I'LL Teach You Marianne

Kekasih kontrak



Kekasih kontrak

0Sebuah shuttle bus sudah terparkir di depan hotel, para mahasiswa UAL juga sudah mulai memasuki satelit itu satu demi satu namun Linda yang masih berdiri di lobby terlihat sangat tidak tenang karena belum berhasil menghubungi Anne selama hampir 15 menit. Tak ada satupun pesannya yang dibalas, begitu juga dengan teleponnya. Karenanya Linda merasa sangat gelisah saat ini, pasalnya bus yang akan mengantar mereka ke tempat acara yang sudah disediakan oleh manajemen hotel sebentar lagi akan berangkat. Namun Anne tak kunjung juga kembali, padahal sebelumnya Anne hanya berpamitan ingin pergi sebentar saja ke gereja yang berada tak jauh dari hotel.      

"Ayo Linda, semuanya sudah masuk,"ajak Vincent ada Linda.      

"Anne, dia belum kembali. Aku tak bisa meninggalkannya Vincent,"jawab Linda jujur.      

"Memangnya Anne pergi ke mana?"tanya Vincent bingung.      

"Gereja Saint Michael yang berada tak jauh dari hotel,"jawab Linda pelan.      

"Oh gereja yang cantik itu? Ya sudah kirim saja pesan padanya untuk menyusul kita kalau memang iya masih lama di gereja,"ucap Vincent spontan.     

"Menyusul kita?"     

"Yes, Anne adalah warga negara Jerman dan Luksemburg menggunakan bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa yang digunakan untuk bercakap sehari-hari selain bahasa Perancis dan bahasa Luksemburg itu sendiri. Jadi Anne tak mungkin mengalami kesulitan kalau menyusul kita ke tempat acara, daripada kita yang menunggunya datang Linda. Kau tak mau mendapat masalah bukan? Ingat Linda manusia itu menjadi bar-bar kalau berhubungan dengan masalah perut, kau pasti tak mau mendapat masalah karena itu kan? Apalagi lihatlah Gabriella sudah baik bus, kalau kita tak naik sekarang maka nenek sihir itu akan menggila," bisik Vincent lirih memotong perkataan Linda.      

Linda tertegun, ia terdiam memikirkan perkataan Vincent. Perlahan ia melihat ke arah bus dimana sudah hampir semua orang naik, setelah menghela nafas panjang Linda pun akhirnya berjalan menuju bus diikuti Vincent yang senang karena Linda mengikuti saran yang ia berikan. Tak lama setelah Linda dan Vincent naik sang manager hotel pun baik, sang driver bus itupun lantas memacu mobilnya menuju ke tempat acara dimana mereka akan menikmati berbagai makanan enak yang sudah disiapkan oleh pihak hotel. Saat berada didalam bus Linda langsung mengirimkan pesan kepada Anne untuk segera menyusulnya ke tempat acara.      

"Lapor Tuan, bus yang membawa para mahasiswa itu sudah meluncur ke tempat acara." Seorang pria berkacamata hitam yang baru muncul dari area parkir berbicara dengan seseorang di telepon.      

"Tapi sasaran tak terlihat ikut pergi Tuan, saya dan yang lain akan tetap berada di hotel sesuai rencana,"ucapnya lagi saat orang yang ia hubungi menjawab laporan yang sebelumnya ia berikan.      

Pria itu pun akhirnya menutup panggilannya saat sudah melaporkan semuanya, ia pun mengajak salah satu rekannya yang sejak tadi diam untuk kembali ke posisi semula menunggu sasaran yang mereka tunggu lebih dari dua jam itu datang.      

"Lihat itu Bil, sasaran datang,"bisik pria yang sejak tadi diam pada Billy yang sebelumnya bicara di telepon dengan tuannya, yang tak lain tak bukan adalah Alan Knight Clarke yang sudah menunggu di villa pribadi miliknya bersama Nicholas dan beberapa bodyguard yang lain.      

"Stttt fokus Jim, ingat kita lakukan semuanya dengan cepat dan tak boleh menyakitinya. Tuan melarang kita melukai nona itu,"sahut Billy dengan cepat sembari memberikan kode kepada yang lain untuk bekerja dengan cepat.      

