I'LL Teach You Marianne

Nasehat sahabat* lagi



Nasehat sahabat* lagi

0"Jack, bangun! Kau berat, aku tak bisa bernafas."     

Beberapa patah kalimat berhasil terucap dari bibir Anne yang sedang ditindih oleh Jack, meskipun kenyataannya Jack tak benar-benar menindih Anne tapi tetap saja dengan berat tubuh Jack yang dua kali jumlah berat badan Anne rasanya sangat menyakitkan sekali untuk Anne.     

Jack yang tak tega langsung menyingkir dari tubuh Anne, kedua tangannya pun meraih kancing kemeja Anne yang sudah terbuka bagian atasnya dan langsung mengancingkannya kembali sambil menggerutu. "Jangan macam-macam Anne, kalau kau ingin menunjukkan tubuhmu nanti di rumah saat kita berdua. Jangan ditempat umum seperti ini!"     

"Siapa yang menunjukkan apa?"tanya Anne bingung.     

"Memangnya apa yang kau lakukan tadi? Membuka kancing baju di tempat umum seperti ini, memang saat ini kita sedang berdua. Akan tetapi ini di rumah sakit Anne, tempat umum. Banyak orang yang berlalu lalang, apa kau tak malu!"jawab Jack ketus.     

Anne yang sebelumnya bingung akhirnya paham kenapa Jack tiba-tiba marah, dengan bibir yang menyunggingkan senyum Anne lalu meraih kalung yang melingkar di lehernya tanpa membuka kancing kemejanya lagi dengan susah payah untuk mengeluarkan cincin pemberian Jack yang ia gunakan sebagai liontin.     

"Aku tadi ingin mengeluarkan kalung untuk menunjukkan cincin ini padamu, lagipula aku masih waras Jack. Tak mungkin aku membuka pakaianku disini,"ucap Anne pelan sambil mengangkat cincin berlian cantik nan mewah itu lebih tinggi lagi.     

Kedua mata tajam Jack membulat sempurna menatap cincin berlian yang ia pesan khusus untuk Anne sudah berada tepat di depan matanya itu, seketika api besar yang sudah menyala di dalam dirinya langsung padam dan Jack pun berniat ingin tersenyum namun tiba-tiba ia langsung sadar.     

"Kenapa kau membuatnya jadi liontin? Kenapa tak kau gunakan di jari? Apa kau ingin menyembunyikan pada orang lain Anne? Apa ada hati yang ingin kau jaga?"tanya Jack bertubi-tubi.     

Anne menghela nafas panjang dan menurunkan cincin berlian yang baru saja ia tunjukkan pada Jack. "Alasan utama kenapa aku ingin menjadikan cincin ini sebagai liontin adalah aku tak mau merusak keindahan berlian ini jika aku gunakan di jari, lagipula sebenarnya lebih aman jika digunakan sebagai liontin karena cincin ini akan lebih dekat di jantungku."     

"Apa hubungannya lebih dekat ke jantung?"tanya Jack bingung.     

"Hubungannya adalah aku akan lebih sering mengingatmu, setiap detak jantungku akan langsung terasa di cincin ini dan itu akan membuatku sadar bahwa aku sudah memilikimu saat ini,"jawab Anne pelan mencoba untuk mencari alasan semasuk akal mungkin supaya Jack tak marah, Anne tak mungkin mengatakan alasan sebenarnya pada Jack saat ini.     

"Benarkah? Kau tak sedang bohong kan?"tanya Jack kembali penuh semangat.     

Anne tersenyum lebar. "Tentu saja, lagipula mana mungkin aku berani bohong padamu. Tapi kalau kau tak suka ya sudah aku pakai di jari saja."     

Jack langsung menahan pergerakan tangan Anne yang ingin membuka kalungnya. "Jangan Anne, aku percaya padamu."     

"Jadi kau tak marah padaku kan?"     

"Tentu saja tidak, untuk apa aku marah. Lebih baik begini Anne, kedepannya ketika ada masalah lebih baik kita bicara baik-baik seperti ini. Jangan melarikan diri karena itu tidak akan menyelesaikan masalah,"jawab Jack lembut.     

"Ishhh kau ini kenapa…"     

Perkataan Anne terhenti saat melihat pintu ruangan perawatan Linda dan Paul terbuka dari dalam, ia pun langsung berdiri saat melihat dokter Pierre keluar dengan membawa ponsel pintarnya. Begitu pula dengan Jack yang juga langsung berdiri di samping n menyambut kedatangan sang dokter.     

"Saya baru saja mengirimkan wawancara singkat saya dengan kedua pasien itu ke ponsel anda Tuan Muller,"ucap dokter Pierre pelan.     

"Benarkah? Sebentar saya periksa terlebih dahulu." Jack lalu meraih ponselnya dan tersenyum saat melihat pesan yang baru saja dikirimkan oleh dokter Pierre, meskipun belum menonton secara full namun Jack langsung mengirimkan pesan video itu kepada polisi yang ia minta untuk menyelidiki kasus perampokan ini.     

