I'LL Teach You Marianne

Monster itu bukan Jack



Monster itu bukan Jack

0Anne menghentikan langkahnya saat mendengar ada orang yang memanggil namanya, meskipun samar namun ia yakin kalau yang dipanggil adalah namanya.     

"Secepat inikah aku tertangkap." Anne membatin lirih sambil memejamkan kedua matanya dengan cepat.     

Anne berusaha menutupi ketakutannya, ia kemudian menegakkan tubuhnya kembali untuk segera pergi meninggalkan tempat itu. Akan tetapi tiba-tiba ada sebuah tangan besar mencengkram pundaknya, seketika tubuh Anne pun kembali menegang saat menyadari bahwa yang sedang berada di pundaknya itu adalah tangan seorang laki-laki.     

"Nona…"     

"Jangan, jangan paksa…"     

Anne tak bisa menyelesaikan perkataannya karena si empunya tangan yang menyentuhnya itu membuatnya berbalik badan, Anne hampir berteriak saat diperlakukan seperti itu. Akan tetapi ketika melihat sosok yang menghentikan langkahnya itu, seketika jantung Anne berdetak 10x lipat.     

"Non…"     

"Erick!!!!"     

Anne menjerit keras, menyebut nama Erick asisten Jack yang sangat ia kenal baik.     

Mendapat reaksi seperti itu dari Anne wanita yang dicintai tuannya Erick tersenyum haru, ia bisa merasakan kesedihan yang mendalam pada Anne.     

"Apa yang anda lakukan disini nona?"     

Seketika air mata Anne mengalir deras saat mendengar pertanyaan dari Erick, semua suaranya tercekat di tenggorokan dan membuatnya tak bisa bicara.     

"Nona, apa yang sebenarnya…"     

"Bantu aku Erick, tolong antarkan aku ke London." Anne langsung memotong perkataan Erick dengan cepat.     

Erick tersenyum. "Iya nona, setelah semua acara ini selesai besok saya juga akan datang ke London."     

"No Erick, malam ini. Ayo kita kembali ke London malam ini juga,"sahut Anne dengan cepat.     

"Tapi masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan di kota ini nona, lagi pula saya juga…"     

Bruk     

Anne langsung berlutut di hadapan Erick, sehingga membuat Erick tak bisa menyelesaikan perkataannya.     

"Nona, apa yang anda lakukan?"pekik Erick kaget sembari berusaha untuk membuat Anne bangun dari lantai.     

Anne menatap Erick yang tengah berlutut di depannya, bibirnya bergetar menahan semua ketakutannya akan Alan. "Aku akan mati jika kau tak membawaku pulang ke London secepatnya Erick huhuhu."     

Kedua mata Erick membeliak, ia sangat terkejut mendengar perkataan Anne yang sama sekali tak terduga itu. Perlahan tangan Erick terulur dan ingin menyentuh pundak Anne, namun sebuah teriakan keras dari seorang wanita yang menyebut namanya membuatnya tak melanjutkan niatnya.     

"Erick, apa yang kau lakukan? Kenapa kau berlutut seperti itu? Tuan Antonio mencarimu,"ucap wanita itu dengan cepat tanpa jeda.     

Erick yang masih berlutut didepan Anne tak merespon perkataan sekretaris pribadinya itu, ia justru masih penasaran dengan perkataan terakhir Anne.     

"Erick apa kau mendengarku? Apa yang sedang kau lakukan berlutut di...hahh kak Anne...kau kak Anne kekasih tuan bukan!!"pekik Alice dengan keras saat berhasil melihat sosok yang berada di depan Erick.     

"I-iya Alice, ini aku."     

Alice pun langsung menghambur ke arah Anne, ia berlutut dan langsung memeluk Anne dengan erat. Melepaskan rasa rindunya yang begitu besar pada Anne.     

"Maaf kak, maafkan aku. Waktu itu aku pergi begitu saja, maafkan aku tak berpamitan. Maafkan aku yang egois ini kak, maaf."     

Anne tak mengeluarkan satu patah kata pun saat berada dalam pelukan Alice, ia benar-benar bahagia sampai tak bisa bicara. Satu-satunya hal yang ingin ia lakukan saat ini sudah menangis, meluapkan semua kesakitan dalam dirinya dengan orang yang ia kenal. Suara tangisan Anne begitu memilukan, sehingga membuat Erick semakin merasa bersalah. Ia yakin sekali Anne pasti kecewa berat padanya, rasa bersalahnya pun semakin besar karena meninggalkan Anne begitu saja dua tahun yang lalu.     

Para bodyguard yang sejak tadi panik karena mencarinya yang mendadak hilang kini sudah berhenti di belakangnya dengan nafas tersengal-sengal, mereka benar-benar dibuat panik karena tak menemukan sang tuan.     

"Nona Alice, apa yang anda lakukan? Kenapa anda berlutut di lantai?"tanya seorang bodyguard berkulit hitam dengan suara meninggi, saat melihat Alice memeluk seseorang di lantai.     

Erick menghela nafas panjang, dadanya terasa sesak karena dipenuhi rasa bersalah. "Alice sedang bersama Nyonya."     

"Nyonya?"     

