I'LL Teach You Marianne

Be my woman



Be my woman

0Aaron duduk manis di kursinya tak jauh dari tempat Rose bersama para wartawan lainnya bersiap untuk melakukan siaran langsung di saluran TV mereka masing-masing, karena ia tidak ikut berpartisipasi dalam acara ini alhasil Aaron tidak bisa masuk ke tempat acara berlangsung.     

"Sepertinya acara ini akan sukses besar bos, lihatlah banyak sekali tamu yang hadir." Daniel berbisik pada Aaron, mengomentari banyaknya pengusaha-pengusaha yang hadir dalam acara amal yang sedang berlangsung itu.     

"Aku rasa juga begitu, aku yakin sekali penggagas acara ini pasti bukan orang sembarangan. Mengingat banyaknya tamu yang ikut berpartisipasi dalam acara seperti ini,"ucap Aaron pelan, menimpali perkataan Daniel. Satu-satunya orang yang ia percayai sejak kematian ibunya.     

Daniel yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya tiba-tiba menyerahkan ponselnya itu kepada Aaron.     

"Lihat bos."     

"Antonio Jared, seorang pengusaha hotel ternama di Tromso. Pantas saja acara ini dihadiri banyak orang, ternyata penggagasnya orang yang mempunyai pengaruh cukup besar di kota ini,"gumam Aaron lirih saat membaca profil Antonio Jared, sang penggagas acara amal di Tromso.     

"Sepertinya Antonio Jared itu datang bos, lihatlah banyak sekali wartawan yang mengejar mobil yang baru datang itu,"ujar Daniel tiba-tiba sambil menunjuk kerumunan wartawan yang sedang mencoba mendekati beberapa mobil mewah yang baru saja tiba.     

Secara reflek Aaron pun ikut menatap mobil yang sedang dikerubuti banyak wartawan dan pria berbadan besar itu, kedua matanya menyipit mencoba untuk mempertajam daya lihatnya. Akan tetapi karena banyaknya lampu blitz yang menyala Aaron tak berhasil melihat sosok yang sedang mendapatkan pengawalan super ketat itu, yang ia lihat hanya beberapa orang pria berpakaian serba hitam berjalan menuju tempat acara bersama beberapa orang wanita. Karena tujuannya datang ke Tromso bukan untuk urusan bisnis, akhirnya Aaron mengabaikan orang-orang itu. Aaron lebih memilih untuk menikmati makanan dan minuman yang ada di depan matanya saat ini sembari menikmati langit malam kota Tromso, menunggu Rose selesai menjalankan tugasnya karena ia ingin mengajak gadis itu melihat aurora.      

Mobil berwarna hitam yang membawa Erick dan Alice pun akhirnya tiba di tempat acara, mereka berdua pun langsung disambut dengan penuh hormat oleh semua orang. Erick sebenarnya tak menyukai acara-acara yang memiliki banyak wartawan seperti saat ini, pasalnya ia akan selalu diberikan pertanyaan seputar Jack yang masih belum kembali setelah dua tahun lamanya dan hal itu sangat mengganggu dirinya.     

"Tenang, kita ada di Tromso saat ini. Bukan di Jenewa,"bisik Alice lembut menenangkan Erick, Alice sangat mengerti sekali betapa besarnya ketidaksukaan Erick pada wartawan.      

"Tetap saja, para pencari berita dimana-mana sama Alice. Kau harus tetap hati-hati,"jawab Erick datar.     

Alice menganggukan kepalanya sambil tersenyum merespon perkataan sang kekasih, mereka berdua akhirnya bisa melewati kerumunan wartawan dan masuk ke tempat acara yang sudah hampir dimulai. Karena Muller Finance Internasional merupakan salah satu tamu penting dalam acara ini, secara tidak langsung Erick dan Alice pun mendapatkan pelayanan spesial. Mereka duduk di sebelah meja tuan Antonio dan beberapa orang penting lainnya, tak lama kemudian acara pun dimulai. Tuan Antonio sang tuan rumah acara amal malam ini akhirnya muncul di panggung untuk memberikan beberapa sambutan, semua orang yang hadir pun menatap Tuan Antonio yang sedang berbicara termasuk Erick yang tersenyum kepada pria baik hati itu. Ia benar-benar tidak menyangka seorang tuan Antonio yang dipuja dan disegani banyak orang di Tromso rela menjemputnya di bandara tadi siang, bahkan sampai menyediakan villa pribadinya untuk tempat tinggalnya selama beberapa hari kedepan di Tromso.      

