I'LL Teach You Marianne

God the savior



God the savior

0Setelah bekerja selama satu hari penuh para mahasiswa UAL pun kembali ke hotel, dari wajah mereka terlihat kelelahan yang amat sangat. Lebih dari enam jam berada di luar ruangan membuat para mahasiswa itu duduk sembarangan di taman yang berada di samping restoran menikmati angin sepoi-sepoi untuk mengembalikan tenaga sebelum naik ke kamar masing-masing.      

Saat sudah puas beristirahat dan bersiap naik ke kamar masing-masing, tiba-tiba manager hotel datang menghampiri dan meminta mereka untuk menghadiri sebuah acara barbeque yang diadakan pihak hotel untuk para mahasiswa UAL.      

"Ini serius?"     

"Anda tak sedang bergurau kan?"     

"Kalau ini hanya sebuah gurauan maka kami akan marah."     

"Betul sekali, kami sudah sangat lelah hari ini dan butuh istirahat. Jadi jangan berikan kami harapan palsu."     

Para mahasiswa yang berada paling dekat dengan manager hotel itu langsung bereaksi dan memastikan kembali apakah undangan yang mereka terima ini benar.      

"Kami tak mungkin berani berbohong, acara ini dibuat sebagai bentuk permintaan maaf kami karena tadi pagi kalian semua tak bisa menikmati makan pagi dengan nyaman karena ada tamu istimewa yang datang ke hotel ini. Karena itulah kami management hotel berniat untuk mengadakan pesta barbeque untuk kalian semua di sebuah tempat yang sudah kami siapkan,"ucap sang manager hotel sambil tersenyum mencoba untuk menjelaskan alasan kenapa pihak hotel sampai menyiapkan acara seperti itu untuk mereka.      

Gabriella yang sedang berkacak pinggang langsung berbinar-binar, ia lalu berlari mendekati sang manager hotel melewati teman-temannya yang berada di depan.      

"Acara jam berapa?"tanya Gabriella penuh semangat.     

"Jam 8 malam."     

"Jam 8 malam, yes kita masih punya waktu untuk berendam terlebih dahulu. Ayo guys naik, kita ke jacuzzi dulu sebelum pergi pesta barbeque." Gabriella memekik keras memanggil anak buahnya agar segera naik ke atas untuk berendam terlebih dahulu di kolam air hangat.      

Keempat anak buah Gabriella pun bergegas pergi menyusul Gabriella yang sudah berada didalam lift meninggalkan sang manager dan teman-temannya, melihat tingkah Gabriella para mahasiswa yang lain hanya bisa menggelengkan kepalanya saja tanpa bicara apa-apa. Namun lain halnya dengan Linda, ia mencibir Gabriella dan teman-temannya yang bersikap tak sopan seperti itu. Sampai akhirnya Anne menoleh ke arahnya dan langsung membuat Linda menutup mulutnya dengan rapat.      

"Ayo naik, aku juga sudah lelah. Aku ingin meluruskan tulang belakangku Linda,"ucap Anne pelan sambil memijat pundaknya yang terasa pegal.     

"Aku juga ingin merawat wajahku, rasanya wajahku sudah sangat kotor saat ini,"sahut Linda spontan sambil menyeka wajahnya menggunakan tissue wajah mengikuti langkah Anne masuk ke dalam hotel menuju lift.      

Para mahasiswa yang lain pun satu persatu jug masuk ke dalam hotel, bekerja seharian di jalanan membuat mereka kelelahan. Karena itu saat mendengar akan mendapatkan hadiah sebuah pesta barbeque mereka sangat bersemangat, tak lama setelah semua mahasiswa itu masuk ke dalam hotel beberapa orang pria berpakaian serba hitam keluar dari balik dinding. Para pria itu nampak menepuk pundak sang manager hotel dengan wajah yang tersenyum lebar, salah satu dari pria itu pun terlihat menghubungi seseorang di telepon dan berbicara dengan serius.      

