I'LL Teach You Marianne

Want you, so badly



Want you, so badly

0Anne terbangun saat matahari sudah tinggi, meskipun saat ini diluar hari sudah panas namun di dalam kamar suasana masih dingin dan nyaman sehingga membuat Anne enggak beranjak dari ranjang. Anne membuka matanya lebar dan teringat apa yang sudah ia lalui tadi malam bersama Jack, bahkan tadi pagi saat ia terbangun karena harus pergi ke kamar mandi Jack kembali menyerangnya dan lagi-lagi membuatnya terkapar tak berdaya.     

Saat ini seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, bukan hanya di area pangkal pahanya saja. Namun hampir semua persendiannya lunglai, bak agar-agar. Masih terasa lemas dan tak mampu menopang tubuhnya, Jack benar-benar membuatnya kewalahan.     

Karena haus Anne berusaha meraih gelas yang ada di atas nakas, akan tetapi karena jangkauannya terlalu jauh alhasil gelas itu bergeser, tak mampu tertahan olehnya dan langsung jatuh ke lantai. Seketika bunyi pecahan gelas itu membuat pintu balkon yang sebelumnya tertutup langsung terbuka.     

"Anne, apa yang kau lakukan?"pekik Jack panik, Jack muncul dari balik tirai yang tertutup dengan tergesa-gesa.     

Anne mencengkram ujung selimut yang sedang menutupi tubuhnya saat melihat tubuh Jack yang berkilat karena keringat, rupanya Jack sedang melakukan yoga di balkon. Ia berolahraga untuk mengembalikan energinya yang sudah terkuras habis tadi malam dan pagi tadi, Jack harus tetap fit karena aktivitasnya dengan Anne masih panjang.     

Melihat Anne diam saja Jack tak sabar, dengan cepat ia mendekati ranjang namun tiba-tiba Anne mengangkat satu tangannya kedepan.     

"Ada pecahan gelas di bawah, kau harus hati-hati,"ucap Anne pelan memperingatkan Jack.     

Jack menoleh ke arah samping ranjang dan terkejut saat melihat ada pecahan gelas berserakan, tanpa pikir panjang Jack menggunakan tisu mengambil satu persatu pecahan kaca itu dari lantai dan meletakkannya ke dalam tempat sampah khusus yang ada di kamar. Setelah yakin tak ada pecahan gelas yang tersisa di lantai, Jack kemudian mengambil kain bersih untuk mengeringkan tumpahan air di lantai supaya tidak mencelakai dirinya ataupun Anne.     

"Aku haus, Jack."     

Ucapan Anne menyadarkan Jack yang sedang fokus bekerja.     

"Kau haus?"     

Anne menganggukkan kepalanya merespon perkataan Jack.     

Jack terkekeh melihat ekspresi wajah Anne, ia kemudian berjalan menuju kulkas dan mengeluarkan satu botol air mineral yang masih tersegel. Dengan sekali percobaan Jack berhasil membuka penutup botol itu dan bergegas menyerahkannya pada Anne.     

Anne langsung menenggak habis air dalam botol yang baru saja diberikan Jack, ia benar-benar kehausan. Aktivitas panasnya dengan Jack benar-benar menguras semua energinya, Jack tersenyum melihat cara Anne minum. Ia menyipitkan matanya saat melihat tanda merah hasil buatannya muncul dari balik selimut yang sudah turun kebawah.     

"Semua tanda itu baru akan hilang setelah tiga hari,"ucap Jack pelan.     

Anne menyeka bibirnya yang basah karena air. "Apa maksudmu?"     

"Hickey, aku membicarakan itu."     

Anne yang sadar langsung menaikkan selimutnya lebih tinggi lagi. "Ini salahmu, kau terlalu berlebihan."     

Jack terkekeh, perlahan ia naik ke atas ranjang. Mendekati Anne yang makin mencengkram erat selimutnya.     

"Jack, aku lelah. Aku sudah tak punya tenaga."     

"I know, karena itu aku tak akan melakukannya sekarang,"jawab Jack dengan cepat.     

Anne manatap Jack yang hanya berjarak beberapa centi di hadapannya itu dengan tatapan yang tak dapat dideskripsikan. "Aku masih belum memaafkanmu."     

"Aku tahu, tapi aku tak perduli."     

"Tak peduli?!"pekik Anne dengan suara meninggi.     

Jack tersenyum, ia kemudian meraih wajah Anne dan mendaratkan ciuman di bibir Anne dengan lembut. "Aku tak peduli sudah dimaafkan atau belum, selama kau ada disisiku itu sudah cukup."     

