I'LL Teach You Marianne

Jack, is that you?



Jack, is that you?

0Anne dan Linda berjalan kaki menikmati pemandangan kota Luxembourg, meskipun belum mulai bekerja namun Anne sudah membawa kamera DSLR yang ia gantungkan di leher.      

"Kursi, ayo kita duduk disana Anne!!"pekik Linda dengan keras sambil menunjuk sebuah kursi yang tak jauh dari tempat mereka berjalan kaki sekarang.      

"Kenapa harus duduk? Tujuan kita adalah menikmati kota ini sambil berjalan kaki Linda bukan duduk,"jawab Anne tegas menahan Linda yang ingin berlari menuju sebuah kursi yang berada di pinggir jalan.     

Linda menoleh ke arah Anne dengan memasang wajah memelas. "Tapi aku lelah Anne."     

Anne langsung melepaskan cengkeramannya pada lengan Linda dan kemudian melipat kedua tangannya di dada. "Ya sudah, kau duduk saja sendiri. Menikmati pemandangan kota ini dengan cara duduk itu bukan ide yang buruk, tapi kalau nanti kau tiba-tiba didatangi oleh beberapa orang penduduk sekitar dan kau tak bisa menjawab perkataan mereka maka jangan salahkan aku ya. Kau tahu kan bahayanya berada di negara asing yang bahasanya sama sekali tak bisa kau mengerti."     

Glek, Linda langsung menelan ludahnya dengan terpaksa. Wajahnya pun langsung memucat mendengar perkataan Anne, tanpa bicara lagi Linda pun meneruskan langkahnya kembali menyusuri jalan setapak yang sedang ia pijak bersama Anne. Dari belakang Anne tersenyum geli, ia terlihat menggigit bibir bawahnya supaya tawanya tidak pecah. Karena Linda sudah berjalan semakin jauh, Anne lalu mempercepat langkah kakinya menyusul sang sahabat yang terlihat kesal itu.      

Ajakan Anne untuk terus berjalan tepat, pasalnya tak jauh dari tempat mereka berhenti pertama kali adalah sebuah jalan besar dimana banyak sekali orang berlalu lalang. Di perempatan lampu merah itu banyak sekali wanita-wanita pekerjaan yang mulai beraktivitas, mulai dari berjalan, menyebrang jalan, naik bus dan berdiri di halte. Pemandangan yang ada di depan mereka saat ini benar-benar mirip sebuah fashion show berjalan.      

"Wow Anne…"     

"Iya aku tahu." Anne langsung memotong perkataan Linda sembari mulai mengarahkan lensa pada orang-orang yang ada dihadapannya itu.     

Disaat Linda sedang mengagumi para wanita kota Luxembourg yang sedang sibuk itu, Anne sudah mendapatkan berbagai foto bagus dari para wanita yang menurutnya memiliki gaya berpakaian yang baik. Meskipun bukan seorang fotografer namun foto-foto yang diambil oleh Anne selalu tak pernah jelek, semua foto yang ia ambil bahkan sangat sempurna dan benar-benar terlihat hidup. Maka dari itulah Linda selalu mempercayakan Anne untuk mengambil foto, setiap mereka melakukan tugas dari Profesor Gilbert.      

"Anne lihat, ada apa dengan orang-orang itu. Ayo kita lihat,"ucap Linda tiba-tiba mengagetkan Anne yang masih sibuk dengan kameranya.      

"Biarkan saja Linda aku masih ingin mengambil foto wanita-wanita itu, semakin banyak referensi semakin banyak juga kesempatan kita untuk mendapat hasil yang baik,"jawab Anne dengan cepat tanpa mengalihkan pandangannya dari kameranya.     

Linda menghela nafas panjang mendengar perkataan Anne, ia lupa Anne adalah orang yang sangat apatis selama 2 tahun terakhir ini. Namun karena Linda sangat penasaran dengan kerumunan orang-orang yang berada di seberang jalan, ia kemudian memilih untuk mendekati orang-orang itu sendiri tanpa mengajak Anne. Dengan berlari Linda melewati zebra cross bersama penduduk sekitar yang juga sedang menyeberang jalan, Anne yang tak menyadari Linda pergi masih terus sibuk mengambil foto para wanita kota Luxembourg yang sudah mulai jarang karena banyak diantara mereka yang sudah mulai masuk ke gedung-gedung yang berada di dekat jalan besar itu.     

"Ayo Linda kita cari ketempat lain,"ucap Anne pelan sembari menatap kamera untuk melihat hasil fotonya.      

Anne yang terlihat puas dengan hasil foto yang ia ambil nampak sedikit kesal karena Linda mengacuhkan dirinya, tanpa mengalihkan pandangannya dari kamera Anne kembali menyebut nama Linda. Namun lagi-lagi ia tak mendapatkan jawaban dari Linda, dengan sedikit kesal Anne mengangkat wajahnya dan menatap ke arah belakang untuk mencari sosok Linda. Namun saat Anne menoleh ia tak menemukan Linda, bahkan ketika ia berputar-putar melihat sekeliling sosok Linda sang sahabat tak kunjung terlihat.     

"Linda…. Linda… jangan main-main Linda, cepat keluar jangan bersembunyi. Ayo kita jalan lagi." Anne mulai berteriak dengan keras saat tak menemukan keberadaan Linda disekelilingnya.      

