I'LL Teach You Marianne

Wanita dalam mimpi



Wanita dalam mimpi

0Belum hilang kekagetan Anne mendengar ucapan Alan kini ia semakin dikejutkan saat mendengar suara isak tangis yang berasal dari Alan, yang masih memeluknya erat.     

"Aku akan gila kalau kau pergi dari hidupku Anne,"isaknya lirih saat menamah pelukan posesif pada tubuh Anne yang terbalut jaket tebal.     

"Aku hanya berjalan-jalan sebentar,"jawab Anne berbohong, ia tak mungkin mengatakan hal sebenarnya pada Alan.     

Alan langsung melepaskan pelukannya dari pinggang Anne dan menatap wanitanya dengan mata yang masih merah. "Jalan-jalan kemana? Kenapa tak menunggu aku kembali atau paling tidak beritahu aku kalau kau ingin pergi, jangan seperti ini Anne."     

"Bagaimana aku bisa memberitahumu kalau aku akan pergi sebentar, aku tak punya ponsel." Anne langsung menyinggung soal ponsel pada Alan, karena ia seperti manusia abad pertengahan saat ini tak memiliki gadget apapun untuk dimainkan.     

"Ok, besok aku akan memberikanmu sebuah ponsel keluaran terbaru. Akan tetapi hanya akan ada nomorku saja di ponsel itu,"jawab Alan dengan cepat tanpa pikir panjang.     

"Benarkah?"     

"Alan Knight Clarke tak pernah berbohong."     

Anne tersenyum lebar mendengar perkataan Alan, akan memiliki ponsel kembali membuat Anne senang. Setidaknya dalam waktu beberapa hari kedepan ia akan bisa berkomunikasi dengan Erick dan Alice secara diam-diam tanpa sepengetahuan Alan, melihat Anne tersenyum membuat jantung Alan terasa seperti akan lepas dari tempatnya. Sungguh sangat menyakitkan dan membuat Alan tiba-tiba membungkuk.     

"K-kau kenapa?"tanya Anne kaget saat melihat Alan tiba-tiba berlutut di salju.     

Alan menggelengkan kepalanya sementara tangan kanannya terlihat menekan dadanya, melihat Alan kesakitan membuat Anne tidak tega. Meski ia sangat membenci pria itu akan tetapi sebagain manusia biasa ia tak mungkin bersikap acuh saat ada orang yang membutuhkan bantuan, tanpa diminta Anne akhirnya meraih tangan kiri Alan dan ia lingkarkan ke lehernya. Dengan sekuat tenaga Anne memapah Alan masuk kedalam tenda, beruntung Alan masih bisa berjalan sehingga Anne tidak begitu kesulitan ketika berjalan menuju tenda.     

"Aku panggilkan dokter ya,"ucap Anne pelan pada Alan yang sudah berbaring di ranjang.     

"No, telpon dokter Leo saja. Aku tak boleh berkonsultasi pada sembarang dokter,"jawab Alan lirih sembari menyerahkan ponselnya pada Anne.     

Anne menatap ponsel pintar milik Alan yang memiliki ukuran huruf C besar dibelakannya, ia terlihat ragu menggunakan ponsel itu dan semakin bingung saat menyadai ponsel itu terkunci.     

"Passwornya tanggal pernikahan kita." Seolah tahu apa yang mengganggu Anne, Alan langsung memberitahu password ponselnya.     

Anne tak berkomentar mendengar perkataan Alan, yang ia lakukan hanya memasukkan kombinasi angka yang merupakan tanggal pernikahannya dengan Alan 4 hari yang lalu. Dan secara cepat begitu Anne menekan 'ok' ponsel itu terbuka, namun lagi-lagi Anne terdiam saat melihat wallpaper ponsel Alan yang memajang foto cantiknya ketika berjalan menuju altar saat pernikahan mereka. Melihat fotonya yang memang sangat cantik Anne terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia tersadar harus menghubungi dokter Leo, salah satu dokter pribadi keluarga Clarke.     

Anne langsung terhubung dengan dokter Leo dan menceritakan kondisi Alan saat ini, meski Anne terlihat sangat khawatir akan tetapi di ujung telepon dokter Leo nampak tenang. Ia justru tersenyum, sebagai salah satu orang yang mengetahui rahasia besar keluarga Clarke, dokter Leo justru senang saat mendengar Anne menghubunginya. Masalah Anne dan Alan pun ia juga tahu, karenanya itu saat ini ia senang Anne memberikan perhatian pada Alan.     

