat, padahal sebenarnya Linda dan Paul sengaja melakukan itu untuk memberikan waktu pada Anne dan Jack berdua.     

"Jack…"     

"Hemm, ada apa?"     

"Pulang ke apartemenku saja, aku sudah tak nyaman dengan pakaian kerjaku. Aku ingin pulang dan mandi Jack,"pinta Anne penuh harap, ia bicara dengan sehalus mungkin supaya tak membuat Jack tersinggung.      

"Kau mau mandi? Di rumahku juga bisa sebenarnya Anne, bukankah waktu itu kau meninggal beberapa potong pakaianmu dirumahku. Jadi aku rasa kau bisa memakai pakaian itu untuk ganti,"jawab Jack pelan sambil terus mengemudikan mobilnya dengan hati-hati karena salju turun semakin banyak.     

"Please honey…"     

Cittt     

Jack langsung menginjak rem mobilnya dengan spontan saat mendengar perkataan terakhir Anne, wajahnya pun langsung bersemu merah walaupun tidak semerah wajah Anne saat ini.      

"Tadi kau panggil aku apa Anne?"     

"Aku bukan reporter, tak ada siaran ulang,"jawab Anne asal bicara dengan melihat ke arah luar jendela menghindari kontak mata dengan Jack.     

"Anne…"     

"Ayo pulang ke apartemenku, banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu tentang apa yang aku lalui di hari pertamaku bekerja di Ganke Inc Production,"sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Jack.     

Air muka Jack langsung berubah saat mendengar ucapan Anne, setiap mendengar Anne menyinggung Leon ia selalu kesal. Meskipun saat ini Anne sudah bercerai sangat lama dengan Leon namun tetap saja ia masih merah dan cemburu, masih ada satu hal yang selama ini mengganggu pikirannya. Namun sampai saat ini ia belum mau bertanya langsung pada Anne, ia berharap suatu saat bisa mengetahuinya secara langsung tanpa harus bertanya pada Anne.     

Dengan perlahan Jack lalu menginjak gas mobilnya lagi menyusuri jalan yang agak licin karena salju menuju apartemen Anne, sepanjang perjalanan menuju ke apartemen tak ada percakapan yang terjadi antara mereka berdua. Sampai akhirnya Anne membuka mulutnya saat mobil yang dikendarai Jack sampai di area parkir apartemennya yang ada di basement, karena hujan salju cukup lebat Anne meminta Jack untuk memarkirkan mobilnya ke basement untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.      

"Teh atau…"     

"Kopi, kopi pahit tanpa gula!"sahut Jack singkat memotong perkataan Anne saat sudah sampai di dalam apartemen Anne yang hangat.      

Anne menipiskan bibirnya. "Ya sudah kau duduk di sofa, kopi pahit tanpa gula akan kubuat sebentar lagi."     

"Dua menit, hanya dua menit waktumu di pantry Anne. Setelah itu kau harus duduk bersamaku menceritakan apa yang kau lalui hari ini si perusahan singa brengsek itu."Jack menyahut dengan cepat perkataan Anne.      

Anne tak menjawab lagi ucapan Jack, ia memilih untuk fokus membuat kopi untuk Jack. Dua menit kemudian copy yang diminta oleh Jack sudah ada di atas meja, Anne sendiri sedang mandi. Ia terus mengatakan kalau sudah tidak nyaman memakai pakaian kerja, oleh karena itu Jack membiarkan Anne untuk mandi. Walaupun sebenarnya ia sudah tidak sabar ingin mendengar cerita Anne tentang hari pertamanya bekerja di perusahaan Leon, satu-satunya orang yang sangat ia benci selama dua tahun terakhir ini.     

Setelah lima belas menit kemudian Anne sudah duduk di samping Jack, ia keluar dari kamar mandi dengan sudah memakai pakaian ganti. Aroma vanilla pun langsung menyeruak masuk ke hidung mancung Jack, parfum kesukaan Anne selama bertahun-tahun itu sudah sangat familiar di hidungnya.     

"Jangan buat aku menunggu terlalu lama Anne, kau tahu kan kalau aku paling tak suka menunggu,"ucap Jack pelan sambil menatap Anne yang sedang meletakkan makanan kecil di atas meja tanpa berkedip.     

"Sabar,"     

"Anne…"     

"Mau dengar atau tidak?"tanya Anne ketus memotong perkataan Jack dengan suara meninggi.     

Jack pun terpaksa diam, rasa ingin tahunya yang besar saat ini membuatnya harus bersabar menghadapi Anne. Setelah memastikan Jack duduk dengan tenang, Anne lalu mulai bercerita tentang apa yang ia lalui hari ini di kantor Ganke Inc Production. Selama Anne bercerita Jack tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Anne, ia menatap Anne dengan tatapan tajam.     

"Dasar singa brengsek!! Licik sekali dia,"umpat Jack kesal sambil mengepalkan tangannya.     