"Jack...akh…"     

Anne tak bisa bergerak karena Jack kembali mengambil kuasa atas tubuhnya, Jack sudah berada diatas tubuhnya kembali.     

"Jangan Jack, aku lelah sekali,"ucap Anne lirih.     

"Kau lelah tapi masih punya tenaga untuk berdebat denganku?"     

"Itu bukan berdebat, aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya lagipula… hmmm jackkk.."     

Anne menghentikan ucapannya saat Jack meremas salah satu dadanya dengan sedikit keras. "Teruskan Anne, lagipula apa?"     

"Lagipula aku...aku sudah memaafkanmu."     

Jack langsung menghentikan perbuatannya, Jack tersenyum lebar penuh kemenangan saat berhasil membuat Anne mengucapkan kata maaf untuknya.     

"Sekarang lepaskan aku, aku harus mandi Jack. Aku tak mungkin seperti ini terus diatas ranjang,"pinta Anne lirih setengah memohon.     

"Memangnya kau mau kemana harus mandi, kau tak membutuhkan itu Anne."     

"Jack... tubuhku lengket dan sangat tidak nyaman, lagipula mana mungkin aku tak mandi setelah…"     

Ucapan Anne terhenti saat Jack sudah mendaratkan ciuman di lehernya, darahnya berdesir saat merasakan bibir basah Jack menyentuh kulitnya. Ciuman Jack, sentuhannya membuat Anne langsung lemas tak bertenaga. Namun Anne yang sudah tak bisa menahan dirinya untuk tak pergi ke kamar mandi lebih lama berhasil mendorong kepala Jack menjauh dari dadanya. "Jack, I wanna pee."     

Jack tersenyum, ia kemudian menyibak selimut yang melingkupi tubuh Anne dan langsung meraih tubuh telanjang Anne dalam gendongan dan langsung bergegas menuju kamar mandi. Jack langsung menurunkan Anne di kloset dan tanpa rasa bersalah ia tetap berdiri dihadapan Anne.     

"Keluar, aku ingin buang air kecil Jack,"sengit Anne kesal sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.     

"Ya sudah, lakukan saja. Apa urusannya dengan aku keluar?"     

"Jack!!!"     

Jack terkekeh, ia kemudian berlutut tepat di hadapan Anne dan segera menurunkan kedua tangan Anne dari pundaknya. "Aku sudah melihat setiap inci dari tubuhmu, kenapa harus ditutupi lagi?"     

"Jack, ayolah. Aku hanya ingin buang air kecil, satu menit saja. Setelah itu kau bisa masuk lagi, please. Ayolah Jack, aku sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi."     

Jack menggelengkan kepalanya, ia pun kemudian langsung bangun dan bergegas keluar dari kamar mandi menuruti permintaan Anne. Setelah Jack menutup pintu kamar mandi Anne langsung mengeluarkan isi kantung kemihnya, ia terlihat lega sekali dan langsung menekan flush untuk membuang semua air seninya bersama air toilet. Baru saja Anne akan bangun dari toilet duduk tempatnya berada tiba-tiba Jack sudah masuk kembali ke dalam kamar mandi dalam keadaan telanjang sama seperti Anne.     

"Jack!!"     

"Apa? Aku juga ingin mandi, memangnya ada yang salah?"tanya Jack dengan arogan.     

"Kau bisa mandi setelah aku, kenapa harus..awww…"     

Plak     

Sebuah tamparan mendarat di bokong Anne tak lama setelah Jack menggendongnya seperti karung beras.     

"Jack!!"     

Jack terkekeh. "Jangan pancing aku sayang, lebih baik kita mandi dengan baik."     

Wajah Anne memerah, ia benar-benar malu diperlakukan seperti itu oleh Jack. Akan tetapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena perkataan Jack terlalu menakutkan. Anne pun hanya bisa pasrah saat dibawa Jack menuju bathtub, begitu Jack masuk ke dalam bathtub ia langsung menurunkan Anne secara hati-hati dan membuatnya kini berhadapan dengannya dengan tubuh yang masih menempel.     

"Aku mencintaimu Anne."     

"Aku tahu."     

Jack membasahi bibirnya menggunakan lidah, ia benar-benar dibuat gemas oleh tingkah sang istri. "Bukan itu jawaban yang aku mau, Mommy."     

"Jack…"erang Anne, berusaha mendorong Jack. Namun gagal karena Jack menahannya dengan kuat.     

"I want you…"     

"Again??"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.