I'LL Teach You Marianne

Calon suami



Calon suami

0Setelah mendengar perkataan Anne, Jack kemudian pergi meninggalkan Anne menuju meja bar yang tak jauh dari tempat Anne berada. Ia meraih sebotol vodka dan langsung menenggaknya dari botol, kepalanya tiba-tiba pusing mendengar kata demi kata yang terucap dari bibir Anne.     

"Lagipula kan kau yang mengajarkan aku semua ini Jack, jadi jangan marah padaku." Dari sofa Anne berteriak dengan keras menambahkan perkataanya yang sebelumnya sambil berkacak pinggang, ia kesal pada Jack yang lebih memilih untuk minum daripada mendengarkan perkataannya.     

"Aku mengajarimu untuk melanjutkan hidup dan tak terpaku pada masa lalu Anne, bukan untuk seperti ini. Aku tak suka kau berurusan dengan mereka."Jack bicara sendiri dalam hati sambil menatap Anne yang sedang berjalan menuju ke tempatnya.     

Tanpa rasa bersalah Anne meraih botol vodka yang ada ditangan Jack dan langsung menutupnya rapat. "Jangan terlalu banyak minum, tak baik. Lagipula hari masih siang."     

"Memangnya kapan boleh minum?"     

Anne menggerak-gerakkan ibu jarinya di depan wajahnya sambil menggelengkan kepalanya perlahan.     

"Kurangi minum alkohol Jack, sayangi organ dalammu,"jawab Anne pelan.     

Jack yang belum mabuk hanya tertawa mendengar perkataan Anne, ia kemudian menggerakkan tangannya dan mengacak-acak rambut Anne dengan gemas. "Jangan pintar menasehati orang lain kalau kau sendiri tak bisa memperhatikan dirimu sendiri Anne,"ucapnya pelan dengan tatapan hangat.     

Mendengar perkataan Jack membuat hati Anne merasa hangat, akhir-akhir ini ia mudah sekali tersentuh dengan kalimat-kalimat yang Jack ucapkan. Padahal dulu saat kerja bersama di Newcastle Upon Tyne ia tak pernah merasa seperti ni, dengan dada yang terasa sesak karena jantungnya berdegup kencang Anne melepaskan tangan Jack dari kepalanya. Secara tak sadar Anne membuka botol vodka yang sebelumnya ia tutup dan langsung meminumnya dengan cepat, Jack yang juga sadar kalau Anne minum minuman kerasnya hanya tersenyum. Seumur hidupnya ini adalah pertama kalinya Anne minum, ia tak merasakan apapun kecuali kepahitan yang terasa ditenggorokannya.     

Langkah sepatu Erick yang datang tergesa-gesa membuat Jack dan Anne menoleh kebelakang, mereka berdua pun berjalan mendekati Erick yang membawa dua orang pria yang sebelumnya mengikuti Anne. Kedua pria itu Erick bawa pulang atas perintah Jack yang ingin mengintrogaso secara langsung.     

"Bawa ke ruangan kerja Erick,"titah Jack dingin penuh tirani, menunjukkan ketidaksukaannya pada dua pria yang sedang diborgol dengan penutup kepala berwarna hitam itu.     

Ercik menganggukan kepalanya dengan cepat mendengar perintah dari sang tuan, ia pun melanjutkan langkahnya kembali. Membawa dua tahanan baru yang harus siap mendapat siksaan dari Jack kalau mereka tak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan olehnya, meskipun Jack sudah tahu kalau kedua orang itu diperintah oleh Steffi akan tetapi ia ingin tahu lebih dalam. Misi apa yang harus mereka lakukan setelah berhasil mendapatkan tempat tinggal Anne, Jack yakin Steffi tak hanya ingin tahu dimana Anne tinggal. Sebagai seorang pengusaha yang sudah bergelut dengan hal-hal semacam ini Jack sangat yakin kalau Steffi pasti memiliki niat busuk yang lebih besar dari sekedar ingin mencelakai Anne, maka dari itu ia memutuskan untuk mengintrogasi mereka secara langsung.     

"Aku ingin ke ruang kerja, kau disini. Ingat jangan kemana-mana atau mencoba pergi, para bodyguard didepan sudah berjaga. Kalau kau memaksa pergi jangan salahkan para pria kekar itu kalau langsung mengikat kedua tangan dan kakimu menggunakan kabel tie Anne,"pamit Jack pelan bernada ancaman pada Anne yang masih memegang botol vodka yang isinya tinggal setengah itu.     

"Aku tahu, pergilah. Kau terlalu cerewet Jack, berisik seperti wanita."Anne mengusir Jack dengan cepat sambil mengibaskan tangannya.     

Jack yang tak menyadari kalau Anne sudah minum Vodka hanya tersenyum, ia kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan meja bar menyusul Erick yang sudah sampai diruangan kerjanya. Setelah Jack tak terlihat lagi Anne lalu meminum lagi vodka yang ada ditangannya itu tanpa pikir panjang, meskipun rasa minuman yang tenggak pahit namun Anne merasakan sensasi lain. Karena itulah tanpa ragu ia kembali meminum lagi vodka yang ada ditangannya tanpa ragu.     

