I'LL Teach You Marianne

Bantuan Alan



Bantuan Alan

0Dok     

Dok     

Dok     

"Anne, buka pintu Anne... Anne bangun."     

"Anne, aduh anak ini kalau tidur seperti sleeping beauty. Sudah sekali dibangunkan, Anne buka pintunya."      

Dok     

Dok     

Linda yang baru pulang sudah berdiri cukup lama didepan pintu kamarnya dan belum berhasil membangunkan Anne yang masih tidur, ia juga sudah menghubungi ponsel Anne berkali-kali namun tak kunjung diangkat juga. Karena itulah ia mulai sedikit khawatir saat ini.      

"Annee….kau didalam kan?"pekik Linda kembali dengan sangat keras di depan pintu, sehingga beberapa teman-teman sekelas Linda yang lain mulai berdatangan satu demi satu ke depan kamar Anne dan Linda.     

"Bagaimana Linda? Apa Anne ada di dalam?"     

"Dia tak mungkin jadi korban dari penjahat itu kan?"     

Linda yang sedang panik karena Anne tak kunjung membuka pintu kamar langsung menoleh ke arah salah satu teman sekelasnya itu dengan memberikan tatapan marah. "Jangan asal bicara, Anne tak mungkin jadi korban penjahat itu. Anne pasti baik-baik saja saat ini, dia pasti sedang tidur didalam. Kalian tahu kan dia sedang tidak enak badan."     

"ck ck ck ck...tak di London, di Luxembourg temanmu itu selalu menyusahkan ya Belinda." Gabriella yang baru selesai memeriksa kamarnya langsung ikut berbicara.     

"Jaga ucapanmu Ella, Anne itu sedang sakit. Lagipula aku yang teman satu kamarnya tak merasa keberatan sama sekali, jadi lebih baik kau diam dan jangan berkomentar apapun. Setiap kata yang keluar dari mulutmu itu tak ada yang baik sama sekali,"sahut Linda dengan kesal membantah perkataan Gabriella.      

Mendengar perkataan Linda membuat Gabriella menjulurkan lidahnya, ia pun akhirnya melangkahkan kakinya pergi dari depan kamar Anne dan Linda untuk ikut memeriksa kamar salah satu anggota gengnya. Beberapa saat yang lalu mereka semua dikagetkan dengan kedatangan polisi yang berada di hotel, para polisi itu pun menjelaskan bahwa mereka baru saja menangkap seorang penjahat spesialis perampok turis. Penjahat itu akan menyamar menjadi turis dan membaur di hotel tempat para turis itu menginap, lalu menguras habis isi kamar sang turis yang sebenarnya. Karena itulah saat ini APRA mahasiswa UAL panik, pasalnya dari pantauan cctv pria berambut gimbal itu terlihat mondar-mandir di area lorong kamar mereka. Maka dari itu mereka semua memeriksa kamar satu persatu, termasuk Linda yang belum berhasil membangunkan Anne. Pasalnya polisi yang tadi datang menjelaskan kalau penjahat ini tak segan melukai korbannya, meskipun itu seorang perempuan.      

Setelah melihat Gabriella pergi, Linda lalu berniat untuk membangunkan Anne kembali namun kali ini ia bersiap dengan kepalan tangan yang lebih kuat supaya menimbulkan suara yang lebih keras. Alan tetapi pada saat menyentuh daun pintu tiba-tiba terdengar suara kunci terbuka dari dalam, Linda pun membatalkan niatnya untuk mengetuk-ngetuk pintu kembali.      

"Anne!!!!"jerit Linda dengan keras saat melihat Anne berdiri di hadapannya dengan terbungkus selimut tebal, di kening Anne saat ini sudah tertempel kompres penurun panas yang biasanya dipakai anak-anak kecil.      

"Linda, uhuk...lepaskan aku. Aku gak bisa bernafas,"ucap Anne pelan dengan suara serak disertai batuk.     

Mendengar suara Anne membuat Linda langsung melepaskan pelukannya, ia lalu mencengkram kedua pundak Anne dengan kuat.      

"Kau sakit Anne?"tanya Linda serius.     

"Iya kepalaku sakit sekali, tubuhku juga kedinginan. Karena itu aku tidur Linda, ada apa ini? Kenapa kalian semua berkumpul di depan kamar kami? Apa ada yang terjadi?"tanya balik Anne dengan suara sengau karena hidungnya tersumbat pada beberapa teman sekelasnya yang saat ini berdiri dibelakang Linda.      

Linda menghela nafas panjang mendengar perkataan Anne, ia lalu menggerakkan tangannya menuju kening Anne dan tersenyum kecut saat menyadari tubuh Anne masih panas. Karena tahu Anne sedang sakit, Linda lalu meminta teman-teman sekelasnya untuk segera pergi meninggalkan kamar mereka karena Anne butuh istirahat. Dengan hati-hati Linda menyelimuti tubuh Anne menggunakan selimut yang ada di ranjangnya ketika mereka sudah masuk kembali ke dalam kamar.     

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi Linda,"ucap Anne pelan sambil menutupi mulutnya yang akan batuk.     

