I'LL Teach You Marianne

Jack Vs Alan



Jack Vs Alan

0"J-jack…"     

Alan yang sedang mengagumi kecantikan gadis yang ada dalam pelukannya itu, seketika tersadar saat mendengar gadis yang ia tolong itu menyebut nama orang lain. Dengan cepat Alan membantu Anne berdiri dengan tegak.      

"Anda tak apa-apa bukan nona?"tanya Alan ramah pada Anne yang wajahnya masih sepucat kertas.     

Nicholas yang berdiri dibelakang Alan merasa sedikit terganggu dengan sikap Anne, ia pun langsung maju dan melambaikan tangannya tepat di depan wajah Anne.      

"Halo nona, tuanku sedang bertanya pada anda,"ucap Nicholas ketus saat sudah menurunkan tangannya dari hadapan Anne.     

"A-aku baik-baik saja…"     

"Baguslah, kalau begitu ayo pergi Tuan. Jadwal anda penuh hari ini." Nicholas langsung memotong perkataan Anne dan mengajak Alan meninggalkan tempat itu.      

Alan yang memang memiliki jadwal yang sangat padat hari ini selalu mengikuti instruksi yang diberikan oleh Nicholas, ia berjalan pergi meninggalkan Anne yang saat ini sudah berlutut dan memegangi dadanya yang terasa sakit. Anne tak menyangka akan bertemu dengan sosok pria yang sangat ia rindukan, air matanya pun langsung membasahi wajahnya. Sementara itu Alan yang sudah masuk ke dalam mobil sempat melihat ke arah Anne.     

"Jangan hiraukan Tuan, gadis-gadis jaman sekarang memang seperti itu. Mereka pandai sekali berakting untuk mendapatkan simpati para pria, apalagi pria kaya seperti anda,"ucap Nicholas ketus, mengomentari Anne yang sedang dilihat oleh Alan.     

"Iya kau benar Nick, Cassandra, Andriana dan gadis-gadis lainnya yang aku kenal juga melakukan apa yang dilakukan oleh gadis itu,"jawab Alan dengan cepat sembari menaikan kaca mobilnya.      

"Nah itu anda tahu, apalagi gadis itu. Aku yakin dia pasti gadis miskin yang sudah menargetkan anda dan pura-pura terjatuh setelah menabrak para bodyguard, benar-benar gadis licik,"imbuh Nicholas penuh emosi, ia merasa apa yang dilakukan Anne tadi sudah dipersiapkan sebelumnya. Karena itulah ia sangat kesal sekali saat ini.      

"Ya sudah Nick, abaikan saja. Toh kita tak akan bertemu dengannya lagi, biarkan saja,"ucap Alan datar sambil membuka pesan yang masuk kedalam ponselnya.      

Nicholas hanya mendengus kesal mendengar perkataan sang tuan, ia tahu kalau tuannya itu terlalu baik. Karena itulah banyak sekali gadis yang berusaha memanfaatkan kebaikannya, meskipun setiap gadis yang selalu dekat dengan Alan selalu berakhir diatas ranjang besar milik Alan. Namun tetap saja Nicholas kesal pada gadis-gadis miskin yang dianggapnya seperti hama yang siap merangkak ke atas untuk mendapatkan kedudukan, meskipun harus menggunakan cara murahan seperti yang dilakukan oleh Anne tadi di depan restoran.      

Sementara itu seorang wanita paruh baya baik hati terlihat menolong Anne, ia mendekati Anne dan bertanya apakah Anne terluka atau tidak. Apakah Anne membutuhkan bantuan atau tidak, pasalnya ia merasa khawatir melihat Anne menangis sambil memegangi dadanya.      

"Memang kadang kita perlu menangis karena kita manusia, tapi ingat nak menangis tak akan menyelesaikan masalah. Kalau kau punya masalah hadapi dan cari jalan keluarnya nak, jangan menangis seperti ini,"ucap sang  wanita paruh baya itu dengan lembut.     

"Iya Nyonya, terima kasih. Saya sudah lebih tenang sekarang,"jawab Anne lirih sambil menyeka air mata yang masih tersisa di wajahnya.      

Wanita paruh baya itu tersenyum dan meraih wajah Anne lalu berkata, "Kau cantik sekali nak, sangat cantik. Jangan tangisi pria yang menyakitimu, diluar sana masih banyak pria baik hati yang mengantri untuk mendapatkan cintamu."     

