I'LL Teach You Marianne

Bertemu *lagi



Bertemu *lagi

0Beberapa mahasiswa jurusan fashion designer dari kampus UAL sudah mulai berpencar mencari sasaran masing-masing dalam rangka untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh profesor Gilbert yang dilakukan hampir tiap akhir semester, hal ini dilakukan karena profesor Gilbert ingin para mahasiswanya terjun langsung ke lapangan langsung melihat perkembangan fashion di berbagai negara yang sudah ditentukan. Bukan hanya melihat dari tabloid ataupun media sosial, profesor Gilbert ingin para mahasiswanya bisa memahami apakah ada hal lain yang mempengaruhi perubahan fashion di tiap negara. Baik itu karena budaya masing-masing negara atau gaya hidup dan hal ini sangat disambut baik oleh para mahasiswanya, meskipun mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya melakukan tugas di saat libur akhir semester seperti saat ini.     

Anne dan Linda juga sudah pergi mencari tempat yang agak jauh dari hotel tempat mereka menginap, dengan menggunakan bus kedua gadis itu mencoba mencari tempat yang banyak dilintasi para pejalan kaki. Setelah naik bus selama hampir tiga puluh menit akhirnya mereka pun turun di sebuah persimpangan jalan yang ada di pusat kota Luxembourg.      

"Waw Anne, banyak sekali pejalan kaki. Kita akan cepat menyelesaikan semuanya kalau begini." Linda menjerit kegirangan saat melihat banyaknya orang yang berlalu lalang di hadapan mereka saat ini.     

"Jangan berisik Linda, nanti kau dianggap sebagai pengganggu." Anne berbisik lirih pada Linda untuk mengingatkan temannya itu agar menjaga sikap.     

"Ups ia aku lupa hehe, maaf tuan maaf nona...saya tak bermaksud mengganggu kalian semua,"ucap Linda pelan sambil menutup mulutnya dan meminta maaf pada orang-orang yang melintas di hadapannya, meskipun ia yakin sekali kalau orang-orang itu tak akan mendengar apa yang ia ucapkan akan tetapi Linda tetap meminta maaf.      

Anne terkekeh melihat tingkah Linda. "Kau ini ya, minta maaf tapi dengan suara sepekan itu. Mana mungkin mereka mendengar suaramu Linda."     

"Ya mau bagaimana Anne, aku kan tak mengenal mereka. Jadi ya sudah tak masalah, yang penting aku sudah minta maaf,"sahut Linda dengan cepat mencoba membela diri.      

Tawa Anne semakin keras mendengar alasan yang sangat konyol dari sahabatnya itu, tak lama kemudian Anne dan Linda pun pergi mencari tempat yang nyaman untuk melakukan persiapan. Meskipun Anne membawa kamera namun Linda juga membawa kamera kecilnya, sebenarnya Anne tak pernah meminta Linda membeli kamera. Namun karena sahabatnya itu ingin memfoto banyak hal, akhirnya Anne pun mempersilahkan Linda berekspresi dengan kameranya sendiri.     

"Kau akan duduk di kursi ini dan aku akan mencari tempat yang…"     

"No no no, aku yang pergi. Kau yang duduk."Anne dengan cepat memotong perkataan Linda, ia tak mau kejadian kemarin terulang lagi. "Kau masih ingat kan bagaimana kameraku rusak?"     

Linda tertawa lebar tanpa mengeluarkan suara mendengar perkataan Anne, ia tak punya alasan apapun untuk menolak perintah Anne sekarang. Setelah semua persiapannya selesai, Anne pun mengalungkan kameranya di leher dan bersiap pergi dari kursi dimana ia dan Linda duduk.      

"Jangan berbuat bodoh Linda, duduk saja disini dan ambil foto orang-orang yang melintas itu. Aku ada disebrang jalan itu,"ucap Anne pelan untuk kesekian kalinya meminta Linda untuk tak melakukan hal konyol seperti kemarin lagi.      

"Iya Anne, kau sudah bicara seperti ini lebih dari empat kali. Aku mengerti Anne,"jawab Linda dengan cepat.      

Anne menggerakkan tangannya ke arah kepala Linda dan membelainya perlahan. "Awas saja kalau kau macam-macam lagi seperti kemarin, akan kupatahkan kakimu."     

"Ya Tuhan, kau Jahat sekali!!!"pekik Linda dengan penuh drama.      

"Dasar kau ini, ya sudah aku jalan ya. Ingat pesanku Linda."      

