I'LL Teach You Marianne

Naze tower



Naze tower

0Detik di saat Jack akan menyeka keringat di dadanya, Anne langsung merebut handuk kecil yang dipegang oleh Jack dengan cepat. Ia memilih membersihkan tubuhnya sendiri tanpa bantuan Jack, setelah merasa semua keringat yang menempel di tubuhnya berhasil ia bersihkan Anne lalu melanjutkan minum karena dahaganya belum terpuaskan sepenuhnya.      

"Sudah?"     

"Iya,"jawab Anne dengan cepat.      

"Baiklah kalau begitu kau ikut aku sekarang,"ucap Jack pelan, ia melangkahkan kakinya naik ke dermaga meninggalkan pantai.     

"Kemana Jack? Aku belum puas bermain di pantai!!"protes Anne dengan keras, namun tak urung ia juga mengikuti Jack dari belakang dengan membawa sepatunya. Karena sudah membawa botol minum dan handuk kecil, Anne terlihat kesulitan ketika membawa high heels nya. Ia tak mau memakai sepatu menyakitkan itu karena saat ini kakinya penuh pasir, Anne tak mau membuat dirinya terluka.      

Melihat Anne yang kesulitan Jack lalu mendekati Anne dan langsung meraih high heels dari tangan Anne, menggunakan tangan kirinya dan melingkarkan tangan kanannya ke pinggang Anne.      

"Jack…"     

"Diam, aku hanya ingin membantumu berjalan saja. Aku yakin kau pasti lelah setelah berlari kesana-kemari seperti anak kecil berburu kepiting untuk dilepaskan lagi, aneh. Seharusnya kalau kau dapat kau simpan, kumpulan dan bawa pulang. Dengan begitu kegiatanmu tadi sedikit ada hasil,"ucap Jack ketus memotong perkataan Anne.     

"Kepiting kecil Jack, kau mau makan kepiting seperti itu? Apa kau sudah miskin dan tak bisa awww... Jack sakit!!!" Anne menjerit kesakitan saat merasakan cengkraman tangan Jack di pinggangnya terasa sangat kuat tiba-tiba.      

Dengan sorot mata tajam yang tak dapat dideskripsikan Jack berkata, "Uangku masih cukup untuk membelikanmu sepuluh kilogram kepiting tiap hari selama sepuluh tahun lebih Anne, jangan bicara sembarangan."     

Anne menutup bibirnya dengan cepat, ia merasa kalau sudah salah bicara. Karenanya itu ia memilih untuk diam dan tak banyak bicara karena takut salah bicara lagi, yang ia lakukan saat ini adalah mengikuti langkah kaki Jack yang membawanya menuju ke sebuah menara yang cukup tua di dekat dermaga. Menara yang bisa dinaiki dan tak terlihat oleh Anne sebelumnya.      

"Wow." Anne terkagum pada bangunan yang ada di hadapannya, kedua bibirnya terbuka lebar saat menatap salah menara yang sudah sangat tua itu.      

"Naze tower, menara ini dulunya diperuntukkan sebagai bantuan navigasi, dan sekarang berubah menjadi museum, galeri seni, dan ruang teh." Jack bicara pelan mencoba menjelaskan bangunan yang berdiri kokoh di hadapan mereka saat ini. "Naze Tower yang telah berdiri sejak 1720,"imbuhnya lagi.      

"Berdiri sejak 1720? Wawww sudah tua sekali, tapi bangunan ini masih terlihat kokoh dan bagus sekali. Apa kita bisa naik ke atas sana Jack?" Seperti anak kecil Anne menunjuk puncak menara dengan mata berbinar-binar.      

Jack tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.      

"Benarkah?? Akhh ayo naik Jack, aku mau naik!! Aku mau lihat pemandangan dari atas sana, ayo Jack ayoo!!!!"jerit Anne tak sabar, ia bergerak-gerak dalam pelukan Jack. Beruntung tubuh Jack jauh lebih besar dan kuat dari Anne, akhirnya ia bisa menahan pergerakan yang Anne buat.      

"Anne!!! Tenang, kau ini selalu saja ceroboh. Biasakan tenang terlebih dahulu, perhatian disekitar tempat kau berada saat ini. Aman atau tidak untuk melangkah, jangan langsung heboh seperti itu. Kalau kau terus bersikap bodoh seperti itu kau akan terluka suatu saat dan…"     

"As long as you are beside me, I'm not afraid of anything."Anne memotong perkataan Jack dengan cepat, senyum cantiknya tersungging lebar sehingga lesung pipinya terlihat jelas di pipi yang membuatnya menjadi lebih cantik.     

Jantung Jack berdetak dengan sangat cepat ketika mendengar jawaban Anne dan melihat senyum cantiknya, ia benar-benar tak kuasa melihat Anne seperti itu.      

