I'LL Teach You Marianne

Rencana busuk Steffi



Rencana busuk Steffi

0Anne yang baru saja kembali ke ruangannya pasca berbincang sebentar dengan Edward cukup kaget ketika melihat teman-temannya sedang makan pizza, karena masih merasa kenyang Anne pun tak bergabung dengan mereka. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah ingin segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang ke rumah secepatnya, kepalanya sudah sangat pusing dengan semua hal yang ia lalui hari ini.     

Karena hari ini ada beberapa anggota team visual yang tak bisa lembur, Anne pun menunda meeting. Ia merapikan lagi beberapa berkas yang sudah di print sebelumnya ke dalam tas untuk dibawa pulang, Anne akhirnya memutuskan untuk pulang tepat waktu.     

"Kau tak jadi lembur Anne?"tanya Edward kaget saat bertemu dengan Anne di dalam lift.     

"Ada tiga orang yang tak bisa lembur hari ini, jadi aku memutuskan untuk menunda lembur,"jawab Anne pelan sambil tertunduk.     

"Are you ok Anne? Wajahmu sedikit pucat."     

Anne hanya menganggukkan kepalanya merespon perkataan Edward, moodnya benar-benar jelek sekali. Edward yang ingin bertanya lagi pada Anne membatalkan niatnya saat melihat beberapa staf lainnya masuk ke dalam lift, ia tak mau membuat staf lain mengira dirinya dan Anne memiliki hubungan spesial.     

"Ikutlah denganku Anne, aku bisa mengantarmu pulang,"ucap Edward pelan menawarkan diri untuk mengantar Anne pulang.     

"Tak usah Edward, aku naik bus saja seperti biasa. Tempat tinggal kita berbeda arah, aku tak mau menyulitkanmu," jawab Edward pelan menolak tawaran dari Edward.      

"Aku tak masalah Anne, lagipula…"     

"Nah, lihat itu busnya sudah datang. Aku pulang dulu ya Edward, bye." Anne memotong perkataan Edward dengan cepat sambil berlari menuju ke halte bus.      

Edward pun hanya bisa diam saat melihat Anne pergi meninggalkan dirinya, karena bus yang membawa Anne pergi Edward lalu berjalan menuju mobilnya yang terparkir di basement. Lima menit kemudian mobil mewah Edward pun pergi melaju meninggalkan Ganke Inc Production menuju jalan raya.      

Sementara itu Leon yang tak tahu kalau Anne sudah pulang masih bertengkar dengan Steffi yang bersikeras memintanya untuk memecat Anne.     

"Jangan banyak alasan Leon sekarang katakan padaku siapa yang akan kau pilih, kau memilihku istrimu atau memilih Marianne si wanita penggoda itu…"     

"Steffi!! Bukankah aku sudah katakan padamu dari tadi bahwa untuk jangan pernah menyebut Anne dengan sebutan wanita penggoda lagi, dia adalah perwakilan dari kampus UAL yang bekerja di perusahaan ku. Ia masuk ke kantor ini melalui seleksi ketat dari puluhan mahasiswa yang mendaftarkan diri, lagi pula bukan aku yang memilihnya secara langsung. Akan tetapi karena hasil ia yang masuk kriteria paling tinggi diantara yang lain makanya ia bisa masuk ke kantor ini, lagipula sebelum kamu mengatakan Anne sebagai wanita penggoda kenapa kau tak berkaca terlebih dahulu Steffi," hardik Leon penuh emosi memotong perkataan Steffi untuk yang kesekian kalinya.      

"Apa maksudmu untuk meminta aku berkaca Leon? Memangnya kau kira aku pantas disandingkan dengan dia? Marianne adalah seorang gadis miskin yang mencari pria kaya sepertimu untuk dijadikan suami, bukankah kau dulu yang mengatakan ini padaku? Harusnya kau sadar Leon, coba kau pikir untuk apa wanita murahan itu pergi ke Inggris? Marianne dengan sengaja pergi ke Inggris untuk mencari pria-pria lain sepertimu untuk dijadikan sasaran selanjutnya setelah gagal mendapatkanmu, setelah kau sadar siapa rubah betina itu sebenarnya,"jawab Steffi keras dengan terus menghina Anne.     

Mendengar Anne berkali-kali disebut sebagai wanita penggoda yang gila harta membuat Leon meradang, tanpa bicara Leon lalu meraih tangan Steffi dan memaksanya untuk bangun dari sofa dan menyeretnya ke depan standing mirror yang ada di ruangannya.      

Saat sudah ada didepan kaca Leon berkata, "Lihat dirimu Steffi, apa kau pikir kau lebih baik dari Anne?"     

"Tentu saja, aku istrimu Leon. Aku nyonya Ganke, levelku dan dia jauh. Aku adalah wanita terhormat yang…"     

Srettt     

Tiba-tiba Leon menarik blouse channel yang dipakai oleh Steffi dengan kuat sehingga membuat Steffi menjerit keras karena khawatir kalung mahalnya rusak. "Leon, apa kau sudah gila? Kenapa kau merobek pakaianku? Apa kau tahu baju ini adalah baju limited edition musim dingin tahun ini, kenapa kau melakukan ini Leon?"jerit Steffi kesal sambil memegangi kalung mahalnya dengan menggunakan dua tangan, ia lebih mempedulikan perhiasan yang melekat di tubuhnya ketimbang melindungi tubuhnya yang sudah terbuka.      

