I'LL Teach You Marianne

Menjalankan rencana



Menjalankan rencana

0Ketika Anne sampai di kantor ia mendapatkan sebuah kejutan yang tak terbayangkan olehnya, dimana saat ini Steffi sudah berdiri didepan ruangannya dengan membawa kotak makanan untuk Leon.      

"Oh, jadi pemilik ruangan ini adalah kau nona Marianne,"ucap Steffi memprovokasi Anne yang baru sampai bersama Edward.     

"Anne, anda bisa memanggilku dengan Anne saja Nyonya Ganke,"jawab Anne mencoba tenang dengan tersenyum ramah, Anne sudah menduga akan bertemu dengan Steffi seperti ini cepat atau lambat.     

Dengan senyuman palsu Steffi berkata, "Oh, jadi kau lebih memilih dipanggil Anne rupanya daripada nama panjangmu itu. Baiklah aku akan memanggilmu Anne, tapi kau tak berniat memakai nama Ganke di belakang namamu itu kan?"     

Deg     

Wajah Anne langsung memerah seketika saat disinggung soal nama belakang Leon, beberapa staf wanita yang sedang berada di dekat mereka pun langsung berbisik-bisik.      

"Jangan marah Nona Anne, aku hanya bergurau haha. Jangan diambil hati nona Anne, lagipula tak mungkin kan kau mencoba mengambil posisiku menjadi nyonya Ganke? Lagipula tak mungkin wanita secantik anda pasti tak mungkin mengambil kebahagiaan wanita lain,"ucap Steffi pelan sambil tertawa penuh arti sambil menutup mulutnya dan berjalan meninggalkan Anne menuju ke ruangan Leon, kedua matanya menyipit puas saat melihat beberapa staf wanita mendengar apa yang baru saja ia katakan pada Anne.     

Anne yang masih berdiri bersama Edward masih diam membisu, ia merasa tak nyaman dengan ucapan Steffi yang sebelumnya. Meskipun itu hanya sebuah gurauan tapi Anne merasa tersinggung, Edward yang bisa merasakan perubahan sikap Anne langsung menoleh ke arah beberapa staf yang sedang berbisik-bisik membicarakan Anne pasca Steffi menyebutnya ingin memakai nama Ganke dibelakang namanya.      

"Maaf tuan Edward, kami tak bermaksud untuk membicarakan kak Anne. Kami hanya…"     

"Kalian tahu kan itu hanya sebuah gurauan dari nyonya Ganke pada Anne, lalu kenapa kalian masih saja membahasnya. Kalau aku masih mendengar kalian membicarakan ini maka jangan salahkan aku jika aku meminta tuan Leon memecat kalian, kita lihat siapa yang akan dipilih tuan Leon. Aku dan Anne sebagai orang penting dalam proyek film ini atau kalian staf tak berguna yang hanya bisa bergunjing,"hardik Edward dengan keras sambil berkacak pinggang, Edward merasa jengkel pada mereka yang masih membicarakan Anne perihal perkataan Steffi yang sebelumnya.     

Para staf wanita itu langsung diam seketika, wajah merekapun seputih kertas dengan tetesan keringat yang mengucur dari keningnya mendengar perkataan Edward. Pasalnya mereka tahu posisi apa yang dipegang oleh Edward dan Anne di perusahaan.     

"Sudah Edward, jangan keras-keras. Nanti didengar tuan Leon, tak baik Edward,"bisik Anne lirih mencoba menenangkan Edward.     

"Biarkan saja Anne, sepertinya tuan harus tau para karyawannya adalah orang-orang yang suka bergosip. Orang yang tak bisa membedakan mana gurauan dan serius, padahal jelas-jelas tadi nyonya Steffi hanya bergurau. Ini kenapa para wanita ini jadi membicarakan hal buruk tentangmu, bukankah itu sangat tidak sopan namanya. Bagaimana kalau ada orang yang percaya dengan mereka, nama baikmu akan tercoreng Anne karena dikira benar-benar ingin menjadi nyonya Ganke seperti gurauan nyonya Steffi tadi,"jawab Edward jengkel sambil melirik ke arah sekitar sepuluh staf wanita yang sebelumnya membicarakan Anne, membuat asumsi sendiri atas ucapan Steffi yang sangat ambigu itu.     

