I'LL Teach You Marianne

Kau milikku malam ini



Kau milikku malam ini

0Deg     

Deg     

Detak jantung Anne terasa sangat cepat saat menyadari bahwa pria yang di hadapannya bukan Jack, pria yang masih mengisi hatinya selama dua tahun terakhir ini. Pria yang disebut semua orang sudah meninggal karena tenggelam di selat Inggris.     

"Ke-kenapa kau ada di tempatku?!"Anne asal bicara bertanya pada Alan.     

"Aku ada di tempatmu? Coba lihat sekelilingmu nona,"jawab Alan terkekeh.     

Seketika Anne pun tersadar, ia kembali mengingat kejadian terakhir sebelum ia tak sadarkan diri sebelumnya. Spontan Anne langsung beringsut mundur kebelakang sampai ke dinding karena menyadari kalau ia tengah diculik.     

"A-apa maumu? Kenapa kau membawaku secara paksa ke tempat ini?"     

Senyum Alan mengembang lebar mendengar pertanyaan Anne, tanpa bicara Alan kemudian berjalan menuju meja dan meraih sebuah kertas yang berada di atasnya. Kemudian memberikan kepada kertas itu pada Anne yang duduk memojok di atas ranjang. "Baca itu, kau akan paham dengan maksudku membawamu ke tempat ini."     

Anne mengangkat satu alisnya. "Kenapa aku harus membaca kertas, bukankah kau bisa menjawab pertanyaan yang aku tanyakan tadi."     

"Semuanya jawaban yang ingin kau tahu ada di kertas itu nona,"jawab Alan kembali mencoba menegaskan pada Anne untuk membaca kertas yang berada di hadapannya.     

Karena malas berdebat dengan pria yang ada di hadapannya itu Anne akhirnya mengalah, ia meraih kertas yang berada didekatnya. Karena kertas itu dalam posisi terbalik sejak tadi Anne tak melihat apapun, maka dari itu saat ia menyentuh dan membalik kertas itu kedua mata Anne membelalak lebar. Ia tak percaya dengan apa tulisan di kertas yang ada di tangannya itu.     

"Kau gila Alan!!" Tiga kata yang terucap dari bibir Anne saat sudah selesai membaca surat kontrak itu.     

Alan melepaskan kedua tangannya yang terlipat di dada. "Iya aku memang gila dan kau penyebabnya."     

"Aku? Kenapa aku? Kita ha-hanya bertemu beberapa kali saja dan itu pun aku tak melakukan apapun, jadi mana mungkin aku yang menyebabkanmu gila,"jawab Anne pura-pura tenang, meskipun saat ini ia sangat gelisah. Membaca surat kontrak yang diberikan Alan benar-benar membuat Anne marah, ia merasa harga dirinya sebagai wanita direndahkan oleh Alan.     

"Tentu saja ada nona, hanya saja kau tak menyadarinya. Satu-satunya alasan membuatku sampai melakukan ini karena dirimu, karena kau lah aku sampai aku berbuat sejauh ini,"ucap Alan pelan menahan gejolak yang sudah bergelora dalam dirinya, berbicara secara langsung dengan Anne di kamar seperti ini membuat hasrat memiliki Anne semakin besar.     

"Jangan gila Alan, aku tak melakukan apapun. Jadi jangan katakan karena aku kau berbuat gila seperti ini, memangnya apa yang sudah aku lakukan?!?"jerit Anne habis kesabaran, Anne berusaha untuk menyudahi pembicaraannya dengan Alan karena tak mau merasa semakin tersiksa. Berbicara dengan seorang pria yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan kekasihnya benar-benar membuat Anne tersiksa.     

