I'LL Teach You Marianne

Masih berharap



Masih berharap

0Ganke Inc Production     

Sejak pembicaraan terakhirnya dengan Stefi mod Leon langsung rusak, selama di kantor ia sama sekali tidak fokus dan sudah tak terhitung berapa karyawan yang terkena imbasnya. Hanya Wayne satu-satunya orang yang tak terkena amarah Leon meski ia selalu berada di belakang Leon.      

"Rasanya aku benar-benar sudah muak dengan wanita itu, kalau saja tidak ingat dosa aku sudah membunuhnya sejak 2 tahun yang lalu,"ucap Leon dingin dengan tangan terkepal diatas meja.      

Wayne yang sejak tadi menjadi pendengar yang baik perlahan mendekati tuannya yang duduk di kursi kebesarannya. "Saya bisa menyingkirkan wanita itu dengan mudah Tuan, jika anda mau."     

"Jangan Wayne, aku tak mau kau mengotori tanganmu dengan darah perempuan gila itu."     

"Lalu apa yang harus saya lakukan Tuan?"     

Leon memukul-mukul meja dengan perlahan. "Buat dia gila secara perlahan, aku ingin membuatnya hidup seperti di neraka."     

"Bagaimana caranya Tuan?"tanya Wayne dengan cepat.      

"Skandal, aku akan membawa orang-orang yang mengenalnya dulu ke London. Stefi adalah seorang wanita miskin yang penuh dengan hutang karena keluarganya, ia terpaksa pergi ke kota untuk mengadu nasib. Sampai akhirnya ia ditolong Marianne saat akan diculik para perampok yang sudah menguras uangnya, selama ini Stefi selalu berkoar-koar kalau dia adalah seorang wanita terhormat yang memiliki keluarga sempurna sebelum menikah denganku. Oleh karena itu aku ingin membongkar semua rahasianya itu sekarang, sehingga ia tak memiliki nyali kembali untuk muncul di depan publik. Dengan begitu dia pasti akan tertekan dan mulai menjadi gila jika tak bisa menyalurkan hobinya berbelanja dan bergosip dengan teman-teman sosialitanya yang lain,"jawab Leon panjang lebar.      

"Bagus Tuan, itu adalah ide yang bagus dan sempurna. Aku yakin Stefi pasti tak bisa berkutik saat identitas aslinya terbongkar,"sahut Wayne penuh semangat.     

"Dan setelah Stefi hancur aku akan mengirimkan seorang pemuda kepadanya yang akan membantuku mendapatkan scandal perselingkuhannya, dengan begitu sangat mudah untukku menceraikan wanita gila itu,"imbuh Leon kembali, kedua matanya berkilat saat berbicara. Hasratnya untuk menyingkirkan Stefi benar-benar sudah sangat besar, Leon sudah sangat jijik pada Stefi yang selalu menjebaknya dengan obat perangsang untuk bercinta.      

"Lalu sekarang saya harus melakukan apa Tuan?"tanya Wayne dengan suara meninggi.     

Leon tersenyum mendengar semangat Wayne. "Pulang ke Jerman, cari orang-orang yang mengenal Stefi di kampung halamannya. Bawa uang, suap mereka. Biasanya orang miskin akan melakukan apapun demi uang, apalagi jika uang itu dalam jumlah banyak."     

"Siap Tuan, siang ini saya akan langsung terbang ke Jerman. Saya akan meminta salah satu anak buah saya untuk menjaga anda sementara saya ke Jerman, Tuan"     

"Tak perlu Wayne, selama kau di Jerman aku akan pergi ke Luksemburg. Aku ingin mencari Marianne, dari info yang aku dengar Marianne belum juga kembali ke London. Dia masih ada di negara kecil itu, aku harus memastikan kalau istriku itu baik-baik saja,"sahut Leon dengan cepat, saat membahas Anne kedua pipinya bersemu merah. Leon sudah sangat tergila-gila pada Anne, dalam otaknya hanya ada nama Anne saat ini.      

"Nyonya belum kembali ke London?"tanya Wayne kaget, ia sudah menyebut Anne sebagai nyonya karena Leon hanya mengakui Anne sebagai istrinya.      

Leon menggelengkan kepalanya merespon perkataan Wayne. "Dia bahkan cuti kuliah selama 1 tahun Wayne, perasaanku tak nyaman. Karena itu aku harus mencarinya ke Luksemburg, akan kubawa pulang kembali Marianne ke sisiku. Hanya dia satu-satunya wanita yang pantas menyandang gelar sebagai Nyonya ganke, hanya Marianne satu-satunya wanita yang akan melahirkan anak-anakku."      