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban Anne mulai panik, ia tahu Linda tak bisa bahasa Jerman dan Perancis. Padahal di Luxembourg dua bahasa itulah yang sering dipakai masyarakat untuk berkomunikasi, Anne kemudian mempercepat langkah kakinya menyusuri jalan setapak ke arah belakang dari tempatnya berada saat ini. Anne terus berjalan sambil memanggil nama Linda dengan was-was, namun Linda pun tak kunjung menampakkan diri sehingga membuat Anne semakin cemas. Saat sedang panik tiba-tiba Anne melihat ke arah seberang jalan dimana sedang terjadi kerumunan, Anne langsung terdiam. Ia mengingat perkataan Linda yang mengajaknya untuk melihat ke arah kerumunan itu sebelumnya, tanpa pikir panjang Anne lalu menyebrang jalan. Meskipun sudah tahu kalau waktu untuk lampu merah sudah dihampir habis namun Anne tak perduli, ia terus saja melangkahkan kakinya menyebrangi zebra cross. Namun baru saja tiga langkah tiba-tiba lampu lalu lintas sudah hijau, Anne pun panik. Ia tak mungkin berbalik lagi ke tempatnya karena beberapa mobil dari tempat awalnya menyebrang sudah mulai berjalan sedangkan didepan mobil-mobil yang berhenti belum ada yang menyalakan mesin, tanpa pikir panjang Anne pun memilih untuk meneruskan langkahnya dengan berlari. Akan tetapi saja kecepatan lari Anne masih kalah dengan laju mobil, ketika Anne hampir sampai tiba-tiba ada sebuah truk besar mengebut. Banyak orang yang sudah berteriak meminta truk itu berhenti karena ada Anne, namun karena truk itu melaju dalam kecepatan cukup tinggi mobil berat itu tak bisa berhenti mendadak. Alhasil terjadi kepanikan ditempat itu, Anne yang masih berada di zebra cros pun bingung. Ia panik harus berbuat apa, Anne tak tahu harus mundur atau maju. Ia dalam posisi yang sulit apalagi banyak sekali orang yang berteriak memintanya pergi dari tempatnya berada saat ini sehingga semakin membuat Anne bingung, saat dalam kondisi blank tak dapat berpikir tiba-tiba tangan Anne dicengkram kuat oleh seseorang dan menariknya secara tiba-tiba ke arah pinggir jalan. Beruntung orang yang menarik lengan Anne bergerak cepat, pasalnya tepat setelah ia berhasil membawa Anne ke pinggir jalan truk yang mengebut itu melintas dan mengucapkan sumpah serapah pada Anne yang tengah berlutut dipaving box dengan wajah pucat.     

"Anda tak apa-apa Nona?"tanya seorang pria yang menolong Anne dengan ramah.      

"A-aku…"     

"Anne!!! Apa kau gila!!!"pekik Linda keras secara tiba-tiba muncul dari kerumunan orang-orang yang melingkari Anne dan seorang pria yang menolongnya.     

Anne mengangkat wajahnya saat mendengar suara Linda, kedua matanya berkaca-kaca seketika saat menyadari Linda berada dihadapannya.      

"Aku kira kau hilang Linda,"ucap Anne lirih.     

Linda terkejut, ia tak menyangka kalimat pertama yang keluar dari bibir Anne adalah sebuah ungkapan kekhawatiran karena dirinya yang memang tiba-tiba menghilang.      

"Bodoh, mana mungkin aku hilang. Aku sudah punya kekasih Anne, aku bukan anak kecil yang akan hilang karena melihat kerumunan orang seperti tadi,"jawab Linda dengan cepat sembari memeluk erat Anne.      

"Nakal, kenapa kau tak bilang mau memisahkan diri dariku. Aku panik tadi Linda,"sahut Anne kesal.     

Linda tersenyum dan melepaskan pelukannya dari Anne. "Iya, maafkan aku Anne."      

"Jangan ulangi lagi, kita ada di negara orang Linda. Aku tak mau dimarahi Paul karena kau hilang,"ucap Anne pelan.     

"Iya iya aku tahu, maafkan aku."      

Anne tersenyum perlahan, ia lalu menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya. Orang-orang yang mengerubuti Anne dan Linda nampak tersenyum, meskipun mereka tak terlalu lancar bicara bahasa Inggris namun mereka tahu apa yang dua gadis itu bicarakan saat ini. Termasuk sang pria penolong Anne yang sudah berdiri dan mengeluarkan ponselnya karena ia mendapatkan telepon.     

"Baik, saya kembali Tuan,"jawab pria itu dengan suara cukup keras, setelah berkata seperti itu ia lalu menutup ponselnya dan langsung berlari menuju ke sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya berada.     

Anne yang menyadari kalau sebelumnya ditolong oleh seorang pria lalu mencari pria itu untuk mengucapkan terima kasih, akan tetapi karena penolongnya sudah pergi ia tak bisa mengucapkan terima kasih. Anne yang masih duduk di paving box hanya melihat sebuah mobil yang dinaiki oleh sang penolongnya melintas tak jauh dari tempatnya berada saat ini, saat Anne akan berteriak untuk mengucapkan terima kasih tiba-tiba wajah Anne memucat saat melihat sosok pria yang duduk di kursi belakang mobil yang tengah melintas itu. Meskipun jauh Anne bisa melihat jelas wajah pria berkacamata hitam itu, seketika kedua mata Anne pun berkaca-kaca.     

"Anne, kau kenapa?"tanya Linda bingung saat melihat perubahan sikap Anne.     

Tanpa bicara Anne mengangkat tangannya dan menunjuk mobil yang masih ia lihat. "Jack… aku melihat Jack dimobil itu Linda."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.