I'LL Teach You Marianne

Gadis dalam mimpi



Gadis dalam mimpi

0Linda langsung menarik tangan Anne yang menunjuk ke arah sebuah mobil yang sudah pergi menjauh.     

"Anne sadar!!! Kendalikan dirimu!!"ucap Linda dengan cepat, ia tak mau Anne kembali seperti dua tahun yang lalu.     

Mendengar perkataan Linda yang cukup keras membuat kesadaran Anne kembali, Anne lalu menoleh ke arah Linda dengan mata yang masih berkaca-kaca.     

"Ayo bangun Anne, apa kau tak malu dilihat banyak orang seperti ini dan Anne….ka-kameramu rusak!!!"jerit Linda panik ketika melihat lensa DSLR yang tergantung di leher Anne pecah.     

Anne pun sontak melihat kameranya dan sama terkejutnya dengan Linda ketika melihat kamera kesayangannya sudah hancur, Anne cukup shock saat melihat lensa kamera kesayangannya rusak. Linda pun sama terkejutnya dengan Anne, Anne kini menyesali perbuatan bodohnya tadi yang sembarangan menyeberang jalan. Setelah tenang Anne lalu bertanya pada beberapa orang yang masih berdiri tak jauh darinya, Anne bertanya soal keberadaan toko kamera. Dari tiga orang yang Anne tanya hanya ada satu orang yang memuaskan dirinya, tanpa menunggu lama Anne lalu mengajak Linda pergi ke toko kamera yang disebutkan oleh seorang wanita baik hati sebelumnya. Saat berjalan menuju toko Anne merasa sedikit perih pada lututnya, namun ia tak menghiraukan rasa sakit itu dan memilih untuk terus berjalan bersama Linda menuju toko kamera yang berada tak jauh dari tempatnya berada saat ini.     

"Apa yang kau lakukan tadi Nick?"tanya Alan datar pada asistennya yang sedang mengendarai mobil.     

"Oh tadi itu tadi seorang gadis yang panik karena melihat ada truk yang melintas dengan cepat tuan, ditambah lagi banyak orang yang berteriak bersamaan di pinggir jalan. Alhasil gadis itu kehilangan konsentrasi dan justru terdiam ditengah jalan, beruntung saya masih bisa menariknya ke pinggir jalan,"jawab Nicholas panjang lebar.     

"Oh begitu, baguslah. Kalau begitu kapan cepat tambah laju mobilmu Nick, kita harus segera sampai di kantor. Kalau tidak kakek pasti akan marah padaku,"ucap Alan kembali.     

"Siap Tuan."     

Nicholas pun menambah laju kecepatan mobilnya untuk menuju ke kantor keluarga Clarke, dimana hari ini Alan akan meresmikan sebuah perusahaan perhiasan yang baru selesai dibangun. Keluarga Clarke turun temurun mengurus perusahaan yang berkonsentrasi pada pembuatan perhiasan mahal yang berasal dari bebatuan super langka yang didapatkan dari seluruh belahan bumi, karena itulah kekayaan keluarga Clarke tak akan habis sampai generasi ke 20 sekalipun. Jadi tak heran kalau banyak pebisnis yang berlomba-lomba menjodohkan anak-anak gadis mereka kepada seorang Alan Knight Clarke, namun karena Alan Knight masih ingin fokus pada perusahaan alhasil tak ada satupun gadis yang hasil mendekatinya. Termasuk Cassandra Lim satu-satunya gadis yang memiliki kesempatan paling besar untuk menjadi calon istri seorang Alan Knight Clarke, Cassandra Lim hanya terlihat beberapa kali saja menemani Alan menghadiri beberapa pertemuan bisnis yang terekspos media.     

Meskipun kisah asmara seorang Alan Knight Clarke tak terbongkar media, namun untuk urusan pemuas hasratnya ia tak kekurangan sama sekali. Sudah tak terhitung berapa banyak gadis cantik nan seksi yang mengerang keenakan saat Alan memacu tubuhnya di atas gadis-gadis itu, akan tetapi karena Alan memiliki anak buah yang sigap setiap gadis yang melayaninya pasti tak kan bisa berhubungan lagi dengan Alan. Karena Alan akan memutus kontak dengan mereka melalui anak buahnya, Alan yang tak percaya ikatan pernikahan lebih menyukai kehidupannya yang sekarang. Yang mana gaya hidup seks bebasnya ini sangat dikhawatirkan sang kakek tuan David Clarke yang sudah sangat menginginkan cucu buyut dari Alan, namun karena Alan masih belum mau menikah alhasil tuan David hanya bisa bersabar menunggu sang cucu mengabulkan permintaan terbesarnya itu.     

"Kau yakin hanya ini yang akan datang?"tanya Alan pelan setelah membaca daftar rekan bisnis yang akan hadir di tablet pintarnya, saat mobil yang dikendarai Nicholas berhenti di area parkir VIP perusahaan barunya.     

"Iya tuan, semua nama yang ada di data itulah yang akan datang. Tapi saya tak bisa menjamin apalah para pengusaha itu mengajak anak-anaknya lagi atau tidak seperti yang sudah-sudah, anda tahu kan mereka seperti apa,"jawab Nicholas dengan cepat sambil memasukkan sepucuk senjata api ke balik jas yang ia pakai.     

