I'LL Teach You Marianne

Gadis yang jujur



Gadis yang jujur

0Sepanjang perjalanan menuju kantor Alan tersenyum karena mengingat perkataan sang kakek yang menurutnya tak masuk akal, sementara Nicholas yang mengendarai mobil hanya diam dan tak bicara apa-apa. Ia memilih untuk fokus pada setir mobil, langit yang cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap. Tak lama kemudian terdengar petir yang cukup keras membahana di langit.      

"Hujan,"gumam Alan lirih saat menyadari langit menurunkan banyak sekali tetesan air.      

"Ini masih musim semi tuan, jadi wajar kalau masih sering hujan,"timpal Nicholas merespon perkataan Alan.     

"Saat aku kecelakaan dua tahun lalu itu dibulan apa Nick?"tanya Alan tiba-tiba.     

Deg     

Wajah Nicholas langsung pucat mendengar pertanyaan dari sang tuan. "Kenapa anda bertanya hal itu tuan?"     

"Entahlah, yang aku dengar dari kakek hari itu sedang hujan seperti ini juga,"jawab Alan lirih.     

"Kecelakaan mengerikan itu sudah berlalu tuan, jangan diingat-ingat lagi. Lagi Pula sekarang anda baik-baik saja, yang berlalu biar berlalu tuan,"ucap Nicholas kembali mencoba untuk menyudahi pembahasan soal kecelakaan yang menimpa Alan.     

Alan menipiskan bibirnya mendengar perkataan sang asisten. "Kau benar Nick, hanya saja kalau melihat banyak air seperti ini aku merasa seperti terbawa secara otomatis ke masa lalu. Yang selalu kakek katakan sebagai waktu dimana aku mengalami kecelakaan, jadi lebih baik kau juga mengendarai mobil dengan hati-hati Nick."     

"Iya tuan saya me…!!!     

Citttt     

Bunyi roda yang beradu dengan aspal terdengar sangat keras saat Nicholas menginjak rem dengan mendadak, beruntung Alan menggunakan sabuk pengaman di belakang sehingga ia tak jatuh kedepan saat mobil berhenti secara mendadak.     

"Nick!!!"     

"Ma-maaf tuan, di...di depan ada seorang wanita menyebrang secara tiba-tiba tuan,"ucap Nicholas tergagap mengatakan hal yang sebenarnya pada Alan. "Anda tidak apa-apa kan Tuan?"     

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit terkejut saja,"jawab Alan singkat sambil membenarkan posisi duduknya.      

"Syukurlah, sekali lagi saya minta maaf Tuan."      

"Lupakan Nick, oh ya tadi kau bilang ada wanita yang asal menyebrang bukan? Bagaimana kondisi wanita itu Nick?"pekik Alan tiba-tiba teringat akan keberadaan wanita yang disebutkan Nicholas sebelumnya.     

"Oh Tuhan!!"     

Nicholas langsung membuka sabuk pengamannya dan langsung keluar mobil untuk mencari wanita yang sudah menyeberang jalan secara sembarangan itu, pasalnya ia tak melihat wanita itu lagi setelah ia menginjak rem dengan tiba-tiba.      

"Jesus!!! Nona, hei...anda tak apa-apa?"pekik Nicholas panik saat melihat seorang wanita terduduk tepat didepan mobil, sambil menutupi kedua telinganya dengan payung yang sudah terbalik dan nampak rusak berada di sebelahnya.     

Alan yang penasaran melihat ekspresi Nicholas lalu ikut keluar dari mobil dan terkejut saat melihat seorang wanita terduduk di jalanan.      

"Nona apa kau tak…"     

Alan tak dapat menyelesaikan perkataannya saat wanita yang ia pegang tangannya itu mengangkat wajahnya, ia sangat terkejut melihat wanita yang beberapa hari yang lalu ia temui itu.     

Jederrr     

"Akhhhh!!!!"      

Wanita yang tak adalah Anne itu tak mampu menutupi ketakutannya, ia langsung memeluk Alan yang tengah berjongkok dihadapannya tanpa rasa malu. Sehingga membuat pakaian Alan pun ikut basah saat ia memeluknya.     

"Ish wanita ini benar-benar."     

Nicholas yang nampak sangat terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Anne kepada Alan langsung meraih tangan Anne dari leher Alan dan mendorong Anne kebelakang, sehingga membuat Anne langsung terjatuh dengan siku mendarat terlebih dahulu di aspal.     

"Aww.."     

"Dasar perempuan tak tahu diri, beraninya kau berbuat seperti itu. Memangnya kau kira tuanku ini siapa!!"hardik Nicholas penuh emosi pada Anne yang terlihat meringis kesakitan karena tangannya terluka.      

Alan yang masih sangat terkejut karena dipeluk tiba-tiba oleh Anne lalu bangun dan menenangkan Nicholas. "Ayo pergi, biarkan saja Nick. Lihat bajuku basah."      

