I'LL Teach You Marianne

Marry me



Marry me

0Aaron masih fokus dengan laptopnya saat Daniel memberikan keterangan pada polisi, setelah beberapa orang penjaga membawa Marissa ke kantor polisi terdekat mereka diminta datang untuk memberikan keterangan atas apa yang dilakukan oleh Marissa Henderson. Pasalnya Marisa mengelak dan berkata kalau ia tidak bersalah, sampai akhirnya Daniel memberikan bukti rekaman cctv di ruangan Aaron atas apa yang dilakukan oleh Marissa barulah gadis itu diam dan pasrah ketika dibawa ke dalam sel tahanan oleh para polisi.     

"Ayo pulang bos, masalah sudah selesai. Wanita jalang itu tak akan bisa keluar dari penjara ini sebelum ada pengacara yang membantunya,"ucap Daniel pelan saat menghampiri Aaron yang masih duduk tenang di ruang tunggu.      

Aaron yang sedang fokus pada foto-foto Alan nampak tak mendengar perkataan Daniel, sampai akhirnya Daniel kembali berbicara barulah Aaron sadar.      

"Sudah selesai?"     

"Sudah sejak tadi bos, aku bahkan juga sudah melaporkannya padamu tapi kau hanya diam dan tak merespon perkataanku,"jawab Daniel ketus.      

Aaron tersenyum lebar, ia kemudian menutup laptopnya yang masih menampilkan foto-foto Alan. "Ya sudah kalau begitu kita bisa pulang sekarang, aku sudah lelah sekali hari ini."     

Daniel yang tahu kalau pikiran Aaron sedang bercabang tak berkomentar apa-apa mendengar perkataan bosnya itu, ia memiliki untuk diam selama keluar dari kantor polisi mengikuti Aaron dari belakang. Bahkan sampai saat mereka di mobil pun Daniel tak membuka mulutnya sama sekali, ia masih membiarkan Aaron sibuk dengan dunianya sendiri.      

"Apa di dunia ini benar-benar ada orang kembar yang sama persis,"ucap Aaron pelan memecah keheningan.      

Daniel yang sedang mengendarai mobil lalu menatap ke arah spion. "Ada dan banyak, apa kau berpikir kalau pria itu adalah saudara kembar Jackson Patrick Muller bos?"     

"Sepertinya, aku merasa pria ini benar bernama Alan bukan Jackson Patrick Muller. Meski wajah mereka sama persis namun aku yakin Jackson dan orang ini adalah dua orang yang berbeda,"jawab Aaron pelan.      

Daniel tak merespon lagi perkataan Aaron, pasalnya mereka sudah sampai di rumah mewah milik Aaron. Ketika mobil Aaron akan masuk ke pintu gerbang terlihat seorang gadis tengah berdiri disamping mobil melambaikan tangan ke arah mobil yang Aaron naiki.      

"Rose...bos ada nona Rose,"ucap Daniel dengan cepat sambil menginjak rem mobilnya.     

"Dimana?"     

"Di depan."     

Tanpa berbicara lagi Aaron segera turun dari mobil dan menghampiri Rose yang berdiri di samping mobilnya sambil tersenyum.     

"Baru pulang semalam ini?"tanya Rose lembut.      

Aaron langsung meraih kedua tangan rose dengan menggenggamnya kuat. "Kenapa tidak masuk?"     

"Aku hanya mampir, sebenarnya aku sudah mau pulang tapi secara tidak sengaja aku melihat mobilmu datang. Jadi aku putuskan untuk menunggumu lebih lama lagi disini,"jawab Rose jujur.     

Aaron langsung merangkul tubuh Rose dengan cepat, ia tahu kalau gadis itu pasti sudah menunggunya cukup lama diluar mengingat betapa dinginnya jari-jari Rose yang saat ini ia genggam.     

"Lain kali meskipun aku belum sampai rumah, ketika kau datang langsung saja masuk. Aku tak mau kau menunggu di luar seperti ini bagaimana kalau ada orang jahat yang mengganggumu," ucap Aaron pelan saat sedang memeluk tubuh Rose.      

Rose tersenyum. "Tak akan ada orang jahat yang berani masuk ke dalam komplek The Bolton, mereka pasti akan berpikir dua kali jika membuat kerusuhan di kompleks perumahan mewah seperti ini."     

"Tetap saja Rose, orang berbuat jahat bukan hanya karena ada niat saja tapi ketika ia melihat ada kesempatan maka orang itu bisa berbuat jahat. Jadi jangan pernah lakukan hal-hal seperti itu, aku tak mau kau terlibat dalam masalah," sahut Aaron dengan cepat sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Rose.      

Rose menepuk-nepuk punggung Aaron agar melepaskan pelukannya, ia merasa tak nyaman dipeluk sekuat itu.      

Aaron melepaskan pelukannya dan menatap wajah Rose yang terlihat sangat kelelahan. "Kau juga baru pulang bekerja selarut ini?"     

