I'LL Teach You Marianne

Suci vs kotor



Suci vs kotor

0Anne sudah menunggu Jack lebih dari satu setengah jam, ia terlihat sangat tidak tenang sekali. Anne sudah menolak tawaran Edward untuk pulang bersama, padahal seandainya ia menerima niat baik Edward mungkin saat ini ia sudah berada di atas ranjangnya yang hangat. Saat ini di lantai sepuluh perusahaan Ganke Inc Production sudah tak ada siapapun kecuali Leon, Steffi dan Anne. Untuk menghilangkan jenuh menunggu kabar dari Jack, Anne memutuskan membuat teh hangat di pantry.     

Namun ketika melangkahkan kakinya keluar dari ruangan yang sudah sepi itu ia mendengar suara yang sangat tidak asing di telinganya, suara erangan dari Steffi yang sangat ia hafal. Meskipun tak melihat secara langsung Anne bisa tahu kalau saat ini Leon dan Steffi sedang bercinta di ruangan Leon. Yang mana Anne juga mendengar suara ini beberapa tahun yang lalu saat ia masih menjadi istri Leon sebelum akhirnya melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri, Steffi sedang menari-nari diatas tubuh Leon. Melakukan gerakan sensual sambil mengeluarkan suara khas yang sedang berada dipuncak kenikmatan.     

"Fuck Leon, yes right there...akh Leon...hard baby hard.."     

Karena sudah tidak ada satupun orang di lantai itu pun bisa mendengar dengan jelas suara ruangan dari Steffi yang langsung membuatnya tak bisa berkata-kata, ia bahkan hampir menjatuhkan gelas yang ada di tangannya kalau tidak segera meletakkan gelas itu di atas meja pantry.      

"Yess Steffi akhh…."     

Lolongan panjang dari Leon menandakan kalau sepasang suami istri itu sudah sampai pada puncak permainan, Anne yang masih berdiri sambil bersandar disamping kulkas masih memejamkan mata sembari menyentuh dadanya yang saat ini berpacu dengan sangat cepat. Karena tak mau keberadaannya diketahui oleh Leon dan Steffi akhirnya Anne memilih tetap berada di pantry, tak lama kemudian terdengar langkah sepatu Leon dan Steffi terdengar menuju ke arah pantry. Anne yang sedang duduk bersimpuh dibalik meja sudah ketakutan, namun akhirnya suara langkah sepatu itu pun menjauh meninggalkan pintu pantry menuju ke lift dan akhirnya hanya terdengar suara lift saja yang sedang beroperasi di lantai sepuluh itu.     

"Aku kuat, aku kuat...aku kuat Tuhan hikss..kenapa Kau harus membuatku mendengar ini lagi Tuhan, meskipun mereka sudah menikah dan menjadi suami istri tapi tetap saja mendengar suara-suara mereka ketika bercinta membuatku sakit. Aku sudah tak memiliki perasaan apapun pada Leon Tuhan, tapi kenapa rasa sakit itu kembali datang disaat seperti ini,"ucap Anne lirih dengan air mata yang sudah menganak sungai membanjiri wajahnya, mendengar suara desahan dan erangan dari Leon dan Steffi membuat Anne benar-benar tak bisa mengusai dirinya.      

Ingatan akan perselingkuhan mereka berdua kembali teringat dalam memori Anne, adegan demi adegan saat Steffi dengan pura-pura tanpa dosa berkunjung ke rumah Leon saat nyonya Chaterine mengadakan acara untuk ulang tahun Leon pasca menjadi suaminya kembali teringat. Dimana waktu itu Steffi pura-pura sopan saat bersalaman dengan Leon, padahal siang harinya Anne melihat dengan mata kepalanya Steffi dan Leon makan berdua di restoran saat ia mencari obat di apotik karena demam.      

Setelah duduk diam dilantai hampir tiga puluh menit Anne akhirnya memutuskan untuk pulang, bersaman dengan bangunnya Anne terlihat seorang office girl sedang ingin mematikan semua lampu yang ada dilantai sepuluh. Pasalnya tiap hari Jumat tak ada satupun staf yang diperbolehkan lembur, ini adalah perintah dari Leon yang menurutnya adalah bagian dari salah satu kebijakan perusahaan. Karena itulah sang office girl yang baru akan mematikan Ac dan lampu dilantai sepuluh kaget saat melihat keberadaan Anne.      

"Saya masih mengerjakan beberapa pekerjaan yang tak bisa ditunda Nyonya maka dari itu saya pulang terlambat,"ucap Anne berbohong mencoba untuk memberikan penjelasan soal keberadaannya dikantor, Anne selalu menyebut para office girl dikantor dengan sebutan nyonya untuk menghormati mereka. Meskipun banyak yang mencibirnya.     

"Oh begitu, pantas saja anda masih disini nona. Andai saja saya tak memeriksa satu demi satu sebelumnya, mungkin saya sudah langsung mematikan lampunya dan tidak mengetahui keberadaan anda nona,"sahut sang office girl pada Anne yang sedang merapikan barang-barangnya di atas meja.     

Anne tersenyum mendengar perkataan office girk setengah baya itu, ia lalu memberikan kotak sushi yang masih berisi sekitar lima belas potong sushi yang belum ia sentuh. "Ambil ini Nyonya, untuk makan malam. Tenang saja, makanan ini bukan makanan sisa. Saya belum menyentuhnya, saya memiliki dua box. Box pertama sudah saya makan dan yang box kedua ini masih utuh,"ucapnya pelan sambil menunjukkan box sushi yang masih ada beberapa potong itu.      

