I'LL Teach You Marianne

Perasaan yang sama



Perasaan yang sama

0Sudah hampir dua tahun peristiwa jatuhnya Jack di selat Inggris berlalu, semua orang hampir melupakan peristiwa itu dan benar-benar sudah menganggap Jack tewas. Orang-orang yang pernah dekat dan menjalin hubungan kerja sama dengannya pun merasa sedikit kehilangan, seperti Aaron Sean Connery yang sempat mendatangi Muller Finance Internasional dua tahun lalu ketika perusahaan naas itu terjadi. Namun karena tak ada siapapun yang bisa ia ketahui akhirnya Aaron langsung terbang ke Swiss dan mencari tahu langsung ke kantor pusat untuk memastikan sendiri apakah berita yang beredar di media massa itu benar atau tidak, sesampainya di kantor pusat Aaron bertemu langsung dengan sekertaris Jack yang menceritakan kalau saat ini Erick sang tangan kanan Jack mengambil alih kepemimpinan sementara perusahaan pendanaan raksasa itu.      

Barulah setelah ia bertemu dengan Alice yang menceritakan semuanya akhirnya Aaron percaya, meskipun Jack adalah rivalnya untuk mendapatkan Anne akan tetapi sebagai sesama pengusaha yang sering bertemu di berbagai acara penghargaan dengan Jack beberapa tahun terakhir Aaron merasa sedikit kehilangan. Aaron merasa kasihan pada Jack yang harus mengalami peristiwa yang mengenaskan itu dan pada saat ia akan mendekati Anne untuk memberikan dukungan Anne langsung menghindar, Anne tak mau menerima dirinya dan tak mau berhubungan dengannya lagi. Padahal saat itu Aaron hanya ingin menguatkan Anne saja, tapi Anne menolaknya dan Aaron pun akhirnya memutuskan untuk mengikuti kemauan Anne dan menjaga jarak dengannya sampai saat ini.      

"Anne, aku lapar ayo kekantin,"rengek Linda pada Anne sambil terus menempelkan kepalanya di lengan Anne.     

"Sabar Linda, aku sedang menyelesaikan tugas dari profesor Gilbert sebentar,"jawab Anne ketus.     

"Akhh jangan terlalu rajin Anne, aku pusing melihatmu. Lagipula tugas itu baru diberikan tadi dan akan dikumpulkan dua hari lagi, masih banyak waktu untuk menyelesaikannya Anne,"ucap Linda kembali dengan memberikan tatapan memelas, berakting kelaparan.      

Ditatap seperti itu oleh Linda akhirnya Anne pun luluh, tanpa bicara lagi ada kemudian merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Melihat Anne bersiap Linda pun kegirangan, ia lalu bergegas bangun dari kursi dan meraih tas ranselnya menunggu Anne selesai.      

"Kenapa lihat-lihat? Ayo jalan,"ucap Anne pelan sambil tersenyum.     

"Akhh aku mencintaimu Anne, andai saja kau laki-laki aku pasti akan…"     

"Tidak akan!! Aku yang menolak."Anne menjawab ketus perkataan Linda.     

Linda melepaskan pelukannya dari lengan Anne dan menatapnya tanpa berkedip. "Dasar wanita tanpa hati,"ujarnya ketus.     

Melihat Linda merajuk Anne terkekeh, ia kemudian meraih tangan Linda dan mengajaknya kembali berjalan menuju kantin. Saat ini di kantin sedang sepi, pasalnya saat ini banyak mahasiswa yang sedang mempersiapkan malam pentas seni seperti yang Anne dan Linda lakukan dua tahun yang lalu. Para mahasiswa semester satu yang paling banyak andil dalam acara ini, sementara Anne dan Linda yang merupakan mahasiswa senior tak diwajibkan ikut.      

"Tak terasa kita sudah akan memasuki semester 6 ya Linda, waktu benar-benar berlalu dengan cepat,"ucap Anne lirih saat sedang menikmati ice cream matcha favoritnya dengan masih menatap ke arah lapangan dimana banyak sekali mahasiswa baru yang sedang berlatih.      

Linda tersenyum kecut mendengar perkataan Anne, ia tahu kemana arah pembicaraan sahabat baiknya itu. Perlahan Linda meraih tangan Anne dan mencengkramnya dengan kuat.      

"Life must go on Anne, kau tak bisa terus mengingat apa yang sudah berlalu,"kata Linda lembut.      