"Baik Tuan, semua sudah sesuai rencana. Selanjutnya akan kami kerjakan sesuai petunjuk yang anda berikan sebelumnya,"ucap sang pria berbaju hitam yang merupakan anak buah Nicholas dengan sopan.      

"Bagus, ingat jangan sampai ada kesalahan atau tuan muda akan marah,"jawab seorang pria diujung telepon dengan suara berat merespon laporan dari pria berpakaian serba hitam itu.      

Sang pria berpakaian serba hitam itu pun perlahan menganggukkan kepalanya, tak lama kemudian ia menutup teleponnya dan memberikan kode kepada teman-temannya untuk segera pergi meninggalkan hotel untuk menjalankan rencana selanjutnya. Mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan semua tugas yang diberikan sang tuan.      

Anne yang baru sampai di kamar langsung berdiri di balkon menatap kearah luar hotel, menatap pemandangan yang luar biasa indah.      

"Tadi kau bilang ingin tidur Anne, tapi kenapa berdiri seperti itu,"ucap Linda dengan hati-hati supaya masker yang baru ia pasang di wajahnya tak rusak.     

"Entahlah, perasaanku tiba-tiba tak enak Linda. Aku merasa gelisah dan tak tahu kenapa seperti ini,"jawab Anne jujur, sejak tiba di hotel entah mengapa ia merasa tak nyaman sekali. Sebuah perasaan yang gak dapat dideskripsikan dan tak pernah ia rasakan sebelumnya.      

Linda yang baru saja memakai sheet mask lalu berjalan mendekati Anne yang masih berada di balkon, perlahan ia menggerakkan tangannya ke pundak Anne. "Itu hanya perasaanmu saja, lebih baik kau mandi dan bersihkan tubuhmu. Setelah kau bersih aku yakin semua rasa tak nyaman itu akan pergi Anne."      

"Iya aku juga ingin mandi, tapi aku penasaran akan bangunan itu Linda. Dari pertama masuk ke hotel ini aku sudah sangat terpikat akan keindahan bangunan itu, kira-kira itu bangunan apa ya?"tanya Anne pelan sambil menunjuk ke arah sebuah bangunan yang sangat indah di sebrang hotel.     

Linda menoleh mengikuti arah tangan Anne. "Oh itu, itu gereja katolik Roma Anne. Gereja itu bagus sekali, aku dan yang lain kemarin sempat jalan melewati gereja itu."     

"Gereja? Apa itu bangunan lama?"tanya Anne kembali.      

"Menurut informasi yang tertera di papan yang ada di depan gereja tertulis kalau gereja itu pertama dibangun di tempat pada tahun 987 sebagai kapel kastil untuk Count of Luxembourg. Tapi dipugar lagi pada tahun...hmm tahun berapa ya aku lupa, yang jelas bangunan yang sekarang itu berasal dari pemugaran pertamanya,"jawab Linda kembali sambil memegangi pipinya agar masker yang menempel di wajahnya tak berpindah posisi. "Akh jangan ajak aku bicara lagi, maskerku rusak. Kalau kau penasaran lihatlah sendiri."      

"Apa masih bisa dikunjungi di sore hari seperti ini Linda?"pekik Anne penuh semangat.      

Linda yang sudah berjalan masuk menuju ranjang hanya mengangkat tangannya ke atas merespon perkataan Anne, ia tak mau berbicara lagi karena takut wajahnya rusak. Melihat jawaban Linda tak lama kemudian Anne pun masuk ke dalam kamar, ia lalu meraih ponselnya yang berada di atas nakas dan bergegas menuju kamar mandi. Anne ingin mencari tahu tentang gereja itu dikamar mandi sebelum pergi mengunjunginya, sudah lama Anne tak pergi ke gereja karena itulah ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Linda yang sudah duduk bersandar di ranjang sambil memijat wajahnya nampak menggelengkan kepalanya melihat tingkah Anne.      

