I'LL Teach You Marianne

Kalah sebelum perang



Kalah sebelum perang

0Sreeetttt….     

Jack langsung melepaskan earpiece yang terpasang di telinganya saat mendengar suara sobekan yang cukup keras.     

"Shit...apa yang sedang ia lakukan di…"     

Perkataan Jack terhenti saat mendengar suara langkah sepatu wanita yang sedang mendekat ke arahnya, seketika Jack menoleh ke arah sumber suara dan terkejut saat melihat Anne. Pandangannya langsung tertuju pada belahan di dress yang Anne gunakan, belahan dengan panjang sampai paha itu semakin membuat Anne terlihat cantik. Dan sebenarnya Anne menyesali perbuatannya itu karena saat ini ia justru terlihat semakin menggairahkan dengan keberadaan belahan yang ia buat sendiri itu.     

Nicholas menghentikan langkahnya saat sudah sampai di hadapannya Jack, ia menundukkan kepalanya memberi penghormatan pada Jack.     

"Ok, kau boleh pergi Nick."     

Nicholas tak berbicara merespon perkataan Jack, ia hanya kembali memberikan bahasa tubuhnya sebelum akhirnya pergi dari tempat itu. Membiarkan sang tuan bersama istrinya.     

"Kemarilah,"ucap Jack pelan sambil mengulurkan tangannya pada Anne.     

Anne yang sudah kesal tak menghiraukan uluran tangan suaminya, ia justru kembali berjalan dan duduk di kursi yang sudah disiapkan. Diabaikan seperti itu oleh Anne tak membuat Jack marah, ia justru tersenyum. Kecantikan Anne malam ini membuat suasana hatinya semakin berbunga.     

"Katakan apa maksudmu melakukan ini semua?" Anne langsung mengeluarkan pernyataan yang sejak tadi ia tahan.     

Jack yang baru saja menyentuh kursinya dan belum sempat duduk tersenyum mendengar pertanyaan dari wanita yang sangat ia rindukan itu. "Aku belum duduk Anne, apakah pantas kita memulai pembicaraan disaat lawan bicara kita masih berdiri?"     

"Ck...kau memang pandai bersilat lidah sejak dulu,"sahut Anne ketus.     

Jack tersenyum saat duduk di kursinya. "Terima kasih, aku anggap itu sebuah pujian."     

"Dasar gila."     

Senyum Jack semakin lebar saat disebut gila oleh Anne, tak ada sedikitpun kemarahan yang terlihat di wajahnya. Dengan tenang Jack meraih gelas berisi wine di hadapannya dan menenggaknya sedikit tanpa menawari Anne, karena sebenarnya pun percuma karena Anne tak akan bisa minum. Wanita itu tak bisa menyentuh alkohol dan..tunggu. Anne meraih botol wine dan langsung menuang isinya ke dalam gelas kosong miliknya dan langsung menenggaknya sampai habis, damn. Sejak kapan Anne bisa minum!     

"Kenapa? Heran melihatku minum?"     

Jack menyipitkan kedua matanya. "Sejak kapan kau bisa minum?"     

"Bukan urusanmu, lebih baik cepat jawab pertanyaanku tadi. Apa maksudmu melakukan ini semua? Apa yang kau inginkan? Apa yang kau lakukan dulu belum cukup membuatmu puas? Sehingga saat ini kau kembali datang dan mengacak-acak hidupku lagi?" Anne memberondong pertanyaan pada Jack.     

Jack bersiap membuka mulutnya akan tetapi ucapannya tertahan karena ada beberapa orang pelayan datang membawa makan malam mereka, Anne sendiri langsung meletakkan gelas wine yang masih ia pegang ke atas meja dan menyandarkan tubuhnya ke kursi memperhatikan para pelayan bekerja dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Melihat sikap Anne yang sangat berbeda dengan Anne yang tiga lalu Jack tersenyum, istrinya sudah semakin dewasa dan semakin pintar membawa diri. Setelah tiga menit berlalu saat ini di atas meja mereka sudah terhidang steak daging sapi berkualitas tinggi yang aromanya langsung membuat cacing-cacing dalam perut Anne bereaksi, ia lapar karena sejak siang belum makan apapun. Memikirkan keberadaan Christian membuat Anne tak merasakan lapar dan saat ini ia berusaha tenang, menahan rasa laparnya yang tiba-tiba datang karena steak sialan yang ada di hadapannya.     

"Lebih baik kita makan terlebih dahulu, rasa steak ini akan berkurang saat sudah dingin,"ucap Jack pelan sambil meraih pisau dan garpu di samping piring.     

Anne masih tak menurunkan tangannya, pandangannya juga masih tertuju pada Jack. "Kenapa kau suka sekali membuang waktu Jack, cepat katakan langsung ke inti atau katakan dimana Christian. Aku akan membawa pulang anakku dari hotel ini."     

