I'LL Teach You Marianne

Dilema



Dilema

0Suara alarm yang cukup keras dari ponsel yang berada di meja membuat Anne terbangun dari tidurnya, ia belum menyadari kalau masih berada di sofa seorang diri.     
1

"Maaf, suara kalau suara alarm dari ponselku membangunkanmu Anne." Suara Jack terdengar cukup jelas dari arah kamar mandi.      

Anne yang langsung ingat dengan keberadaan Jack pun langsung menoleh ke arah sumber suara dan terkejut saat melihat Jack tengah berdiri didepan kamar mandi, dengan tubuh yang setengah basah dan hanya menggunakan handuk warna pink untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.      

Melihat pemandangan yang menakjubkan seperti itu wajah Anne langsung panas, kedua pipinya pun bersemu merah. "Apa yang kau lakukan di rumahku Jack?"     

"Mandi, apalagi memang yang sedang kau lihat?"     

"I-iya maksudnya kenapa kau mandi di rumahku? Kenapa kau tak…"     

"Pulang ke rumah maksudmu? Aku sudah telat dan tak ada waktu, lagipula aku memiliki pakaian ganti disini. Jadi aku memutuskan mandi dan berganti pakaian disini saja." Tanpa rasa bersalah Jack langsung memotong perkataan Anne dan berjalan perlahan menuju tempat Anne berada, tetesan air dari rambutnya yang belum kering kembali membasahi tubuh kekarnya.      

Melihat Jack mendekat Anne panik, ia berusaha untuk menyingkir. Namun ia kalah cepat, pasalnya Jack sudah berada di hadapannya. Mengunci dirinya di sofa dengan meletakkan kedua tangan di sebelah kanan dan kiri tubuhnya.      

"Jack, apa yang kau lakukan?"tanya Anne lirih, berada sedekat ini dengan Jack yang nyaris telanjang membuatnya tak tenang.     

"Menurutmu?"     

"Jack please, jangan begini,"ucap Anne dengan suara parau.     

Jack mengangkat satu pahanya dan ia sandarkan ke sofa, dalam posisi seperti itu area paha Jack yang lain menjadi lebih terlihat jelas dan Anne nyaris melihat area pangkal paha Jack yang sudah tersingkap kalau saja tak langsung memejamkan kedua matanya.     

"Begini apa Anne? Aku tak melakukan apapun, lagipula kau juga sedang datang bulan. Aku tak mungkin melakukan itu disaat kau sedang berdarah-darah seperti itu,"bisik Jack pelan, hawa panas dari nafasnya langsung mendarat tepat di telinga kiri Anne.     

"Cepat bangun dariku, atau aku marah padamu Jack,"sahut Anne ketus pura-pura marah dengan masih memejamkan kedua matanya.      

"Marah? Kalau kau marah memangnya kau bisa apa?"     

"Jack!!!!"jerit Anne dengan keras.     

Jack tertawa terbahak-bahak berhasil membuat Anne marah sepagi ini, tanpa diperintah lagi ia pun bangun dari sofa dan melepaskan Anne dari kungkungannya.     

"Ya sudah cepat ambilkan pakaianku, aku harus ke kantor Anne,"pinta Jack santai sambil merapikan ikatan handuk yang melilit di tubuh bagian bawahnya.     

Dengan merapikan rambutnya yang berantakan Anne bertanya, "Pakaian apa? Memangnya kau membawa pakaian ganti?"     

"Apa kau lupa? Aku pernah mandi disini dan meninggalkan pakaianku disini, apa kau sudah membuangnya? Atau kau jual di situs jual beli pakaian bekas pakai pria tampan yang sedang marak itu Anne?"tanya Jack bertubi-tubi.     

"Kau pikir aku gila menjual pakaian bekas pakai mu seperti itu, pakaianmu waktu ada di dalam lemari. Terbungkus plastik laundry,"jawab Anne dengan cepat, saat berhasil mengingat pakaian yang dimaksud oleh Jack. "Ambil sendiri saja, toh kau sudah mengacak-ngacak isi lemariku juga kan,"tambah Anne dengan cepat mendahului Jack yang ingin membuka mulutnya.      

Jack hanya tertawa melihat apa yang Anne lakukan, tanpa bicara lagi ia pun naik ke lantai dua meninggalkan Anne. Hari ini ada meeting pagi yang tak bisa ditinggal, karena itulah ia memilih tak mengganggu Anne lagi. Setelah memastikan Jack benar-benar naik ke lantai dua, Anne lalu masuk kedalam kamar mandi untuk berganti pembalut. Beruntung tadi malam ia memakai pembalut khusus untuk malam hari yang panjang dan bersayap, sehingga sampai pagi ia tak mengalami kebocoran lagi seperti tadi malam saat salah memakai pembalut.      