Alan tersenyum kecut mendengar perkataan Nicholas. "It's ok Nick, tak ada masalah bagiku. Ya sudah kalau begitu ayo kita turun, para wartawan dan orang-orang itu pasti sudah menunggu kita."     

Nicholas menganggukan kepalanya dengan cepat, ia lalu membuka pintu mobilnya dan turun dengan cepat untuk membantu membuka pintu mobil untuk Alan. Begitu Alan turun para wartawan yang sudah menanti kehadirannya pun langsung berlarian dan mengarahkan kamera kepadanya, tak lama kemudian ratusan blitz dari kamera para wartawan itupun memerangi jalanan yang dilewati oleh seorang Alan. Tuan David Clarke yang berada di dalam perusahaan duduk diatas kursi roda menatap ke arah cctv yang menampilkan sang cucu kesayangan yang sedang berjalan dengan gagah menaiki anak tangga, senyum penuh kebanggaan terlihat di wajahnya yang renta.     

Luis yang setia mendampingi tuannya nampak menepuk pundak tuan David Clarke, ia memberikan kode pada tuannya itu untuk tak terlalu memperlihat kan ekspresinya supaya orang-orang tak menganggapnya lemah seperti beberapa tahun yang lalu. Karena itu tuan David Clarke tak pernah tersenyum lagi kalau berada dikantor, ia ingin membuat para karyawannya tak meremehkan dirinya yang sudah tak bisa berjalan itu.     

"Terima kasih Luis,"ucap tuan David Clarke lirih.     

Luis tersenyum. "Ini sudah jadi kewajiban saya Tuan."     

Tak lama kemudian Alan dan Nicholas akhirnya berhasil melewati puluhan wartawan yang menghadang jalannya, ia berhasil masuk ke kantor dan langsung mencari sang kakek yang masih berada di lantai dua. Namun ketika akan menaiki lift tiba-tiba langkah Alan terhenti saat Cassandra Lim dan ayahnya Nelson Lim menghadang dirinya.     

"Alan,"     

"Oh paman Lim, aku tak menyangka anda akan hadir dalam acara ini,"ucap Alan dengan keras alih-alih membalas sapa pria berdarah China-Korea itu.     

Nelson Lim tertawa lebar, ia lalu melingkarkan tangannya ke pundak Alan dan berkata, "Tentu saja kami datang Alan, tak mungkin aku dan Cassandra tak datang."     

"Iya Alan, apalagi aku diundang langsung oleh kakek David. Mana mungkin aku tak datang,"imbuh Cassandra Lim ikut bicara dengan suara cukup keras, Cassandra sengaja bicara seperti itu karena ia ingin menyindir beberapa gadis yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berada saat ini. Cassandra ingin menunjukkan pada semua gadis itu kalau dirinya sudah sangat dekat dengan keluarga Clarke.     

Alan hanya tersenyum tipis mendengar perkataan ayah dan anak itu, saat Alan akan minta izin untuk naik ke lantai dua tiba-tiba lift terbuka dan keluarlah sang kakek bersama asisten pribadinya Luis yang mendorong kursi roda nya. Melihat tuan David Clarke muncul Cassandra pun langsung berlari mendekati pria tua itu untuk memberikan salam, sekali lagi Cassandra Lim ingin menunjukkan pada para gadis yang datang ke acara hari ini agar mereka sadar diri dan menjauh dari Alan yang merupakan pria incarannya.     

Karena tuan David Clarke sudah bergabung akhirnya acara peresmian perusahaan itu pun dimulai, Alan selaku penerus keluarga Clarke memegang gunting untuk memotong pita yang berada di depan pintu utama perusahaan. Suara tepuk tangan pun langsung terdengar bergemuruh saat Alan berhasil menggunting pita berwarna merah yang merupakan simbolis perusahaan baru keluarga Clarke itu dibuka, ketika semua wartawan yang hadir tertuju pada Alan untuk mengambil foto terbaiknya secara tak sengaja Alan melihat dua orang gadis baru saja turun dari taksi yang berada tepat di jalanan depan perusahaan barunya itu. Awalnya Alan tak memperdulikan sang gadis pertama yang turun, namun saat melihat seorang gadis berambut hitam kecoklatan yang panjang sepinggang turun dari taksi kedua matanya langsung tak berkedip memandangnya. Meskipun dari jarak yang cukup jauh namun Alan terpesona akan kecantikan gadis itu.     

Deg     

Jantung Alan berpacu dengan cepat saat melihat gadis itu tersenyum, ada rasa aneh bergolak dalam dirinya. Rasa sakit yang tak terdeskripsikan sehingga membuat Alan harus memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sakit, melihat Alan mencengkram dadanya sontak semua orang yang ada di tempat itu pun panik. Mereka langsung mendekati Alan untuk memastikan sang pewaris tunggal perusahaan Clarke itu sedang dalam kondisi baik-baik saja, termasuk Nicholas yang langsung menghampiri Alan dengan cepat dan menghadang semua orang yang ingin menyentuh Alan.     

"Tuan…"     

"I'm ok, im ok,"jawab Alan dengan cepat, mencoba menahan rasa sakit di dadanya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.