Anne menoleh ke arah Linda dengan tatapan sayu. "Aku tahu Linda, hanya saja aku yakin sekali kalau…"     

"Sttt... stop, jangan bahas lagi. Aku tak mau melihatmu menangis lagi." Linda langsung memotong perkataan Anne dengan meletakkan satu jarinya di depan bibir Anne, dengan lembut Linda menyeka air mata yang membandel turun dari kedua mata indah Anne.      

"Kau berhak bahagia sayang, kau harus ingat itu. Dan jangan pernah pikir kau sendirian, kau masih memiliki aku dan Paul,"ucap Linda kembali dengan lembut.      

Anne menarik nafas dalam, setiap membahas Jack dadanya terasa sakit. Setelah berhasil menguasai diri Anne lalu meraih botol air mineral milik Linda dan menenggaknya sampai habis, melihat Anne menghabiskan minumannya Linda hanya menggelengkan kepalanya tanpa bisa marah.      

Meskipun banyak mahasiswi baru namun pesona Anne belum hilang, rambut panjangnya yang dirawat dengan baik membuat Anne memiliki pesona sendiri. Dan Edward yang saat ini berada di tingkat akhir diketahui sebagai salah satu pemuja Anne, sehingga membuat banyak mahasiswa lain yang berpikir dua kali kalau mau mengganggu Anne. Mereka hanya bisa mengagumi Anne dalam diam, sebenarnya Anne tahu kalau dirinya selama satu tahun terakhir ini menjadi primadona dikampus menggeser posisi Isabel yang akan lulus bersama Edward. Saingan terbesar Anne menjadi primadona kampus adalah Gabriella yang sejak semester satu menabuhkan genderang perang padanya, namun Anne tak memperdulikan hal itu. Karena Anne merasa tak populer dan bukan merasa sebagai primadona kampus, sehingga ia tak memperdulikan Gabriella yang sering menyindirnya. Satu-satunya hal yang Anne lakukan jika perkuliahan selesai adalah pergi kekantin atau ke perpustakaan bersama Linda, satu-satunya teman baik yang mengerti masalah pribadinya.     

Karena menyadari kantin menjadi penuh para mahasiswa baru, Anne lalu menyeka bibirnya dengan tisu dan mengajak Linda untuk keluar dari kantin. Satu hal yang selalu Anne lakukan ketika kantin di penuhi para juniornya adalah bergegas pergi, Anne benar-benar membuat dinding tebal yang tak tertembus siapapun. Ia menjadi seorang wanita dingin yang tak luluh dengan perbuatan para pemuja rahasianya, dengan langkah cepat Linda mengikuti Anne dari belakang menuju area parkir mobil. Ia sedang membalas pesan Paul yang melapor kalau sedang kepayahan di toko karena banyak pembeli.      

"Ayo Linda, jangan balas pesan Paul. Kita harus segera pergi,"ucap Anne setengah berteriak pada Linda yang berjalan di belakangnya.      

"Sebentar Anne, ini Paul berisik sekali,"jawab Linda dengan keras.      

Anne menghembuskan nafas panjangnya dengan sedikit kesal, ia benar-benar lupa kalau Linda tak pernah berubah. Meskipun sudah menikah dengan Paul tapi sifat kekanak-kanakannya tak juga hilang, tanpa banyak bicara Anne lalu masuk kedalam mobil dan mengikat rambut panjangnya dengan sembarangan menunggu Linda masuk ke dalam mobil. Begitu Linda masuk kedalam mobil Anne langsung menginjak gas dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju toko bunganya.      

"Aku masih sama seperti dulu Jack, kuliah dan bekerja. Masih bersama Linda dan Paul, dua orang yang sangat takut padamu. Kau sedang apa Jack? Apa kau merindukan aku sekarang? Sudah dua tahun kau pergi meninggalkan aku Jack, tahukah kau kalau setiap detik yang aku lalui aku selalu merindukanmu. Tahukah kau kalau aku sangat tersiksa karena rasa rinduku ini Jack? Kau jahat Jack, kau pergi tanpa memberikan kesempatan padaku untuk meminta maaf atas sikap kasarku terakhir kali. Kau benar-benar jahat membuatku tetap berada di perasaan yang sama dan cinta yang sama padamu, kau jahat karena pergi sendiri tanpa mengajakku. Kau jahat karena mengingkari janjimu, kau jahat karena sudah membuatku jatuh cinta padamu terlalu dalam. Kau jahat Jack...kau jahat…"gumam Anne dalam hati, mengucapkan kalimat yang sama setiap hari ketika sedang dalam perjalanan pulang dari kampus.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.