Dua orang pria berbadan kekar langsung membukakan pintu ruang kerja saat Jack tiba, mereka pun menundukkan kepalanya memberikan penghormatan pada Jack yang berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya. Begitu Jack masuk kedua matanya langsung tertuju pada dua pria yang penutup kepalanya belum di buka itu dengan tersenyum sinis, ia lalu menatap Erick, memberikan kode padanya untuk membuka penutup kepala dua pria yang sedang berlutut dilantai. Tanpa bicara Erick pun langsung membuka penutup kepala berwarna hitam dari kedua pria yang ia bawa dari kantor polisi itu, begitu penutup kepalanya terbuka kedua pria itu langsung menatap nanar, melihat sekeliling tempat dimana mereka berada saat ini.     

"Kalian ada dirumahku, rumah dari calon suami gadis yang kalian ikuti."Jack bicara dengan lantang memperkenalkan diri, ia sengaja bicara seperti itu untuk menegaskan bahwa kedua pria ini sudah salah sasaran karena berani mengikuti Anne.     

Kedua detektif swasta itu langsung memucat seketika mendengar ucapan pria yang sedang berdiri sambil bersandar di meja dihadapan mereka itu, meskipun mereka tak tahu siapa nama pria yang berada didepan matanya itu namun mereka yakin kalau ia bukanlah orang sembarangan. Melihat dari gestur dan cara bicaranya saja mereka sudah bisa menebak kalau pria tampan yang ada dihadapan mereka orang yang punya kekuasan besar.     

"Am-ampun Tuan, kami tak tahu apa-apa. Kami yang diperintah, kami hanya menjalankan tugas."     

"Iya Tuan, kalau seandainya kami tahu kalau sasaran kami adalah wanita anda kami tak akan berani Tuan. Ampuni kami Tuan."     

Dua orang detektif swastsa itu saling bersahutan meminta pengampunan pada Jack, padahal Jack tak bicara banyak. Namun kedua pria itu sudah langsung meminta maaf padanya, berada satu ruangan dengan Jack membuat mereka berdua merasa sangat terancam.     

Jack hanya tersenyum mendengar perkataan dua pria yang ada dihadapannya, ia kemudian berjalan mendekati dua detektif swasta dan berjongkok dihadapannya.     

"Diberi perintah apa lagi kalian oleh wanita gila itu?"tanya Jack pelan penuh intimidasi.     

"Kami hanya diperintah untuk mencari tahu alamat Nona itu saja Tuan,"jawab sang detektif swasta berkacamata tergagap.     

"Satu hal yang harus kalian tahu, aku adalah seorang pria yang sangat pemaaf. Tapi jika aku sudah marah maka aku tak akan memberikan ampun, jadi sebelum kalian berdua menyesal lebih baik katakan saja apa yang diperintah wanita itu. Aku akan memberikan bayaran lebih tinggi dari wanita gila itu jika kalian berdua mau bekerja sama denganku,"ucap Jack pelan sambil tersenyum penuh arti, perlahan ia mengeluarkan pistol dari dibalik bajunya memberikan intimidasi pada kedua pria yang ada dihadapannya.     

Melihat pistol yang dikeluarkan oleh Jack membuat nyali kedua detektif swasta itu menciut, dengan peluh yang menetes membasahi kening kedua pria itu pun mengatakan dengan jujur tugas yang diberikan oleh Steffi. Selama kedua detektif swasta itu bicara Jack tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari mereka, giginya berbunyi cukup keras saat rahangnya beradu. Jack benar-benar sangat marah sekali saat ini pada Steffi, ia tak menyangka wanita itu mempunyai rencana yang sangat mengerikan untuk Anne.     

Begitu dua orang detektif swasta itu selesai bicara Jack pun pergi meninggalkan ruang kerjanya, ia harus berbicara langsung dengan Anne. Anne harus tahu bahwa Steffi yang ia hadapi sekarang adalah wanita gila yang psyko, Jack berjalan mendekati meja bar dan terkejut saat tak menemukan Anne. Padahal sebelumnya ia meninggalkan Anne di tempat koleksi minuman kerasnya berada itu, saat Jack akan membuka mulut untuk berteriak tiba-tiba ekor matanya menangkap sepatu Anne yang terlepas didekat sofa. Kedua matanya pun membulat sempurna saat melihat Anne sudah berbaring di karpet.     

"Anne, Anne...kau baik-baik saja kan?" Jack yang langsung berlari dan meraih tubuh Anne terlihat panik saat menyadari Anne sedang pingsan.     

"Erick....Erickkk...."     

Teriakan Jack tertahan oleh jari telunjuk Anne yang tiba-tiba menyentuh bibir Jack. "Jangan berisik Jack, aku sedang huekkkkk."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.