I'LL Teach You Marianne

Datangnya keluarga palsu



Datangnya keluarga palsu

0Anne duduk sedikit tidak nyaman, pasalnya pakaian yang ia pakai benar-benar sangat tipis. Meskipun saat ini Anne memakai gaun akan tetapi karena bahan dari gaun yang ia gunakan sangat tipis dan transparan akhirnya bra serta panties yang ia gunakan bisa terlihat jelas, apalagi panties yang ia pakai bukanlah panties biasa. Anne saat ini memakai g-string, yang tentunya akan membuat tubuhnya terekspos lebih jelas. Anne yakin pakaian yang ia pakai saat ini disiapkan oleh Alice, sang sekretaris pribadi Jack.     

"Anne…"     

"Jangan bicara Jack, aku sedang marah sekarang."Anne langsung memotong perkataan Jack dengan cepat.      

Jack terkekeh melihat Anne marah, meskipun sebenarnya ia tak tenang sejak di lantai dua pasca melihat pakaian yang Anne gunakan namun Jack berusaha untuk tetap tenang.     

"Dimana Alice?"tanya Anne tiba-tiba.     

Meskipun Anne bertanya namun Jack hanya diam, ia justru terus menikmati makanannya dengan lahap. Melihat Jack tak merespon perkataannya amarah Anne pun datang.      

"Jack!!!"      

"Kenapa Anne? Kau bicara denganku?"tanya Jack tanpa rasa bersalah.      

"Bukan!! Pada tembok, ya tentu saja padamu. Kenapa kau diam dan tak menjawab pertanyaanku?"sengit Anne kesal.     

Jack tersenyum dan menatap Anne. "Lho, bukankah tadi kau yang bilang untuk aku diam. Lalu kenapa kau bertanya lagi kenapa aku diam."     

"I-itu tadi, beda lagi sekarang,"ucap Anne dengan suara meninggi.      

"Oh begitu, baiklah aku paham. Jadi apa Anne, tadi kau bertanya apa?"     

Anne mengibaskan tangannya di udara, ia sudah kehilangan moodnya untuk bicara. Anne sudah terlanjur kesal pada Jack yang duduk bersebrangan dengannya, Anne pun kembali meraih pisau disamping piringnya dan langsung menancapkannya lagi di piringnya dengan kuat dan menariknya dengan kuat sehingga menimbulkan suara yang sangat bising. Jack pun langsung menutup kedua telinganya dengan tangan.      

"Ampun Anne, ampun. Berhentilah, telingaku sakit Anne,"ucap Jack dengan keras.      

Mendengar permintaan Jack, Anne pun langsung menghentikan perbuatannya dan mengangkat wajahnya menatap Jack dengan penuh amarah.      

"Dimana Alice?"tanya Anne kembali mengulang pertanyaannya.     

"Dikantor, dimana lagi memangnya,"jawab Jack dengan cepat. "Eh, tapi tadi malam dia disini bersama Erick sebentar. Setelah itu ia pulang."     

"Dia disini tadi malam? Apa yang dia lakukan?"     

"Menyiapkan pakaianmu, aku minta dia untuk mengambil beberapa pakaianmu di apartemen dan memindahkannya ke rumah kita ini." Jack kembali bertanya tanpa rasa bersalah.      

"Jadi benar pakaian ini disiapkan oleh Alice,"ucap Anne dalam hati.      

Jack yang pura-pura bodoh kemudian meletakkan gelas kembali diatas meja setelah menenggak isinya sampai tandas.     

"Memangnya kenapa kau bertanya soal Alice?"tanya Jack pelan dengan sebuah senyum penuh kemenangan yang mengembang di wajahnya.     

"Ti-tidak, aku hanya ingin memastikan saja,"jawab Anne terbata, ia tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya pada Jack saat ini. Anne kembali menyilangkan kedua kakinya, memakai g-string membuatnya sangat tidak nyaman sama sekali.      

Melihat Anne terus mengubah posisi duduknya Jack semakin tidak tenang, ia bahkan hampir tersedak saat membayangkan keindahan tubuh Anne dibalik balutan gaun transparan yang sedang melekat ditubuh Anne itu. Anne pun menyudahi makannya, meskipun masih merasa lapar namun Anne memilih untuk tak makan lagi ia takut kalau Jack tak bisa menahan dirinya. Setelah menyeka bibirnya menggunakan sapu tangan Anne langsung berlari menuju tangga untuk naik ke lantai dua meninggalkan Jack sendiri di meja makan.      

"Kau benar-benar menggemaskan Anne,"ucap Jack lirih sambil menatap Anne yang akhirnya menghilang dari pandangannya.     