"Gereja Saint Michael, Gereja pertama dibangun di tempat pada tahun 987 sebagai kapel kastil untuk Count of Luxembourg . Namun, selama berabad-abad berikutnya, bangunan itu dihancurkan, dibangun kembali, dan direnovasi beberapa kali. Penampilannya saat ini berasal dari tahun 1688, dan menyatukan gaya arsitektur Romanesque dan Baroque , sebelum gaya Moselle Baroque nasional. Bangunan tersebut telah dipugar sejak saat itu, dengan mempertahankan bentuk aslinya. Terakhir direnovasi pada tahun 1960-an, 1980-an, dan 2003–2004, waw bangunan bersejarah. Ok ayo kita ke sana, lebih baik aku tak berlama-lama dikamar mandi karena matahari akan segera tenggelam,"ucap Anne pelan bicara sendiri setelah membaca tentang artikel gereja yang baru ia lihat di balkon.      

Biasanya Anne mandi membutuhkan waktu yang cukup lama, namun kali ini ia mandi dengan cepat. Tanpa melakukan ritual apapun yang biasa ia lakukan di kamar mandi, Anne hanya mandi secara normal. Setelah membersihkan giginya Anne pun langsung meraih handuk yang berada di belakangnya dan langsung keluar dari kamar mandi, tanpa bicara Anne lalu memakai pakaian yang cukup nyaman. Celana jeans, t-shirt yang dipadukan dengan sebuah jaket kulit berwarna hitam dan tak menggunakan make up apapun di wajah, Anne juga hanya membiarkan rambutnya tergerai indah tanpa mengikatnya.      

"Gunakan lipstik Anne, wajahmu pucat sekali tanpa make up,"ucap Linda tiba-tiba saat Anne akan meraih sling bag kesayangannya.     

"Hari sudah mau malam Linda, siapa yang menggunakan make up di malam hari,"jawab Anne sambil tersenyum.      

"Lipstik bukan make up, itu hanya untuk menutupi pucatnya wajahmu yang mirip zombie itu,"sahut Linda ketus.     

Anne terkekeh, ia lalu meraih lipstik milik Linda yang berwarna pink dan langsung memulaskan di bibir tipisnya dengan perlahan.     

Cap     

Cap     

Anne mengecap untuk meratakan lipstik yang baru ia gunakan di depan kaca, perlahan ia lalu meletakkan lipstik milik Linda kembali diatas meja.      

"Ok, i'm done. Puas Nyonya? Ya sudah aku pergi ya,"ucap Anne pelan sambil tersenyum menggoda Linda.     

"Kembali ke hotel sebelum jam delapan Anne, ingat kita punya undangan untuk makan malam bersama,"sahut Linda setengah berteriak pada Anne yang sudah berada di depan pintu.      

"Iya Linda, lagipula aku hanya di seberang jalan. Kau tak usah khawatir, bye Linda." Anne menjawab dengan cepat perkataan Linda.     

"Pokoknya jangan sampai…ish dasar gadis menyebalkan, langsung pergi begitu saja,"gerutu Linda saat menyadari Anne sudah keluar dari kamar, Linda pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk berendam di bathtub. Melakukan me time setelah bekerja seharian di jalanan Luksemburg.      

Anne yang sudah berada diluar hotel langsung bergegas menyebrang jalan until mendatangi gereja saint Michael yang sangat memesona itu, ketika hampir dekat ada rasa hangat menyeruak dalam diri Anne. Ia merasa seperti sedang di kampung halamannya, mengingat Luksemburg berbatasan langsung dengan Jerman Anne merasa seperti sedang berada di lingkungannya sendiri.      

Tanpa menunggu lama Anne langsung masuk ke halaman gereja, beruntung masih banyak orang saat ia datang. Setelah berdoa di depan gereja Anne lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam gereja bersejarah itu sambil tertunduk, ia pun memilih duduk di kursi paling depan dan langsung mengambil sikap untuk berdoa dengan kedua tangan yang saling mengepal yang ia letakkan diatas pahanya.      

"Aku datang Tuhan,"ucap Anne lirih sambil menundukkan wajahnya dengan mata terpejam, Anne berdoa dengan khusuk untuk menenangkan hatinya yang gelisah.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.