I'LL Teach You Marianne

I want you



I want you

0Adegan Dewasa.     

Anne menutup kedua matanya setelah Alan merobek baju yang ia gunakan, jantungnya berpacu dengan sangat cepat saat ini. Ia yakin Alan tak akan mungkin melepaskan dirinya kali ini, apalagi setelah ia memohon agar tak kembali ke Luksemburg. Yang artinya ia sudah menyerahkan diri sepenuhnya pada Alan tanpa perlawanan dan terbukti saat Alan mulai menyentuhnya lagi Anne tak menolak, baginya apa yang ia lakukan ini adalah sebuah usaha demi kebebasan yang ia idamkan.     

"Aku tak akan menahan diriku lagi Anne, kali ini akan kuberikan kenikmatan dunia padamu,"ucap Alan pelan sesaat sebelum ia menurunkan bibirnya untuk mencium dada Anne yang masih terlindung bra.     

Jantung Anne berdebar kencang akibat ucapan Alan, meski ini bukan yang pertama untuknya tapi karena ucapan Alan ia menjadi gugup. Anne takut Alan akan memperlakukan dirinya seperti para wanita-wanita terdahulunya, Anne tak mau diperlakukan seperti wanita murahan. Namun dalam hal ini ia tak bisa bernegosiasi, Alan yang memegang kendali dan ia hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan Alan padanya.     

Alan melepas tali pengait bra yang masih terpasang di tubuh Anne, dalam sekali percobaan ia berhasil membuat kedua benda sintal itu bebas dari kain pelindungnya. Terlihat indah dan menggairahkan, apalagi puncak dada Anne sudah mengeras yang menandakan kalau gairah wanita itu sudah terbakar.     

"Ahh, Alan." Desah Anne. Suaranya tercekat saat merasakan lidah Alan yang dingin mulai menyentuh puncak dadanya, ia mengeliat karena permainan Alan yang baru permulaan itu. Tubuhnya bereaksi lebih cepat, nafasnya terengah cepat. Kedua tangan Anne sudah melepaskan spai yang selalu menjadi pegangannya, ia kini meraih rambut Alan dan menjambaknya dengan kuat untuk menyalurkan rasa nikmat yang Alan ciptakan.     

Alan masih memainkan lidahnya di puncak dada Anne, sesekali ia memberikan gigitan kecil yang akan membuat Anne mendesah dengan suara seksinya yang membuat Alan semakin bersemangat. Baru kali ini Alan sangat tergila-gila akan suara erang kenikmatan seorang wanita, karena masih mau mendengar Anne kembali mendesah Alan lalu meraih dada Anne yang lain dan meremasnya dengan kuat. Sesuai dugaan, Anne kembali bereaksi dan itu terlihat sangat seksi di mata Alan.     

"Kau menyukainya?"tanya Alan lirih saat sudah melepaskan puncak dada Anne.     

Anne hanya diam, ia menatap Alan yang kini tak melakukan apa-apa diatas tubuhnya. Nafasnya masih terengah-engah sehingga dadanya terlihat semakin indah saat bergerak naik turun.     

Alan tersenyum melihat wajah Anne yang bersemu merah, perlahan ia menurunkan wajahnya menuju wajah Anne. "Lanjutkan permainanmu tadi sayang, aku sudah tak sabar."     

"Melanjutkan apa?"tanya Anne lirih.     

"Kau tahu apa yang aku mau,"jawab Alan singkat, ia kemudian mengangkat wajahnya kembali dari sisi wajah Anne.     

Wajah Anne merah padam saat berhasil memahami arah pembicaraan Alan. "Kau ingin aku berada diatasmu?"     

"Yes,"     

Setelah mendengar jawaban Alan perlahan Anne mengerakkan tangannya mendorong Alan agar menyingkir dari atas tubuhnya, Alan pun dengan patuh menuruti kemauan Anne. Ia langsung berbaring dan memberikan keleluasaan pada Anne agar bisa memulainya dengan segera, setelah melihat Alan berbaring Anne kemudian duduk dan menyilangkan kedua tangan untuk menutupi dadanya yang tergantung indah tanpa penutup.     

Melihat apa yang Anne lakukan Alan langsung meraih tangan Anne. "Jangan tutupi, aku ingin melihatnya."     

Wajah Anne terasa panas mendengar perkatan Alan dengan sedikit ragu Anne akhirnya melepaskan kedua tangannya dari dadanya, perlahan Anne mulai bergerak. Ia naik ke atas tubuh Alan dan duduk diperut sixpact suaminya itu dengan bingung dan tak tahu harus mulai dari mana.     

"Cium aku,"ucap Alan tiba-tiba, ia menyadari kebingungan Anne saat ini.     

"Tapi tadi kau sudah menciumku, kenapa aku harus menciummu lagi?"tanya Anne bingung.     

Alih-alih menjawab pertanyaan dari sang istri Alan justru tersenyum, ia kemudian bangun dan meraih pinggang ramping Anne dan mengangkatnya karena Alan ingin bersandar pada pinggiran ranjang. Setelah duduk dengan nyaman Alan tiba-tiba meraup kembali puncak dada Anne dan menghisapnya kuat membuat Anne menjerit kaget, apalagi kedua tangan Alan saat ini masih berada dipinggangnya. "Alan..."desah Anne lirih.     

