I'LL Teach You Marianne

Tuhan, kau dan aku.



Tuhan, kau dan aku.

0Setelah Jack selesai bersiap ia kemudian memakai parfum untuk menyempurnakan penampilannya yang sudah gagah dengan setelan tuxedo berwarna hitam, ia lalu berjalan mendekati Anne yang masih memejamkan kedua matanya.     

"Bangun kelinci putihku, kau sudah tidur lebih dari dua jam."Jack membangunkan Anne dengan lembut.     

Anne yang masih terlelap perlahan membuka matanya, karena terganggu dengan gerakan tangan Jack yang menyentuh hidungnya.      

"Jack…"     

"Yes, it's me,"sahut Jack dengan cepat.      

"Ke-kenapa aku bisa ada disini?"tanya Anne tergagap sambil menyilangkan kedua tangannya didada, membentuk sebuah benteng pertahanan diri.     

"Dasar pelupa, ingat baik-baik kenapa kau bisa ada disini,"jawab Jack dengan cepat sambil tertawa.     

Anne diam, ia mencerna perkataan yang Jack ucapkan. Tak lama kemudian wajah Anne memerah saat berhasil mengingat potongan kejadian sebelum ia tertidur di sofa.      

"Kau sudah selesai bekerja?"tanya Anne dengan cepat mengalihkan pembicaraan untuk menutupi rasa malu.     

"Sudah selesai sejak 30 menit yang lalu, aku juga sudah bersiap untuk pergi ke tempat spesial bersamamu dan sekarang tinggal kau yang bersiap,"jawab Jack dengan cepat.     

"Bersiap? Memangnya kita…"     

Anne menghentikan perkataannya saat menyadari Jack sudah memakai pakaian yang sangat rapi.      

"Jangan banyak tanya dan cepat bangun lalu mandi, Alice sudah menyiapkan segala sesuatunya untukmu di dua kantong besar ini,"ucap Jack kembali sambil menunjukkan 2 kantong besar yang ada di hadapan Anne.      

"Ini apa?     

"Pakaian gantimu, cepatlah pergi ke kamar mandi sebelum aku habis kesabaran. Karena jika hal itu terjadi maka kau akan menyesalinya."Jack kembali menjawab dengan nada mengancam.     

Tanpa diperintah dua kali Anne langsung bangun dan berjalan menuju kamar mandi, kedua tangannya membawa dua kantong besar yang dibawakan oleh Alice. Melihat Anne pergi dengan tergesa-gesa Jack tersenyum tipis, ia lalu duduk di sofa untuk memeriksa ponselnya yang sejak tadi terus berdering tanpa henti sembari menunggu Anne selesai mandi.      

Anne yang baru pertama masuk ke kamar mandi Jack yang ada di ruangan pribadinya nampak takjub, ia tak percaya Jack membuat kamar mandi di kantornya dengan desain yang mewah mirip dengan kamar mandi di hotel. Karena tak mau membuat Jack marah Anne pun bergegas mandi, ia memilih mandi di shower supaya mempercepat waktu. Anne tak banyak melakukan ritual di kamar mandi, ia hanya menggunakan body wash milik Jack yang berasal dari satu merk yang sama seperti body wash miliknya.     

Tok     

Tok     

"Anne…"     

"Tunggu Jack, aku belum selesai,"pekik Anne dengan keras.      

"Kau butuh bantuanku?"tanya Jack dari balik pintu.      

"Hmmm ini...aku merasa tak nyaman dengan dress ini, apakah tak ada pakaian lain?"Anne memprotes dress warna putih yang baru ia keluarkan dari dalam kantong belanjaan berada di atas wastafel.     

"Itu adalah pakaian istimewa untuk acara malam ini Anne, jadi kau jangan banyak protes,"jawab Jack dengan cepat.      

Anne menghela nafas panjang mendengar perkataan Jack, akhirnya Anne pun mengalah dan memakai dress yang ada di tangannya dengan hati-hati. Dress yang akan dipakai Anne memiliki potongan open bateau neckline/bentuk off shoulder berwarna putih ini menghadirkan kesan timeless elegance dengan sentuhan modern. Dress itu membentuk lekuk pinggang, menonjolkan bagian bahu dan lengan tiga perempatnya membawakan kesan modern setelah dipakai oleh Anne. Anne menatap dirinya di kaca besar yang ada di kamar mandi ruangan Jack itu, ia merasa kalau dress yang ia pakai bukanlah sembarang dress. Warna putih dan detail yang ada pada dress itu terlalu rumit jika untuk dress biasa.     

