I'LL Teach You Marianne

Undangan ke Selat Inggris



Undangan ke Selat Inggris

0Anne duduk di depan pintu sembari memegangi kemejanya yang tak memiliki kancing dengan air mata yang masih mengucur deras, ia merasa sangat dilecehkan oleh Jack yang berani berbuat tidak senonoh. Padahal sebelumnya Jack sudah berjanji untuk tidak menyentuhnya sebelum mereka menikah dengan sah.     

Tok     

Tok     

"Anne, maafkan aku Anne. Aku yang bodoh Anne, buka pintunya Anne."     

"Maafkan aku sayang, please. Kita bisa bicara baik-baik, jangan seperti ini."      

"Kalau kau ingin memberikan aku hukuman, aku siap menerimanya Anne. Tapi buka pintunya dulu Anne, aku ingin bicara denganmu terlebih dahulu Anne."     

"Anne… please, buka pintunya. Ijinkan aku masuk."     

Dari balik pintu Jack meminta Anne untuk membuka pintu kamarnya berkali-kali, Jack merasa sangat menyesal karena sudah berbuat seperti itu kepada Anne. Ia masih tak habis pikir kenapa bisa kelepasan seperti itu, padahal selama lebih dari 2 tahun Jack mengenal Anne. Belum pernah sekalipun Jack berbuat tidak senonoh kepada Anne, namun karena mereka sudah mengikat janji dan Jack yang terpesona saat melihat penampilan Anne yang menggoda akhirnya membuat dinding pertahanan Jack runtuh. Sehingga ia bisa berbuat seperti itu pada Anne.     

Bruk     

Jack akhirnya terduduk di lantai, persis di depan pintu dimana Anne juga duduk sambil tertunduk di sisi pintu yang lain. Mereka saling membelakangi dan dipisahkan oleh pintu, Anne yang menangis karena sangat marah dengan perlakuan Jack dan Jack yang sedang merutuki kebodohannya karena sudah melakukan hal yang paling dibenci oleh Anne. Hari yang seharusnya dilewati dengan penuh tawa dan canda kini berubah karena sebuah kecerobohan Jack, alhasil selama satu hari tidak ada percakapan apapun yang terjadi diantara Jack ataupun Anne. Pasalnya Anne masih mengunci dirinya di dalam kamar, ia tak mau berbicara dengan Jack meskipun Jack sudah memohon-mohon dan memintanya untuk membuka pintu karena ingin meminta maaf secara langsung.      

Dan ketika senja mulai datang tiba-tiba ponsel Jack yang berada di lantai satu berdering tanpa henti, sehingga membuat Jack tersadar dan bangun dari lantai untuk melihat siapa yang menghubunginya lagi.      

Kedua mata Jack menyipit ketika melihat nama Erick muncul di layar ponselnya. "Ada apa lagi Erick?"     

Begitu mendengar suara sang tuan, Erick kemudian menceritakan peristiwa penting yang baru saja ia dengar. Saat ini beberapa CEO dari perusahaan-perusahaan besar di Eropa sedang melakukan pertemuan di Selat Inggris di atas kapal pesiar dan sebagian dari mereka sangat mengenal Jack dengan baik.      

"Jadi mereka semua sedang berada di Selat Inggris saat ini?"tanya Jack pelan memastikan kalau ia tak salah dengar.     

"Iya dan secara khusus Tuan Kevin Cormier mengirimkan pesan kepada saya dan meminta anda datang malam ini juga untuk bergabung dengan mereka Tuan. Apakah anda bisa ikut bergabung dengan mereka Tuan?"tanya balik Erick dengan hati-hati pada Jack.     

Jack terdiam mendengar perkataan Erick, ia dilema saat ini. Pasalnya Kevin Cormier adalah salah satu pengusaha yang dekat sekali dengan Jack, perusahaannya pun menjadi perusahaan pertama yang bergabung dengan Muller Finance Internasional pasca Jack menjadi CEO menggantikan ayahnya yang meninggal dalam kecelakaan mobil. Bisa dibilang Kevin Cormier adalah salah satu orang besar yang berjasa bagi Muller Finance Internasional yang menjadi sebesar ini sekarang, karena itulah Jack bingung. Dilain sisi ia ingin datang dan bertemu rekan kerjanya itu, namun disisi lain Anne masih marah kepadanya. Memilih antara bisnis dan keluarga membuat Jack bingung, walau bagaimanapun Kevin Cormier adalah orang yang sangat besar sekali jasanya bagi dirinya secara pribadi dan Jack tak bisa mengabaikan pria setengah baya baik hati itu.     

"Bagaimana Tuan? Kalau memang anda tak bisa datang saya akan langsung membalas pesan tuan Kevin sekarang juga tuan." Erick kembali bertanya pada Jack apalah ia bisa datang ke pertemuan itu atau tidak.      

