I'LL Teach You Marianne

Berubah pikiran



Berubah pikiran

0Alan baru melepaskan ciumannya dari Anne saat Anne terus menerus memukul dadanya, belum lagi dengan teriakan sang kakek yang memintanya untuk menghentikan perbuatannya itu.     

"Alan, apa yang kau lakukan!!"hardik tuan David Clarke kembali saat Anne berhasil lepas dari pelukan Alan.     

"Memberitahu pada Anne bahwa hanya aku pria yang bisa menyentuhnya, memilikinya dan menikahinya kek,"jawab Alan tanpa rasa bersalah tanpa mengalihkan pandangannya dari Anne yang saat ini sudah bersembunyi dibelakang Noah sambil menutupi bibirnya menggunakan punggung tangan kirinya dengan air mata yang sudah menganak sungai di wajahnya.     

"Alan..."     

"Bukankah ini yang kakek mau?"tanya Alan dengan cepat.     

Tuan David Clarke terperanjat mendengar pertanyaan sang cucu, ia masih tak mengerti kemana arah pembicaraan cucu kesayangannya itu. "Apa maksudmu? Kakek tak mengerti, memangnya apa yang kakek inginkan?"tanyanya bingung.      

"Menikah, bukankah kakek ingin aku bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan pada Anne? Ok, aku setuju. Aku akan menikahinya dan..."     

"Tidak!!! Aku tak mau menikah dengan monster sepertimu,"jerit Anne histeris memotong perkataan Alan.     

Alan tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Anne, ia tak tersinggung sama sekali disebut monster oleh Anne. Tak bertemu Anne selama beberapa hari ini karena menolak permintaan sang kakek untuk menikahi Anne membuat Alan terus gelisah, ia akhirnya menyadari bahwa ia tak boleh melepaskan Anne. Karena itulah ia mendatangi kediaman sang kakek untuk mengutarakan isi hatinya.     

"Kau tak punya pilihan lain sayang, hanya aku laki-laki yang akan menjadi suamimu selama-lamanya. Bahkan jika kita terlahir kembali aku akan tetap mencarimu dan menjadikanmu istriku, jadi jangan pernah berpikir untuk bisa menikah dengan pria lain,"ucap Alan lantang sambil terus menatap Anne yang bersembunyi dibelakang Noah itu.     

Tuan David Clarke menghela nafas panjang mendengar perkataan sang cucu, ia merasa kasihan pada Anne yang saat ini terpojok di belakang Noah tanpa bisa berkata-kata. Tanpa bicara pria tua itu pun memberikan perintah pada pelayan untuk membawa Anne masuk ke dalam kamar, ia harus segera memisahkan Anne dari cucu tercintanya demi kebaikan Anne. Para pelayan yang berada di belakangnya pun langsung menghampiri Anne, mereka lalu mengajak Anne pergi dari ruangan itu dan membuat Alan kaget. Dengan cepat ia berusaha meraih Anne kembali, namun kali ini gerakannya berhasil dihalau oleh Luis.     

"Menyingkir dari hadapanku Luis, ini bukan urusanmu,"ucap Alan dingin tepat didepan wajah Luis.     

"Maaf Tuan, ini perintah Tuan besar,"jawab Luis singkat.     

Rahang Alan mengeras, kedua tangannya pun langsung mengepal seketika. Tak lama kemudian ia mengerakkan tangannya kearah wajah Luis, akan tetapi Luis yang sudah sangat ahli dalam hal-hal seperti itu dengan mudah menahan gerakan Alan.     

"Kau..."     

"Duduk Alan, kakek ingin bicara denganmu!!"hardik tuan David Clarke dengan suara keras, sehingga membuat Alan menghentikan perkataannya.     

Alan menoleh ke arah sang kakek dengan sedikit kesal, ia ingin sekali memberikan pelajaran pada Luis yang sudah menculik Anne dari villanya.      

Karena tak mau membuat sang kakek kembali berteriak Alan akhirnya patuh, ia pun duduk di kursi tempat dimana Luis duduk sebelumnya.      

"Apa lagi kek? Bukankah ini yang kakek inginkan kemarin,"ucap Alan ketus sambil meraih botol wine yang belum dibuka.      

"Kau serius dengan ucapanmu tadi?" tanya tuan David Clarke serius.     

"Yang mana?"     

"Alan!!!"      

"Hahaha...relax kek, jangan marah dulu. Tentu saja aku serius, aku ingin menikah dengan Anne,"ucap Alan sambil tertawa lebar sembari mengisi gelas kosong dengan red wine kesukaannya.      

"Apa tujuanmu menikahinya?"tanya tuan David Clarke kembali.     

Alan yang sedang menenggak red wine hampir tersedak mendengar pertanyaan sang kakek, beruntung ia langsung berhasil menguasai dirinya sehingga ia tak memuntahkan minuman favoritnya.      

"Kenapa kakek bertanya seperti itu? Bukankah ini yang kakek mau, aku bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah aku lakukan padanya,"jawab Alan datar.      

"Jawab jujur Alan, apa niatmu yang sebenarnya ingin menikahi Anne?"     

