I'LL Teach You Marianne

Bertemu lagi



Bertemu lagi

0"Lepaskan aku Alan, biarkan aku duduk dengan tenang."     

Kalimat itu terdengar berkali-kali dari Anne saat ia duduk dipangkuan Alan, meskipun statusnya dan Alan saat ini adalah suami istri akan tetapi Anne tetap merasa tak nyaman. Apalagi saat ini banyak mata yang melihat mereka berdua.     

Alan yang masih kesal pada Anne tetap tak melepaskan Anne dari pangkuannya, ia masih terus menahan Anne diatas perutnya dengan sesekali kembali meremas bokong Anne.     

"Alan please stop..."Anne kembali merengek penuh harap.     

"Akan ku lepaskan, tapi kau tahu kan apa syaratnya,"jawab Alan singkat. "Cepat katakan atau selama dalam perjalanan menuju bandara kau akan tetap dalam posisi seperti ini, atau mungkin saat di pesawat aku juga akan membuatmu tetap berada diatas tubuhku."     

"No...ok ok... dengarkan aku baik-baik, aku berjanji tak akan kabur dan atau memikirkan laki-laki lain. A-aku juga akan belajar untuk tetap memikirkanmu,"ucap Alan terbata dengan panik.     

Alan menaikkan satu alisnya. "Belajar?"     

"Iya, beri aku waktu untuk belajar melakukan semua yang kau inginkan. Tapi sekarang turunkan aku, kau sudah berjanji sebelumnya tadi,"jawab Anne dengan cepat.     

Meskipun sebenarnya Alan sangat menyukai posisi Anne yang berada diatas tubuhnya saat ini, namun karena ia sudah berjanji sebelumnya akhirnya Alan pun melepaskan Anne. Membiarkan wanita itu duduk kembali dengan tenang di tempatnya semula, walaupun bisa duduk di kursi kembali akan tetapi ketenangan tak datang pada Anne. Pasalnya Alan masih saja merengkuh tubuhnya, sehingga Anne tak bisa duduk dengan nyaman.     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 50 menit akhirnya mobil yang membawa Alan Knight Clarke beserta istri dan anak buahnya tiba di bandar udara Gardermoen Oslo, karena tiket pesawat menuju Tromso sudah dipesan oleh Nicholas saat dalam perjalanan menuju bandara akhirnya mereka tak menghabiskan banyak waktu saat berada di bandara pasalnya saat ini mereka bisa langsung naik pesawat menuju Tromso.     

"Kau mau kemana?"tanya Alan pada Anne yang beranjak dari kursinya di ruang bisnis.     

"Buang air kecil,"jawab Anne setengah berbisik sambil menunjuk ke arah toilet.     

"Aku antar."     

"Tak usah Alan, ini di pesawat. Lagipula pesawat juga akan terbang sesaat lagi, jadi kau tak bisa berlalu-lalang di jalanan. Aku benar-benar hanya ingin buang air kecil saja Alan." Anne mencoba menyakinkan Alan agar tak mengikutinya ke toilet.     

Alan menatap toilet khusus penumpang bisnis dengan tajam, ia membaca situasi saat ini. Karena merasa toilet tak aman untuk Anne akhirnya Alan memaksa Anne untuk duduk kembali di kursinya.     

"Pesawat akan take off sebentar lagi dan aku tak mau terjadi hal-hal yang tak diinginkan saat kau ada di toilet, jadi lebih baik duduk dulu tunggu kita terbang setelah itu kau baru diizinkan ke toilet,"jawab Alan ketus.     

"Tapi, aku benar-benar ingin buang air kecil Alan,"rengek Anne memelas, kedua tangannya pun sudah diletakan di perut bawah menunjukkan betapa tersiksa dirinya saat ini karena kantung kemihnya sudah penuh urin.     

Melihat Anne seperti itu tiba-tiba membuat Alan bergairah, perlahan ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh sang istri lalu berkata, "Kita baru satu kali berhubungan seks sayang, apa kau sudah tak bisa menahan air seni mu lebih lama lagi?"     

Deg     

Wajah Anne memerah mendengar perkataan Alan, kata-kata Alan yang vulgar itu pun mampu membuat hasratnya untuk pergi ke kamar kecil tertahan. Tanpa bicara Anne lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia tak mau berdekatan dengan Alan. Karena setiap kata yang akan ucapkan selalu membuatnya kesal.     

Senyum Alan tersungging saat melihat Anne langsung tenang, ternyata apa yang baru ia lakukan berhasil membuat Anne tenang. Alan tak mau Anne pergi ke toilet seorang diri, selain karena pesawat akan segera lepas landas di kursi baris belakang menuju toilet banyak sekali laki-laki. Karena itulah Alan berusaha menahan Anne untuk tak pergi seorang diri.     

