I'LL Teach You Marianne

Sophia's secret



Sophia's secret

0Jack terbangun dari tidurnya karena ia merasa tak nyaman saat Anne yang ada dalam pelukannya terus bergerak-gerak.     

"Diam Anne, kau membangunkan adikku." Jack berbisik lirih saat merengkuh Anne lebih erat, mencoba membuat Anne agar tetap tenang.      

Dalam pelukan Jack, Anne berkata, "Sakit Jack, kepalaku sakit."     

Jack yang belum tidur dengan pulas seketika membuka kedua matanya dengan cepat, ia langsung sadar saat mendengar perkataan Anne yang mengeluh sakit.     

"Kau kenapa?"tanyanya pelan, tanpa melepaskan pelukannya dari pinggang Anne.     

"Kepalaku sa-sakit sekali Jack,"erang Anne kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terasa seperti sedang ditusuk-tusuk jarum.     

Sebuah senyum tersungging di wajah tampan Jack, ia tahu kalau apa yang dirasakan oleh Anne adalah akibat dari ia minum terlalu banyak. Tanpa bicara lagi Jack lalu melepaskan pelukannya dari tubuh Anne, ia kemudian bangun dan meraih air minum di atas nakas.      

Dengan lembut Jack membantu Anne untuk duduk."Minumlah, kau akan lebih baik baik setelah banyak minum air putih."     

"Benarkah?"      

"Iya, ayo minum. Setelah itu kau tidur lagi,"jawab Jack lembut dengan senyuman hangat.     

Anne yang tak memiliki pilihan lain pun akhirnya menuruti perkataan Jack, ia minum air pemberian Jack dengan cepat tanpa menyisakan sedikitpun. Karena sudah menghabiskan satu gelas besar air putih Anne lalu merebahkan tubuhnya kembali, ia mencoba untuk berbaring kembali karena saat duduk sakit kepalanya justru terasa lebih menyakitkan.      

"Jangan pernah coba-coba minum alkohol dengan pria lain Anne, awas saja kalau kau berani menyentuh alkohol tanpa sepengetahuanku." Jack memberikan ancaman pada Anne yang sudah memejamkan matanya kembali.     

"Aku tak tahu bagaimana tadi aku bisa minum alkohol Jack, aku benar-benar tak sadar. Aku hanya meminumnya saja tanpa berpikir jauh, lagipula aku tak mengira kalau minuman sepahit itu akan membuatku seperti ini. Arrggghh sakit sekali kepalaku, pusing." Anne menyahut penuh penyesalan, mengutuk tindakan bodohnya meminum minuman keras milik Jack yang bahkan tak pernah ia sentuh seumur hidupnya itu.      

"Ya sudah jangan banyak bicara, sekarang yang aku butuhkan adalah tidur. Dengan tidur sakit kepalamu akan hilang secara perlahan."Jack berucap lirih saat merapikan selimut untuk menutupi tubuh Anne lebih rapat.     

"Bagaimana sakit kepala bisa hilang hanya dengan tidur Jack?"gerutu Anne jengkel, ia merasa terlalu disepelekan oleh Jack saat ini.      

Jack yang sedang berada di bagian bawah kaki Anne mengangkat wajahnya dan berkata. "Aku jauh lebih berpengalaman darimu Anne, jadi jangan ragukan. Tidurlah, atau kau ingin aku melakukan cara lain untuk membuatmu tidur?"     

"No thank,"tolak Anne dengan cepat tanpa membuka kedua matanya, karena rasa sakit dikepalanya tak bisa diajak kompromi Anne akhirnya memaksakan diri untuk tidur mengikuti perintah Jack yang sangat tak masuk akal itu. Namun karena saat ini ia tak memiliki pilihan lain, Anne akhirnya mencoba memejamkan kedua matanya untuk pergi ke alam mimpi dengan paksa.     

Setelah memastikan Anne tidur kembali Jack lalu duduk di sofa, perutnya yang belum terisi makanan sejak siang hari kini mulai berteriak minta diisi. Karena hari sudah sangat malam dan semua pelayannya sudah tidur, Jack lalu memutuskan untuk mencari makanan sendiri di pantry. Jam tiga pagi mencari makan adalah hal baru bagi seorang Jack, ia yang terbiasa dilayani kini menghangatkan makanan sendiri di pantry demi mengisi cacing-cacing dalam perutnya yang berdemo. Beruntung para pelayan menyimpan makanan dengan rapi, sehingga Jack tak mengalami masalah. Dengan menyantap beberapa butir buah anggur Jack menghangatkan roast meat di dalam microwave, setelah lima menit berlalu daging panggang yang baru dihangatkan itu kini siap disantap.      

