I'LL Teach You Marianne

Melarikan diri



Melarikan diri

0Karena acara amal yang berlangsung di gedung yang tak jauh dari tempat kemah belum selesai Alan belum bisa melakukan niatnya pada Anne, meski ia sudah tak sabar namun ia masih berusaha menahan diri. Alan tak mau kemesraannya dengan Anne terganggu siapapun, termasuk suara mobil dari para pengusaha yang hadir dalam acara itu. Karena itulah ia memilih berbincang-bincang dengan sang tour guide yang sebelumnya membantu dirinya menemukan tempat kemahnya.      

"Jujur saja tuan Clarke, saya sendiri juga tak bisa berbuat apa-apa. Acara amal itu digagas oleh tuan Antonio Jared yang merupakan seorang pengusaha ternama di kota ini, beliau juga terkenal akan kebaikannya pada sesama. Karena itulah pada saat beliau ingin menggunakan tempat ini sebagai tempat untuk acara amal kami tak bisa berbuat apa-apa, sekali lagi saya mohon maaf atas ketidaknyamanan anda tuan Clarke,"ucap sang tour guide meminta maaf kembali pada Alan.     

"It's ok, jangan dipermasalahkan. Itu diluar kuasa anda Nyonya,"jawab Alan lembut.      

"Tapi tenang Tuan, setelah acara ini selesai semuanya akan kembali seperti semula. Jadi waktu anda menikmati aurora nanti bersama nyonya tak akan terganggu."     

"I hope so," Alan menyahut cepat penuh harap, saat berbicara ia menoleh ke arah Anne yang masih berdiri memperhatikan sekeliling perkemahan itu.      

Tak lama kemudian tour guide itu pun meminta izin untuk menjemput tamu yang lain, karena perkemahan itu terbatas maka pihak pengelola mempekerjakan seorang tour guide untuk memandu para tamu yang akan menginap dan mengantar mereka menuju kamarnya masing-masing. Selain demi kenyamanan para tamu, hal itu juga untuk menghindar tamu ilegal yang tak punya hak untuk menginap tiba-tiba menerobos masuk. Karena itulah setiap malam para tamu yang akan menginap pasti dipandu seorang tour guide, seperti malam ini.      

"Ayo masuk, sampai kapan kau mau berdiri di luar seperti ini?"tanya Alan tiba-tiba membuyarkan lamunan Anne.     

Beruntung Anne sedang berkonsentrasi jadi ia tak gugup saat Alan bicara seperti tadi kepadanya. "Aku masih ingin diluar, langitnya indah."     

"Dari dalam kemah kau juga bisa melihat semuanya dengan nyaman sekali,"jawab Alan dengan cepat.     

Anne menatap mata Alan dengan tajam. "Aku masih ingin diluar,"ujarnya kembali, menolak ajakan Alan masuk ke dalam kemah.      

Alan mengeraskan rahangnya, bersama Anne kesabarannya benar-benar diuji.     

"Baiklah, tapi tidak lebih dari sepuluh menit. Setelah itu kau masuk, suka atau tidak suka."      

"Iya aku mengerti, terima kasih."      

Alan tak menggubris perkataan Anne, dalam hatinya ia mengutuk Anne yang berani menunda-nunda ajakannya untuk bercinta. Tekadnya untuk membuat Anne menyesal pun semakin besar, dalam hatinya ia bersumpah akan membuat Anne mengerang dengan keras di bawah tubuhnya. Setelah menarik nafas panjang Alan lalu masuk ke dalam kemah, ia menugaskan Nicholas dan anak buahnya untuk tetap mengawasi Anne selama ia berada di dalam kemah.      

Kedua mata Anne berkilat penuh semangat saat melihat Alan masuk ke dalam kemah, meski saat ini ia masih diperhatikan Nicholas dan 4 orang bodyguard namun Anne merasa sedikit lega. Setidaknya sang monster utama itu sudah tak berada disekitarnya, kini ia memutar otak kembali agar bisa pergi menyelinap dari pengawasan Nicholas dan para bodyguard.      

"Kalian menginap disini juga?"tanya Anne pelan pada Nicholas.     

"Iya Nyonya, tapi kemah kami berada cukup jauh dari kemah anda dan tuan. Jadi anda tak usah khawatir, kami tak akan mengganggu kalian berdua malam ini,"jawab Nicholas dengan cepat.      

Sialan!      