"Jangan lupa Anne, Christian juga putraku,"sahut Jack santai sambil memasukkan potongan daging ke mulutnya.     

Anne menggeram. "Jangan mengakui apa yang bukan menjadi milikmu Jack, Christian adalah.."     

"Dia anakku Anne, dia bukan barang yang bisa dipindah tangankan kepemilikannya. Jaga ucapanmu!"Jack memotong perkataan Anne dengan suara meninggi.     

Anne menipiskan bibirnya, ia sudah tak lagi takut mendengar suara teriakan Jack seperti itu. Hatinya sudah beku saat ini sehingga tak lagi merasakan sakit atas perbuatan atau perkataan Jack.     

"Kau sudah terlambat mengakui Christian sebagai anakmu Jack, sejak malam itu kau mengusirku Christian sudah menjadi milikku seutuhnya. Jadi jangan menjadi pahlawan kesiangan seperti ini, datang secara tiba-tiba lalu memberikan semua kesenangan dan kemewahan pada putraku. Kau tak memerlukan itu Jack, karena aku bisa melakukannya sendiri. Aku sudah terbiasa mengurus putraku tanpa bantuanmu, jadi jangan campuri urusanku,"ucap Anne tanpa jeda, nafasnya naik turun saat berbicara menunjukkan rasa kemarahan yang besar pada pria yang ada di hadapannya. Anne seolah menegaskan secara terang-terangan pada Jack kalau ia dan Christian tak membutuhkannya.     

Jack menelan daging yang belum sempurna terkunyah setelah Anne selesai bicara, perlahan ia meraih sapu tangan yang ada di sampingnya dan menyeka bibirnya dengan lembut.     

"Ok, kalau itu maumu maka jangan salahkan aku jika aku melakukan cara kasar. Aku akan memperjuangkan hak asuh atas Christian di pengadilan, kita lihat siapa yang menang."     

Brak     

Anne memukul meja menggunakan kedua tangannya dengan kuat.     

"Baik, aku tunggu panggilan dari pengadilan secepatnya kalau begitu, Tuan Clarke,"jawab Anne tenang menantang Jack.     

Selepas bicara seperti itu Anne lalu bangun dari kursi dan bergegas pergi dari hadapan Jack. Akan tetapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat banyak sekali pria berpakaian serba hitam di hadapannya, menghadang langkahnya. Anne lupa kalau dihadapannya saat ini bukankah bodyguard biasa, mereka adalah the warrior para pembunuh bayaran yang sangat tunduk pada Jack dan akan melakukan semua perintah Jack.     

"Aku kira kau sudah semakin pintar Anne tapi ternyata tidak,"ucap Jack pelan sambil tersenyum.     

Anne yang kesal langsung menoleh ke arah Jack. "Apalagi yang kau inginkan? Pembicaraan kita sudah selesai, kau ingin bertemu di pengadilan bukan? Ok aku layani, lalu apa lagi yang aku inginkan?"     

"Melayani aku...hmmm akan kupertimbangkan."     

"Jangan mengalihkan pembicaraan Jack!!"jerit Anne keras.     

Jack terkekeh geli melihat Anne marah, ia memang sengaja melakukan itu untuk menggoda istrinya.     

"Kau lupa Anne, kita belum bercerai jadi kita tak bisa saling menuntut. Namun aku akan tetap jadi pemenangnya jika kita bertaruh di meja hijau, kau tahu kenapa? Karena aku bisa menuntutmu atas apa yang kau lakukan selama ini, aku adalah ayah kandung Christian yang sah dimata hukum dan agama tapi kenapa kau tak memberikan nama belakangku pada Christian? Kenapa kau malah menggunakan nama belakang ayahmu pada anakku?"     

Anne membeku, ia tak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan Jack padanya. Sebuah pertanyaan yang sama sekali tak ia perhitungkan.     

Melihat Anne tak berbicara Jack tersenyum samar, perlahan ia bangun dan berjalan mendekati Anne yang berada dua meter darinya. Saat sudah sampai di hadapan Anne, Jack lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Anne dan menarik Anne ke arahnya sehingga tubuh keduanya saling menempel.     

"Aku sudah bilang sejak awal, kau dan Christian akan kembali padaku. Jadi jangan melawan dan sekarang lebih baik kita lanjutkan makan malam kita, karena aku lapar sekali apalagi melihatmu yang.."     

Anne mendorong Jack sekuat tenaga sehingga Jack akhirnya melepaskan pelukannya.     

"Aku membencimu Jack!"ucap Anne kesal.     

Jack terkekeh. "Ok aku terima, tapi aku bisa pastikan kalau rasa bencimu itu akan segera hilang."     

Anne tak menghiraukan perkataan Jack, ia lebih memilih untuk duduk di kursinya lagi dan langsung mengiris daging steak diatas piringnya dengan kasar. Melihat apa yang dilakukan sang istri Jack menggelengkan kepalanya, ia semakin gemas pada Anne yang tak berubah.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.