Alan terkejut Anne berani berteriak seperti itu kepada dirinya, pasalnya selama ini tak ada satupun wanita yang berani berbuat seperti itu pada dirinya. Jangankan berteriak, menolak perintahnya saja tak ada yang berani. Karena itulah Alan terdiam beberapa saat, namun anehnya ia tak marah saat ini. Ia justru senang Anne berani melawannya seperti itu, setelah diam cukup lama Alan kemudian berjalan mendekati ke sisi ranjang yang berada di dekat Anne. Namun baru saja Alan akan duduk ke sisi ranjang yang berada di dekat nakas, Anne langsung berpindah tempat. Ia langsung beringsut ke sisi ranjang yang lain. Bahkan kini kedua kakinya sudah berada di sisi ranjang dan siap turun dari ranjang, melihat sikap Anne membuat Alan semakin terkejut. Ia tak percaya ada wanita yang menolak dirinya mentah-mentah seperti Anne saat ini, padahal di kertas yang sebelumnya dibaca oleh Anne tertulis jelas keuntungan-keuntungan yang sangat banyak jika mau menjadi kekasih kontrak seorang Alan Knight Clarke.     

"Kau tahu siapa aku kan?"tanya Alan pelan pada Anne yang berada di seberang ranjang.     

Anne yang sudah siap membuka mulutnya terdiam tiba-tiba, semua suaranya seperti tercekat di tenggorokan saat ini. Anne ingin sekali menyebut nama Jack, namun ia sadar kalau pria yang ada di hadapannya ini bukan Jack miliknya. Pria ini hanya memiliki kemiripan wajah dengan Jack, kata-kata itulah yang saat ini berputar-putar dalam kepala Anne.     

"Aku Alan Knight Clarke, seorang pria sukses yang menjadi idaman setiap wanita yang ada di Luksemburg. Dan kau berani menolakku? Apa kau waras?"Alan kembali memberikan pertanyaan pada Anne karena ia sudah tak sabar melihat Anne diam saja.     

"Kadar kesuksesan seseorang itu bermacam-macam, begitu juga dengan tipe-tipe lelaki idaman dari para wanita yang menggilaimu itu. Jadi jangan samakan setiap wanita yang bertemu denganmu pasti akan memiliki kegilaan yang sama dengan wanita-wanitamu itu tuan Alan Knight Clarke,"jawab Anne lantang tanpa rasa takut.     

Alan tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Anne, ia tak menyangka kalau Anne akan berani bicara seperti itu kepada dirinya.     

"Dan untuk penawaran kerjasama yang kau berikan padaku tadi, dengan tegas aku menolaknya. Aku tak tertarik sama sekali menjadi kekasih kontrakmu tuan, meskipun kau memberikan semua kemewahan seperti yang kau tulis di surat itu namun aku sangat tidak berminat. Jadi lebih baik sekarang biarkan aku pergi meninggalkan tempat ini, karena aku tak memiliki urusan berada di sini,"imbuh Anne kembali dengan suara yang masih tinggi, Anne sengaja berbicara dengan suara keras tak lain dan tak bukan untuk menutupi kegelisahan dalam dirinya saat ini.     

"Kau menolakku Anne?"tanya Alan dengan keras, ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.     

"Iya, Tuan Clarke yang terhormat. Aku merasa tak cukup baik untuk menjadi kekasih kontrak anda,"jawab Anne dengan cepat, Anne sengaja menyebut soal kekasih kontrak lagi supaya Alan sadar bahwa apa yang ia lakukan salah.     

Rahang Alan mengeras, tatapan matanya yang sejak tadi tenang pun kini terlihat lebih garang dan dipenuhi kemarahan yang sangat besar.     

"Seorang Alan Knight Clarke tak pernah mendapatkan penolakan nona, kau harus ingat itu,"ucap Alan penuh ancaman.     

"Lalu maumu apa? Apa kau pikir semua wanita akan dengan senang hati merelakan dirinya untuk menjadi kekasih kontrak seperti yang kau tawarkan tadi, apa kau pikir dengan semua uang dan kekuasaan yang kau miliki itu kau bisa memiliki segalanya? Tidak Tuan Clarke, kau salah. Tak semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang, apalagi jika harus menjual kebebasannya seperti itu. Aku lebih baik bekerja dengan upah kecil daripada menjadi pemuas nafsu pria sakit sepertimu,"jawab Anne kembali dengan keras sambil terengah-engah, Anne benar-benar marah karena ucapan Alan. Anne merasa tersinggung karena disamakan dengan wanita penggila harta.     