"Istri tuan Jack,"     

Seketika wajah para bodyguard itupun memucat saat mendengar perkataan Erick, mereka yang juga sudah mengenal Anne langsung menatap ke arah Anne yang masih menundukkan wajahnya dipelukan Alice.     

"Ayo menyingkir dari tempat ini tuan,"ucap bodyguard berkulit hitam itu kembali setelah sadar dari keterkejutannya.     

"Oh iya, aku hampir lupa. Ayo pergi ke mobil,"jawab Erick singkat.     

Para bodyguard itu pun langsung bergerak, mereka pun membentuk dua kelompok. Kelompok pertama mengawal Erick menuju mobil dan kelompok kedua membimbing Alice beserta Anne menyusul dari belakang, Alice tak melepaskan pelukannya dari Anne karena tak tega melihat Anne masih terus menangis. Ia yakin sekali Anne pasti sangat sedih dan terluka, karena itulah ia tak mau melepaskan Anne.     

Beruntung sebelumnya Erick pergi ke tempat itu menggunakan limosin, sehingga mereka bisa duduk dengan nyaman di dalam mobil. Meskipun semua orang sudah naik kedalam mobil, namun mereka belum bisa pergi dari tempat itu karena jalan masih sangat padat.     

"Kak, maafkan aku. Maaf kalau waktu itu aku langsung pergi begitu saja, aku tak bermaksud untuk meninggalkanmu sendirian di London. Erick dan aku harus mengurus perusahaan dari orang-orang yang memanfaatkan musibah itu Jadi kami tak sempat berpamitan denganmu, maafkan aku kak. Maafkan Erick juga, kami benar-benar tak punya niat jahat kak,"isak Alice lirih meminta maaf pada Anne dengan tulus, kedua tangannya mencengkram kuat tangan Anne.     

Anne menggelengkan kepalanya. "Aku tahu, kalian pasti sibuk mengurus perusahaan. Aku memaklumi Alice, kau tak perlu meminta maaf seperti itu."     

"Tidak Non ehh Nyonya, seharusnya waktu itu kami mengajakmu juga pulang ke Swiss. Walau bagaimanapun anda punya hak atas semua yang ada di Swiss karena anda dan tuan terikat dalam hubungan pernikahan." Erick langsung menimpali perkataan Alice.     

Anne menatap Erick dengan mata yang penuh air mata, diingatkan soal hubungannya dengan Jack membuatnya semakin hancur.     

"Kak, jangan menangis lagi. Aku benar-benar tak bisa melihatmu menangis seperti ini,"ucap Alice dengan cepat sembari menyeka air mata Anne yang membanjiri wajahnya.     

"A-aku benar-benar aku ingin menghilang dari dunia ini sekarang juga Alice."     

"Jangan bicara seperti itu Nyonya, percayalah Tuan pasti kembali. Aku yakin sekali, jadi jangan putus asa Nyonya. Yang anda harus lakukan saat ini adalah…"     

"Berikan ponselmu Erick." Anne langsung memotong perkataan Erick dengan cepat.     

Tanpa membantah Erick pun menyerahkan ponselnya kepada Anne, Alice yang duduk disebelah Anne pun hanya diam ketika Anne meminta ponsel Erick yang notabene sudah menjadi kekasihnya itu. Alice masih sangat menghormati Anne sebagai wanita Jack, tuannya.     

Tak lama kemudian Anne menyerahkan ponselnya pada Erick. "Lihat itu baik-baik Erick."     

Erick menerima kembali ponselnya dan dibuat bingung saat melihat foto yang baru saja Anne tunjukkan.     

"Kenapa anda menunjuk foto tuan padamu nyonya? Apa yang akan anda…"     

"Alan, Alan Knight Clarke. Nama pria itu,"ucap Anne dengan cepat memotong perkataan Erick.     

Erick terdiam beberapa saat mendengar perkataan Anne, perlahan ia tersenyum dan menatap Anne dengan penuh rasa hormat.     

"Mana mungkin Nyonya, aku adalah orang yang sangat dekat dengan Tuan sejak bertahun-tahun yang lalu. Mana mungkin aku tak bisa mengenali tuanku sendiri, apalagi ini adalah jelas-jelas foto Tuan Jack bagaimana bisa anda mengatakan kalau nama orang ini adalah Alan."     

"A-aku serius Erick, dia Alan bukan Jack. Awalnya aku juga mengira dia Jack, akan tetapi setelah mengenalnya aku yakin monster ini bukan Jack,"sahut Anne histeris.     

"Tapi bagaimana mungkin Nyonya, jelas-jelas foto ini adalah Tuan. Tak mungkin kalau pria ini adalah orang lain, coba lihat Alice. Pria ini benar-benar Tuan atau bukan…"     

"Dia monster Erick, dia sudah memerkosaku. Jack..Jack tak mungkin melakukan itu.."     

Bersambung     

Hallo sahabat pembaca \(^_^)/     

Terima kasih sudah menunggu novel saya terbit. Bagi yang ingin membaca novel berikutnya, Saya rekomendasikan novel sahabat saya "dewisetyaningrat" dengan judul "CIUMAN PERTAMA ARUNA" aku yakin kakak-kakak penasaran. So, tambahkan ke daftar pustaka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.