"Iya, bekerja pada hari terakhirku sebagai wartawan,"jawab Rose lirih.      

"Apa maksudnya?"     

"Aku dipecat Aaron, kau tahu lah persaingan dunia kerja seperti apa. Dan yah karena aku tak bisa bertahan akhirnya aku tersingkir,"jawab Rose datar, suaranya terdengar sedikit bergetar menunjukkan kesedihan yang mendalam.      

Mendengar perkataan Rose membuat Aaron membelalakan kedua matanya, ia tak percaya wartawan sekelas Rose bisa dipecat dari perusahaannya. Pasalnya Aaron sangat tahu betapa bertanggung jawabnya Rose atas pekerjaannya, karena itu ia sangat terkejut ketika mendengar pengakuan dari wanita yang sudah resmi menjalin hubungan asmara dengannya itu. Karena udara malam semakin dingin Aaron pun mengajak Rose masuk ke dalam rumah, para pelayan yang melihat tuannya membawa pulang seorang gadis langsung bertindak cepat. Mereka mengajak Rose berganti pakaian yang lebih hangat pasalnya wajah Rose terlihat pucat.      

"Famous media, kantor itu berani memecat kekasihku Daniel. Cari tahu siapa direkturnya, aku ingin memberi pelajaran padanya,"ucap Aaron ketus saat Daniel berjalan mendekatinya.      

"Nona Rose dipecat?"tanya Daniel kaget.      

"Ya, secara tidak hormat."      

Daniel semakin mendelik, ia tak percaya putri Menteri pertahanan portugal dipecat secara tak hormat seperti itu dari kantornya.      

"Cari tau penyebab Rose dipecat dan berikan padaku nomor telepon direktur dari Famous media, aku ingin berkenalan secara langsung pada direktur perusahaan itu secepatnya,"ujar Aaron kembali memberikan perintah yang tak bisa dibantah oleh Daniel.      

"Baik bos, aku akan mencari tahu penyebab Nona Rose mendapatkan masalah seperti ini. Aku juga akan mencari tahu siapa nama direktur dari perusahaan majalah sialan itu."     

Aaron menipiskan bibirnya mendengar perkataan Daniel, kedua matanya berkilat penuh amarah saat mengetahui Rose mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari perusahaan majalah yang mampu ia beli dengan sangat mudah itu. Namun karena belum tahu apa yang sebenarnya terjadi Aaron tak bisa bertindak gegabah, ia masih harus memikirkan banyak hal lain sebelum mengambil keputusan. Setidaknya sampai ia mendengar penjelasan secara detail dari Rose yang saat ini dibantu para pelayannya, karena tahu Rose akan lama Aaron pun memutuskan untuk berganti pakaian tak lama setelah Daniel pergi dari hadapannya untuk melakukan tugas yang baru saja ia berikan.     

Daniel yang sebenarnya ingin segera berbaring di ranjang empuknya kini harus kembali bekerja, bukan hal yang sulit untuk seorang Daniel mencari tahu apa yang terjadi di Famous media kantor tempat Rose bekerja. Dengan menggunakan koneksi yang ia miliki Daniel berhasil mendapatkan informasi yang sangat ingin Aaron dapatkan, kedua matanya menyipit saat melihat sosok gadis cantik di balik pemecatan Rose hari ini.      

"Cih dia lagi, sepertinya wanita ini memang sudah tak punya urat malu,"celetuk Daniel lirih saat melihat sosok penyebab Rose kehilangan pekerjaannya.      

      

***      

Setelah berganti pakaian yang lebih hangat Rose turun menuju lantai satu tempat dimana Aaron sedang duduk di dekat perapian, Aaron yang sedang menikmati segelas coklat hangat tersenyum ketika melihat Rose berjalan ke arahnya.      

"Bagaimana perasaanmu?",     

Rose tersenyum. "Much better than before.     

"Good, duduklah dan minum coklat hangatmu,"ucap Aaron lembut sembari menunjuk segelas coklat hangat yang ada di atas meja.      

Dengan wajah berbinar Rose mendekati meja dan meraih coklat hangatnya, sebagai sesama orang yang memiliki penyakit maag Rose tahu kalau Aaron tidak bisa menahan lapar terlalu lama sama seperti dirinya. Oleh karena itu ia hanya tersenyum ketika melihat berbagai cookies di atas piring.      

"Apa rencanamu selanjutnya?"tanya Aaron singkat.      

Rose menggelengkan kepalanya. "Aku tak tahu."     

"Kalau begitu menikahlah denganku Rose,"ucap Aaron dengan penuh keyakinan.      

Beruntung Rose sudah meletakkan coklat hangatnya diatas meja, kalau tidak pasti coklat hangat itu akan jatuh dan mengotori pakaiannya saat mendengar perkataan Aaron.     

"Are you kidding me?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.