"Jaga ucapanmu Anne!!"     

Deg     

Anne tersentak, ia tak percaya Alan membentaknya seperti itu.     

"Tak ada hal yang tak bisa dimiliki seorang Alan Knight Clarke, jika ia menginginkannya termasuk dirimu,"imbuh Alan kembali dengan nafas memburu, ia benar-benar sudah sangat menginginkan Anne kali ini. Semakin Anne menolaknya, semakin besar pula hasratnya untuk menaklukkan gadis itu.     

Mendengar perkataan Alan membuat Anne akhirnya menyadari bahwa ia sudah membangunkan serigala kelaparan, perlahan Anne melangkahkan kakinya ke belakang tanpa sadar. Aura kemarahan Alan begitu terasa pada Anne, namun belum sempat Anne menjauh dari ranjang Alan sudah meraih tangannya dan menariknya ke ranjang. Anne yang kalah tenaga pun akhirnya terjatuh di ranjang dalam posisi terlentang, tanpa menunggu lama Alan pun langsung menindih Anne dengan menggunakan berat tubuhnya.     

"Alan…."     

"Sudah aku bilang Anne, tak ada wanita yang bisa menolakku!!!" Alan langsung memotong perkataan Anne dengan cepat sembari mengunci kedua tangan Anne yang berusaha mendorongnya kebelakang.     

"Jangan gila Alan, kau tak bisa melakukan ini. Kalau tidak maka aku akan berteriak,"ucap Anne dengan keras.     

"Oh ya? Silahkan kalau kau bisa, semua pelayan di villa ini sudah aku usir pergi. Jadi sekeras apapun kau berteriak tak akan ada yang mendengarmu, kalaupun ada mereka tak akan ada yang berani mengganggu kesenanganku,"jawab Alan datar ditutup tawa penuh kemenangan.     

Jantung Anne berdetak sangat cepat, ia tak bisa bergerak sama sekali saat ini. Sekeras apapun usahanya untuk mendorong Alan turun dari atas tubuhnya tak mendapatkan hasil apapun, jangankan turun dari atas tubuhnya bergeser 1 inchi pun tidak. Sampai akhirnya tenaga Anne hampir habis Alan masih dengan santai mengunci pergerakan Anne.     

"Lepaskan aku Alan, aku mohon,"pinta Anne lirih.     

Alan tersenyum, ia kemudian menurunkan wajahnya mendekati leher jenjang Anne yang sedikit mengkilap karena terkena keringat dingin Anne. "Bisa bicara dengan lembut juga kau rupanya."     

Hawa panas dari mulut Alan langsung mengenai leher Anne, seketika seluruh bulu halus di tubuh Anne meremang.     

"Alan please…aku mohon, kita bisa bicara baik-baik,"pinta Anne kembali dengan serak, air matanya sudah mengalir membasahi wajahnya. Berada sedekat itu dengan Alan membuat Anne ketakutan.     

"Terlambat, aku sudah sangat menginginkanmu Anne,"bisik Alan lirih saat mendaratkan ciuman di leher Anne.     

"Alan stop... a-aku sudah punya suami Alan,"ucap Anne asal bicara, ia mengucapkan kalimat apapun yang ada dalam otaknya saat ini untuk menghentikan Alan yang mulai menciumi lehernya.     

Dan apa yang Anne baru saja katakan berhasil membuat Alan menghentikan perbuatannya, ia lalu menarik wajahnya dari leher Anne dan menatap Anne dengan tatapan sayu. Alan sedikit terganggu dengan kalimat yang baru saja Anne ucapkan.     

"Jadi kau sudah punya suami? Baguslah, setidaknya kau akan bisa menilai siapa yang lebih perkasa dari kami berdua,"bisik Alan pelan sambil tersenyum, perlahan ia kembali memberikan Anne ciuman. Ciuman lembut yang perlahan membuat Anne terlena dan ikut masuk dalam permainan yang Alan mainkan, kemiripan wajah Alan dan Jack membuat Anne hilang kesadaran.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.