Jack yang terbiasa rapi dalam melakukan apapun termasuk makan terlihat sangat apik dan telaten menyusun makanan diatas piring, setelah menyusun daging dengan rapi Jack lalu menyiram dagingnya menggunakan saus barbeque. Resep yang sangat ngawur disaat kelaparan seperti ini tak masalah untuk Jack, yang penting perutnya terisi makanan. Duduk seorang diri di meja makan menikmati makanan yang ia racik dengan sembrono nyatanya tak begitu buruk untuk Jack, ia justru sangat menikmati resep baru makanannya itu dalam cahaya yang minim.      

Setelah menghabiskan makanannya Jack lalu membawa piring kotornya menuju pantry dan meletakkannya di wastafel, ia kemudian menyeka mulutnya menggunakan tisu dan menenggak air putih sebelum akhirnya memutuskan untuk naik kembali ke kamarnya menyusul Anne yang pasti sudah tidur. Ia yakin saat ini Anne pasti sudah tertidur pulas, mengingat ekspresi kesakitannya beberapa menit yang lalu dan tebakan Jack tepat sekali. Ketika ia sampai di kamar, Anne belum berganti posisi sama sekali. Ia masih tidur miring dengan memeluk bantal dengan erat.      

"Makanya jangan mencoba hal-hal yang tak perlu kau coba Anne, kau sendiri kan yang mendapatkan masalah. Dasar nakal,"ucap Jack lembut saat duduk dipinggir ranjang, menatap wajah Anne yang damai.      

Jack meraih tangan Anne yang terjulur ke arah pinggiran ranjang, ia memberikan kecupan pada punggung tangan Anne dan memasukkannya lagi ke dalam selimut. Kantuk pun datang saat Jack baru saja berniat memeriksa ponselnya, karena kedua matanya terasa sangat berat untuk terjaga Jack pun menyerah. Ia lalu naik ke atas ranjang, berbaring disebelah Anne dan memeluknya dari belakang dengan erat, Jack tertidur dengan cepat dalam posisi yang sangat nyaman itu. Tidur bersama Anne berbagi kehangatan bersama dalam kedamaian, sebuah impian sederhana dari seorang Jackson Patrick Muller yang tak pernah ia bagikan pada siapapun.      

Shopia Higgins yang sudah diperbolehkan pulang sedang merajuk pada ibunya, ia menceritakan apa yang ia lakukan sebenarnya sebelum ia nekat mengiris tangannya sendiri. Hannah dan Robert Higgins hanya bisa diam mendengar perkataan putri semata wayangnya itu, kedua sesekali memeluk Shopia yang sedang duduk bersandar di ranjang hotel tempat mereka berada saat ini.     

"Tenanglah sayang, jangan kau pikirkan lagi. Masalah Jack kau serahkan pada kami, Mommy dan Daddy akan membuat Jack kembali padamu. Ingatlah satu hal, kedua orang tuanya sudah menjodohkan kalian. Jadi kau tak usah takut sayang, kau lah satu-satunya wanita yang akan mendampinginya. Menjadi nyonya Muller, melahirkan penerus Muller selanjutnya,"bisik Hannah lirih saat sedang merangkul Shopia diatas ranjang.     

"Iya nak, tenang dan tidurlah. Ada kami disini, kami yang akan mengurus Jack. Kau tak usah khawatir." Robert bicara dengan lembut menambahkan perkataan sang istri saat menenangkan Shopia.      

Shopia berkaca-kaca mendengar perkataan kedua orang tuanya, ia sedih dan sangat menyesali tindakan bodohnya yang membuatnya tak sempurna itu. "Bagaimana bisa seorang wanita dengan satu ovarium melahirkan dengan normal, disaat dokter di Jepang memvonis ku tak akan bisa hamil selama-lamanya Mom."     

Deg      

"A-apa…kau bicara apa Shopia?"     

Bersambung      

Note:     

Give away You Are Mine, Viona versi bahasa Inggris     

Hadiah per minggu:     

3 pulsa masing-masing Rp 100.000 utk 3 orang pemenang     

2 buah buku cetak The Alchemist Vol 1 untuk 2 orang pemenang     

*buku cetak The Alchemists: Cinta Abadi, volume 1, terdiri dari 2 buku masing-masing tebalnya 500 halaman, dengan nilai seharga Rp 150.000     

Cara ikut Give away ini hanya dengan mengirim power stone ( vote ) ke novel Thor yang berjudul You Are Mine, Viona ...event ini untuk perminggu selama satu bulan, undian akan dimulai saat Viona ( bahasa Inggris ) mendapatkan power stone 1000 ya kakak-kakak, jadi jangan vote ke Viona bahasa Indonesia....     

semangat     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.