"Sudahlah, ini tak masalah. Selama dia tak berbuat diluar batas aku akan baik-baik saja, lagipula itu dikantor. Leon tak akan mungkin berani macam-macam padaku, kau tenang saja. Aku bisa menjaga diriku dengan baik,"jawab Anne pelan mencoba menenangkan Jack.     

Jack yang sedang menunduk lalu mengangkat wajahnya perlahan dan menatap Anne tanpa berkedip. "Aku masih bisa percaya padamu, tapi tidak dengan singa itu."     

"Tenang Jack, aku baik-baik saja. Lagipula ini hanya tiga bulan, selama tiga bulan aku akan bekerja dengan baik di kantor itu demi nama baik kampus. Pihak kampus menginginkan harapan yang besar dariku Jack." Anne kembali bicara lembut merespon perkataan Jack, ia tak mau Jack merusak rencananya yang sudah ia susun dengan rapi untuk Leon dan Steffi.      

"Kampus brengsek, beraninya mereka berbuat seperti ini dengan memanfaatkan mahasiswanya demi keuntungan pribadi. Seharusnya mereka bekerja sendiri dan membiarkan para mahasiswanya untuk mencari pekerjaan di perusahaan yang mereka rasa cocok dan mau merekrut mereka, bukan dengan cara seperti ini. Membebankan tanggung jawab yang besar kepada seorang mahasiswa semester satu dan kalau memang mereka ingin memberikan kesempatan magang seperti ini kepada mahasiswa, mereka seharusnya memilih mahasiswa yang tingkatannya lebih tinggi darimu. Aku yakin masih banyak mahasiswa lain yang memiliki pengalaman yang lebih banyak darimu ataupun Edward,"ucap Jack kesal, membahas kampus UAL yang merekomendasikan Anne ke perusahaan Leon membuatnya ikut emosi. Karena hal ini tidak pernah masuk dalam logikanya, dimana seorang mahasiswa semester satu dibebankan tugas yang sangat berat oleh pihak kampus. Disaat masih banyak mahasiswa semester kain yang lebih tinggi tingkatannya dan lebih berpengalaman dari Anne, meskipun Anne adalah seorang mahasiswa berprestasi sekalipun.      

Anne menipiskan bibirnya mendengar Jack marah-marah seperti itu, namun senyum Anne langsung menghilang seketika saat Jack tiba-tiba langsung mendorongnya berbaring di sofa.     

"Jack, apa yang kau lakukan?"tanya Anne panik.     

"Menikahlah secepatnya denganku Anne, aku bisa gila membiarkanmu berada di sekitar singa sialan itu terus menerus."Jack kembali mengutarakan keinginannya untuk menikahi Anne, kedua matanya menatap tajam pada Anne yang sedang ia tindih.     

"Aku belum siap Jack, beri aku waktu. Aku tak mau mengalami kegagalan untuk kedua kalinya, aku tak mau menjadi janda lagi. Berada di pengadilan agama membuatku nyaris tak bisa bernafas,"jawab Anne jujur. "Aku ingin mencapai cita-citaku Jack, masih banyak hal yang ingin aku lakukan. Aku ingin mengembalikan hak ibuku yang sudah dicuri darinya selama bertahun-tahun,"imbuhnya kembali.     

Jack langsung membeku mendengar perkataan Anne, perlahan ia melepaskan cengkraman tangannya di kedua lengan Anne dan membantu Anne duduk dengan baik.     

"Mengembalikan hak ibumu? Apa maksudmu Anne," tanya Jack bingung.      

"Panjang ceritanya Jack, aku tak mau membuka luka lama yang membuatku sakit hati. Yang pasti keinginanku adalah ingin mengembalikan apa yang sudah dicuri dari ibuku, aku ingin membuat ibuku tenang disurga,"jawab Anne pelan.      

Merasakan aura sedih dari Anne, Jack lalu meraih dagu Anne dan mengangkatnya perlahan. "Baiklah, aku tak akan mengungkit apa yang membuatmu terluka. Yang pasti sekarang dan seterusnya aku berjanji padamu untuk menjagamu dan tak akan kubiarkan siapapun menyakitimu lagi,"ucapnya lirih tepat di telinga Anne.     

Anne memejamkan matanya diperlakukan seperti itu oleh Jack, ada rasa hangat menyeruak di dalam hatinya saat ini Sebuah perasaan yang tak pernah ia rasakan selama ia hidup di dunia.     

Sementara itu di sebuah perumahan mewah yang ada di Swiss terlihat Shopia Higgins baru saja turun dari mobilnya, hubungan asmaranya dengan Esteban Shevchenko sudah kandas beberapa bulan yang lalu. Ia kini berniat ingin memulai semuanya lagi dari nol bersama Jack, mantan kekasihnya yang kaya raya.      

"Aku datang Jacky, kekasihmu sudah pulang. Aku akan membuatmu bahagia Jacky ku sayang, tunggu aku datang ke London sayang." Shopia bergumam pelan di depan foto Jack yang terpasang gagah di ruang tamu rumah mewah Jack yang saat ini ia datangi.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.