"Pertanyaan mana?"tanya Linda bingung.     

"Tadi, kenapa teman-teman kita tadi berdiri di depan kamar kita? Dan aku minta penjelasan ini, kenapa kau menghubungiku berkali-kali seperti ini,"jawab Anne dengan cepat sembari menunjukkan ponselnya yang sedang memperlihatkan ada sekitar 30 panggilan tak terjawab dari Linda.      

"Tak usah dibahas dulu, yang penting kau istirahat saja Anne. Aku akan memeriksa sesuatu sebentar,"sahut Linda dengan cepat, mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.      

Anne memiringkan kepalanya mendengar perkataan Linda, ia merasa semakin yakin kalau sudah terjadi hal besar. Apalagi saat ini Linda terlihat merapikan barang-barangnya yang berada di dalam lemari, selama hampir lima menit tak ada percakapan yang terjadi antara Anne dan Linda. Anne masih menatap Linda tanpa berkedip diatas ranjangnya sambil berbaring, sementara Linda masih sibuk merapikan barang-barangnya atau lebih tepatnya ia terlihat seperti sedang mencari sesuatu di dalam lemarinya.     

"Sebenarnya apa yang kau lakukan Linda, dari tadi aku melihatmu seperti sedang mencari sesuatu. Memangnya apa yang kau cari? Kalau kau bicara mungkin aku bisa membantumu,"tanya Anne penasaran, ia sudah tak bisa menutupi lagi rasa penasarannya.      

Linda yang meyakini kalau tidak ada barang yang hilang lalu menoleh ke arah Anne dengan wajah penuh peluh karena sudah bekerja keras, membongkar beberapa baju yang ada di dalam lemari dan merapikannya kembali.     

"Apa yang terjadi?"tanya Anne kembali.      

"Tapi kau janji setelah aku mengatakan semuanya kau tak boleh terkejut atau pun ketakutan,"jawab Linda dengan cepat.     

"Iya, aku janji." Anne langsung menjawab dengan cepat perkataan Linda sembari mengangkat telapak tangannya ke atas sebagai bentuk simbol telah melakukan janji.      

Linda menarik nafas panjang kemudian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Anne, mulai dari saat mereka bertemu pertama kali dengan para polisi di depan hotel sampai akhirnya para polisi itu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi termasuk saat mereka melihat rekaman cctv. Bagaimana terlihat jelas seorang pria berambut gimbal seperti sedang membaca situasi yang ada di dalam hotel, termasuk pada saat pria itu mengikuti Anne dari area restoran sampai Anne masuk ke dalam lift.      

"Maka dari itu Anne, kami semua diminta untuk memeriksa kamar masing-masing. Melihat apakah ada barang yang hilang atau tidak, karena jika memang ada barang yang hilang pihak polisi akan membantu mencarikan barang tersebut. Tapi dari teman-teman yang lain sepertinya tak ada satupun barang yang hilang,"ucap Linda panjang lebar.     

"Ada penjahat yang sedang membaca situasi hotel? Lalu sejak tadi kau mengobrak-abrik lemarimu kenapa Linda? Apa ada barang yang hilang?"tanya Anne bingung.     

Linda yang sudah tak bisa menutupi perasaannya lalu langsung memeluk Anne dengan kuat, tak lama kemudian terdengar suara tangis Linda saat sedang memeluk Anne. "A-aku takut kau terluka Anne, sejak tadi aku berusaha untuk tak menangis. Akan tetapi aku tak bisa menahan diri lagi, aku takut kau menjadi korban pria mesum itu Anne."     

Mendengar Linda menyebut soal pria mesum Anne langsung mendorong tubuh Linda agar melepaskan pelukannya. "Apa maksudmu? Siapa yang kau sebut dengan pria mesum Linda?"     

"Pria itu, orang jahat yang sedang mengincar kita itu. Tadi saat aku akan naik lift tiba-tiba seorang polisi wanita menghampiriku dan bertanya apakah aku adalah penghuni kamar ini atau bukan, dan saat aku mengatakan bahwa aku adalah salah satu penghuni kamar ini sang polisi itu memberitahuku bahwa pria jahat itu sudah menyiapkan obat perangsang dalam saku bajunya untuk melakukan aksinya. Awalnya aku tak percaya namun saat melihat rekaman cctv yang menunjukkan kalau penjahat itu mulai mengikutimu dari restoran dan berkali-kali mendorong pintu kamar ini aku takut dan khawatir sekali Anne, aku takut aku menjadi korban penjahat itu huhuhu…"     

Tangis Linda semakin keras saat, ia benar-benar takut kalau terjadi hal buruk pada Anne. Karena itulah ia sangat senang sekali saat ini Anne baik-baik saja, sementara itu Anne mencoba mengingat apa yang terjadi di restoran beberapa jam yang lalu. Memang saat di restoran ia sedang bersama seorang pria yang juga sedang menikmati segelas kopi, namun tak ada rasa curiga sedikitpun dari Anne karena mengira pria itu adalah salah satu tamu hotel seperti dirinya. Karena itulah Anne cukup kaget saat ini dan bersyukur karena penjahat itu sudah tertangkap.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.