Kedua mata sang office girl berkaca-kaca diberikan makanan oleh Anne, pasalnya ia memang sedang mengalami sedikit masalah keuangan. Sehingga harus menekan biaya makan bersama kedua anaknya yang ia hidup seorang diri, pasca kematian suaminya karena kecelakaan kerja saat terjatuh dari gondola tempatnya bekerja beberapa bulan yang lalu.      

"Jangan menangis Nyonya,"imbuh Anne kembali sambil memberikan tisu yang ia ambil dari dalam tas pada office girl yang ada dihadapannya.     

Sang office girl yang bernama Nancy meraih tisu pemberian Anne dan menyeka kedua matanya dengan perlahan. "Tak semua orang sebaik anda nona Anne, saya sudah mendengar kebaikan anda dari para pegawai rendahan sepertiku lainnya yang…"     

"Hei..heii stop, siapa yang bilang pegawai rendahan? Tak ada satupun orang yang berhak mengatakan seseoran sebagai pegawai rendahan karena ia seorang office girl, security atau yang lain. Kalian bekerja keras dengan halal, uang yang kalian hasilkan itu penuh dengan berkat. Jadi jangan pernah menyebut kata itu lagi, penyapu jalanan, petugas pembuang sampah, petugas pembuang tinja dan lain sebagainya itu adalah orang-orang hebat yang mau melakukan pekerjaan yang sangat luar biasa itu. Jasa kalian besar, jadi stop menyebut sebagai pegawai rendahan Nyonya." Anne memotong perkataan sang office girl yang jauh lebih tua darinya itu dengan suara meninggi, ia paling tak suka mendengar ada orang yang mengatakan kalimat seperti itu. "Tak ada satupun orang didunia ini yang berhak merendahkan harkat dan martabat orang lain, karena percayalah Tuhan tak menyukai itu Nyonya.Jadi mulai sekarang tolong jangan merasa berbeda, anda bukan pegawai rendahan. Begitu pula petugas kebersihan yang lain, anda adalah pekerja yang sama seperti semua staf yang ada disini."     

Mendengar perkataan Anne membuat sang office girl itu langsung meneteskan air matanya kembali, seumur hidupnya ia belum pernah mendapatkan teguran yang sangat halus seperti yang sedang Anne lakukan padanya saat ini. Pasalnya selama karirnya sebagai office girl ia selalu dipandang rendah oleh para staf yang lain, apalagi para staf wanita yang selalu merasa dirinya lebih cantik itu.     

"Maaf Nyonya, saya tak bermaksud membuat anda tersinggung. Maaf jika saya membuat anda sakit hati, saya hanya tak ingin anda bicara seperti itu,"ucap Anne penuh sesal saat melihat wanita yang ada dihadapannya menangis.     

"Saya bukan tersinggung nona, saya hanya terharu mendengar anda bicara seperti itu. Sepertinya yang dikatakan teman-teman saya benar, anda sangat baik nona,"jawab sang office girl pelan dengan tersenyum tulus.      

"Semua orang terlahir baik Nyonya, tergantung bagaimana ia saja hehe. Ya sudah ayo pulang, saya sudah selesai merapikan barang-barang. Anda juga sudah waktunya pulang kan?"Anne mengajak pulang bersama sang office girl yang matanya memerah itu.     

"Saya masih ada briefing nona,"sahut sang office girl pelan.     

"Oh begitu, ya sudah ayo turun. Horor ada dilantai sepuluh seorang diri nyonya hehe." Anne mencoba berkelakar mencoba untuk mencairkan suasana, meskipun perasaannya sendiri sedang hancur namun Anne berusah untuk menenangkan orang lain.     

Sang office girl yang kini membawa makanan dari Anne pun ikut turun bersama Anne setelah ia mematikan semua lampu dan AC dilantai sepuluh, didalam lift mereka terlibat pembicaraan yang menyenangkan sampai akhirnya Anne berpisah karena harus pulang sementara Nancy sang office girl itu kembali ke ruangannya untuk melakukan briefing sebelum pulang.      

Karena udara semakin dingin dan Anne tak sabar untuk menunggu bus, akhirnya ia menghentikan taksi untuk kembali ke apartemennya.      

Sementara itu di dalam mobil Leon yang dikendarai oleh Alex sang driver pribadi Leon, Steffi terlihat tersenyum puas. Ia senang sekali hari ini bisa mengaduk-aduk perasaan Anne, Steffi sebenarnya tahu kalau Anne belum pulang. Karena itulah ia sengaja memancing Leon untuk menyetubuhinya, Steffi pun juga sengaja membuka sedikit pintu ruangan Leon sehingga suara erangannya bisa terdengar oleh Anne.      

"Ini baru awal Marianne, selanjutnya kau akan lebih sering mendengar kami bercinta di kantor. Akan kulihat sampai berapa lama kau bertahan mendengar keintiman kami Marianne,"ucap Steffi dalam hati sambil tersenyum, sementara itu tangan kirinya masih memainkan junior Leon yang masih belum mau tidur pasca ia memberi obat perangsang sebelumnya pada Leon.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.