"Saya harap dengan acara ini banyak orang-orang yang tidak beruntung di luar sana bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak setelah mendapatkan bantuan dari kita semua, harapan saya kedepannya semoga acara seperti ini terus dilakukan oleh rekan-rekan yang lain supaya kita bisa saling meringankan beban sesama. Saya yakin dengan kita saling berjabat tangan, dunia yang lebih damai dan aman pasti akan tercipta dengan mudah. Sehingga kita semua bisa hidup bahagia selamanya,"ucap tuan Antonio menutup sambutanya.      

Suara tepuk tangan pun langsung terdengar dengan keras di tempat itu setelah tuan Antonio selesai bicara, setelah tuan Antonio memberikan sambutan acara pun dimulai.     

****     

Sementara itu Anne yang sudah memakai pakaian pemberitahuan Alan masih berdiri didepan kaca, menatap dirinya tanpa berkedip. Ia merasa tidak nyaman dengan pakaian yang sudah terpasang di tubuhnya saat ini, Anne yang tak pernah memiliki g-string merasa sangat tersiksa ketika harus memakai pakaian dalam seksi itu.      

"Kenapa masih dikamar, ayo keluar. Mobil yang akan mengantar kita melihat Aurora sudah menunggu di bawah,"ucap Alan dengan keras saat ini masuk kedalam kamar.      

Anne menatap Alan dengan penuh kebencian. "Kita mau kemana?"     

"Bukankah aku sudah bilang tadi, kita akan melihat Aurora di sebuah tempat yang…"     

"Yang akan kau gunakan untuk menyiksaku bukan." Anne langsung memotong perkataan Alan dengan cepat.      

Alan tersenyum sinis mendengar perkataan Anne, perlahan ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar menuju meja rias dimana Anne berdiri di dekatnya.      

"Kita suami istri Anne, kemanapun aku pergi kau harus bersamaku. Lagipula tempat itu tak mengeram seperti yang ada dalam bayanganmu sayang, tempat itu hanya menjadi lebih privat saja karena tak akan ada siapapun selain kita berdua di sana Jadi kau bisa berteriak dengan keras saat aku memacu tubuh di atasmu."     

Dada Anne terasa sesak mendengar perkataan Alan yang sedang berdiri di belakangnya, ingin sekali rasanya ia mencekik leher Alan dan membuatnya mati.      

Alan sedikit menunduk, mendekati wajah Anne. "Aku ingin setelah tiba disana kita langsung bercinta, karena itulah aku memberikan hadiah untuk aku gunakan. Aku mau melihatmu menggodaku dengan pakaian itu."     

"Orang gila,"umpat Anne spontan.      

"Orang gila? Ya mungkin saja aku sudah gila, tapi kaulah yang harus bertanggung jawab akan kegilaanku Anne,"jawab Alan sambil terkekeh.      

"Aku? Kenapa aku yang ouch.."     

Anne tak bisa menyelesaikan pekerjaannya karena Alan tiba-tiba meraba area sensitifnya dan menekannya menggunakan dua jarinya, sehingga membuat Anne menjerit karena kaget. Meskipun Alan hanya menyentuh area kewanitaan dari luar, akan tetapi tetap saja hal itu menyiksa Anne. Apalagi saat ia dengan sengaja menekan area itu, sehingga membuat Anne langsung bereaksi. Sungguh Anne saat ini mengutuk Alan yang memaksanya memakai g-string yang sangat tipis itu.      

"Malam ini aku akan membuatmu merasakan kenikmatan dunia Anne, aku berjanji tak akan seperti malam itu. Kau pasti menyukainya,"Alan berbisik lirih di telinga Anne dengan nafas yang panas, melihat perubahan wajah Anne saat ia sedikit menyentuhnya membuat Alan bergairah. "Jadilah wanitaku seutuhnya Anne."      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.