"Anne, kau sudah selesai?"tanya Jack kembali dari balik pintu, ia sudah sangat tidak sabar sekali.      

Anne menghela nafas panjang. "Sepertinya aku harus bertanya langsung pada Jack,"gumam Anne lirih.      

Anne yang sudah selesai memakai dress yang disiapkan oleh Jack lalu berjalan keluar menuju ruangan Jack, karena dress yang dipakai Anne memiliki ekor yang sedikit panjang alhasil Anne harus mengangkat ujung gaunnya itu supaya tidak kotor saat berjalan. Jack yang sudah menanti Anne nampak sangat terkejut saat melihat Anne keluar dari kamar mandi, ia terdiam beberapa saat ketika melihat kesempurnaan Anne dalam balutan gaun yang ia siapkan secara khusus itu.      

"Perfect…"ucap Jack lirih tanpa sadar.      

Anne yang tak pernah memakai pakaian yang mengekspos bagian bahunya merasa sedikit tidak nyaman, namun karena dres itu sudah menempel di badannya alhasil ia tak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan bagian bahunya terbuka lebar.      

"Sebenarnya kita mau kemana? Kenapa kau memberikan aku pakaian seperti ini Jack?"tanya Anne pelan saat melihat Jack berjalan mendekatinya.      

"Kau akan tahu kita akan pergi kemana setelah aku menyempurnakan penampilan mu,"jawab Jack lembut.      

"Memang apalagi yang mau disempurnakan?"tanya Anne bingung, Anne merasa pakaian yang ia gunakan sudah sangat sempurna. Karena itulah ia merasa bingung ketika Jack mengatakan akan menyempurnakan penampilannya lagi.      

Jack hanya tersenyum mendengar perkataan Anne, alih-alih menghentikan langkahnya. Jack justru masuk ke dalam kamar mandi tempat di mana pun berganti pakaian sebelumnya, tak lama kemudian Jack pun keluar dari kamar mandi itu dengan membawa satu kantong belanjaan lainnya yang belum disentuh oleh Anne. Perlahan Jack memasukkan tangannya kedalam kantong itu dan mengeluarkan sebuah kain putih transparan yang lebar bersama sebuah kotak berwarna hitam, Jack meletakkan kotak itu di atas meja dan membukanya lalu mengeluarkan isinya dan memakaikan isi kotak itu yang ternyata adalah satu set perhiasan yang bertahtakan berlian yang memiliki warna senada dengan cincin yang Anne pakai di tangan kirinya.     

"Jack ini…"     

"Ini adalah gaun pengantin, malam ini kita akan menikah,"ucap Jack pelan memotong perkataan Anne.     

"Apaaa!!!"jerit Anne panik dengan keras..     

Jack yang sudah menyangka Anne akan marah seperti itu pada dirinya hanya tersenyum, ia kemudian mengambil kain putih transparan yang ternyata adalah sebuah kerudung yang biasanya dipakai para pengantin di kepala.      

"You're done." Jack berucap lirih saat sudah memasangkan kerudung berbahan silk tulle itu di rambut Anne.      

"Jack, kau baik-baik saja kan? Kau tak sedang bergurau kan?"tanya Anne pelan pada Jack, ia  berusaha mengingatkan pada Jack soal perjanjiannya yang sebelumnya pada pria tampan yang berada di hadapannya saat ini itu.      

"Aku sangat baik Anne, aku tahu kau mungkin bingung saat ini karena aku tiba-tiba memintamu memakai gaun pernikahan. Tapi percayalah Anne, aku melakukan ini semua demi kebaikanmu,"jawab Jack lembut sembari menatap Anne dengan tatapan penuh cinta.     

"Tapi kau tahu kan kalau aku belum siap untuk menikah Jack, aku tak mau mengalami kegagalan lagi untuk yang…."     

      

Jack tiba-tiba meletakkan satu jari tangannya ke depan bibir Anne, sehingga Anne pun langsung menghentikan perkataannya. "Aku mencintaimu, aku tak akan mungkin meninggalkanmu Anne. Di sepanjang sisa hidupku, aku ingin menghabiskannya bersamamu,"ucapnya pelan.     

"Tapi ini…"     

"Ini adalah pernikahan spesial kita, aku sengaja ingin mengikatmu dengan pernikahan ini dihadapan Tuhan. Hanya ada kau, aku dan Tuhan saja yang akan mengetahui pernikahan kita ini dan kau tenang saja...aku akan menyentuhmu saat kita benar-benar sudah resmi menikah dan diakui oleh negara." Jack kembali memotong perkataan Anne, mencoba menjelaskan apa yang akan mereka lakukan saat ini.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.