I'LL Teach You Marianne

Hotel



Hotel

0Imbas dari tertangkapnya pencuri yang berusaha untuk mencoba menguras barang-barang milik para mahasiswa UAL, saat ini mereka sedang mengadakan rapat secara mendadak menggunakan video call dengan profesor Gilbert yang berada di London. Mereka merasa tidak aman berada di hotel tempat mereka menginap saat itu, karenanya para mahasiswa itu mencoba meminta pada profesor Gilbert untuk mencarikan tempat tinggal yang baru. Para mahasiswa itu yakin sekali kalau penjahat yang sudah tertangkap itu memiliki komplotan yang lain dan besar kemungkinan mereka akan datang kembali, karena itulah mereka meminta pada sang profesor untuk mengganti tempat tinggal yang baru. Apalagi mereka masih akan berada cukup lama di Luksemburg untuk menyelesaikan tugas akhir semester ini.     

Ketika mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan ini profesor Gilbert tidak langsung percaya, ia mencari tahu terlebih dahulu ke pihak manajemen hotel dan setelah mendapatkan informasi yang valid dari mereka profesor Gilbert pun berjanji untuk mencarikan tempat tinggal yang baru untuk para mahasiswanya.      

"Saya akan mendiskusikan kepada pihak rektorat mengenai hal ini, yang pasti untuk saat ini demi keamanan kalian masing-masing lebih baik jangan tinggalkan paspor kalian di hotel. Meskipun penjahat itu sudah tertangkap, namun seperti yang kalian tahu bahwa penjahat itu tidak mungkin berarti sendirian oleh karena itu bahwa barang-barang berharga kalian untuk sementara waktu atau titipkan ke orang yang dapat dipercaya ketika kalian sedang bekerja dan melakukan penelitian,"ucap profesor Gilbert pelan mencoba untuk menenangkan para mahasiswanya.     

"Kami tahu Prof, tapi yang lebih penting adalah kami harus mendapatkan kepastian dimana kami akan tinggal untuk beberapa minggu lagi Prof."     

"Betul Prof, apalagi penjahat itu sudah sangat ahli. Kami yakin dia pasti memiliki anggota yang lain dan selama anggota yang lain itu belum tertangkap kami masih merasa was-was berada di hotel ini, meskipun pihak manajemen hotel sudah menjamin tidak akan terjadi hal-hal seperti ini lagi. Namun kami sudah tidak percaya Prof, jadi tolong carikan tempat tinggal yang baru untuk kami atau kalau misalkan emang pihak kampus belum mampu mencarikan tempat tinggal untuk kami maka biarkan kami mencari tempat tinggal sendiri,"sahut Gabriella dengan lantang mencoba menutupi ketakutannya, akan peristiwa yang terjadi hari ini. Apalagi saya melihat rekaman cctv yang menunjukkan bagaimana pria berambut gimbal itu mencoba untuk mendobrak pintu kamar Anne.     

"Kami benar-benar sudah tidak nyaman berada di hotel ini Prof,  sangat mengerikan sekali kalau misalkan tiba-tiba para penjahat itu datang di saat malam hari ketika kami sedang tidur. Aku benar-benar tak bisa membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi."     

"Aku juga... aku juga."     

"Iya kami juga takut Prof."      

Para mahasiswi yang ketakutan itu langsung melakukan protes kepada profesor Gilbert agar mencarikan tempat tinggal mereka yang baru menimpali perkataan Gabriella, mereka benar-benar resah setelah melihat rekaman cctv bagaimana penjahat itu mulai beraksi. Mulai dari melakukan pengintaian selama beberapa hari terakhir di depan kamar mereka masing-masing, sampai saat penjahat itu terlihat mengikuti Anne dari restoran sampai ia naik lift.      

"Saya paham sekali ketakutan kalian, yang pasti saat ini kalian harus tenang dan jangan panik. Saya akan mengusahakan kalian segera pindah dari hotel itu, tapi tunggu semua proses selesai. Pasalnya pihak kampus sudah membayar lunas biaya menginap kalian untuk empat minggu disana, jadi tolong bersabar sebentar lagi,"jawab profesor Gilbert penuh harap.      

"Baik Prof, kami akan bersabar disini. Tapi tak lebih dari dua hari, kalau misalkan dalam jangka dua hari kami belum mendapatkan tempat tinggal yang baru maka jangan salahkan kami kalau kami akan melakukan protes pada pihak kampus,"sahut Gabriella kembali dengan sedikit mengancam.      

Profesor Gilbert mencoba sabar menghadapi para mahasiswanya yang merengek minta pindah hotel itu, ia tak menyalahkan para gadis yang ketakutan itu. Sebagai laki-laki ia paham rasa ketakutan yang dialami para mahasiswanya yang rata-rata adalah perempuan, tak lama kemudian pembicaraan mereka pun terputus setelah profesor Gilbert menjanjikan akan mencarikan hotel yang baru. Pasalnya mereka tak bisa kembali ke Inggris saat ini karena tugas mereka belum selesai, jadi mau tak mau mereka harus bertahan di Luksemburg.     