Anne menganggukkan kepalanya, ia tersenyum saat menyadari kalau wanita baik yang berada di hadapannya saat ini mengira dirinya baru bertengkar dengan seorang pria.      

"Baiklah kalau begitu saya permisi, saya harus melanjutkannya perjalanan saya lagi,"pamit sang wanita asing itu pada Anne.     

"Apa anda perlu diantar nyonya?"tanya Anne pelan menawarkan bantuan.     

"Akh tidak usah, tujuanku sudah tak jauh lagi. Kau pulanglah nak, tak baik seorang gadis cantik sepertimu menangis di depan restoran ini seperti tadi. Air matamu terlalu mahal untuk menangisi seorang pria nak,"jawab wanita itu kembali.      

"Iya saya mengerti nyonya,"sahut Anne pelan.      

"Gadis pintar, ya sudah saya permisi. Semoga dilain waktu kita bertemu kembali."     

"Terima kasih bantuannya nyonya." Anne langsung mengucapkan terima kasih dengan tulus pada wanita yang mulai berjalan menjauh darinya itu.      

Setelah wanita paruh baya itu pergi Anne kembali teringat akan pria yang mirip sekali dengan Jack itu, kedua matanya pun kembali terasa panas saat mengingat tentang apa yang baru saja terjadi.      

"Aku tak percaya bisa melihat seorang Alan Knight Clarke di restoran ini."     

"Iya kau benar, sungguh kesempatan yang luar biasa sekali."     

"Akh nantinya tempat ini akan kujadikan restoran favorit kalau begitu, siapa tahu kita bisa bertemu Tuan muda kaya raya itu."     

"Hahaha ide bagus, baiklah kita harus datang ke restoran ini mulai besok. Siapa tahu seorang Alan Knight Clarke akan jatuh cinta pada salah satu diantara kita bukan hahaha."      

Gelak tawa para gadis muda yang cantik dan seksi terdengar sangat keras ketika membicarakan Alan Knight Clarke yang baru saja pergi, Anne yang berdiri tak jauh dari tempat para gadis itu bisa mendengar semua yang mereka bicarakan.      

"Alan... siapa Alan...eh maaf apakah saya boleh bertanya?"     

Anne yang sedang bergumam karena mengingat nama Alan langsung menghentikan langkah seorang pelayan pria yang baru saja keluar dari restoran.     

"Oh iya nona, ada yang bisa saya bantu?"tanya pelayan pria itu dengan ramah.     

"Alan, tadi saya mendengar para gadis itu menyebut nama Alan berulang-ulang saat keluar dari restoran ini. Saya penasaran memangnya siapa itu Alan,"ucap Anne pelan langsung menanyakan rasa ingin tahu yang sejak tadi berputar-putar di kepalanya.      

Pelayan pria itu nampak terkejut saat mendengar dan bertanya soal Alan  kepada dirinya.      

"Anda warga Luxembourg bukan?"tanya pelayan itu kembali pada Anne.     

Anne tersenyum. "Bukan, saya turis."     

"Turis? Tapi bahasa…"     

"Saya warga negara Jerman,"sahut Anne dengan cepat memotong perkataan pelayan yang berdiri di hadapannya itu.     

"Oh pantas saja anda tak kesulitan bicara bicara dengan warga Luxembourg, baiklah jadi begini Nona. Alan yang sejak tadi dibicarakan para gadis itu adalah pangeran kota ini, satu-satunya pewaris dari kerajaan bisnis keluarga Clarke yang bernama lengkap Alan Knight Clarke,"ucap sang pelayan dengan lantang.      

"Alan Knight Clarke…"     

"Sebentar... sebentar saya cari dulu."Pelayan restoran itu kembali memotong perkataan Anne sambil memainkan ponselnya.      

"Yass...ini, lihatlah ini. Ini sang pangeran kota ini Alan Knight Clarke, pria tampan 2020 yang masih single sampai detik ini,"pekik sang pelayan sembari menunjukkan ponselnya kepada Anne, dimana di layar ponsel pelayan itu sedang menunjukkan foto seorang Alan Knight Clarke yang sedang berdiri bersama kakeknya tuan David Clarke didepan perusahaan raksasa mereka.      

Deg     

Deg     

Jantung Anne berpacu dengan sangat cepat, kedua matanya pun langsung membulat sempurna saat melihat foto yang ada di ponsel sang pelayan.     

"Jack…"ucap Anne lirih saat melihat foto Alan.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.