Anne tersenyum dan menatap para staf wanita yang sedang menunduk karena dimarahi oleh Edward itu dan berkata "Biarkan saja, toh itu hanya gurauan saja. Tak usah diambil hati Edward. Aku yakin orang terpelajar pasti tahu kalau apa yang diucapkan oleh Nyonya Ganke hanyalah sebuah gurauan."     

"Kalian dengar kan apa yang baru saja dikatakan oleh Anne, aku tak akan memaafkan siapapun yang berani membahas gurauan itu lagi. Karena jika aku masih mendengar maka jangan salahkan aku jika kalian akan kehilangan pekerjaan kalian, apa kalian mengerti?"Edward bertanya dengan suara cukup keras pada staf wanita yang ada di hadapannya.     

"Kami mengerti, maaf kak Anne. Kami tak akan membahas hal itu lagi, sekali mohon maafkan kami yang sudah membuat kakak tidak nyaman." Jawab sepuluh orang staf wanita itu kompak.     

"Sudahlah tak perlu dibahas lagi, kita lupakan saja. Kalian bisa bekerja lagi,"jawab Anne sambil tersenyum.      

      

Mendengar perkataan Anne membuat para staf wanita itu berani mengangkat wajahnya, tak lama kemudian mereka pun langsung kembali ke mejanya masing-masing untuk meneruskan pekerjaan setelah sebelumnya berkumpul membicarakan perihal perkataan Steffi yang sangat memancing itu. Melihat para staf wanita itu kembali ke mejanya masing-masing Edward hanya tersenyum tipis, ia masih tak mengerti kenapa wanita senang sekali bergosip.     

"Kau baik-baik saja Anne?"tanya Edward pelan.     

"Huum, terima kasih Edward sudah membelaku seperti tadi. Aku yakin para staf itu tak berani lagi bergosip,"jawab Anne dengan cepat sambil tersenyum.     

"Baguslah kalau mereka berhenti bergosip karena jika tidak aku akan melaporkan hal ini pada tuan Leon, lagipula aku masih tak habis pikir kenapa tadi istri tuan Leon sampai bicara seperti itu padamu Anne. Perkataannya itu sangatlah memancing Anne dan jujur aku saja sangat risih mendengarnya, seandainya aku tak ada disampingmu dan aku mendengar dari orang lain mungkin saja aku sudah berpikir yang tidak-tidak tentangmu,"bisik Edward pelan, kedua matanya melirik ke arah pintu ruangan Leon yang tertutup rapat.      

Anne menghela nafas panjang. "Ya namanya gurauan mau bagaimana lagi, ya sudah lah lebih baik kita bekerja. Ingat motto kita Edward, lebih cepat bekerja lebih baik." Senyum Anne mengembang saat bicara, menutupi kekesalan dalam dirinya.     

Tak lama kemudian Edward pun mengantar Anne masuk ke meja kerjanya, setelah memastikan Anne berada di ruangannya Edward pun pergi dan berjalan menuju ruang kerjanya. Saat berjalan menuju ruangannya, kedua mata Edward menatap tajam ke arah sepuluh staf yang sebelumnya ia marahi.     

Sepeninggal Edward, Anne mengepalkan tangannya dengan kuat. Perkataan Steffi sebelumnya benar-benar membuatnya tak nyaman.      

"Aku tahu kau pasti sengaja bicara seperti itu Steffi, kau sengaja menyinggung soal nama belakang Leon untuk menunjukkan bahwa kau adalah nyonya Ganke,"gumam Anne lirih, kedua mata Anne memerah meredam amarah yang bergolak di dadanya.      

Sementara itu diruangan Leon, Steffi sedang tertawa terbahak-bahak. Ia sangat puas bisa membuat Anne mati kutu seperti tadi, padahal ia hanya mengeluarkan beberapa patah kalimat saja namun sudah membuat Anne tak bisa menjawab perkataannya.      