"Ayo naik Jack, aku sudah tak sabar ingin naik ke puncak menara." Suara Anne membuat Jack tersadar dari lamunannya, beruntung ia langsung bisa menguasai dirinya.      

Mereka pun lalu naik ke puncak menara dengan menaiki tangga spiral 111 langkah ke puncak menara yang setinggi 86 kaki Jack berjalan dibelakang Anne, menjaga dari belakang dengan membawa barang-barang. Anne yang sudah sangat bersemangat sekali untuk sampai di puncak harus bersabar, karena tak mau Jack marah lagi padanya. Pasalnya sudah beberapa kali Jack memukul betisnya agar tak terlalu cepat menaiki anak tangga spiral itu.      

Setelah berjalan cukup lama akhirnya Anne dan Jack pun tiba di puncak menara, angin pun langsung menampar wajah keduanya ketika berada di puncak bangunan. Anne terlihat sangat senang sekali ada dipuncak menara, ia berlarian kesana kemari melihat pantai dan pedesaan 360° dari puncak Naze tower. Sebuah pemandangan indah yang terbayar lunas saat berjuang menaiki puncak menara.      

"Akh menyenangkan sekali, sungguh indah pemandangan di tempat ini. Udaranya sejuk, langit malam pun terlihat lebih indah dari tempat ini. Tanpa polisi udara bintang-bintang bisa terlihat jelas, akhhhh aku senang ada ditempat ini!!!!" Anne berteriak dengan keras sambil merentangkan kedua tangannya, ia juga menghirup udara banyak-banyak untuk mengisi paru-parunya.      

Jack tersenyum melihat Anne, perlahan ia meletakkan barang-barang yang masih ia pegang ke lantai menara. Dengan langkah tegap Jack mendekati Anne, saat berjalan ia terlihat meraih sesuatu dari dalam celana panjangnya. Sebuah kotak berbentuk segiempat berwarna hitam legam dengan simbol angsa yang berkilat di bagian atas, saat sudah sampai di samping Anne yang masih memejamkan kedua mata sambil merentangkan kedua tangannya Jack tiba-tiba berlutut. Ia mengulurkan kotak yang sudah terbuka itu ke arah Anne.      

"Will you be the mother of my future children Anne?" ucap Jack lembut, senyumnya mengembang lebar saat mengucapkan kalimat yang sudah ia rancang selama berhari-hari lamanya itu.      

*****     

Di dalam mobilnya Aaron marah besar, ia tak sangat kesal saat ditolak masuk oleh Erick asisten Jack setelah menunggu di luar hampir dua jam.      

"Benar-benar brengsek, Jack dan asistennya itu sama-sama menyebalkan sekali."umpat Aaron penuh emosi saat duduk di bangku belakang ketika Daniel mengemudi mobil menuju ke arah pulang.      

"Sabar bos, kita harus tenang saat ini. Jangan terlalu gegabah, yang paling penting saat ini adalah…"     

"Bagaimana aku bisa tenang Daniel, keberadaan Anne saja aku tidak tahu. Aku benar-benar khawatir saat ini, hanya keselamatan Anne sajalah yang ada dalam pikiranku sekarang. Aku takut sudah terjadi hal buruk padanya apalagi mengingat ia pindah dengan tergesa-gesa seperti itu, yang aku tahu Anne adalah orang yang penuh pertimbangan. Ia tak mungkin bertindak seceroboh ini jika tidak sudah terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya, Anne adalah orang yang cerdas Daniel. Ia penuh perhitungan yang matang." Sahut Aaron dengan cepat memotong perkataan Daniel dengan keras, Aaron tahu sekali Anne akan melakukan pertimbangan yang sangat matang sebelum mengambil keputusan. "Aku takut sudah terjadi hal buruk menimpanya Daniel, apalagi ponselnya tak bisa dihubungi sejak siang."     

Daniel menelan ludahnya, ia melirik ke arah spion dan cukup terkejut saat melihat ekspresi Aaron yang terlihat sangat khawatir saat ini.      

Brakk     

Aaron memukul kursi bagian belakang dimana Daniel duduk secara tiba-tiba.      

"Ayo ke kantor polisi Daniel, aku yakin Anne pasti diculik saat ini!!!"      

Bersambung     

Note :      

Jangan lupa dengan giveaway yang Thor adakan ya kakak-kakak, vote terus I'LL Teach You Marianne. Versi bahasa Inggris.      

Hadiah pulsa / ovo/ gopay  senilai 100.000 akan ada untuk tiga orang pemenang tiap Minggu saat PS I'LL Teach You Marianne. mencapai 1000, belum juga akan ada tambahan hadiah berupa buku volume pertama dari The alchemist milik kak Vina atau yang lebih terkenal dengan nama pena Missreealitybites.     

So jangan sampai ketinggalan event ini ya kakak-kakak      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.