Alih-alih menjawab pertanyaan sang istri Leon justru meneruskan kegiatannya, ia menggunakan gunting untung melepaskan pakaian yang membalut tubuh Steffi. Steffi yang tak bisa berbuat apa-apa hanya pasrah ketika setelan baju mahalnya digunting oleh sang suami, sampai akhirnya hanya bra dan g-string saja yang menutup tubuh seksinya.      

Setelah membuat Steffi telanjang Leon lalu mengarahkan tubuh Steffi ke depan kaca besar yang ada dihadapannya, pada awalnya Steffi tak mau menuruti kemauan Leon. Namun karena tenaga Leon lebih besar akhirnya ia pun menurut, dengan menggunakan tangan kanannya Leon meraih rahang Steffi dan mencengkramnya dari belakang.     

"Lihat dirimu, tanpa barang-barang mahal yang aku belikan kau juga tak ada apa-apanya Steffi. Jangan lupa asal usulmu Steffi, kau dulu hanya seorang wanita miskin yang hidup karena belas kasih Anne. Levelmu dan level Anne sejak awal sudah berbeda jauh, kalau kau tak menjatuhkan dirimu dihadapanku waktu itu mungkin saat ini kau pun juga tak akan mungkin seperti ini. Jadi jaga ucapanmu Steffi, karena semua yang kau katakan tadi untuk menghina Anne ada pada dirimu sendiri. Kau yang wanita murahan, kau yang wanita miskin dan kau yang wanita tidak berpendidikan, jadi jangan pernah kau mengatakan itu untuk menyebut Anne. Karena dia sangat jauh denganmu, dan mengenai dia pindah ke Inggris itu karena dia kuliah di salah satu kampus seni terbaik di London bukan karena mencari laki-laki kaya seperti yang kau lakukan dulu untuk menjeratku,"ucap Leon panjang lebar mencoba mengingatkan Steffi tentang siapa dirinya yang sebenarnya. "Dan gelarmu sebagai Nyonya Ganke ada karena kau menikah denganku dan seandainya kau aku buang kau tak akan bisa memakai gelar itu lagi Steffi, jadi mulai sekarang kau perhatikan sikapmu. Jangan sampai aku mencabut gelar mu itu dan membuangmu lagi di jalanan tempat dimana kau diambil oleh Anne beberapa tahun yang lalu,"imbuh Leon kembali sambil terus menatap Steffi dari pantulan kaca, dimana saat ini Steffi juga menatap kaca yang sama dengan dirinya.      

Selama Leon bicara Steffi tak bersuara sama sekali, selain karena cengkraman tangan Leon yang menahan bibirnya. Semua suaranya juga tercekat di tenggorokan saat mendengar Leon mengungkit masa lalunya yang sudah ia coba kubur dalam-dalam, masa lalu yang tak pernah ia ceritakan pada siapapun.      

Leon baru melepaskan cengkraman tangannya dari rahang Steffi, setelah ia merasakan ada air mata Steffi yang menetes mendarat di tangannya. Tanpa rasa bersalah sedikitpun Leon kemudian meninggalkan Steffi begitu saja, suara keras dari pintu yang dibanting membuat Steffi akhirnya tersadar bahwa apa yang baru saja terjadi adalah sebuah kenyataan. Bukan hayalannya saja.     

Tak lama setelah Leon pergi Steffi kemudian jatuh terduduk di depan kaca, dengan air mata yang sudah berlinang membasahi wajahnya yang sangat pucat. Steffi menangis tanpa suara, ia menangis sambil memegangi dadanya yang terasa sesak akibat semua perkataan Leon.      

"Aku bukan menggodamu Leon, bukankah waktu itu kau juga memberikan kesempatan padaku. Bukankah waktu itu kau yang datang padaku pertama kali untuk menanyakan namaku Leon, lalu kenapa sekarang kau menyebutku sebagai seorang wanita penggoda? Kenapa kau sejahat ini Leon? Aku jauh lebih cantik dari Marianne, aku juga jauh lebih hebat di atas ranjang darinya. Lalu kenapa kau tega berkata seperti itu padaku, apakah pengertian ku padamu meski kurang? Apakah pelayananku sebagai istri belum memuaskanmu huhuhu…" Steffi menangis untuk kesekian kali karena Marianne, karena Marianne lah ia mendapat semua perlakuan kasar seperti ini. Kebenciannya pada Marianne sudah ada di level tertinggi saat ini.      

"Lihat saja Marianne, kau akan menyesal karena sudah mau bekerja di kantor suamiku. Akan kubuat citra sebagai gadis polosmu itu hilang Marianne, jangan panggil aku Steffi kalau aku tak bisa membuatmu hancur. Tunggu tanggal mainnya Marianne...aku benci padamu Marianne, aku benci arrggghh…."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.