"Jangan Erick, aku akan datang. Aku tak mungkin menolak permintaan Tuan Kevin, kau tahu kan jasa besar Tuan Kevin pada kita bertahun-tahun yang lalu,"jawab Jack pelan merespon perkataan Erick dengan sedikit bernostalgia akan perjuangannya membuat Muller Finance Internasional sebesar saat ini.     

"Baiklah, kalau begitu saya akan memberitahukan hal ini pada Tuan Kevin. Saya yakin beliau pasti akan sangat bahagia ketika tahu anda akan datang,"ucap Erick dengan penuh semangat.      

Tak lama kemudian Jack pun menutup panggilan masuk dari Erick, ia lalu membanting tubuhnya dengan kasar di sofa tempat sebelumnya ia menyentuh Anne. Jack terlihat sangat bingung saat ini, ia tak mungkin mengabaikan seorang Kevin Cormier namun dengan situasi yang tak kondusif pasca apa yang sudah ia perbuat pada Anne yang akhirnya membuat wanita itu marah marah Jack merasa berat untuk pergi. Jack adalah tipe orang yang ingin menyelesaikan pertengkaran saat itu juga, ia tak akan tenang untuk melakukan hal yang lain sebelum pertengkarannya itu selesai. Apalagi jika harus pergi dalam kondisi seperti ini, ia merasa sangat tak tenang sekali. Karena itu saat ini Jack benar-benar dilema, Jack tak mungkin mengabaikan orang baik yang sudah banyak membantunya di masa ia sedang kesulitan dulu. Jack bukanlah orang yang tak tahu balas budi, apalagi ini hanya sebuah ajakan untuk makan malam biasa setelah bertahun-tahun tak bertemu karena kesibukan masing-masing.      

Setelah berpikir cukup lama Jack akhirnya memutuskan untuk pergi, ia tak mengecewakan seorang Kevin Cormier. Dengan langkah gontai Jack menaiki tangga menuju lantai dua, langkah Jack kembali terhenti di kamarnya yang tertutup rapat dari dalam. Karena tahu kesalahan besarnya Jack akhirnya memilih pergi ke kamarnya yang lain untuk bersiap, beruntung ia memiliki pakaian bersih dikamar yang lain. Sehingga ia tak perlu mengetuk-ngetuk pintu kembali untuk meminta Anne membuka kan pintu untuknya, persiapan Jack selesai setelah lima belas menit. Dengan menggunakan setelah jas serba hitam tiga lapis yang merupakan salah satu warna favoritnya Jack keluar dari kamar, suara derap langkah kakinya terdengar cukup keras ketika berjalan menuju kamar tempat dimana Anne berada.      

"Anne, aku akan pergi untuk bertemu rekan bisnisku di Selat Inggris bersama Erick. Dan kemungkinannya aku akan kembali sangat malam atau bahkan tidak pulang, jadi kau akan menikmati makan malam sendiri. Sekali lagi maafkan aku atas apa yang aku perbuat tadi dan aku minta maaf lagi karena harus pergi meninggalkanmu malam ini, kita bicara lagi saat kau sudah tenang. I love you Anne dan maafkan aku."      

Jack bicara sendiri didepan pintu dengan cukup keras, ia berharap Anne akan mendengar perkataannya itu. Karena tak mau membuang waktu Jack akhirnya pergi meninggalkan Anne yang masih duduk di posisi yang sama, ketika Jack tiba di lantai satu Erick yang sudah datang menyambutnya dengan senyuman hangat. Ia adalah satu-satunya orang yang tahu perihal janji suci antara Jack dan Anne, karena itu ia sangat bahagia sekali hari ini dan sangat bersemangat ketika Jack memerintahkannya untuk mengosongkan rumah. Sebagai pria dewasa Erick tahu betul apa yang ingin Jack lakukan dengan Anne, karena itu ia melakukan perintah tuannya itu dengan cepat.     

"Kenapa aku merasa tak tenang ya Erick,"ucap Jack pelan saat sudah dimobil.      

"Saya paham Tuan, tenang saja Tuan. Nyonya tak akan kemana-mana, ada penjaga yang berjaga di luar. Jadi ketika anda pergi Nyonya akan aman dan nanti setelah anda pulang dari jamuan makan malam ini anda bisa melanjutkan aktivitasnya anda kembali dengan Nyonya di rumah Tuan,"sahut Erick dengan cepat menggoda Jack.      

Jack tersenyum simpul mendengar perkataan Erick, perlahan ia menggerakkan tangannya dan menyentuh dadanya. "Semua akan baik-baik saja Jack, tenanglah. Anne tak akan mungkin meninggalkanmu."      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.