I'LL Teach You Marianne

You're amazing



You're amazing

0Nicholas berdiri dengan kepala tertunduk bersama keempat bodyguard dibelakangnya saat Alan keluar dari tenda, jantungnya berdetak 5x lipat lebih cepat saat ini. Ia benar-benar sudah pasrah dan siap mendapatkan hukum pancung dari sang tuan yang terlihat sangat marah itu.     

"Kau tahu kesalahanmu Nick?"tanya Alan dingin.     

Dengan kepala tertunduk Nicholas menggeleng, ia tak berani membuka mulutnya untuk bicara.     

Alan yang sedang sangat tersiksa saat ini karena menahan gejolak nafsu yang sudah sampai dikepalanya berusaha untuk tenang, ia sangat berkonsentrasi untuk menidurkan kembali kejantanannya yang sudah bangun dan sangat menginginkan Anne itu. Di lain sisi ia harus berhadapan dengan Nicholas yang mengacaukan segalanya, ia tak mau terlihat kacau didepan tangan kanannya itu.     

"Pulang dan urus perusahaan, jangan sampai berbuat kesalahan sekecil apapun itu. Aku mau pameran itu berjalan mulus tanpa cela, tanpa cacat dan hanya ada kesempurnaan saja,"ucap Alan tanpa jeda sambil berkacak pinggang.     

Nicholas mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Alan yang berdiri didepannya. "Pulang ke Luksemburg maksud anda Tuan?"     

"Tentu saja, kenapa kau tidakmau? Kau menolak? Kau sudah bosan bekerja denganku?"     

"Tidak, bukan begitu Tuan. Hanya saja saat ini saya seharusnya bersama anda dan menjaga anda dari bahaya yang mengintai, saya yakin Tuan besar pasti tak ingin saya kembali tanpa anda tuan,"jawab Nicholas dengan suara parau.     

Alan tersenyum sinis. "Jangan bawa kakekku, lagipula saat ini aku tak sendiri. Aku bersama istriku, kami sedang HONEYMOON. Tak mungkin bukan jika sepasang pengantin baru terus diikuti oleh orang-orang tak tau diri seperti kalian berlima." Alan sengaja bicara dengan nada keras saat menebut kata honeymoon supaya Nicholas sadar.     

"Tapi Tuan..."     

"Cepat pergi dan pulang ke Luksemburg Nick, aku tak mau mengulang perkataanku lagi untuk kesekian kali,"hardik Alan dengan keras.     

Menyadari sang tuan benar-benar marah Nicholas pun langsung bergegas pergi dari hadapan Alan diikuti keempat bodyguard, mereka berlima langsung menggendong tas ransel masing-masing dan berjalan dengan cepat menuju sebuah mobil yang sudah menunggu tak jauh dari tenda-tenda menakjubkan itu. Sebelum naik ke mobil Nicholas terlihat berbicara dengan seorang wanita yang merupakan staf dari tempat Alan tinggal saat ini, wanita itu berkali-kali menganggukkan kepalanya saat Nicholas bicara. Tak lama kemudian mereka pun masuk kedalam mini bus berwarna hitam itu untuk pergi ke bandara, Nicholas mengembalikan kunci tenda tempatnya bermalam pada wanita yang mengantarnya ke bandara saat ini. Ia juga mengatakan kalau sang tuan akan tetap berada di penginapan nyentrik itu sesuai jadwal, karena itulah ia tak ikut pulang ke Luksemburg. Nicholas pun meminta pada wanita itu untuk tetap mengosongkan satu tenda di samping tenda Alan tanpa mengatakan alasannya dan wanita itupun menyanggupi permintaan Nicholas, karena sebenarnya tenda yang biarkan kosong itu juga sudah dibayar lunas oleh Alan sejak pertama mereka tiba ditempat itu.     

Setelah melihat Nicholas dan keempat penjaganya pergi Alan lalu masuk kembali ke dalam tenda, ia berniat untuk menyelesaikan permainan yang baru ia mulai beberapa saat yang lalu itu. Alan masuk ke dalam tenda dan langsung mengunci pintu tempatnya baru saja masuk itu, ia juga berjalan menuju pintu utama untuk mengunci pintunya akan tetapi ternyata pintu itu sudah dikunci. Sebuah senyum mengembang diwajah Alan.     

"Semuanya aman, tak akan ada lagi orang yang bisa menggangguku kembali." Alan bicara dalam hati saat berjalan menuju ranjang, ketika tiba di tempat peraduannya satu alisnya terangkat saat melihat Anne masih menggulung tubuhnya dengan selimut. Sama persis saat ia meninggalkannya beberapa saat yang lalu.     

Dengan lembut Alan menyentuh tubuh Anne yang terbungkus selimut. "Anne, it's fine."     

Jantung Anne berpacu dengan sangat cepat mendengar suara Alan, ia tak tenang. Anne yakin sekali Alan pasti ingin melanjutkan permaiannya yang terhenti karena Nicholas itu.     

"Anne, aku bicara denganmu. Tatap mata lawan bicaramu Anne, jangan menyembunyikan dirimu seperti ini,"ucap Alan kembali.     

"Nick, tadi dia masuk,"jawab Anne dengan cepat.     

