I'LL Teach You Marianne

Mencoba merelakan



Mencoba merelakan

0Para mahasiswa UAL yang baru saja menyelesaikan ujian akhir semester mendapatkan libur selama dua minggu, akan tetapi karena jurusan fashion designer mendapatkan tugas dari profesor Gilbert alhasil mereka tak bisa menikmati libur akhir semester yang sangat dihadapan itu.     

"Menyebalkan sekali, kenapa kita harus mengerjakan tugas saat libur kuliah seperti ini,"gerutu Linda lirih pada Anne saat profesor Gilbert.     

"Jangan keras-keras nanti profesor dengar,"bisik Anne pelan.     

"Akh biarkan saja, lagipula yang protes bukan aku saja Anne,"jawab Linda dengan kesal sambil menunjuk ke arah mahasiswa lain yang juga sedang menggerutu sama seperti dirinya.     

Anne hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Linda, ia tahu kalau Linda sangat kesal. Karena profesor Gilbert memang selalu saja memberikan tugas pada mereka saat libur kuliah, yang mana mereka tak akan bisa menikmati liburan secara normal seperti mahasiswa kampus yang lain.     

"Baik, karena semua sudah saya jelaskan setelah ini saya akan berikan nama-nama mahasiswa yang akan menjalankan tugas,"ucap profesor Gilbert dengan suara lantang sambil menunjukkan kertas yang ada di tangannya ke udara.     

Para mahasiswa yang duduk di kursinya hanya diam dan tak ada yang merespon perkataan sang dosen, sampai akhirnya Gabriella yang sedang mencari perhatian bangun dari kursinya dan mengambil kertas dari tangan profesor Gilbert. Tak lama kemudian Gabriella membagikan kertas-kertas itu pada para mahasiswa yang lain, termasuk pada Anne yang duduk di bangku baris belakang bersama Linda.     

"Luxembourg?"     

"Iya, kalian akan pergi ke Luxembourg,"jawab profesor Gilbert dengan lantang.     

Beberapa mahasiswa yang mendengar nama Luxembourg langsung berteriak histeris, meskipun sudah tinggal di negara maju yang sangat kuat di Eropa namun ketika mendengar nama Luxembourg disebut sebagai salah satu tujuan mereka mengerjakan tugas liburan kali ini mereka sangat bersemangat sekali.     

"Dasar kekanakan,"desis Linda kesal saat melihat Gabriella dan teman-temannya kegirangan saat akan pergi ke Luxembourg.     

"Biarkan saja Linda, jangan merusak kebahagiaan mereka,"ucap Anne pelan sembari memasukkan laptopnya ke dalam tas, sejak Jack dinyatakan tewas dua tahun lalu sikap Anne kembali sangat dingin.     

"Bukan apa Anne, mereka selalu seperti ini. Kau ingat bukan saat liburan semester lalu ketika kita pergi ke Paris? Mereka bukannya mengerjakan tugas tapi malah asik berfoto ria di hampir semua landmark Paris,"jawab Linda ketus mencoba mengingatkan Anne kembali perihal apa yang dilakukan oleh Gabriella dan teman-temannya.     

Anne hanya tersenyum tanpa bicara mendengar perkataan Linda, ia tahu kalau Gabriella memang tak pernah benar-benar mengerjakan tugas ketika sedang berada di luar negeri. Saat mereka mendapatkan tugas liburan semester yang diberikan oleh Profesor Gilbert untuk melakukan penelitian di negara-negara yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh pihak kampus, sebagai bahan laporan yang harus mereka kumpulkan saat perkuliahan dimulai kembali. Sebagai mahasiswa dari jurusan fashion designer mereka diminta untuk melakukan penelitian di berbagai belahan negara sebagai bahan perbandingan dengan terjun langsung ke lapangan, karena itulah setiap libur semester mereka pasti melakukan perjalanan ke luar negeri selama hampir empat minggu.     

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Anne dan Linda selalu berada dalam satu kelompok yang sama. Oleh karena itu ia tak mengalami kesulitan sama sekali ketika akan melakukan persiapan untuk pergi ke Luxembourg, meskipun Linda kesal harus pergi ke luar negeri lagi tapi ia sedikit tenang karena bersama Anne lagi. Tanpa Anne ketahui sebenarnya Linda pernah menghadap Profesor Gilbert untuk melakukan protes karena hampir dipisahkan dari Anne saat melakukan tugas libur kuliah itu, ia bahkan sampai mengancam berhenti kuliah pada profesor Gilbert kalau tak dijadikan satu kelompok lagi dengan Anne. Karena itu akhirnya ia selalu berada dalam satu kelompok yang sama dengan Anne ketika melakukan tugas penelitian ke luar negeri, Linda yang sudah terbiasa bersama Anne tak mau bergabung dengan orang lain lagi. Lagipula ia tahu Anne sangat membutuhkan dirinya, sebagai orang yang paling Anne percayai Linda merasa memiliki tanggung jawab yang besar pada Anne. Karena itulah ia tak mau dipisahkan dari Anne.     