"Ya Tuhan, ayo tuan masuk. Aku akan mengantar anda lebih cepat ke kantor,"sahut Nicholas panik saat melihat Alan yang pakaiannya menjadi kotor dan basah karena dipeluk Anne.      

Tanpa bicara Alan kemudian masuk ke dalam mobil meninggalkan Anne yang masih terduduk sambil memegangi tangan kanannya yang terluka, sementara itu Nicholas yang kesal kepada Anne karena dianggap sudah melakukan salah satu tindakan paling rendah dengan langsung memeluk alam seperti tadi menatapnya tanpa berkedip dengan pandangan jijik.     

"Caramu murahan sekali nona, tapi ingat Tuan Alan bukanlah orang gampangan. Dia tak akan mungkin luluh dengan caramu yang yang sudah biasa dilakukan oleh banyak wanita itu,"ucap Nicholas pelan menghina Anne.      

Setelah berbicara seperti itu, Nicholas pun masuk ke dalam mobil menyusul sang tuan. Ia membiarkan Anne terduduk di aspal dalam kondisi basah kuyup, tak lama kemudian Nicholas selalu menginjak gas mobil dan meninggalkan Anne yang masih tertunduk. Berada di tempat terbuka dengan hujan yang semakin lebat membuat Anne ketakutan, apalagi masih ada petir beberapa kali. Sampai akhirnya terdengar petir kencang kembali berbunyi, Anne pun hanya bisa menutupi kedua telinganya sambil menjerit keras tanpa mengubah posisi duduknya. Anne benar-benar ketakutan sekali saat ini, selama ini Anne memang sudah tidak terlihat terlalu takut dengan petir. Namun itu karena dirinya berada di dalam ruangan, tapi saat ini kondisinya berbeda di saat ia berada di tengah hujan deras seorang diri dengan petir yang saling bersahutan. Rasa takut itu kembali datang, yang Anne bisa lakukan hanya menangis sambil terus menutupi telinganya.      

Dari kaca spion Alan bisa melihat dengan jelas ke belakang bagaimana Anne masih duduk di pinggir jalan tanpa merubah posisinya dengan terus menutupi telinganya, bahkan saat petir beberapa kali terdengar terlihat jelas bagaimana tubuh Anne terjingkat karena kaget. Kedua mata Alan menyipit, ia merasa kalau gadis yang baru saja ia tinggalkan itu benar-benar takut pada petir. Pasalnya sejak Anne memeluknya tadi, Alan berpikir keras. Entah mengapa ia merasa apa yang dilakukan oleh gadis yang baru saja ia tinggalkan itu memang benar-benar bukan sebuah kepura-puraan, Alan merasa gadis yang baru saja memeluknya itu memang benar-benar ketakutan meski ia tak tahu apa yang membuat gadis itu tiba-tiba memeluknya dengan cepat seperti tadi. Dan kini ia akhirnya tahu Apa yang membuat gadis itu ketakutan.      

"Stop Nick, putar balik mobilmu,"ucap Alan tiba-tiba.      

"Kenapa Tuan?"tanya Nicholas bingung sambil menatap kaca spion.     

"Nanti kau akan tahu, ya sudah ayo putar mobilmu,"jawab Alan datar.      

Tanpa diperintah lagi Nicholas lalu memutar jalur mobilnya dan kembali ke tempat semula, mengikuti instruksi yang diberikan oleh sang tuan muda. Saat hampir tiba di dekat Anne yang masih terduduk di pinggir jalan dengan posisi tangan yang masih menutupi telinganya, Nicholas menghentikan laju mobilnya. Namun Alan tak langsung turun, ia ingin memastikan sekali lagi. Apakah gadis yang sedang ia tatap tanpa berkedip itu benar-benar ketakutan atau tidak, belum ada dua menit Alan dan Nicholas menatap Anne tiba-tiba petir kembali menghantam bumi dengan suara yang sangat keras. Anne yang sedang menangis pun langsung menjerit keras, ia benar-benar ingin sekali bangun dari tempatnya berada saat ini. Namun kedua kakinya terasa sangat lemas, ia benar-benar tak bisa menahan beban tubuhnya sendiri.      

Dada Alan terasa sakit saat melihat ada cairan berwarna merah menetes dari tangan gadis yang sedang ia tatap, tanpa pikir panjang ia kemudian keluar dari mobil dan bergegas mendekati gadis yang masih menutupi kedua telinganya menggunakan tangan itu.      

"Wake up,"ucap Alan pelan saat berada di hadapan Anne.      

Meskipun suara Alan tak terlalu keras namun Anne bisa mendengarnya, perlahan ia mengangkat wajahnya dan terkejut saat melihat pria yang wajahnya sangat mirip dengan Jack itu tangah mengulurkan tangan kepadanya.      

"Jack, apa kau datang untuk menjemput…"     

"Hei nona!!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.