Saat Anne keluar dari kamar mandi, Jack juga terlihat menuruni tangga dengan memakai pakaian yang sudah di laundry oleh Anne. Sehingga kini ia sudah kembali rapi dan gagah.     

"Aku langsung berangkat, sepertinya di bawah sudah ada taksi yang menungguku dan lebih baik kau cuti saja hari ini kalau memang kondisimu tak memungkinkan untuk bekerja,"ucap Jack pelan saat memakai jam tangan mahalnya disamping sofa, ketika Anne sedang berjalan menuju pantry.     

"Aku sudah tak apa-apa, aku masih bisa bekerja,"sahut Anne singkat dengan membawa satu gelas coklat hangat yang sebelumnya sudah dibuat oleh Jack.     

"Kau tak berani minta izin pada singa brengsek itu?"tanya Jack ketus.     

"Bukan begitu, pekerjaanku masih sangat banyak dan tak bisa ditinggal. Karena itu aku harus berangkat bekerja, lagi pula proyek film ini juga sudah dimulai dua hari yang lalu. Seandainya aku tidak masuk banyak divisi yang akan terlambat mengerjakan bagian yang masing-masing, karena pekerjaan kami saling terhubung satu sama lain,"jawab Anne pelan mencoba menjelaskan pekerjaannya pada Jack.     

Jack menatap Anne tanpa berkedip dari ujung rambut sampai ujung kepala, perlahan senyumnya tersungging saat melihat Anne. Tanpa bicara ia berjalan mendekati Anne yang masih menikmati coklat hangatnya.     

"Kau mau aku buatkan makanan apa untuk sarapan?"tanya Anne sopan pada Jack.     

"Aku akan mengambil sarapanku sendiri... cupp.." Jack tak menyelesaikan perkataannya saat ia mendaratkan sebuah kecupan di bibir Anne yang kotor karena sisa coklat yang tak terminum olehnya.     

"Jack!!!"pekik Anne kaget, gelas yang ada di tangannya pun juga hampir tumpah kalau tak segera di pegang oleh Jack.     

"Hati-hati Anne, coklat ini akan mengotori pakaianku lagi,"ucap Jack dingin dengan suara meninggi sambil meletakkan gelas yang ia selamatkan dari tangan Anne ke atas meja.      

Anne hanya diam dan menundukkan kepalanya mendengar perkataan Jack, ia masih sangat kaget dengan apa yang baru saja Jack lakukan pada dirinya. Ia tak menyangka Jack akan menjilat dan menghisap bibirnya dalam waktu secepat itu.      

"Baiklah, aku berangkat bekerja sekarang,"pamit Jack lembut.     

"Iya,"jawab Anne tanpa sadar dengan masih menatap lantai, ia belum berani bertatapan wajah dengan Jack yang masih berdiri di depannya.      

Perlahan Jack meraih dagu Anne menggunakan jemari tangannya dan mengangkatnya perlahan. "Aku tak suka lawan bicaraku mengalihkan pandangan saat bicara, apalagi jika orang itu adalah kau Anne,"ucapnya pelan.      

Anne masih mengunci rapat bibirnya, semua suaranya tercekat di tenggorokan.      

"Kau yakin masih kuat bekerja?"Jack bertanya pelan pada Anne.     

Anne menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan dari Jack.      

"Baiklah kalau begitu, aku akan berangkat sekarang dan ingat satu hal angkat panggilan telepon dariku meskipun kau sedang meeting. Kau mengerti?"     

"Iya aku mengerti,"jawab Anne lirih.      

"Good girl, ya sudah aku berangkat. Jangan lupa makan dan ingat pesanku tadi Anne, karena jika kau mengacuhkan aku lagi seperti kemarin maka jangan salahkan aku jika aku datang ke kantormu dan menyeretmu keluar dari kantor itu,"ucap Jack pelan mengancam Anne.      

"Aku tahu Jack, aku tak akan mungkin lupa." Anne menjawab dengan cepat sambil menatap kedua mata Jack yang juga sedang menatapnya tanpa berkedip.     

Jack mendaratkan sebuah kecupan di pipi Anne dan berbisik, "Aku percaya padamu, see you laters baby. I love you Anne."      

Blush      

Seperti terkena hawa panas Anne langsung mematung mendengar perkataan Jack, bahkan ketika Jack keluar dari apartemennya Anne masih tak bergerak. Sampai akhirnya ia jatuh terduduk dilantai dengan memegangi dadanya yang berpacu dengan sangat cepat.      

"Aku bisa gila jika Jack melakukan ini terus menerus padaku, apa yang harus aku lakukan Tuhan? Apakah aku harus menyerah dan menerimanya? Tapi aku takut Tuhan, aku takut salah mencintai orang untuk kesekian kalinya Tuhan,"ucap Anne lirih sambil menunduk.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.