I'LL Teach You Marianne

The biggest hope



The biggest hope

0Christian seperti sadar akan segera berpisah dengan mama dan papanya, sejak bangun tidur ia tak mau lepas dari gendongan Linda ataupun Paul. Diasuh sejak kecil membuat Christian memiliki ikatan yang tak terdefinisikan dengan Linda dan Paul, begitu juga sepasang suami istri itu. Mereka berdua yang sebenarnya berat berpisah dengan Christian terlihat beberapa kali mengangkat wajahnya ke langit-langit kamar, menahan air mata agar tidak menetes. Mereka tak mau jika Christian melihat mereka menangis.     

"Kenapa ada dua koper, memangnya kita mau pergi kemana? Apa kita hanya pergi bertiga saja? Lalu bagaimana dengan Mommy apa Mommy tidak diajak, kasihan Mommy kalau tidak diajak mama. Nanti Mommu akan sedih dan menangis." Christian terus berbicara mengomentari keberadaan 2 koper besar yang sudah ada di dalam kamar hotel mereka.     

Tadi pagi sebelum Christian bangun, Paul sudah pulang ke rumah dan berkemas. Paul menyiapkan semua keperluan pribadinya dan Linda, termasuk berkas-berkas penting yang selama bertahun-tahun ini mereka dapatkan dari beberapa dokter kandungan di London ataupun di Aberdeen. Paul dan Linda akan menjalani program hamil di rumah sakit keluarga Clarke di Luksemburg yang dipimpin oleh dokter Caitlyn, setelah mengetahui kalau Linda kesulitan hamil karena masalah fertilitasnya yang kurang baik, Jack langsung memberikan penawaran kepada Paul untuk melakukan rangkaian program hamil di rumah sakitnya secara gratis. Awalnya Paul menolak karena tahu apa yang harus ia serahkan jika menerima tawaran dari Jack, ia tak mau berpisah dengan Christian. Namun setelah berunding selama semalam suntuk dengan Linda akhirnya Paul memutuskan untuk menerima tawaran yang diberikan oleh Jack, yang saat itu disampaikan oleh Erick.     

Begitu Paul dan Linda setuju pihak rumah sakit di Luksemburg langsung menyiapkan segala sesuatunya, mereka bahkan sudah menyiapkan satu kamar khusus untuk Paul dan Linda tempati selama program hamil itu berlangsung. Jack sengaja memberikan penawaran itu kepada Linda dan Paul karena merasa kasihan kepada sepasang suami istri yang sudah menikah lebih dari 4 tahun itu dan belum dikaruniai anak, Jack merasa iba kepada keduanya. Meskipun mereka selama ini bahagia dengan kehadiran Christian namun Jack sadar bahwa kebahagiaan suami istri itu belum sempurna, apalagi sebentar lagi mereka akan segera dipisahkan dari Christian. Karena itulah Jack memutuskan untuk membantu keduanya agar mendapatkan Christiannya sendiri, Jack yakin dengan semua teknologi yang dimiliki rumah sakitnya serta para dokter handal yang ia pekerjakan, Linda bisa mengandung seorang bayi sehat dan sempurna yang selama ini mereka idam-idamkan. Jack melakukan itu semua sebagai ucapan terima kasihnya karena sudah menjaga anak dan istrinya.     

"Baby, boleh Papa bertanya sesuatu padamu?"tanya Paul lembut pada Christian yang berada dalam pelukan Linda.     

Christian mengangkat wajahnya. "Boleh, memangnya Papa mau bertanya apa?"     

"Apa Christian sayang pada Papa?"     

"Of course i love you papa."     

"Lalu bagaimana dengan Mama?"     

"Of course I love too. Why are you asking me like that?"     

Paul tersenyum tulus, ia kemudian mencium pucuk kepala Christian. Bayi yang dua tahun lalu masih sebesar tangannya kini sudah tumbuh besar dan sehat, kedua matanya pun langsung berkaca-kaca saat mengingat masa-masa indah ketika membesarkan Christian.     

"Kalau Mama dan Papa punya baby, apa Christian akan marah?"tanya Paul kembali.     

Christian memiringkan kepalanya, ia pun langsung menoleh ke arah Linda yang sedang memeluknya erat. "Mama, apa aku akan punya adik?"     

Linda mengangguk pelan. "Iya sayang, Christian akan menjadi seorang kakak."     

Mendengar perkataan sang mama Christian langsung minta diturunkan, begitu kedua kakinya menyentuh lantai Christian langsung melompat-lompat kegirangan sambil berteriak keras.     