"Silahkan pasang sabuk pengaman anda Nyonya, dalam beberapa menit kita akan terbang,"ucap seorang pramugari yang sedang melintas menegur Anne dengan ramah.     

"Oh iya maaf."     

Anne pun langsung memasang sabuk pengamannya, padahal Anne awalnya tak mau memasang sabuk pengaman itu karena tekanan dari sabuk pengaman itu diperut akan membuatnya semakin tersiksa. Anne benar-benar harus pergi ke toilet secepatnya saat ini, tak lama setelah Anne memasang sabuk pengamannya pesawat benar-benar mulai mengudara. Getaran yang cukup kuat pada saat pesawat ketika mulai terbang semakin membuat Anne tersiksa dan Alan merasa bersalah, ia bisa melihat dengan jelas wajah Anne yang memerah karena menahan buang air kecil. Dua menit setelah pesawat mulai stabil Alan lalu melepas sabuk pengamannya dan langsung meraih sabuk pengaman Anne untuk dilepaskan.     

"Alan…"     

"Ayo ke toilet,"ucap Alan singkat.     

Anne menganggukkan kepalanya dengan cepat, begitu sabuk pengaman terlepas dari tubuhnya Anne lalu berjalan dengan cepat menuju toilet khusus penumpang bisnis class dan para kru diikuti Alan dibelakang. Begitu menyadari tak ada siapapun di dalam toilet Anne langsung masuk dan lupa mengunci pintu toilet, beruntung ada Alan dibelakangnya yang langsung bertindak cepat dengan memegang handle pintu toilet supaya tidak terbuka saat ini sedang buang air kecil.     

"Benar-benar ceroboh,"gerutu Alan lirih saat mendengar bunyi flush di tekan.     

Dua menit kemudian Anne keluar dari toilet dengan wajah segar karena ia juga membasuh wajahnya menggunakan air untuk menyegarkan diri, tanpa rasa bersalah Anne berjalan menuju kursinya. Ia merasa lega sudah bisa mengosongkan kantung kemihnya, melihat Anne pergi begitu saja membuat Alan menghela nafas panjang. Karena tak mau membuat orang-orang terganggu dengan keberadaannya di depan toilet, akhirnya Alan pun kembali ke kursinya dan duduk dengan tenang disamping Anne yang tengah menatap ke luar jendela.     

Perjalanan dari Oslo menuju Tromso akan membutuhkan waktu sekitar 2 jam dan beruntung saat ini cuaca sedang bersahabat, sehingga mereka tak mengalami masalah dalam penerbangan. Begitu mendarat di Tromso airport Alan dan Anne kembali disambut oleh orang-orang dari hotel, mereka kembali naik mobil yang nyaman menuju tempat menginap. Saat berada dalam perjalanan menuju hotel Alan terlihat sibuk berbicara dengan Nicholas karena membahas Roger Dauglas yang sudah tiba di hotel yang baru ia tinggalkan, beruntung Nicholas sudah bergerak dengan cepat sehingga saat ini dalam daftar tamu grand hotel Oslo nama Alan Knight Clarke sudah tidak ada. Dengan menggunakan kekuasaan keluarga Clarke akhirnya Nicholas berhasil menekan pihak hotel menghapus tentang jejak keberadaan seorang Alan Knight Clarke beserta istri dan orang-orangnya.     

"Bagus, kita lihat setelah ini. Kalau misalkan Roger Dauglas berhasil menemukan keberadaanku lagi maka aku akan menghadapinya secara langsung,"ucap Alan dingin.     

"Tapi Tuan, itu akan terlalu beresiko. Anda tahu kan seperti apa Roger Dauglas, semakin ia ditolak maka semakin bersemangat pula dirinya untuk mengganggu anda,"sahut Nicholas kembali mengingatkan salah satu sifat Roger.     

"Tenang, aku sudah memikirkan hal itu,"jawab Alan pelan sambil tersenyum, ia lalu menunjukkan pesan yang baru ia kirim pada Cassandra Lim.     

"Jadi anda…"     

"Iya, tenanglah. Cassandra sangat berguna untuk waktu-waktu seperti ini,"sahut Alan kembali.     

Nicholas tersenyum mendengar perkataan Alan, ia pun kini merasa tenang karena masalah Roger Dauglas setidaknya bisa diurus dengan baik.     

Sementara itu di sebuah restoran mewah di Tromso terlihat seorang gadis cantik tengah tertawa bahagia, pasca ia mendapatkan kejutan dari seorang pria yang tiba-tiba muncul dengan membawa boneka Teddy bear berukuran sedang.     

"Aku tak percaya kau akan datang ketempat ini, aku kira kau tak suka tempat-tempat dingin seperti ini Aaron…"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.