"Berisik!!! Cepat pergi,"sahut Linda ketus mengusir Anne yang mulai berjalan untuk melintasi zebra cross.      

Anne melambaikan tangannya ke atas merespon perkataan Linda, ia lalu mempercepat langkahnya karena lampu lalu lintas akan berganti. Dari kursi tempatnya duduk Linda menyeka air mata harunya, Linda tahu kalau Anne seperti tadi karena ia takut sekali sendirian. Meskipun Anne terlihat kuat dan tetap bersabar dihadapan orang lain, namun hatinya sangatlah lemah. Linda tahu betul betapa rapuhnya hati Anne, satu Minggu setelah Jack dinyatakan tewas secara tak sengaja Linda melihat Anne menangis meraung-raung di kamar apartemennya. Anne menangis dengan keras sampai suaranya habis karena terus memanggil nama Jack, saat itu Linda ingin mengajak Anne pergi bekerja di toko sebenarnya. Namun setelah melihat kondisi Anne yang tak memungkinkan akhirnya Linda tak jadi pergi ke toko, ia membiarkan Paul pergi seorang diri dan memilih untuk memberikan waktu untuk Anne menumpahkan segala isi hatinya. Linda kembali ke kamarnya dan membuatkan makanan kesukaan Anne dan membawanya kembali ke kamar Anne, dagang berpura-pura tak tahu kalau ia sudah melihat Anne menangis.      

Karena itulah Linda tak marah meskipun saat ini Anne melarangnya untuk melakukan banyak seorang diri, meskipun ia ingin sekali mengeksplor Luxembourg sendiri. Linda tahu Anne takut kehilangan lagi, maka dari itu Linda selalu meminta secara pribadi pada profesor Gilbert agar bisa selalu bersama Anne saat ada di luar negeri untuk menjalankan tugas ini. Linda menarik nafas panjang dan melambaikan tangannya pada Anne yang berada di seberang jalan, ia pun mulai bekerja karena banyak sekali orang yang mulai berlalu lalang. Meskipun hasil fotonya tak sebagus Anne, namun Linda tetap saja ingin ikut andil dalam tugas wajib ini.      

Dari seberang jalan Anne berdiri di dekat tiang lampu, ia menggunakan kameranya untuk mengambil foto terbaik dari banyaknya pejalan kaki yang melintas. Senyumnya mengembang saat melihat seorang anak berusia sepuluh tahun menggendong anak anjingnya di pelukan, karena takut anak anjingnya tertinggal di belakang saat mereka berjalan melintas jalan.     

"Pemandangan yang luar biasa indah,"ucap Anne lirih sambil terus membidikkan lensanya pada anak kecil itu yang akhirnya masuk ke dalam mobil bersama kedua orangtuanya.     

Karena banyak sekali orang yang berlalu lalang di perempatan jalan yang tak jauh dari tempatnya berada, Anne lalu melangkahkan kakinya mendekati perempatan jalan itu sambil terus tersenyum karena senang sekali melihat banyak orang berlalu lalang. Saat Anne sedang menunduk karena ingin meraih ponselnya yang bergetar secara tak sengaja ia menabrak seorang pria tinggi besar yang sedang berdiri di luar sebuah restoran.      

"Maaf, sa-saya tak sengaja,"ucap Anne pelan dengan tulus pada pria yang baru saja ia tabrak.     

"Hati-hati nona, kalau berjalan fokuslah pada jalanan yang anda pijak. Jangan main ponsel seperti itu,"sahut sang pria yang berdiri di hadapan Anne dengan suara berat.      

"Iya tuan, maaf saya benar-benar ceroboh,"imbuh Anne kembali penuh sesal tanpa mengangkat wajahnya.      

"Ada apa Felix?"tanya seorang pria yang baru keluar dari restoran dengan suara halus.     

Deg      

Jantung Anne berdetak sangat kencang mendengar perkataan seorang pria yang baru saja bicara itu, perlahan Anne mengangkat wajahnya dan terpaku saat melihat sosok pria yang selama ini ia rindukan tengah berdiri dihadapannya. Saat Anne akan membuka bibirnya tiba-tiba kedua kakinya terasa lemas dan tak punya tenaga, sampai akhirnya ia hilang keseimbangan. Namun tepat saat tubuh Anne akan jatuh sang pria yang baru saja keluar dari restoran itu bergerak cepat dan langsung meraih pinggang Anne.     

"Kau tidak apa-apa nona?"tanya pria tampan yang tak lain adalah Alan Knight Clarke itu dengan kaget.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.