"Yess i have a little brother, I'm a big brother now...yeaaa yeaaa...i'm a big brother…"     

Christian terus mengucapkan kalimat itu sambil melompat kegirangan, anak polos itu sangat senang akan mendapatkan seorang adik walaupun kenyataannya adik yang disebut oleh mama dan papanya itu belum hadir di dunia. Namun tetap saja Christian sudah sangat bahagia, ia senang karena akan segera mendapatkan teman bermain yang baru sehingga ia tidak kesepian lagi saat berada di rumah.     

Melihat sikap Christian yang sangat girang seperti itu Erick langsung mengeluarkan ponselnya, ia kemudian mengambil video tingkah menggemaskan Christian. Sementara Nicholas hanya tersenyum saja disamping Erick.     

"Jadi Mama dan Papa akan pergi menjemput adik? Tanpa aku? Tanpa Mommy? Kenapa hanya pergi berdua?"     

Linda meraih tubuh kecil Christian untuk dibawa ke dalam pelukannya. "Mama dan Papa tidak akan lama, lagi pula saat ini sudah ada Daddy yang menemani Christian. Jadi kalau misalkan Christian ingin pergi ke suatu tempat, Christian tinggal minta saja pada Daddy. Daddy pasti akan mengabulkan permintaan Christian."     

"Iya tapi kenapa kalian harus pergi berdua? Kenapa kita tak pergi bersama-sama saja,"sahut Christian merajuk.     

"Kalau kita pergi beramai-ramai nanti adik kecilnya tidak akan datang, karena itu hanya Mama dan Papa saja yang harus pergi. Jadi Christian menunggu saja di rumah, menyiapkan kedatangan adik kecil,"ucap Linda lembut sambil membelai rambut Christian.     

Christian terdiam, ia kemudian menoleh ke arah sang papa meminta penjelasan. Paul yang sudah paham dengan arti tatapan Christian kemudian memberikan kecupan sayangnya di kening Cristian. "Nanti setelah adik kecil datang, Mama dan Papa akan langsung pulang. Christian tak usah khawatir."     

"Memangnya berapa jam adik kecil akan datang?"     

Paul terkekeh mendengar pertanyaan dari anak menggemaskan itu. "Secepatnya, yang jelas kalau adik kecil sudah datang maka papa akan naik roket untuk pulang dan menemui Christian."     

Mendengar perkataan sang papa membuat Christian tertawa lebar. "Memang Papa bisa naik roket?"     

"Tentu saja bisa, apa yang Papa tidak bisa,"jawab Paul dengan cepat sambil berpose layaknya pahlawan dengan posisi tangan kanan ke atas dan tangan kiri terkepal di sisi tubuhnya.     

Tawa Christian semakin lebar saat melihat tingkah sang papa, ia senang karena melihat papanya berakting seperti superhero favoritnya di saluran TV kabel yang sering ditonton setiap hari ketika akan tidur. Linda menyeka air mata harunya melihat tingkah Christian, sesaat lagi ia harus rela menahan rindu karena harus berpisah dengan Christian yang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya itu.     

Karena waktu keberangkatan mereka ke Luksemburg semakin dekat akhirnya Erick meminta Paul dan Linda benar-benar berpamitan pada Christian, pilot pesawat jet yang akan membawa mereka ke Luksemburg sudah sampai di bandara. Dengan air mata yang membasahi pipinya Linda memberikan ciuman dan pelukan terakhir pada Christian, begitu juga Paul.     

"Tolong sampaikan salamku pada Anne, mintakan maaf padanya karena aku tak berpamitan,"ucap Linda pelan pada Nicholas yang sedang menggendong Christian.     

"Tentu saja, saya akan menyampaikan pesan anda pada Nyonya Anne."     

Linda tersenyum. "Terima kasih Nicholas, jaga Christian dengan baik ya. Dia adalah kesayanganku, jaga dengan baik jangan sampai ia menangis. Karena jika itu terjadi maka kau akan berhadapan denganku."     

Nicholas terkekeh mendengar perkataan Linda, tak lama kemudian ia menggerakan tangan Christian pada Linda dan Paul yang akan masuk kedalam mobil. Christian yang tak tahu akan berpisah lama dengan mama dan papanya nampak bahagia sekali, dijanjikan akan segera memiliki adik membuatnya senang dan sangat bersahabat.     

Di dalam mobil Paul mencengkram tangan Linda yang masih menatap Christian meski mobil yang ia naiki semakin menjauh dari hotel. "Kita pasti berhasil kali ini, Linda. Percayalah."     

Linda tersenyum dan menyeka air matanya. "Iya Paul, aku percaya. Tuhan pasti akan mengabulkan doa-doa yang selama ini kita panjatkan siang dan malam."     

Dari bangku depan Erick tersenyum mendengar percakapan sepanjang suami istri itu, ia pun mempercepat laju mobilnya menuju bandara.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.