Jim dan kedua orang pria lainnya pun menganggukkan kepalanya dengan cepat merespon perkataan Billy, mereka lalu kembali fokus pada seorang gadis cantik berambut panjang yang tergerai indah yang tak lain adalah Anne. Begitu Anne sudah berjalan lebih dekat dengan hotel Billy memberikan kode pada sebuah limosin berwarna hitam untuk bersiap, ia sendiri pun langsung keluar dari tempat pengintainya dan berjalan mendekati Anne yang sedang mengeluarkan ponselnya yang lowbat dari dalam saku jaket kulitnya. Karena Anne fokus pada ponselnya yang hampir mati itu ia tak menyadari ada sebuah mobil mewah tengah berjalan lambat sekali di belakangnya, ia juga tak menyadari ada empat pria berpakaian serba hitam yang bertubuh besar.     

Brukk     

"Akhh ponselku…"     

"Maaf nona."     

"Iya, itu…hmmppphh."     

Anne yang terkejut karena ponselnya jatuh saat menabrak seorang pria yang berada di depannya, tak berhasil melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba dari arah belakang sudah ada seorang pria yang membekap mulutnya menggunakan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius sehingga dalam waktu beberapa detik Anne sudah kehilangan kesadarannya. Saat Anne mulai lunglai ketiga pria itu pun membawa tubuh Anne masuk ke dalam mobil, Billy yang tadi menabrak Anne lalu berjongkok dan meraih ponsel Anne yang sudah mati total dan nampak retak di layarnya karena terkena pinggiran trotoar. Tak lama setelah Billy naik, mobil mewah itu pun langsung meluncur meninggalkan hotel menuju ke villa tempat dimana sang tuan berada.      

Sementara itu Alan yang sudah tak sabar melihat Anne sejak tadi sudah berpindah-pindah tempat duduk, mulai dari duduk di sofa kebanggaannya sampai ke kursi pijat hingga duduk di jendela. Ia benar-benar sangat gelisah menunggu anak buahnya datang.      

"Tenang tuan, Billy dan yang lain sedang dalam perjalanan menuju villa ini." Nicholas bicara perlahan mencoba untuk menenangkan Alan.     

"Aku belum pernah seperti ini sebelumnya Nick, sejak pertama kali aku melihatnya beberapa hari yang lalu dadaku terasa sangat sakit. Ada sebuah rasa yang tak terdeskripsikan menggebu-gebu di dalam diriku saat ini, sebuah perasaan yang tak pernah aku alami sebelumnya pada wanita-wanita cantik yang lain,"ucap Alan jujur mengutarakan isi hatinya. "Aku seperti sangat takut kehilangannya Nick, padahal jelas-jelas aku belum pernah melihat gadis ini sebelumnya."      

"Itu karena anda sedang gugup Tuan, jadi untuk saat ini lebih baik anda tenang saja. Semuanya akan berjalan sesuai rencana, nona itu pasti tak akan mungkin menolak anda setelah melihat tumpukan hadiah yang sudah anda persiapkan itu tuan,"sahut Nicholas kembali sembari menunjuk ke arah tumpukan hadiah-hadiah mewah yang berada di ruang keluarga, mulai dari tas kulit buaya paling mahal sampai perhiasan berlapis berlian langka hingga make up limited edition dari brand-brand terbaik saat ini sudah berada di ruang itu.      

Alan meminta Nicholas untuk menyiapkan semua hadiah hadiah itu untuk bernegosiasi dengan Anne, ia bermaksud untuk menjadikan Anne kekasih kontraknya dengan imbalan hadiah-hadiah menakjubkan yang tak akan mungkin ditolak seorang wanita itu di samping hadiah utama yang sungguh luar biasa yaitu bisa memiliki dirinya secara utuh selama enam bulan. Alan selama ini memang belum menemukan wanita yang benar-benar ia sukai, oleh karena itu ia hanya mau terlibat dalam hubungan kontrak saja dengan para wanita-wanita cantik yang lolos seleksinya. Setelah para wanita cantik itu lolos dalam seleksi, maka Alan baru mau menjalin hubungan dengan para wanita itu selama beberapa bulan saja tanpa tersorot oleh kamera wartawan.  Dan sebagai timbal baliknya, ia akan memberikan apapun yang diminta oleh kekasih kontraknya itu selama batas waktu yang ditentukan dalam surat kontrak. Maka dari itulah ia saat ini ingin melakukan hal yang sama dengan Anne.     

"Tak ada yang bisa menolakku, tak ada satupun wanita yang menolak seorang Alan Knight Clarke,"desis Alan lirih saat melihat sebuah mobil limosin berwarna hitam masuk ke area villa, mobil yang membawa Anne itu akhirnya berhenti tepat di depan lobby di mana Alan sedang berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.