Jack lalu kembali fokus pada makanan yang ada di hadapannya dengan sesekali tersenyum saat mengingat apa yang Anne lakukan beberapa saat yang lalu, sementara itu dikamar Anne berusaha mencari pakaian yang layak pakai. Ia benar-benar tak nyaman sekali memakai gaun yang saat ini melekat di tubuhnya itu, namun setelah mengobrak-abrik isi lemari pakaian Jack yang dijadikan tempat dimana Alice menyimpan pakaiannya akhirnya Anne menyerah. Pasalnya isi di lemari itu hanya berbagai pakaian seksi yang mengundang nafsu, mulai dari lingerie, bikini dan gaun-gaun transparan seperti yang saat ini Anne pakai.      

"Tak ada pilihan lain, sepertinya hanya pakaian itu yang bisa aku pakai saat ini,"ucap Anne frustasi sambil menatap kearah gantungan kemeja-kemeja kerja Jack yang tertata rapi di bagian lemari yang lain, tanpa menunggu lama Anne pun langsung meraih satu set kemeja dan celana panjang milik Jack dan langsung membawanya ke dalam kamar mandi.      

Tepat saat Anne masuk ke dalam kamar mandi, pintu kamar dibuka oleh Jack yang langsung kaget saat melihat isi lemarinya yang sudah berserakan di lantai.      

"Apa yang terjadi... Anne, kau dimana?"teriak Jack keras saat tak melihat sosok Anne di kamarnya, kedua matanya langsung menatap ke arah pintu kamar mandi yang tertutup rapat.      

Saat Jack baru melangkahkan kakinya dua langkah tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Anne sambil mengikat rambut pendeknya secara asal-asalan, mengacak-acak isi lemari dan memakai pakaian dengan cepat membuat Anne berkeringat dan kepanasan.      

"Apa yang kau lakukan?"tanya Jack kaget saat melihat Anne sudah memakai kemeja putih miliknya yang kebesaran dipakai Anne.      

"Ganti baju, aku ingin sekali bertemu dengan Alice saat ini dan membuat perhitungan dengannya,"jawab Anne pelan dengan penuh emosi, kedua matanya menatap Jack tanpa berkedip.      

Jack hanya tersenyum lebar tanpa suara melihat Anne, ia tak berani bicara lagi saat ini karena tahu Anne benar-benar sedang marah. Sebenarnya Jack adalah orang dibalik kekacauan Anne hari ini, ia yang sengaja meminta Alice menyiapkan pakaian-pakaian seksi untuk Anne. Karena itulah ia tak bisa banyak bicara saat Anne bertanya soal Alice, Jack takut Alice akan menyebut namanya pada Anne dan membuat Anne marah kepadanya.      

"Hatchiii."     

Alice bersin-bersin untuk yang kesekian kalinya, padahal saat ini ia sedang berada di ruangan Erick. Membahas beberapa hal penting yang harus diselesaikan hari ini juga.      

"Kau sakit? Minum obat dan istirahatlah Alice,"ucap Erick pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop yang sedang ia lihat.      

"Tidak, aku baik-baik saja,"jawab Alice singkat.      

"Lalu bersin-bersin seperti itu apa namanya Alice!! Cepat keluar, pergi ke klinik dan minta obat dari petugas disana. Setelah itu kembali lagi ke ruanganku, pekerjaan kita masih banyak Alice,"hardik Erick ketus.      

"Tapi aku benar-benar tidak…"     

Alice tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat Erick menatapnya sinis, tanpa membantah lagi Alice pun bergegas keluar dari ruangan Erick untuk pergi ke klinik seperti yang di perintahkan Erick kepadanya. Namun langkah Alice terhenti saat keluar dari ruangan Erick, pasalnya saat ini didepan lift ada dua orang lelaki yang mengaku mengenal Jack sedang marah-marah. Mereka berdua mengaku sebagai anggota keluarga Jack, padahal setahu Alice tuannya adalah anak tunggal yang tak memiliki saudara. Orang tua Jack pun merupakan anak tunggal dari orang tuanya masing-masing, sehingga sangat tidak mungkin kalau Jack memiliki saudara. Sebagai mantan resepsionis Alice sudah mengetahui silsilah keluarga Jack, karena itu ia yakin sekali kalau kedua orang pria yang saat ini mengacau di depan lift adalah orang lain. Tanpa berpikir panjang Alice pun masuk kembali ke dalam ruangan Erick.      

"Kenapa kau cepat sekali kembali Alice? Apa kau tak jadi pergi ke klinik?"tanya Erick ketus dengan setengah berteriak.     

"Klinik urusan nanti, di lift ada orang yang marah-marah. Dua orang itu mengaku sebagai keluarga tuan Jack,"sahut Alice dengan cepat mengalihkan pembicaraan.      

Erick terdiam mencerna perkataan Alice, tak lama kemudian wajahnya berubah tegang.      

"Dua orang...itu pasti Jhonny dan Edmund yang tak tahu malu itu,"desis Erick lirih.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.