Anne yang juga sempat melihat sedikit wawancara dokter Pierre dengan Linda dan Paul nampak tersenyum. "Dan mengenai mereka apakah mereka baik-baik saja dokter?"     

"Mereka baik, yang saat ini mereka butuhkan hanyalah istirahat yang nyaman supaya luka fisik dan psikis mereka cepat sembuh,"jawab dokter Pierre ramah.     

"Baguslah, terima kasih atas informasinya dok."Jack langsung mengulurkan tangannya ke arah dokter Pierre untuk mengucapkan terima kasih.     

Dokter Pierre pun menerima uluran tangan Jack dan ia pun pergi meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan pekerjaannya, sementara itu Anne langsung berlari menuju pintu ruang perawatan Linda dan Paul. Menatap dari balik kaca untuk melihat kondisi kedua teman baiknya itu dan Jack pun memberikan waktu pada Anne untuk melakukan itu, walau bagaimanapun Linda dan Paul adalah satu-satunya teman dekat Anne yang sangat ia percayai dan Jack sangat paham akan hal itu. Maka dari itu ia tak marah sewaktu Anne langsung meninggalkan pekerjaannya demi bisa bertemu dengan Linda dan Paul.     

******     

Sementara itu didalam sebuah mobil sport keluaran terbaru Daniel dan Aaron sedang dibuat bingung, pasalnya mereka saat ini benar-benar kehilangan jejak Anne. Aaron terlihat sangat putus asa sekali dan terlihat sangat sedih, belum pernah ia sesuka ini pada perempuan. Bahkan saat sewaktu dengan Candice Skyriver sang model yang memiliki kecantikan diatas rata-rata saja ia tak sedalam saat mencintai Anne, Anne benar-benar sudah membuatnya tak bisa berpikir secara logis.     

"Apakah aku harus melepaskan Anne dan fokus pada mimpiku lagi Daniel?"ucap Aaron pelan memecah keheningan di dalam mobil.     

"Anda sudah yakin Tuan?"Daniel bertanya balik pada Aaron.     

Aaron memejamkan kedua matanya. "Aku merasa sekeras apapun usahaku mendekati Anne tak ada hasil apapun Daniel, aku benar-benar lelah."     

Daniel yang sangat mengerti Aaron nampak diam, ia tahu perasaan sahabat sekaligus bosnya itu sangat besar pada Anne. Karenanya ia tak bisa berkata-kata saat ini.     

"Apa kau sudah rela melepaskannya?"     

Aaron diam, ia tak merespon pertanyaan dari Daniel dalam waktu yang cukup lama. Suasana hatinya benar-benar sangat buruk saat ini, di sisi lain ia masih ingin terus berjuang untuk mendapatkan Anne. Namun di sisi yang lain ia sudah mulai merasa lelah karena perjuangannya sama sekali tidak mendapatkan hasil yang baik, ia merasa apa yang sudah dilakukan selama ini justru diam ditempat dan tidak ada kemajuan sama sekali. Karena itulah aku merasa mulai lelah atas usahanya untuk mendapatkan Anne, padahal selama ini setiap kali ia menyukai seorang gadis hanya dalam waktu satu malam saja gadis itu sudah berhasil datang kepadanya dan bertekuk lutut kepadanya. Akan tetapi semua itu sangat berbeda dengan Anne, meskipun sudah pernah mengajak Anne menikah namun tetap saja sikap Anne kepada dirinya masih dingin dan tidak ada perubahan sama sekali. Karena itulah Aaron merasa sudah mulai lah atas usahanya yang tak membuahkan hasil.     

"Apakah aku benar-benar harus menyerah atas cinta pertamaku yang sangat besar ini Daniel?" Aaron mengucapkan sebuah kalimat yang menunjukkan keputusasaannya yang sangat besar atas Anne.     

"Kalau kau memang benar-benar sudah yakin atas keputusanmu itu maka aku tak bisa berkata apa-apa lagi, karena semua ini yang menjalani adalah kau bos. Dan jujur saja aku tak suka melihatmu tersiksa seperti ini, mencintai seorang wanita yang tidak mencintai kita itu sangat menyakitkan dan aku tidak rela melihatmu terus menerus mendapatkan rasa sakit itu. Karena percayalah kau pantas mendapatkan kebahagiaan, kebahagiaan yang sempurna dari seorang wanita yang juga mencintaimu dengan tulus tak peduli dengan semua yang sudah terjadi padamu di masa lalu. Menurutku cinta sejati itu adalah cinta yang tidak melihat masa lalu pasangannya ataupun kekurangan pasangannya jadi aku mendukungmu untuk melepaskan Nona Anne dan mencari cintamu yang baru, yakin dan percayalah diluar sana akan ada seorang wanita yang berhati tulus dan tentu saja cantik yang sangat mencintaimu sama seperti kau mencintainya bos,"jawab Daniel panjang lebar mengeluarkan isi hati yang selama ini ia simpan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.