"Kekkk… kenapa harus ada pembicaraan seperti ini, aku sudah bilang kalau aku ingin menikahinya karena aku ingin mempertanggung jawabkan perbuatanku. Lalu kenapa kakek masih bertanya lagi alasannya, apakah alasanku itu belum cukup kuat untuk bisa menikahi gadis itu?"tanya balik Alan dengan suara meninggi, ia merasa terganggu dengan pertanyaan sang kakek yang yang diulang-ulang itu.      

Tuan David Clarke menghela nafas panjang mendengar perkataan sang cucu. "Tidak kalau alasanmu karena itu kakek tidak akan menikahkanmu dengan Anne, cukup sekali kau merusaknya Alan. Anne benar-benar gadis yang baik dan sangat tulus Alan, kakek tak mau merasa berdosa dua kali karena sudah membiarkannya tinggal bersamamu."     

Deg      

Dada Alan terasa sesak tiba-tiba mendengar perkataan sang kakek, ia tak menyangka akan mendengar kalimat itu dari kakeknya.      

"A-apa maksud kakek?"     

"Kau sudah dewasa Alan sudah waktunya kau memikirkan masa depan, kakek sudah sering sekali masuk rumah sakit karena kondisi kesehatan kakek yang sudah tidak baik. Apa kau tak mau melihat kakek tersenyum dengan menggendong anak-anakmu Alan? Apa kau tak mau memberikan kebahagiaan itu untuk kakek,"jawab tuan David Clarke.      

"Stop...kenapa kakek selalu bicara seperti itu!! kakek akan hidup 100 tahun lagi, jadi jangan pernah bicara seperti itu. Aku tak mau mendengarnya," sahut Alan ketus. "Dan bukankah kakek menginginkanku menyelidiki siapa dalang utama dibalik kecelakaan yang menimpaku 2 tahun yang lalu, tapi kenapa tiba-tiba kakek memaksaku memberikan cucu seperti ini."     

Tuan David Clarke tersenyum hangat saat mendengar perkataan Alan, ia tahu cucunya itu pasti akan bereaksi seperti ini jika ia membahas soal kesehatannya.     

"Untuk masalah itu kau tak usah khawatir, kakek sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini yang pasti saat ini keinginan kakek adalah melihatmu hidup bahagia bersama Marianne dan memberikan kakek cucu-cucu yang lucu sehingga kakek bisa pergi tanpa ada penyesalan,"ucap tuan David Clarke kembali.      

Prank     

Tiba-tiba Alan membanting gelas brendi yang ia pegang ke lantai.      

"Aku tak mau menikah kalau hanya diminta untuk memberikan kakek cucu, aku ingin menikah karena aku tak mau melepaskan Anne. Jadi kakek jangan berharap banyak dariku, lagipula seandainya aku dan Anne sudah menikah nantinya aku akan memberikan pil kontrasepsi kepadanya supaya ia tak hamil terlebih dahulu sehingga kakek akan terus hidup selamanya,"pekik Alan dengan keras, emosinya selalu tak terkontrol saat sang kakek membahas soal kematian.     

"Alan…"     

"Sudahlah aku tak mau membicarakan hal ini lagi, aku lelah dan ingin tidur. Rasa laparku juga hilang tiba-tiba,"imbuh Alan kembali memotong perkataan sang kakek, setelah berkata seperti itu Alan kemudian pergi meninggalkan meja makan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.      

Kedua mata renta tuan David Clarke menatap penuh kasih pada sang cucu yang sedang berjalan di tangga, dadanya pun terasa sesak secara tiba-tiba sehingga membuat Luis langsung bertindak cepat.      

"Tuan…"     

"Aku baik-baik saja Luis,"ucap tuan David Clarke lirih dengan masih memegangi dadanya.      

"Tapi anda harus istirahat tuan, ingat pesan dokter Leo,"imbuh Luis kembali mengingatkan sang tuan tentang pesan dokter pribadinya.      

"Tenang saja Luis, aku akan tetap hidup sampai Jack menikah dan hidup bahagia dengan Anne. Setidaknya dengan itu aku bisa pergi meninggalkan dunia ini tanpa ada penyesalan."      

Luis terdiam mendengar perkataan sang tuan, ia tahu sekali apa maksud dari perkataan tuannya itu. Sebagai orang yang ikut andil dalam perubahan identitas Jack menjadi Alan, Luis merasa ikut bersalah sebenarnya. Namun karena ia sudah bersumpah untuk tak membongkar rahasia ini akhirnya Luis tak bisa berbuat apa-apa tanpa perintah tuannya.      

Sementara itu di kamar Anne terlihat sangat gelisah, ia tak tenang sekali karena satu atap dengan orang yang sangat ia benci itu. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah secepatnya bisa kabur dari kediaman Clarke supaya tak dinikahkan dengan seorang Alan Knight Clarke.      

"Dokter Caitlyn, dimana anda dokter... bukankah anda bilang ingin membantuku keluar dari tempat ini,"ucap Anne lirih sambil terus menatap jendela kamarnya yang terbuka, sesekali Anne melihat jam yang berada di atas nakas.     

Anne belum menutup jendela kamarnya karena masih ingin menghirup udara segar dari luar, ia tak takut Alan bisa masuk, pasalnya saat ini kamarnya berada di lantai dua dan memilikinya ketinggian yang cukup membuat siapapun akan berpikir dua kali jika ingin memanjat.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.