"Baiklah kalau begitu saya akan mengurus penerbangan kita sekarang juga Tuan, supaya malam ini kita bisa berangkat ke Jerman,"sahut Wayne dengan cepat, setelah berkata seperti itu ia kemudian pergi meninggalkan ruangan sang tuan untuk menghubungi pilot pribadi pesawat jet Ganke Inc Production supaya bersiap.      

Setelah Wayne pergi Leon kemudian mengeluarkan foto yang tersimpan di sebuah pigura kecil yang ia letakkan di dalam laci meja kerjanya, kedua matanya menatap sayu pada foto Anne yang tersenyum lebar saat sedang bersama teman-teman kuliahnya. Perlahan Leon meraba foto Anne dan menciumnya penuh cinta.      

"Maafkan aku yang bodoh ini Marianne, setelah aku menyingkirkan wanita penggoda itu kita bisa hidup bahagia bersama. Aku ingin memulai semuanya denganmu dari awal, seperti keinginan mendiang nenek yang ingin melihat kita bahagia. Maafkan aku Marianne, aku dulu dibutakan oleh Stefi. Aku termakan kata-kata manisnya, tapi kau jangan khawatir Marianne. Saat ini hanya ada namamu didalam hatiku, hanya ada wajahmu yang selalu aku bayangkan tiap malam dan hanya ada namamu yang aku sebut dalam doa siang dan malamku, kita akan bahagia Marianne. Percaya padaku, aku mencintaimu sayang… sangat mencintaimu,"ucap Leon lirih dengan mata berkaca-kaca menatap dalam foto cantik Anne dengan rambut panjangnya, karena tak mau ada yang mengganggunya Leon lalu mengunci pintu ruangannya. Ia ingin tidur sejenak sambil memeluk foto Anne, memeluk foto wanita yang ia sia-siakan sejak hari pertama mereka bertemu 5 tahun yang lalu. Wanita yang dulunya sangat ia benci kini berhasil mencuri semua sisi dalam hatinya.      

Leon menutup matanya sambil duduk bersandar di kursinya dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja.      

"Aku akan membawamu pulang sayang, kekasihku Marianne,"gumam Leon lirih saat akan pergi ke alam mimpi.      

***     

"Hatchi...akh kenapa aku tiba-tiba bersin seperti ini,"ucap Anne lirih saat sedang mengeringkan rambutnya di depan kaca. "Ini gara-gara Alan brengsek yang tak ada puasnya, bisa-bisanya dia melakukan itu lagi saat di kamar mandi."      

Alan yang baru keluar dari kamar mandi lalu berkacak pinggang di samping meja rias tempat Anne duduk pura-pura marah. "Kau menyalahkan aku?"     

"Jelas, memangnya siapa lagi yang bisa disalahkan,"jawab Anne ketus tanpa mengalihkan pandangannya dari kaca.      

"Kau yang memancingku Anne, jadi jangan salahkan aku jika aku menyentuhmu lagi dikamar mandi."     

Brak     

Anne meletakkan sisir yang ia pegang diatas meja rias dengan kasar.      

"Bisa-bisanya kau menyalahkan aku, jelas-jelas kau yang memaksaku untuk itu disaat aku sudah selesai mandi,"sahut Anne dengan keras     

Alan menipiskan bibirnya melihat Anne marah, melihat Anne marah seperti itu Alan justru senang. Ada kesenangan tersendiri saat melihat Anne marah-marah. Perlahan Alan mendekati Anne dan berdiri tepat di belakangnya, menatap ke arah kaca yang juga sedang ditatap Anne.      

"Memaksa untuk itu, 'itu' apa maksudmu Anne? Aku tak mengerti?"     

Wajah Anne memerah mendengar perkataan Alan. "Lebih baik sekarang kau cepat pakai bajumu, aku tak mau orang-orang menunggu kita terlalu lama."      

Mendengar perkataan Anne membuat Alan langsung berdiri tegak, bersikap sempurna sambil memberikan pose hormat. "Yes, ma'am."      

"Alan!! Kau benar-benar mesum!!"jerit Anne dengan keras, rupanya saat Alan berdiri dalam sikap sempurna handuk yang melilit pinggangnya terjatuh sehingga seluruh tubuh Alan terlihat dengan jelas.     

Melihat deretan otot keras dan bulu-bulu halus di sekitar perut bawah Alan membuat darah Anne kembali berdesir.      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.