Anne dan Linda terlihat paling tenang, mereka berdua bahkan duduk di bangku paling belakang tanpa ikut bicara. Padahal Anne jelas-jelas menjadi sasaran dari pria jahat itu.      

"Ayo Linda kita naik. Kepalaku masih sakit." Anne berbisik lirih pada Linda.      

"Kepalamu masih sakit?"     

"Iya,"jawab Anne singkat.     

"Kita ke rumah sakit saja ya." Linda langsung berinisiatif untuk mengajak Anne pergi ke rumah sakit saat menyadari pucatnya wajah Anne saat ini.      

"Aku hanya butuh istirahat Linda, setelah itu pasti sembuh. Kau tak usah khawatir,"ucap Anne pelan menolak ajakan Linda ke rumah sakit.     

"Tapi Anne…"     

Linda tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Anne meletakkan satu jari ke bibirnya, karena tak mau sakit Anne bertambah parah akhirnya Linda pun mengikuti kemauan Anne kembali ke kamar untuk beristirahat. Begitu berada dikamar dengan cepat Linda membantu Anne untuk bisa berbaring dengan nyaman, ia juga menempelkan kompres anti demam di kening Anne karena suhu badan Anne sangat panas.     

"Lain kali kalau hujan berteduh Anne,"gerutu Linda kesal.      

"Iya aku tahu,"jawab Anne lirih, ia tak mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Linda. Karena Anne yakin Linda pasti akan marah kepadanya.      

"Kau seperti anak kecil saja, membawa payung tapi masih bisa terkena flu. Ya sudah sekarang kau tidur supaya sakit kepalamu menghilang, aku akan berbicara dengan Paul di luar. Aku rindu padanya,"ucap Linda terkekeh tanpa malu menunjukkan kemesraannya dengan Paul pada Anne.      

"Dasar kau ini, ya sudah sana pergi jauh-jauh dariku. Aku tak mau mendengar kalian bermesraan di telepon,"sahut Anne dengan suara meninggi pura-pura marah.     

Linda hanya menjulurkan lidahnya merespon perkataan Anne, ia lalu bergegas keluar dari kamar menuju ke balkon yang ada di ujung lorong meninggalkan Anne sendirian dikamar agar bisa beristirahat dengan baik. Tak lama setelah Linda pergi Anne lalu memejamkan kedua matanya perlahan, kepalanya saat ini seperti sedang di tusuk-tusuk ratusan jarum. Sangat menyakitkan dan membuatnya seperti melihat jutaan bintang yang berputar-putar, Anne akhirnya terlelap setelah tak mampu menahan rasa sakit dikepalanya.      

Kediaman Clarke     

Alan yang sudah bersiap pergi tiba-tiba ditahan oleh sang kakek yang sedang berbicara dengan anak buahnya.      

"Kau yakin pesta ini diatur oleh Roger?"tanya tuan David Clarke kaget.      

"Betul Tuan besar, Roger Dauglas menjadi salah satu orang yang ikut mengurus pesta ini. Dia rupanya mulai menggeluti dunia event organizer seperti ini tuan,"jawab seorang pria berambut hitam pekat menjawab pertanyaan sang tuan.     

Tuan David Clarke mengeraskan rahangnya, meskipun sudah berumur namun sorot matanya masih tajam seperti saat ia masih muda dulu.      

"Terima kasih informasinya Philip, kau boleh pergi sekarang,"sahut tuan David Clarke pelan meminta anak buahnya itu untuk pergi karena ia ingin berbicara serius dengan sang cucu yang sejak tadi berdiri diam tanpa suara.      

Pria yang dipanggil dengan nama Philip itu menganggukan kepalanya dengan perlahan, lalu perlahan pergi dari tempat itu. Tak lama kemudian Alan berjalan mendekati sang kakek.      

"Kita tak jadi pergi?"tanya Alan datar.     

"Selama kakek belum berhasil mendapatkan bukti kalau Roger adalah orang yang menyebabkanmu mengalami kecelakaan dua tahun yang lalu, kakek yakin dia punya niat jahat padamu. Karena itulah lebih kau menjaga jarak dengannya,"jawab tuan David Clarke dengan suara berat.      

"Baiklah, aku tak akan pergi. Kalau begitu aku akan pergi dengan Nick kesuatu tempat kalau begitu,"ucap Alan penuh semangat.     

Tuan David Clarke menaikan satu alisnya. "Kau mau kemana?"     

"Hotel." Alan menjawab singkat dan padat pertanyaan sang kakek.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.