Alan tak menghiraukan panggilan Anne ia terus saja menyesap puncak dada Anne yang sangat kenyal itu, kedua tangannya pun mulai bekerja. Bergerak kearah bokong Anne, menyelinap masuk ke dalam celana yang ia gunakan sehingga saat ini kedua tangan Alan menyentuh bokong Anne secara langsung, Anne mengeliat saat Alan meremas-remas kedua bokongnya secara langsung. Mendapat sentuhan dari Alan bertubi-tubi seperti itu membuat Anne lemas.     

"Keluarkan suaramu sayang, aku ingin mendengarnya,"serak Alan lirih tanpa melapaskan benda kenyal berwarna pink itu dari mulutnya.     

"Arggh Alan!!!"jerit Anne dengan keras saat ia merasakan satu jari Alan menyentuh kewanitaannya tanpa melepas celana yang ia gunakan.     

"Relax..."     

Anne menggigit bibir bawahnya, dadanya melengkung ke belakang saat Alan meraba-raba kewanitaannya dari dalam celana dalamnya. Anne bergerak cepat saat merasakan Alan akan memasukkan jarinya kedalam kewanitaan Anne yang sudah basah karena rangsangan bertubi-tubi dari Alan, ia langsung memegang tangan Alan dengan cepat sehingga membuat payudaranya terlepas dari kuluman Alan dan memberikan sedikit nyeri padanya.     

"Alan no...tidak dengan jari, itu kotor,"ucap Anne terengah-engah sambil menahan tangan Alan yang masih berada dicelananya.     

"Lalu kau mau langsung menggunakan si junior?"tanya Alan sedikit kecewa, ia masih ingin melakukan pemanasan dengan Anne. "Aku akan membuat vaginamu bisa menerima kejantananku dengan baik Anne, supaya tak terasa sakit lagi saat aku mulai memasukimu seperti tadi malam."     

Anne menatap sayu pada Alan yang juga sedang menatapnya, ia menggelengkan kepalanya. Anne tak mau Alan mengaduk-aduk kewanitaannya menggunakan jari. "Jarimu kotor."     

Kedua mata Alan berbinar. "Kau takut itu?"     

Dengan polosnya Anne menganggukkan kepalanya, ia tak menyadari ada senyum serigala yang tersungging diwajah Alan saat ini. Tanpa bicara Alan kemudian menarik tangannya keluar dari celana yang masih terpasang ditubuh Anne kemudian ia mendorong Anne kebelakan secara tiba-tiba sehingga membuat Anne sedikit menjerit karena kaget, belum hilang kekagetan Anne tiba-tiba Alan meraih kancing celana Anne dan langsung menariknya paksa turun dari pinggang Anne menyisakan selembar kain tipis berenda warna merah muda menutupi kewanitaan Anne.     

Setelah membuat tubuh Anne nyaris polos Alan kemudian melepas pakaiannya dari kepala dan langsung melemparnya sembarangan dan melepas celana panjang yang sejak tadi menyiksanya karena membuat juniornya tersiksa. Ketika berhasil melapaskan hampir semua kain yang melekat di tubuhnya Alan kemudian kembali pada Anne, ia langsung meraih kedua kaki Anne dan membukanya lebar. Tanpa melepas kain terakhir yang melekat ditubuh sang istri Alan mendekatkan wajahnya dan langsung menciumi area kewanitaan Anne penuh nafsu.     

"Al..."     

Perkataan Anne terhenti saat Alan menyentuhkan lidahnya di area kewanitaan Anne dan menjilatnya dengan tekanan kuat, tubuh Anne menggeliat saat merasakan lidah suaminya menari-nari di area paling sensitifnya itu. Tangannya kembali mencengkram seprai sembarangan dengan kuat. "Alan...hahhh..."     

Kali ini Alan tak mau menyudahi permainannya dengan mudah, ia masih mencium vagina wanitanya, istrinya yang memberikan keperawanan kepadanya walaupun secara teknis ia yang merebutnya paksa namun tetap saja Anne adalah perawan pertama Alan. Karena itulah ia tergila-gila padanya, tergila-gila pada wanita yang masih polos itu. Permainan Alan membuat Anne memekik dan hampir berteriak keras karenanya, lidah Alan menyeruak masuk ke dalam dirinya dan membuat gerakan meliuk-liuk disana yang membuat Anne semakin menggila. Seluruh tubuh Anne bergetar hebat saat ia merasakan ada sesuatu yang hampir keluar dari dirinya.     

Namun saat Anne akan mencapai puncak tiba-tiba Alan menghentikan aktivitasnya sehingga membuat Anne sedikit kecewa. "Ada apa..?"tanya Anne lirih sambil menatap Alan yang masih berada diantara kedua pahanya.     

"Sekarang giliranmu, puaskan aku." Alan menjawab datar sambil melepas kain terakhir yang melindungi tubuhnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.