"Ini baru awal Marianne, akan kubuat kau tak nyaman berada di kantor suamiku. Kalau aku tak bisa mendepakmu keluar dari kantor ini, aku harus membuatmu pergi sendiri seperti yang kau lakukan dulu ketika aku masuk dalam hubungan kalian. Lagipula dulu bukan salahku sepenuhnya, kau juga bersalah Marianne. Kenapa kau dulu lebih beruntung dariku, jadi jangan salahkan aku jika aku ingin memiliki apa yang menjadi milikmu. Toh juga kau sebenarnya tak pantas mendapatkan apa yang kau miliki itu, buktinya Leon lebih memilihku daripada memilihmu dan saat ini aku akan membuatmu merasakan seperti yang kau rasakan dulu. Akan kubuat kau pergi menjauh dari kehidupan Leon selama-lamanya, karena kau tidak pantas mendampinginya. Meskipun kau sekarang sudah berubah dan tidak sekuno dulu, tapi percayalah Leon tidak akan mungkin berpaling dariku. Karena aku 100 kali lebih cantik dan menarik darimu Marianne,"ucap Steffi penuh percaya diri sambil merapikan blouse yang ia pakai saat ini, blouse yang sedang dipakai Steffi saat ini memiliki potongan rendah. Sehingga setengah payudaranya bisa terlihat jelas, apalagi ia juga memakai push bra yang membuat payudaranya terangkat. "Aku cantik dan seksi, aku juga pintar melayani Leon diranjang. Tak ada yang bisa menggantikan posisiku, karena sejak awal akulah orang yang ditakdirkan menjadi nyonya Ganke,"ucapnya kembali memuji diri sendiri saat menatap dirinya di kaca yang baru ia keluarkan dari dalam tasnya.     

Sementara itu Leon yang sedang berada diruang editor tak tahu sama sekali perbuatan Steffi, ia yang sudah datang sejak pagi bahkan tak tahu kalau istrinya datang ke kantor dan membuat masalah dengan Anne.      

"Ok, aku suka dengan ini semua. Lanjutkan pekerjaan kalian, kirimkan pada Anne supaya ia bisa memeriksanya terlebih dahulu,"ucap Leon pelan sambil menepuk pundak seorang editor yang sedang duduk di hadapannya.     

"Baik Tuan, saya akan mengirimkannya pada kak Anne,"jawab sang editor dengan cepat, meskipun Anne usianya masih jauh lebih muda dari semua staf di Ganke Inc Production akan tetapi mereka memanggil Anne dengan sebutan kak. Hal ini terjadi karena Anne menolak dipanggil ibu ataupun nona, karena itulah baik staf pria ataupun wanita memanggil Anne dengan sebutan kak.     

Leon tersenyum puas mendengar perkataan editor yang hasil kerjanya baru ia koreksi itu, tak lama kemudian Leon pun keluar dari ruangan editor. Jam kerja para staf sudah dimulai, ia yakin Anne sudah datang. Karena itulah ia ingin menemui Anne untuk sekedar memberikan sapaan selamat pagi untuknya, akan tetapi baru saja akan keluar dari ruangan editor langkah Leon terhenti saat melihat Steffi keluar dari ruangannya dan berjalan mendekat ke arahnya sekarang.     

"Surprise,"ucap Steffi tanpa rasa bersalah sambil mengangkat kotak makanan yang ia bawa lebih tinggi.      

Steffi bicara seolah tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Leon. Padahal selama beberapa hari ini mereka sedang bertengkar hebat, ia berjalan dengan penuh semangat sambil tertawa lebar.      

"Aku membawakan makan untukmu sayang, aku tahu kau pasti lapar. Kita makan dulu ya, aku juga belum makan sayang,"ucap Steffi keras dengan manja saat ia sudah bergelayut di lengan Leon.     

"Iya, ayo kita makan. Diruanganku saja,"jawab Leon datar, ia menjaga sikapnya di hadapan para karyawan.     

Dengan penuh semangat Steffi pun berjalan beriringan bersama Leon kembali menuju ke ruangan, senyum penuh kemenangannya mengembang di wajahnya.      

"Ini baru awal Marianne, lihat saja apa yang akan kulakukan selanjutnya,"ucap Steffi dalam hati sambil melirik ke arah Anne yang sedang berada di pantry, Steffi yakin Anne pasti mendengar perkataannya yang sebelumnya saat mengajak Leon makan bersama.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.