Alan tersenyum, ia kemudian kembali meraih selimut yang dipegang sangat erat oleh Anne itu. "Keluarlah, aku akan mengatakan semuanya."     

Anne yang sedang berusaha mengulur waktu semakin gelisah, ia tahu Alan adalah pria yang tak bisa menunggu lama. Akhirnya dengan hembusan nafas panjang Anne melepaskan tubuhnya dari gulungan selimut tebal berwarna putih itu, karena Anne terlalu heboh menggulung dirinya tadi ia mengalami kesulitan untuk melepaskan selimut itu dari tubuhnya sampai akhirnya Alan yang sudah tak sabar turun tangan. Dalam waktu singkat selimut itu kini sudah tergeletak di lantai pasca Alan melemparnya dengan kesal.     

Kini Anne sudah duduk berhadapan dengan Alan, ia merasa canggung dan serba salah. Anne masih mengingat jelas apa yang ia lakukan beberapa saat yang lalu saat Nicholas tanda dosa tiba-tiba saja muncul dari balik pintu. Mengingat Nicholas yang masuk dari pintu samping Anne langsung menatap pintu itu dan membuat Alan tersenyum.     

"Si brengsek itu sudah aku usir pulang, kau tenang saja,"ucap Alan dengan cepat, ia sepertinya tahu apa yang sedang dipikirkan Anne saat ini.     

Anne mengalihkan wajahnya ke arah Alan. "Kau usir pulang? Pulang ke Luksemburg?"     

Alan menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Hukuman untuknya karena berani masuk kekamar kita seenaknya."     

"Hukuman, hukuman apa lagi?"tanya Anne bingung.     

"Aku menghukum si brengsek itu untuk kembali ke Luksemburg karena dalam beberapa bulan kedepan perusahaan kita akan mengadakan pameran perhiasan dan Nick aku perintahkan mengurus semuanya, jadi nanti saat aku kembali pekerjaanku tak terlalu banyak,"jawab Alan sambil tersenyum.     

Anne memajukan bibirnya tanpa sadar saat Alan bicara dan hal itu membuatnya terlihat sangat menggemaskan, rambut panjangnya yang tergerai indah membuat wajahnya semakin terlihat imut dan membuat Alan tak sabar ingin melahapnya sekarang juga.     

"Lalu kita?"tanya Anne lirih.     

"Kenapa dengan kita?"tanya balik Alan bingung.     

Anne memberanikan diri menatap Alan. "Kapan kita kembali?"     

Shit, aku sudah tak tahan!     

Alan tak menjawab pertanyaan Anne, ia memilih langsung mendatangi Anne dan membuatnya berbaring di tempat tidur. "Kita akan kembali setelah acara honeymoon ini selesai sesuai permintaanmu sebelumnya."     

"Aku tahu maksudnya apakah kita akan...akh.."     

Perkataan Anne terhenti saat Alan langsung meremas dadanya dengan kuat, pria itu juga langsung melumat bibir Anne dengan rakus, memainkan lidahnya didalam mulut Anne. Alan menyesakkan lidahnya masuk mencoba meraih lidah Anne dan memagutnya dengan keras, berbagi saliva dengan Anne sudah menjadi sebuah kenikmatan sendiri untuknya. Alan sudah tak bisa menahan dirinya lebih lama lagi, benda kesayangannya sudah menyiksa dirinya sejak tadi. Terasa sesak dan sempit didalam celananya.     

"Alan..."desah Anne lirih saat tangan kekar Alan mulai meraba-raba pahanya kembali.     

"Ssttt jangan melawan, biarkan aku memuaskanmu sayang,"     

Anne mengeliat saat lidah suaminya menyentuh lehernya dan bermain-main disekitar tulang selangkanya, kini Alan tak mengunci kedua tangan Anne lagi. Ia membiarkan Anne berekspresi, Alan yakin Anne tak akan menolaknya, apalagi Anne lah yang memintanya untuk tetap berada di Tromso. Karena itulah ia tak mau menyia-nyiakan waktunya, Alan terus menggunakan lidahnya untuk menikmati kulit tubuh Anne, turun dari leher menuju bagian atas dadanya yang masih tertutup blouse dengan banyak kancing.     

Sret     

Dalam satu tarikan Alan membuka pakaian Anne, niatnya untuk membukanya dengan apik pun hanya sekedar rencana. Begitu melihat kedua benda kebanggan Anne didepan mata Alan mengerjapkan matanya, meski sudah menikmatinya beberapa kali namun nyatanya ia masih saja terkesima saat melihatnya kembali.     

"Kau luar biasa Anne."     

"Aaah, Al..."     

Bersambung     

Hallo sahabat pembaca \(^_^)/     

Terima kasih sudah menunggu novel saya terbit. Bagi yang ingin membaca novel berikutnya, Saya rekomendasikan novel sahabat saya "dewisetyaningrat" dengan judul "CIUMAN PERTAMA ARUNA" aku yakin kakak-kakak penasaran. So, tambahkan ke daftar pustaka. ^_^     

Salam hangat Anne-Jack     

Dan jangan lupa ikuti kisah Angelica dalam Cruel CEO : The Forgotten Princess, secepatnya Angelica akan di update secara rutin di webnovel tentunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.