Anne mengumpat dalam hati setelah mendengar perkataan Nicholas, ia tak mengerti kenapa Nicholas dan para bodyguard itu juga diajak menginap di kemah. Rencananya untuk kabur pun semakin berat karena keberadaan Nicholas dan para bodyguard yang lain, Anne seperti seekor kelinci yang sedang diawasi 5 ekor singa penjaga rasanya saat ini.      

"Apa anda tak ingin masuk ke dalam kemah Nyonya? Tuan sudah menunggu anda,"ucap Nicholas pelan.     

"Nanti, aku masih ingin menikmati udara diluar."      

"Anda akan lebih nyaman jika menikmati Aurora bersama tuan di dalam nyonya." Nicholas kembali menambahkan perkataannya.      

Anne mengibaskan tangannya didepan wajah. "Aku ingin merasakan kebebasan, berada di dekat tuanmu terus menerus membuatku sesak nafas."      

"Tapi kalian berdua suami istri yang sah, sudah seharusnya…"     

Nicholas tak menyelesaikan perkataannya saat melihat tatapan tajam dari Anne yang seperti akan menelannya hidup-hidup, dengan perlahan pria itu pun melangkahkan kakinya mundur perlahan menjauhi Anne. Para bodyguard yang lain pun mengikuti apa yang Nicholas lakukan, berurusan dengan wanita yang sedang marah adalah ide yang sangat buruk.      

Setelah melihat Nicholas pergi menjauh Anne menghela nafas panjang, ia benar-benar dibuat kesal oleh para pria yang berada disekitarnya selama beberapa hari terakhir itu. Ketika sedang mencoba mengisi paru-parunya dengan oksigen baru tiba-tiba ekor mata Anne menatap ke arah gedung kesenian yang tiba-tiba ramai, acara amal yang dilangsungkan di tempat itu rupanya sudah selesai.      

"Aku ingin melihat sisi lain dari kemah ini,"ucap Anne tiba-tiba sambil mengikat rambutnya ala ekor kuda.      

"Saya temani Nyonya."      

Anne mengangkat tangannya ke depan. "Aku bisa sendiri."      

"Tapi Nyonya…"     

"Aku tak akan kabur, percayalah. Jangan takut, aku hanya ingin tahu bagaimana tenda ini dibangun. Itu saja,"sahut Anne dengan cepat.     

Nicholas menghela nafas panjang, ia kemudian mempersilahkan Anne untuk mengitari tenda seorang diri seperti kemauannya. Setelah mendapatkan persetujuan dari Nicholas, Anne pun tak menunggu waktu lama. Ia langsung bergegas melangkah menuju ke sisi tenda yang lain melewati Nicholas beserta para bodyguard yang berdiri menatapnya tanpa berkedip.     

"Aku hanya disekitar tenda,"ucap Anne kembali, menegaskan pada para bodyguard agar tak mengikutinya.      

Para bodyguard itu menganggukkan kepalanya dengan kompak merespon perkataan sang nyonya, mereka tak mau mencari masalah dengan sang nyonya. Awalnya Anne memang hanya berjalan di sekitar tenda, ia memperhatikan tenda sembari mencari celah untuk melarikan diri. Meski kedua mata Anne terlihat fokus pada tenda akan tetapi ekor matanya tetap mencari jalan lain untuk menjauh dari tempat itu, tujuannya kali ini adalah kerumunan yang berada di gedung kesenian yang tak jauh dari tempatnya saat ini. Anne merasa kerumunan orang yang berada di gedung kesenian itu adalah satu-satunya cara untuk nya melarikan diri saat ini.      

Harapan Anne tiba-tiba datang ketika melihat ada beberapa orang yang melintas di belakang tenda menuju jalan setapak yang menghubungkan jalan menuju gedung kesenian, tanpa menunggu lama Anne pun bergegas mengikuti orang-orang itu berjalan dengan cepat di samping kirinya agar tidak terlihat Nicholas dan para bodyguard yang masih berdiri di depan tenda.      

Ketika berhasil sampai di halaman gedung kesenian Anne langsung menyelinap di antara banyak orang, ia menjadi satu-satunya orang yang berpakaian casual tempat itu. Beruntung Anne memiliki wajah cantik, sehingga tak ada yang mengusir dirinya. Anne terus berjalan, berbaur di antara orang-orang itu mencari tahu apakah ada di antara mereka yang akan pergi menuju Inggris. Entah apa yang ada di benak Anne saat ini, tujuannya adalah bisa pergi dari Norwegia bagaimanapun caranya.      

"Anne, nona Anne stop!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.