"Tuan muda, ia pernah hampir meninggal dua tahun lalu saat mengalami kecelakan mobil. Tuan muda koma selama hampir tiga bulan, sampai akhirnya ia kembali muncul di publik. Meski kecelakaan itu sudah terjadi lama akan tetapi banyak hal yang harus ia hindari nona, seperti terlalu marah atau terlalu bahagia yang membuat jantungnya bekerja extra. Hal-hal seperti itu harus dihindari oleh orang yang pernah mengalami tabrakan yang cukup keras di kepala,"ucap dokter Leo panjang lebar memberi penjelasan pada Anne.     

"Kecelakaan mobil? Tapi apa hubunganya dengan jantung? Bukankah yang terkena benturan adalah kepala?"tanya Anne bingung.     

Dokter Leo menghela nafas panjang. "Memang, akan tetapi pada kasus tuan muda seperti itu nona. Ia tak boleh mendengarkan atau mendapatkan sesuatu yang terlalu membahagiakan atau membuatnya marah, karena hal itu akan memacu jantungnya bekerja dengan cepat dan membuat aliran darahnya tak lancar dan jika hal itu terjadi maka akan membayakan pembuluh darah yang mengarah ke otak nona. Maka dari itu anda harus menjaga emosi tuan muda agar tetap stabil, sebagai istrinya, sebagai obat penenangnya."     

Anne tak bisa berkata-kata saat disebut sebagai obat penenang untuk Alan, akan tetapi ia tak bisa memungkiri itu. Pasalnya saat ini Alan sudah tidur meningkuk dengan menjadikan pahanya sebagai bantal, memeluknya erat seolah takut di tinggalkan. Alan bukan hanya tidur, tapi tidur pulas. Dengkuran halus dari pria itu membuat Anne yakin sekali.     

"Lalu sekarang bagaimana kondisi Tuan muda nona?"pertanyaan dari dokter Leo membuat Anne terkejut dan sadar kalau ia masih tersambung dengan salah satu dokter terbaik keluarga Clarke.     

"Alan tidur, dipangkuanku."     

"Baguslah, kalau begitu saya tak akan mengganggu kalian. Nikmati liburan anda nona ehh seharusnya saya memanggil anda dengan sebutan nyonya muda, maafkan kelancangan saya sebelumnya nyonya."     

"Dokter.."protes Anne merasa risih.     

Dokter Leo tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Anne, tak lama kemudian dokter itupun memutus panggilan Anne.     

Meski saat ini Anne sudah tak tersambung dengan dokter Leo akan tetapi Anne masih memegang ponsel pintar milik Alan, casing hitam ponsel itu sangat kontras dengan wallpaper yang terpasang foronya yang menggunakan gaun pengantin dengan membawa hand boquet saat menghampiri Alan di altar. Anne sangat membenci Alan, akan tetapi foto dan tanggal pernikahan mereka yang menjadi kunci ponselnya seketika hati Anne bergetar. Ada rasa aneh yang menjalar dirinya kali ini, sebuah rasa yang sama sekali tak ia inginkan kehadirannya.     

Melihat Alan tertidur pulas dalam pangkuannya tak ayal membuat Anne ikut mengantuk, tenaganya belum kembali dengan maksimal setelah apa yang Alan lakukan padanya. Pada akhirnya Anne pun ikut merebahkan tubuhnya setelah berhasil menggeser kepala Alan agar menggunakan bantal, tak lama kemudian Anne ikut terlelap dalam tidurnya dengan Alan yang saat ini merengkuhnya dengan kuat. Dalam ketidaksadarannya pria itu pun masih tak mau melepas Anne, melepas wanita yang selama ini ia lihat dalam mimpi-mimpinya. Alan semakin yakin kalau wanita yang muncul dalam mimpinya adalah Anne ketika ia melihat Anne tertidur, wajah damainya berhasil membuat Alan mengingat jelas wajah seorang gadis berambut panjang yang berdiri dipinggiran sungai dalam mimpinya.     

Bersambung     

Hallo sahabat pembaca \(^_^)/     

Terima kasih sudah menunggu novel saya terbit. Bagi yang ingin membaca novel berikutnya, Saya rekomendasikan novel sahabat saya "dewisetyaningrat" dengan judul "CIUMAN PERTAMA ARUNA" aku yakin kakak-kakak penasaran. So, tambahkan ke daftar pustaka. ^_^     

Salam hangat Anne-Jack     

Dan jangan lupa ikuti kisah Angelica dalam Cruel CEO : The Forgotten Princess, secepatnya Angelica akan di update secara rutin di webnovel tentunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.