"Linda, aku ingin pergi ke…"     

"Please Anne, jangan lagi!!"sahut Linda dengan cepat memotong perkataan Anne.     

"Tapi aku ingin berpamitan dengannya Linda,"jawab Anne lirih sambil mencengkram setir mobilnya dengan kuat.     

"Anne." Linda meraih tangan Anne dan mencengkram erat. "Bukankah kau percaya kalau Jack masih hidup? Lalu kenapa kau harus melakukan ini? Kalau kau datang ke selat Inggris untuk berpamitan dengan Jack sebelum berangkat ke luar negeri seperti yang kau lakukan di semester semester yang lalu sama saja kau menganggapnya sudah meninggal, apa kau tak sadar itu Anne?"     

Bibir Anne bergetar hebat mendengar perkataan Linda, ia tak bisa berkata-kata saat Linda menyinggung soal keyakinannya selama ini.     

"Iya...tapi Linda, aku…"     

"Aku tahu pasti berat Anne, percayalah kalau sudah memiliki rencana yang sangat indah untukmu. Jack sudah pergi meninggalkan kita selama 2 tahun Anne, bahkan semua orang yang dekat dengan Jack pun sudah pergi dari hidupmu tak lama setelah Jack dinyatakan hilang di Selat Inggris. Lalu kenapa kau terus-menerus mengingatnya seperti ini Anne? Ini sama saja kau menyiksa dirimu sendiri Anne, kau masih muda dan sangat cantik Anne. Masih banyak pria-pria mapan di luar sana yang mengantri untuk mendapatkanmu, jadi tolong lupakan semua yang sudah berlalu. Aku tahu memang tidak mudah, namun percayalah ketika kau berusaha kau pasti bisa melewati semua ini. Hidup terus berjalan Anne, kau tak bisa seperti ini kau berhak bahagia dan melanjutkan hidupmu lagi Anne." Linda langsung memotong perkataan Anne dengan cepat, mencoba untuk menyadarkan Anne.     

"Tapi aku, Jack..kami sudah.."     

"Tidak Anne, itu bukanlah sebuah pernikahan. Pernikahan yang sah adalah jika dihadiri oleh beberapa saksi dan diberkati oleh pendeta, tapi yang kau lakukan dengan Jack hanyalah mengikat janji saja Anne. Memang yang kalian lakukan itu di gereja, tapi itu tidak bisa disebut dengan pernikahan Anne. Memangnya kau punya sertifikat pernikahan? Punya cincin nikah? Misalkan kau mengatakan hal ini pada orang lain kau yang akan ditertawakan Anne,"ucap Linda kembali dengan cepat.     

Anne diam, ia tak bisa bicara apa-apa. Meskipun Linda sering mengatakan kalimat yang sama akan tetapi ia masih saja merasa kalau dirinya masih punya ikatan yang besar dengan Jack, rasa bersalah akibat pertengkaran terakhirnya dengan Jack membuat Anne menyesal sampai saat ini.     

"Kau berhak bahagia Anne, relakan kepergian Jack. Jack sudah pergi sayang, aku yakin dia pasti bahagia di tempat yang lebih baik sekarang. Dan aku yakin dia pasti akan sedih kalau misalkan melihatmu terus menerus meratapinya seperti ini,"imbuh Linda kembali.     

"Entahlah Linda, aku juga bingung. Aku ingin sekali mempercayai perkataan semua orang yang menyebutkan kalau Jack sudah meninggal,namun hati kecilku terus mengatakan kalau ia masih hidup. Aku tak tahu atas dasar apa aku memiliki keyakinan seperti itu, tapi aku sangat meyakini hal itu Linda. Semakin aku mencoba untuk menghapus kenangan Jack dari dalam pikiranku, semakin kuat pula keyakinan itu tumbuh di dalam diriku. Aku juga tak tahu dan aku sangat bingung bagaimana keyakinan itu muncul Linda,"jawab Anne lirih dengan air mata yang sudah menganak sungai.     

Linda tersenyum kecut mendengar perkataan Anne, perlahan ia meraih tubuh Anne dan memeluknya erat. "Aku tahu kau sangat mencintainya Anne, tapi percayalah ketika kau sudah merelakan ia pergi maka Tuhan akan membantumu menyembuhkan semua rasa sakitmu ini."     

"Aku ingin melupakannya Linda, aku ingin merelakannya...aku ingin sekali huhuhu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.